Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

ANALISIS BIAYA BERDASARKAN PERSEPSI RUMAH SAKIT PADA PENDERITA PARKINSON DI RSUD Dr. M. ASHARI PEMALANG Khairunnisa, Fatina Adila; Fatkhiya, Musa Fitri
JFM (Jurnal Farmasi Malahayati) Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v7i1.13293

Abstract

Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif progresif kronik yang disebabkan oleh hilangnya neuron dopaminergik. Parkinson tidak dapat disembuhkan dan hanya dapat dikontrol dengan obat sehingga menjadi tantangan kepada pasien dan keluarga untuk mengeluarkan biaya pengobatan rutin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya berdasarkan persepsi rumah sakit pada pasien parkinsol.  Jenis penelitian ini adalah non-eksperimental dengan pengambiland ata secara retrospektif. Teknik pengambilan data menggunakan Teknik purposive sampling dengan menggunakan data biaya akuntansi pada rawat jalan pada penderita parkinson periode Januari-Juni 2023 di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. Hasil dianalisis menggunakan Microsoft Excel untuk melihat besarnya atau rata-rata biaya berdasarkan persepsi rumah sakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen biaya terbesar adalah kategoroi biaya pengobatan sebesar Rp. 7.623.587 (76%) dengan rata-rata Rp. 136.135. Rata-rata biaya pada pasien BPJS PBI sebesar Rp 187.775 dan non PBI sebesar Rp. 176.479,43. Kesimpulan diperoleh kategori biaya terbesar berdasarkan persepsi rumah sakit adalah biaya pengobatan
Kajian Administratif, Farmasetis dan Klinis Resep Pasien Ispa di RSUD Bendan Kota Pekalongan Eni Hafidzah; Musa Fitri Fatkhiya
DIAGNOSA: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 3 (2023): Agustus : Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/diagnosa-widyakarya.v1i3.1079

Abstract

ARI is an acute respiratory infection that affects one or more parts of the respiratory system. The high prevalence and risk factors in the prescription of ARI patients need to be considered in the completeness of the prescription and the provision of appropriate drugs to increase the effectiveness of treatment therapy. The purpose of this study was to determine the suitability of prescribing ARI patients aged 0-12 years administratively, pharmaceutically, and clinically based on PMK No. 72 of 2016. This type of research is descriptive observational and retrospective data collection. The sample used was the prescription of ARI patients at Bendan Hospital who met the inclusion criteria for the period April-May 2023, totaling 25 prescription sheets. The sampling technique used total sampling technique. The results showed that in administrative aspects including patient name, gender, age, address, doctor's name, SIP, telephone number, doctor's address, doctor's signature, prescription date was fulfilled 100% and body weight was fulfilled 92%. The pharmaceutical aspects include the name of the drug, dosage form, dosage strength, drug dosage, amount of drug, rules of use and how to use are fulfilled 100%. Clinical aspects include 100% indication accuracy, 100% dose accuracy and 52% drug interactions. It can be concluded that the suitability of prescribing ARI patients for children aged 0-12 years is administratively 100%, pharmaceutically 92%, and clinically 48%.
Analisis Biaya Berdasarkan Persepsi Pasien Pada Penderita Parkinson Di Rsud Dr. M. Ashari Pemalang istiana, istiana; Musa Fitri Fatkhiya; Gita Ulistanti
Jurnal Mahasiswa Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2024): Januari : Jurnal Mahasiswa Ilmu Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/jumkes.v2i1.768

Abstract

Parkinson adalah penyakit neurodegenerative jangka panjang yang ditandai dengan gangguan pergerakan, dan tremor saat istirahat. Penyakit parkinson belum bisa disembuhkan dan hanya bisa di lakukan penanganan menggunakan obat dan terapi. Pengobatan yang dilakukan jangka panjang akan mempengaruhi pasien secara ekonomi secara langsung. Selain biaya yang dikeluarkan untuk obat, pasien Parkinson juga dapat kehilangan produktivitas karena meninggalkan pekerjaan akibat gejala dari penyakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis biaya berdasarkan persepsi pasien penderita parkinson yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya pengobatan sedangkan biaya tidak langsung terdiri dari biaya hilangnya produktivitas. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional dengan pengambilan data dari rekam medik dan wawancara kepada pasien. Data dianalisis untuk melihat besar atau rata-rata biasa langsung yaitu biaya medis langsung maupun non medis langsung dan biaya tidak langsung yaitu hilangnya produktivitas. Hasil penelitian ini adalah terdapat 23 sampel yang terdiri dari laki-laki 70% atau sebanyak 16 orang dan Perempuan sebesar 30% atau sebanyak 7 orang. Biaya medis langsung dengan komponen biaya tertinggi adalah biaya pemeriksaan dengan rata-rata Rp. 12.130, biaya obat rata-rata Rp. 64.503, biaya asuhan perawat rata-rata Rp. 64.500. Biaya non medis langsung dengan komponen biaya tertinggi yaitu biaya transportasi rata-rata Rp. 20.652, biaya konsumsi rata-rata Rp. 16.965. Biaya tidak langsung pada jenis hilangnya produktivitas dengan rata-rata Rp. 1.388.894. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biaya medis langsung merupakan biaya tertinggi dibandingkan biaya non medis langsung dan biaya tidak langsung. Kata kunci: Analisis biaya, Parkinson, Persepsi pasien,
KARAKTERISTIK PASIEN PARKINSON DI RSUD DR. M. ASHARI PEMALANG Indriyani, Widya; fatkhiya, musa fitri
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 2, No 02 (2023): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v2i02.3772

Abstract

Latar belakang : Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif sistem saraf pusat yang melibatkan hilangnya neuron dopaminergik pada otak bagian tengah yang dapat ditandai dengan gejala motorik dan non-motorik. Di Indonesia pada tahun 2019 diperkirakan secara global menunjukkan lebih dari 8,5 juta orang menderita penyakit Parkinson. Stimulasi otak dalam dan terapi lain dapat membantu mengatasi tremor dan mengurangi kebutuhan akan obat-obatan. Penyakit Parkinson menyebabkan tingginya tingkat kecacatan dan kebutuhan akan perawatan.Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien Parkinson di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang.Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif observasional dengan metode retrospelif terhadap sampel pasien penderita Parkinson rawat jalan RSUD Dr. M. Ashari Pemalang pada bulan Januari hingga Juli 2023. Variabel penelitian pada penelitian ini adalah karakteristik pasien Parkinsom di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang yang meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, jenis pengobatan dan penyakit penyerta. Hasil karakteristik pasien Parkinson dianalisis menggunakan Microsoft Excel dalam bentuk persentase.Hasil : Pada penelitian yang dilakukan pada 55 pasien Parkinson, didapatkan hasil paling besar pada usia 55-65 tahun sebanyaak 23 orang (42%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 34 orang (62%), dengan pekerjaan paling banyak adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) 21 orang (38%), tingkat pendidikan paling banyak tidak tamat SD sejumlah 29 orang (53%), penyakit penyerta paling banyak Hipertensi sejumlah 24 orang (35%), dan jenis pengobatan paling banyak adalah kombinasi terapi antara Levopar + Triheksifenidil sebanyak 8 orang (43%).
Analisis Rasionalitas Penggunaan Obat pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSUD Bendan Fatkhiya, Musa Fitri; Ningrum, Dian Ayu
Jurnal Pharmascience Vol 11, No 2 (2024): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v11i2.17203

Abstract

Hipertensi merupakan suatu kejadian dimana terjadinya peningkatan tekanan darah yang merupakan salah satu penyebab kematian dini pada masyarakat di dunia yang semakin lama akan semakin meningkat. Penatalaksanaan obat yang rasional pada pasien hipertensi dilakukan karena diketahui bahwa sebanyak lebih dari 50% obat diresepkan, diracik, ataupun dijual secara tidak rasional. Penelitian ini bertujuan mengetahui rasionalitas penggunaan obat antihipertensi di instalasi rawat jalan RSUD Bendan dimana meninjau dari segi tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat pasien. Penelitian ini menggunakan metode descriptif non eksperimental untuk mengetahui rasionalitas penggunaan obat antihipertensi dengan pengumpulan data secara retrospektif. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, sampel yang digunakan adalah semua pasien hipertensi di instalasi rawat jalan RSUD Bendan Pekalongan periode Juni-Agustus 2022. Hasil penelitian ini diperoleh 41 sampel rekam medis pasien hipertensi. Analisis rasionalitas yang dilakukan meliputi tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat dan tepat dosis. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa rasionalitas penggunaan obat antihipertensi berdasarkan tepat indikasi 100%, tepat pasien 100%, tepat obat 98%, dan tepat dosis 100% pasien telah mendapatkan pengobatan antihipertensi yang rasional. Kata Kunci: Antihipertensi, Hipertensi, Tepat Obat, Tepat Indikasi, Tepat Dosis Hypertension is an event where there is an increase in blood pressure which is one of the causes of premature death in people in the world which will increase over time. Rational drug management in hypertensive patients is carried out because it is known that more than 50% of drugs are prescribed, compounded, or sold irrationally. This study aims to determine the rational use of antihypertensive drugs in the outpatient installation of Bendan Hospital which reviews in terms of the right indication, right drug, right dose, right patient. Study uses a descriptive non-experimental method to determine the rational use of antihypertensive drugs with retrospective data collection. Sampling using total sampling technique, the samples used were all hypertensive patients in the outpatient installation of Bendan Pekalongan Hospital in the June-August 2022. Results of this study obtained 41 samples of medical records hypertensive patients.  The rationality analysis carried out includes the right indication, the right patient, the right drug and the right dose. The results of this study concluded that the rational use of antihypertensive drugs based on the right indication 100%, the right patient 100%, the right drug 98%, and the right dose 100% of patients have received rational antihypertensive treatment.
PENGETAHUAN OBAT JAMU HERBAL SEBAGAI PEREDA NYERI HAID (DISMENORE) PADA REMAJA PEREMPUAN DI PANTI ASUHAN ARROBITOH PEKALONGAN Fatkhiya, Musa Fitri; Walid, Muhammad; Mahbub, Khafid
BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2025): BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Januari 2025
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/95b3fx98

Abstract

Kelurahan pekajangan kabupaten pekalongan memiliki banyaknya penderita penyakit kolesterol terutama ibu-ibu, dibuktikan dengan survei dari posyandu lansia di kelurahan pekajangan dengan nilai 20% dari ibu-ibu usia 40-60 tahun menderita penyakit kolesterol. Penyakit kolesterol dapat diatasi dengan pengobatan alami yang dapat diperoleh dari berbagai tanaman, salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk terapi kolesterol adalah tanaman secang. Perlunya pemanfaatan tanaman tersebut terutama sebagai terapi alami antikolesterol. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu berbentuk penyuluhan dan pelatihan pembuatan wedang secang dari tanaman secang kepada masyarakat. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa masyarakat dapat mengetahui cara pembuatan wedang secang. Selain itu, terdapat peningkatan pengetahuan dari para peserta pengabdian kepada masyarakat berkaitan dengan pengelolaan tanaman obat berupa secang menjadi minuman wedang secang sebagai terapi alami antikolestrol.
Karakteristik Kejadian ADRs Pada Penggunaan Antibiotik Beta-Laktam di RSUD Bendan Kota Pekalongan: Characteristic of The Incidence of ADRs in The Use of Beta-Lactam Antibiotics at Bendan Hospital, Pekalongan City Muna, Asti; Musa Fitri Fatkhiya
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 3 No 02 (2024): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v3i02.5507

Abstract

Kejadian Adverse Drug Reactions (ADRs) merupakan permasalahan yang terjadi pada penatalaksanaan terapi yang memberikan dampak merugikan dimana kejadian ini membuat efek terapeutik menjadi tidak maksimal bahkan dapat berujung pada kematian. Salah satu obat yang menyebabkan ADRs paling banyak pada beberapa kasus adalah antibiotik beta-laktam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kejadian ADRs pada pasien yang menggunakan antibiotik beta-laktam di RSUD Bendan selama bulan November 2024. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional non eksperimental dengan rancangan cross sectional, secara prospektif. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi. Variabel penelitian ini adalah karakteristik kejadian ADRs pada pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, antibiotik penyebab ADRs, obat untuk mengatasi ADRs, durasi waktu penggunaan, dan biaya medis langsung. Subjek penelitian dilakukan wawancara dan diberikan kuisioner algoritma Naranjo serta formulir MESO untuk mengetahui skala probabilitas ADRs dan manifestasi klinis yang timbul. Data karakteristik dianalisis menggunakan Microsoft Excel yang disajikan secara deskriptif dalam bentuk persentase. Hasil penelitian didapatkan dari 30 responden yang menggunakan antibiotik beta-laktam, sebanyak 9 orang (30%) mengalami kejadian ADRs dan sebanyak 21 orang (70%) tidak mengalami kejadian ADRs. Karakteristik kejadian ADRs pada pasien yang paling banyak pada usia >50 tahun (55,56%), berjenis kelamin perempuan (66,67%), pendidikan terakhir tingkat SD (44,44%), pekerjaan IRT (33,33%), antibiotik cefixime penyebab ADRs (88,89%), durasi penggunaan selama 5 hari (88,89%), dan biaya medis langsung < Rp50.000 (66,67%). Hasil skoring Naranjo dari 30 responden menunjukkan skala interpretasi doubtful (3,33%), possible (66,67%), probable (16,67%), dan definite (13,33%). Manifestasi klinis kejadian ADRs penggunaan antibiotik beta-laktam yang dilaporkan berupa mual, sakit, perut, gatal pada kulit, bintik pada kulit, sembelit, dan pusing. Kata kunci: Antibiotik beta-laktam, Karakteristik, Kejadian ADRs, Algoritma Naranjo
HUBUNGAN KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN ADVERSE DRUG REACTIONS (ADRS) PADA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BETA-LAKTAM DI RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN Fatina, Naila; Musa Fitri Fatkhiya
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 3 No 02 (2024): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v3i02.5516

Abstract

Background: Beta-lactam antibiotics are one of the most common drugs to treat bacterial infections. Although effective, the use of these antibiotics can cause Adverse Drug Reactions (ADRs), potentially affecting patient compliance with treatment. Non-adherence in the use of antibiotics can have a negative impact on therapeutic outcomes, including an increased risk of ADRs. Objective: The research aims to determine the relationship between compliance and the incidence of ADRs in the use of beta-lactam antibiotics at Bendan Hospital, Pekalongan City. Method: This research used prospective method (Cohort). The sampling technique used was non probability sampling with purposive sampling method, where samples were taken from outpatients who used beta-lactam antibiotics at Bendan Hospital, Pekalongan City period November. Data were collected through structured interviews and MMAS-8 questionnaires to assess the level of patient compliance and Naranjo Algorithm questionnaires to assess the incidence of ADRs. After data collection, the data were analyzed using SPSS software with chi-square test to determine the relationship between compliance and the incidence of ADRs. Result: The results showed that there were 30 patients using beta-lactam antibiotics with 9 patients who experienced ADRs. The results of the Naranjo Algorithm questionnaire obtained were respondents with a degree of certainty of highly probable 6 respondents (20%), probable 3 respondents (10%), possible 9 respondents (63.3%), and doubtful 2 respondents (6.7%). The most common form of manifestation of ADRs was skin rash as many as 3 respondents (33.3%). While the results of the compliance questionnaire obtained 22 respondents in the high category (73.3%), 8 respondents in the medium category (26.7%), and 0% in the low category. The results of the analysis of the relationship between compliance with the incidence of ADRs on the use of beta-lactam antibiotics obtained a ρ-value of 0.305> 0.05 which indicates there is no relationship between compliance with the incidence of ADRs on the use of beta-lactam antibiotics. Conclusion: There is no association between compliance and the incidence of ADRs in the use of beta-lactam antibiotics Keywords: ADRs; Beta-lactam antibiotics; Adherence.
Gambaran Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan Musa Fitri Fatkhiya; Heni Rahmawati
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 2: Januari 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i2.1234

Abstract

Salah satu Standar Minimal Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah waktu tunggu. Waktu tunggu berpengaruh pada kualitas pelayanan dan kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit dengan jenis pelayanan farmasi gambaran waktu tunggu pasien rawat jalan di RSUD Kraton Pekalongan. Penelitian in merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Waktu penelitian yaitu pada bulan Juli 2022. Waktu tunggu pelayanan resep meliputi resep obat jadi dan obat racikan kemudian dilakukan persentase kesesuaian dengan SPM kategori lama waktu tunggu pelayanan resep poli dalam, jiwa, syaraf, anak, paru dan jantung. Jumlah resep yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 8.336 lembar resep merupakan resep obat jadi atau non racikan. Rata-rata waktu tunggu untuk resep racikan yaitu 20,22 menit dan resep non racikan yaitu 9,91 menit. Dapat disimpulkan bahwa pelayanna resep di RSUD Kraton sudah sesuai dengan standar pelayanan minimal yang di persyaratkan oleh Kepmenkes No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Penggunaan Obat Hipertensi Di Puskesmas Buaran Kota Pekalongan Periode Juli Tahun 2022 Bellia Irawan; musa fitri fatkhiya
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 6: Mei 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i6.1625

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikontrol dan membutuhkan pengobatan dalam jangka panjang bahkan seumur hidup. Setiap tahun prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologi dengan pemberian obat antihipertensi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaan obat hipertensi yang diberikan untuk pasien hipertensi di Puskesmas Buaran Pekalongan. Penelitian ini merupakan penelitian studi deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 79 lembar resep. Data dihitung presentase dengan menggunakan miscrosoft office excel. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik berdasarkan penggunaan obat di Puskesmas Buaran Kota Pekalongan adalah Amlodipine 5 mg sebanyak 76 resep (96,2%), Nifedipine 10mg sebanyak 2 resep (2,6%) dan Furosemide 40mg sebanyak 1 resep (1,2%). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat antihipertensi yang paling tinggi adalah obat Amlodipine sebanyak 76 resep (96,2%).