Claim Missing Document
Check
Articles

Simulasi Monitoring Remaining Cycles Category Life Limited Part CFM56 Untuk Perencanaan Shop Visit Endah Yuniarti; Mufti Arifin; Borris Y Maningka
Jurnal Teknologi Kedirgantaraan Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jtk.v3i1.215

Abstract

Batas umur pemakaian setiap komponen life limited part (LLP) engine pesawat terbang bervariasi. Maka dari itu perlu adanya suatu monitoring untuk mengetahui sisa umur komponen agar tidak terlewat atau melebihi batas umur pemakaian yang telah ditentukan oleh pabrik. Jika suatu komponen sudah mendekati batas umur yang telah ditentukan, maka komponen tersebut wajib untuk diganti dengan yang baru, walaupun secara visual kondisi komponen tersebut terlihat masih bagus atau layak. Untuk mempermudah monitoring maka perlu dibuatkan ilustrasi engine dan tiga warna dengan menggunakan rumusan microsoft excel serta ditambahkan minimum remaining agar jarak pada shop visit tidak terlalu dekat, sehingga bisa meminimalisir waktu dari sebuah perencanaan shop visit. Kelebihan dari program ini adalah dapat monitoring remaining (cycles) category pada tanggal yang ingin ditentukan, Program ini perlu diuji pada kondisi operasional maintenance. berdasarkan hasil analisis, rumusan microsoft excel dengan ditambahkan ilustrasi engine dan tiga warna serta minimum remainning dapat diuji dalam mempermudah suatu monitoring.   Life limit in every aircraft engine life limited part (LLP) component is varyated. Therefore, a monitoring is needed to determine life status of component in order to monitor life limit of component so they not exceed limit specified by manufacturer. If a component almost reach specified life limit, so that component must be replaced with new component, although visually that component still in good condition. In order to make monitoring easier engine illustration with 3 color created using Microsoft excel formula and minimum remaining added to make time between shop visit not too close, so time for shop visit planning can be minimalize. Advantage of this program is monitoring on remaining (cycle) category on specified date, and disadvantage of this program is needed to be tested in maintenance operational. According to analysis, microsoft excel formula with engine illustration with 3 color and minimum remaining can be examined in order to make monitoring easier.
Penggunaan Reliability Mapping pada Evaluasi Schedule Maintenance dan Unschedule Maintenance Mufti Arifin; Aprila Sakti K; Afid Nurul Anwar
Jurnal Teknologi Kedirgantaraan Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jtk.v3i2.221

Abstract

Pelaksanaan pemeliharaan (maintenance) untuk berbagai sistem pada pesawat terbang mutlak diperlukan untuk menjaga kondisi pesawat agar selalu siap dan  aman pada saat dioperasikan. Program pemeliharaan dapat dibagi menjadi pemeliharaan terjadwal (schedule maintenance) yang bersifat preventif untuk mencegah terjadinya kegagalan dan pemeliharaan tidak terjadwal (unscheduled maintenance) yang berisfat korektif untuk memperbaiki komponen yang gagal agar kembali pada kondisi awal. Pemeliharaan preventif dapat mempengaruhi kehandalan komponen. Reliability mapping adalah salah satu metode untuk memonitor pengaruh pemeliharaan preventif terhadap kehandalan melalui cara grafis. Penelitian ini akan menggunakan reliability mapping dalam bentuk Microsoft Excel untuk evaluasi pelaksanaan schedule dan unschedule maintenance. Pada Studi kasus update navigation data base metode reliability mapping dapat menunjukan maintenance tepat waktu atau tidak. Studi kasus main wheel dapat menunjukan posisi main wheel yang memiliki kecenderungan interval penggantian paling pendek. Pada studi kasus ignition menunjukan bahwa maintenance A-check mempengaruhi kehandalan komponen dan dapat mencegah terjadinya unschedule maintenance.   Implementation of maintenance for various systems on the aircraft must be performed to maintain aircraft condition always ready and safe during operation. Maintenance program can be divided into schedule maintenance as preventive maintenance that prevents the component failure and unscheduled maintenance as corrective maintenance to repair the failed components to the initial conditions. Preventive maintenance can affect the reliability of components. Reliability mapping is one method for monitoring the effect of preventive maintenance to reliability through a graphical analysis. This research using reliability mapping using Microsoft Excel to evaluate schedule and unscheduled maintenance implementation. Reliability mapping for navigation data base update could determine whether the update performed on time or overdue. Main wheel replacement analysis using reliability mapping could shows the main wheel position that has lowest average intervals. Analysis at ignition system shows that the A-check maintenance affect the reliability of components and could prevent un-schedule maintenance.
Analisis Pengurangan Emisi CO2 Pada Perkembangan Desain Pesawat Udara Mufti Arifin; Fara Vania Utami
Jurnal Teknologi Kedirgantaraan Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jtk.v4i1.228

Abstract

Kontribusi industri transportasi udara sebesar 2% dari emisi CO2 dunia memerlukan usaha penurunan emisi dari pengembangan desain pesawat udara. Penurunan emisi dapat dilakukan dengan menurunkan konsumsi bahan bakar pada desain yang lebih baru dari pengembangan desain pesawat terbang. Perbandingan data spesifikasi dari B737 familly dan A320 dilakukan pada penelitian ini untuk menentukan kontribusi teknologi material ringan dan teknologi engine pada penurunan emisi. Perkembangan generasi desain yang lebih baru dari pesawat pada kelas yang sama menghasilkan peningkatan berat kosong (Operating Empty Weight, OEW), MTOW (Maximum Take Off Weight), dan persentase OEW/MTOW dibandingkan pesawat generasi sebelumnya. Perhitungan perkiraan konsumsi bahan bakar dari pesawat B737-300 dan B737-700 menunjukkan penurunan emisi dipengaruhi oleh perkembangan teknologi engine yang lebih hemat bahan bakar daripada perkembangan teknologi material ringan pada struktur pesawat terbang. Efektifitas penurunan emisi dipengaruhi oleh jarak terbang pesawat.         Air transport industry has 2% contribution in CO2 emission need emission reduction effort from aircraft design improvement. Emission reduction could be done by decrease fuel consumption for next aircraft design. Aircraft specification data among B737 and A320 family was compared to determine contribution of light aircraft material technology and engine technology for emission reduction. Aircraft with newer design have higher Operating Empty Weight, Maximum Take Off Weight, and percentage of OEW/MTOW than older design. Fuel consumption estimation between B737-300 and B737-700 shown emission reduction more affected by Engine technology improvement that reduce fuel consumption rather than light material technology for airframe. Reduction of emission also affected by flight distance.
“OPTIMASI JARINGAN PADA PANGKALAN UDARA DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MINIMUM SPANNING TREE” Suwardi, Arie Prasetya; Mufti Arifin; Endah Yuniarti
Jurnal Teknologi Kedirgantaraan Vol 9 No 2 (2024): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jtk.v9i2.133

Abstract

Air Force Bases (Lanud) in Indonesia have a crucial role in maintaining national security and defense, especially in supporting the operations of the Indonesian Air Force. This study aims to find the Minimum Spanning Tree network between Air Force Bases (Lanud) in Indonesia using the Minimum Spanning Tree (MST) method. Minimum Spanning Tree (MST) is used to connect all Lanud. By using the Minimal Spanning Tree Method analysis, it can provide an optimal solution by producing a minimum total travel distance with a direct connection procedure at the points (nodes) on a network. Contributing positively to operational activity planning, more effective use of resources, and rapid response in emergency situations. The data used in this study are secondary data, namely data on the distance between 44 Lanud in Indonesia obtained from Google Earth. This data uses nautical miles units. The data obtained is represented in the form of a matrix and graph, then the parameters used are determined. After that, the data is analyzed using a minimum spanning tree. The results of the Minimum Spanning Tree analysis show that the optimum network connecting 44 Air Force Bases has a total distance of 6664 NM, which increases the efficiency, readiness, and flexibility of the TNI AU's operational planning in responding to emergency situations by each air force base optimally. Most TNI AU aircraft are able to travel the minimum spanning tree network with the longest distance from Halu Oleo Air Force Base to El Tari Air Force Base of 371 NM, except for the SA-330 Puma aircraft which can only travel 300 NM.
PENENTUAN MAINTENANCE NONDESTRUCTIVE TEST (NDT) DENGAN METODE MINIMUM SPANNING TREE wicaksono, Bayu; Mufti Arifin; Ayu Martina
Jurnal Teknologi Kedirgantaraan Vol 9 No 2 (2024): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jtk.v9i2.152

Abstract

Dalam industri penerbangan, pesawat seringkali mengalami kejadian tak terduga yang dapat menyebabkan kerusakan pada struktur pesawat, seperti akibat bird strike, foreign object debris (FOD), atau benturan dengan tangga pesawat. Untuk memastikan pesawat dalam kondisi laik terbang, dibutuhkan inspeksi tak terjadwal yang dilakukan oleh personel Non-Destructive Testing (NDT). Namun, keterbatasan fasilitas NDT di berbagai bandara memerlukan adanya jaringan pemeliharaan yang terintegrasi, di mana tidak semua bandara memiliki fasilitas ini. Jaringan NDT biasanya hanya tersedia di bandara yang menjadi hub pemeliharaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan titik hub dalam jaringan NDT yang dapat menghubungkan setiap bandara dalam jaringan hub and spoke untuk memastikan aksesibilitas inspeksi pesawat yang lebih efisien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spanning Tree untuk mensimulasikan pemilihan titik hub yang optimal berdasarkan jarak antar bandara. Penelitian ini menggunakan 20 bandara sebagai stasiun pemeliharaan dan 40 sisi penghubung antara bandara hub dan bandara spoke. Hasil simulasi menunjukkan bahwa tiga bandara yang terpilih sebagai titik hub optimal adalah Bandara Batam (dengan jarak optimal 1,109 NM), Bandara Jakarta (dengan jarak optimal 1,189 NM), dan Bandara Makassar (dengan jarak optimal 1,900 NM). Temuan ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan jaringan pemeliharaan NDT yang lebih efisien dalam memastikan kelayakan operasional pesawat. In the aviation industry, aircraft are often subjected to unexpected events that can cause damage to their structure, such as bird strikes, foreign object debris (FOD), or collisions with stairs. To ensure that an aircraft is airworthy, unscheduled inspections are conducted by Non-Destructive Testing (NDT) personnel. However, due to limited NDT facilities at various airports, there is a need for an integrated maintenance network, as not all airports have these facilities. NDT services are typically available only at airports that serve as maintenance hubs. The objective of this study is to determine the optimal hub locations within the NDT network that can connect all airports in a hub-and-spoke system, ensuring more efficient access to aircraft inspections. The method used in this study is the Spanning Tree algorithm to simulate the selection of optimal hub locations based on the distances between airports. The study utilizes 20 airports as maintenance stations and 40 connecting edges between hub and spoke airports. The simulation results indicate that the three optimal hub airports are Batam Airport (with an optimal distance of 1,109 NM), Jakarta Airport (with an optimal distance of 1,189 NM), and Makassar Airport (with an optimal distance of 1,900 NM). These findings can serve as a basis for the development of a more efficient NDT maintenance network to ensure aircraft operational readiness.  
Rancang Bangun Alat Peraga Ground Lock Main Landing Gear Fadli Hidirsyah; Mufti Arifin; Riskha Agustianingsih
Jurnal Teknologi Kedirgantaraan Vol 9 No 2 (2024): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jtk.v9i2.184

Abstract

The Landing gear is a critical component of an aircraft that supports its weight and absorbs shocks during takeoff and landing, as well as reduces air resistance during flight. The Ground Lock is a crucial part that locks the Landing gear in place when the aircraft is parked to ensure stability. For educational purposes, a practical and portable model has been created that resembles the actual Landing gear, with dimensions adjusted for classroom use (31.5 cm x 21.2 cm x 18.4 cm). This model uses flexible hydraulic hoses and medical syringes as hydraulic pumps, with a frame made of strong, lightweight, and transparent aluminum and acrylic. Testing of the model shows that this hydraulic system is effective in simulating the locking and releasing of the Landing gear, with a time of 8.49 seconds, although it can vary depending on the operator. The advantages of this model include ease of operation, availability of easily obtainable materials, economical cost, and portability. Its drawbacks include inaccurate scale, material limitations, limited complexity, untested durability under extreme conditions, dependence on the operator, and the need for regular maintenance. Nonetheless, this model remains significant in aviation engineering education, helping students understand the Ground Lock main Landing gear mechanism through realistic simulations.
Analisis Kapasitas Hanggar PT. Mulya Sejahtera Technology Dengan Variasi Manpower Menggunakan Teori Antrian Paramaharta, Izhar; Arifin, Mufti; Agustian, Erna Shevilia
Jurnal Mahasiswa Dirgantara Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Mahasiswa Dirgantara
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jmd.v2i1.4

Abstract

Pesawat terbang merupakan transportasi udara yang menunjang mobilitas, terutama digunakan untuk mencapai suatu wilayah yang mempunyai jarak tempuh jauh dengan waktu yang relatif cepat dengan tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi. Pesawat pun harus diperhatikan kondisinya agar pesawat selalu dalam kondisi laik terbang, untuk mendapatkan kondisi yang laik terbang tentu harus dilakukan pemeliharaan maupun perbaikan. Dalam pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan tentunya membutuhkan manpower yang siap dan sigap. Pada penelitian ini disimulasikan variasi manpower terhadap perawatan C-check di PT. Mulya Sejahtera Technologydi tanggal tertentu dengan no registrasi pesawat PK-CAA, PK-MAC, PK- MCY. Pada penelitian ini digunakan 1 line maintenance untuk dilakukan perhitungan menggunakan metode teori antrian single channel. Perhitungan manpower dan durasi suatu pekerjaan akan mempengaruhi kapasitas hanggar. Hasil perhitungan pada PK- CAA dengan bertambahnya 2 manpower dari 6 manpower menjadi 8 manpower akan mempengaruhi penurunan kapasitas hanggar terpakai dari 44% menjadi 28%, dengan bertambahnya 2 manpower dari 8 menjadi 10 manpower akan mempengaruhi penurunan kapasitas hanggar terpakai dari 28% menjadi 23%. pada PK-MAC dengan bertambahnya 2 manpower dari 5 manpower menjadi 7 manpower akan mempengaruhi penurunan kapasitas hanggar terpakai dari 44% menjadi 28%, dengan bertambahnya 2 manpower dari 7 manpower menjadi 9 manpower akan mempengaruhi penurunan kapasitas hanggar terpakai dari 28% menjadi 23%. pada PK-MCY dengan bertambahnya 2 manpower dari 10 manpower menjadi 12 manpower akan mempengaruhi penurunan kapasitas hanggar terpakai dari 35% menjadi 28%, dengan bertambahnya 2 manpower dari 12 manpower menjadi 14 manpower akan mempengaruhi penurunan kapasitas hanggar terpakai dari 28% menjadi 23%. Semakin banyaknya manpower yang digunakan dalam pemeliharaan C-check akan mempengaruhi tingkat intensitas penggunaan hanggar terpakai, sehingga PT. Mulya sejahtera Technologymasih bisa menerima pekerjaan pemeliharaan C-check guna meningkatkan load factor.
Analisis Pengaruh Variasi Kecepatan Terbang Pada Biaya Operasional Berdasarkan Konsumsi Bahan Bakar Dan Jam Terbang Pada Pesawat Boeing 737-800 Dengan Rute CGK-UPG Afifah, Atik; Arifin, Mufti; Agustian, Erna Shevilia
Jurnal Mahasiswa Dirgantara Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Mahasiswa Dirgantara
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jmd.v2i1.5

Abstract

Transportasi udara merupakan transportasi yang dapat menjangkau tempat-tempat yang tidak dapat ditempuh dengan moda darat atau laut. Dengan memakai transportasi udara seperti pesawat, orang dapat mencapai suatu daerah lebih cepat tetapi biaya angkutan udara yang tinggi menjadi masalah bagi sebagian orang, bahwa pesawat dengan kecepatan lebih tinggi akan memerlukan biaya bahan bakar lebih besar sedangkan kecepatan rendah akan memerlukan biaya pemeliharaan, sewa pesawat, dan gaji kru yang lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah menentukan konsumsi bahan bakar berdasarkan variasi kecepatan terbang, menghitung biaya operasional berdasarkan waktu terbang dan menentukan pengaruh kecepatan terbang terhadap biaya operasi. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis pengaruh variasi kecepatan terbang pada biaya operasional berdasarkan jam terbang dan konsumsi bahan bakar pada pesawat Boeing 737-800 dengan rute CGK-UPG. Hasil yang didapatkan berdasarkan variasi kecepatan yang paling besar dengan nilai 239 m/s maka dan lebih kecil dengan nilai sebesar 0,49799 dan 0,03005, drag dan fuel flownya lebih besar dengan nilai sebesar 37257,8 N dan 1231 kg/jam. Drag dan fuel flow mempengaruhi konsumsi bahan bakar dimana yang lebih besar akan paling boros tetapi waktunya lebih efisien dengan nilai sebesar 100 menit dan biaya operasional paling hemat pada kecepatan 239 m/s memerlukan fuel 4105,98 kg dengan total harga fuel Rp 51.122.823 dan waktu terbang 1,6 jam dengan total biaya operasional sebesar Rp. 154.284.823. Nilai tukar mata uang, harga bahan bakar, dan struktur biaya lainnya dapat mempengaruhi biaya total operasional.
Pengaruh Nilai Campuran Resin Dan Cat Terhadap Temperatur Cuaca Panas Dan Dingin Pada Media Aluminium Wicaksono , Paulus Hilman; Arifin, Mufti; Shevilia Agustian, Erna Shevilia
Jurnal Mahasiswa Dirgantara Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Mahasiswa Dirgantara
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jmd.v2i1.6

Abstract

Selama beroperasi, setiap pesawat terbang pasti memiliki jadwal untuk pemeliharaan, salah satu bentuk perawatan pesawat terbang adalah dengan pengecatan. Pengecatan adalah cara yang umum digunakan untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh korosi. Biasanya warna cat akan memudar akibat terpapar suhu yang panas dan dingin. Melihat pernyataan tersebut maka suatu cat harus memiliki sifat dapat memperkuat (re)inforcing permukaan benda yang di cat. Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam sebuah cat dipengaruhi oleh campuran resin, thinner, dan cat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai campuran resin dan cat terhadap temperatur cuaca panas dan dingin. Dalam penelitian ini akan dilakukan perbandingan cat dan thiner dengan resin menggunakan nilai perbandingan cat dan thiner 1:1 dan nilai resin 20%, 40%, dan 60% yang akan dilakukan pada spesimen dari bahan aluminium. Setelah melakukan pengujian ketahanan cat dengan campuran variasi nilai resin pada perubahan temperatur cuaca panas dan dingin menggunakan alat oven dengan suhu 100°C dan freezer dengan suhu -0,2°C diketahui bahwa semakin banyak penambahan nilai campuran resin yang berlebihan dapat menyebabkan cat susah mengering dan tidak dapat mengering dengan sempurna yang disebabkan karena semakin tebalnya lapisan cat yang dihasilkan oleh penambahan nilai resin, pencampuran nilai resin yang berlebihan juga menyebabkan pengaruh cacat pada lapisan cat seperti cacat bintik, cacat leleh, dan warna yang menurun atau memudar pada saat terkena perubahan suhu dari temperatur panas ke temperatur dingin. Dapat disimpulkan bahwa penambahan campuran nilai resin yang berlebihan tidak baik untuk ketahanan cat dan untuk menghasilkan kualitas cat yang baik adalah dengan tidak menambahkan campura nilai resin.
Pelatihan Dasar 3D Printing Untuk Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Guru SMK Penerbangan Gutama Jakarta arifin, Mufti; Muhammad Hadi Widanto; Muhamad Jayadi
Jurnal Bakti Dirgantara Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Bakti Dirgantara
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/a4sa2m49

Abstract

Teknologi 3D printing menjadi salah satu Teknologi utama dalam implementasi revolusi industri 4.0. Teknologi ini telah menjadi salah satu tren Teknologi masa depan. Produk 3D printing telah banyak dikenal masyarakat terutama dalam bentuk jasa printing. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan selayaknya juga menguasai kemampuan printing 3D. Laboratorium komputasi Fakultas Teknik Dirgantara dan Industri dilengkapi dengan printer 3D dan digunakan oleh Prodi Teknik Penerbangan pada mata kuliah Computer Aided Design (CAD). Kemampuan mewujudkan desain menggunakan 3D printing perlu disebarluaskan salah satunya ke SMK melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Mitra PKM adalah SMK Penerbangan Gutama dan bentuk PKM adalah pelatihan pada guru pengampu mata pelajaran. Peserta pelatihan diberikan pengenalan perangkat lunak solidwork untuk desain gambar yang menjadi masukan printer 3D. Peserta pelatihan terdiri dari 7 guru dengan kondisi awal hanya 14% yang mengetahui prinsip kerja mesin 3D printing dan belum pernah ada yang mengoperasikan mesin 3D printing. Pelatihan pertama menghasilkan seluruh guru mengetahui prinsip kerja mesin 3D printing. Pelatihan kedua yang diikuti 4 peserta meningkatkan pengalaman dan kemampuan keempat guru mengoperasikan mesin 3D printing. Observasi lanjutan menunjukkan SMK Penerbangan Gutama telah mampu berkreasi menggunakan mesin 3D printing yang mereka miliki 3D printing technology is one of the main technologies in implementing the industrial revolution 4.0. This technology has become one of the future Technology trends. 3D printing products are widely known to the public, especially in the form of printing services. Vocational High School students should also master 3D printing skills. The computing laboratory of the Faculty of Aerospace and Industrial Engineering is equipped with a 3D printer and is used by the Aeronautical Engineering Study Program in Computer Aided Design (CAD) courses. The ability to realize designs using 3D printing needs to be disseminated among vocational schools through Community Service (PKM) activities. The PKM partner is Gutama Aviation Vocational School and the form of PKM is training for subject teachers. Training participants are given an introduction to Solidwork software for designing images that are input to a 3D printer. The training participants consisted of 7 teachers with the initial condition being that only 14% knew the working principles of a 3D printing machine and none of them had ever operated a 3D printing machine. The first training resulted in all teachers knowing the working principles of 3D printing machines. The second training, which was attended by 4 participants, increased the experience and ability of the four teachers to operate 3D printing machines. Further observations show that Gutama Aviation Vocational School has been able to be creative using the 3D printing machines they have.
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Adam Wahyu Saputra Adam Ade Julizar Ade Julizar Afid Nurul Anwar Afifah, Atik Ahmad Akmal Said Ahmad Al Muhraj Ahmad Buana Syamra Pratama Rahman Al Farabi, Awfa Azka Alimin, Edy Karyadi amat chaeroni Ananda Rafi Rijalul Awwal Aprila Sakti K Arindho Andrifa Faturrohman Ayu Martina Bayu Wicaksono Belnov, Syaddad Husaini Borris Y Maningka Budi Aji Warsiyanto Chintya Rahmawati Cynthia Rahmawati Daniel Frederick Romulus Ginting Dhimas Ilyas Ramadhani Dhimas Dwiki Fahreza Andreanto Endah Yuniarti, Endah Erna Shevilia Erna Shevilia Agustian Evi Endarti Fadli Hidirsyah fahmins Fairuza, Syarifah Fara Vania Utami FORTUNE JR OMBUH Freddy, Franciscus Gunawan, Gia Aviani Husaini, Fahdli Zulfikar Imron Rosadi Israq Mifan Junaidi K, Aprilia Sakti Kanda Anantariyanto Alam Tasti Miranda Saputra Muchammad Furqon Muchaddats Muhamad Jayadi Muhammad Hadi Widanto Muhammad Kevin Bilhaq Muhammad Umar Abdulloh NUR HIDAYAH NINGSIH, Nur Hidayah Ningsih PANGGIH JOGO MUSTIKO Paramaharta, Izhar Rabeta, Bismil Rafika Arum Sari Raihan Maulana Yahya Reynaldo Mulya Tedja Riskha Agustianingsih Rizwan Maulana Rosalie, Rhea Anggun Said, Ahmad Akmal Saiful Latif, Saiful Sari, Rafika Arum sausan, Misk Sausan Ghina Septian, Diaz Shevillia Agustian, Erna Simon Sindhu H Sofyan, Mohamad Fauzan Somadi, Ridho Misbahudin surya wijaya, Andi Suwardi, Arie Prasetya Syaiful Rifki T. Dikatama Utama, Ericko Chandra venza, Venza Fawwaz Tsulatsa Victory Rumagit, Jodia Vita Kartika Wicaksono , Paulus Hilman