Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PERCEPTION, MOTIVATION, AND STUDENT LEARNING OUTCOMES AFTER USING THE BOT TELEGRAM INTERFACE APPLICATION Zulkifli Ahmad; Hasna Hi Ahmad
EDUKASI Vol 19, No 2 (2021): Edisi Oktober 2021
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/j.edu.v19i2.4140

Abstract

Learning in the millennial century really requires soft skills and ICT support skills by utilizing the sophisticated technological sophistication available. The use of various learning models and media, both in the learning process and in the evaluation, gives a new nuance to students (students). Students are always waiting for new things that are presented by the lecturer. A good educator is always missed by his students, because he is always innovating in the learning process. This indirectly provides new experiences in online learning, and students can interact in the form of chatting. The purpose of this study was to obtain information about students 'motivation to study biology education courses, as well as to find out students' improvement and understanding of concepts and subjects. This study uses survey research methods with a quantitative approach. Data collection was conducted through a survey of Biology education study program students in semester 2 for Animal Diversity courses. Data analysis was calculated based on the number of checklists filled out by respondents, then presented to determine the motivation of each student and look for the value of the gain and the difference between the initial and final knowledge of learning. Each respondent scores are summed with other respondents and averaged so that the average score of respondents' perceptions is obtained overall, then tabulated. The results showed that the perception of students using telegram chatbot with a very happy category by 58%, and very motivational by 67%. While the level of student knowledge becomes more increased with the gain value obtained by 0.78 and is categorized high.
KARAKTERISTIK TEMPAT BERTELUR BURUNG MAMOA (Eulipoa wallacei GRAY, 1860) DI KECAMATAN GALELA Zulkifli Ahmad; Abdulrasyid Tolangara; Chumidach Roini; Nur Sjafani
JURNAL BIOEDUKASI Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Bioedukasi Edisi Maret
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/bioedu.v1i2.4347

Abstract

Maluku Utara merupakan salah satu daerah prioritas bagi konservasi, secara global merupakan daerah prioritas utama bagi biodiversitas. Pulau Halmahera merupakan salah satu pulau terbesar di Maluku Utara dan sebagai pulau utama yang mencakup bagian terbesar hidupan liar, dengan 210 jenis burung. Kecamatan Galela yang berada di bagian utara Pulau Halmahera merupakan daerah populasi terbesar bagi burung mamoa. Masyarakat setempat memanfaatkan jenis burung ini dan telurnya sebagai salah satu sumber protein untuk dimakan, juga sebagai sumber mata pencaharian. Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui karakteristik tempat bertelur burung mamoa (Eulipoa wallacei) di Kecamatan Galela. Data primer yang dikumpulkan antara lain; karakteristik tempat bertelur meliputi; karakteristik lapangan tempat bertelur (nesting ground), dimensi dan pola tata letak lubang pengeraman telur (nesting pits), sifat fisik dan kimia tanah (temperatur, kelembaban, aerasi, pH, dan kandungan bahan organik). Untuk mengkaji hubungan antara temperatur dengan kedalaman, kelembaban dengan jarak pasang tertinggi, dilakukan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa burung mamoa membuat sarang pengeraman sedemikian rupa sehingga dapat memberikan fungsi pengeraman yang efektif dan memberikan perlindungan serta kemudahan bagi anak burung mamoa yang baru menetas untuk dapat mencapai permukaan tanah dengan selamat. Temperatur, kelembaban, aerasi, jarak antar sarang, jarak sarang dengan pasang tertinggi dan kandungan bahan organik, bukanlah faktor kunci (key factor) dalam strategi pemilihan tempat bertelur oleh induk burung mamoa, namun menjadi faktor penentu dalam proses pengeraman telur-telurnya.
KAJIAN ANTROPOGENIK TERHADAP PEMANFAATAN TERUMBU KARANG DI DESA WOSI, HALMAHERA SELATAN (Suatu kajian kerusakan terumbu karang di daerah pesisir Halmahera) Zulkifli Ahmad; Ilham Majid; Hardi R. Jaman
JURNAL BIOEDUKASI Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Bioedukasi Edisi Oktober
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.563 KB) | DOI: 10.33387/bioedu.v2i1.65

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di daerah pesisir Halmahera. Salah satu pemanfaatan oleh masyarakat Desa Wosi, Halmahera Selatan adalah sebagian besar dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan pondasi rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan aktivitas masyarakat terhadap pemanfaatan terumbu karang di Desa Wosi Kecamatan Gane Timur Kabupaten Halmahera Selatan. Instrumen pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket/kuesioner dan wawancara dengan  sejumlah masyarakat. Analisis angket/kuesioner dilakukan dengan menggunakan rumus prosentase dan skala Likert. Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) Pengetahuan masyarakat terhadap terumbu karang di Desa Wosi Kecamatan Gane Timur termasuk dalam kriteria cukup yaitu dengan nilai rata-rata 60%; (2) Aktivitas masyarakat terhadap pemanfaatan terumbu karang meliputi; Indikator pemanfaatan terumbu karang sebagai bahan bangunan dan pondasi rumah termasuk dalam kriteria cukup (nilai rata-rata 63%), indikator jual beli terumbu karang termasuk dalam kriteria rendah (52%), dan budidaya terumbu karang termasuk dalam kriteria sangat rendah (3.23%). Sementara pada kriteria skala Likert untuk seluruh indikator pengetahuan dan aktivitas pemanfaatan terumbu karang menunjukkan kriteria sangat tinggi (X 4,531 atau 127.242 4.531 dan X 3,5685 atau 97.742 3.5685).Kata kunci : Antropogenik, Halmahera Selatan, kerusakan, pemanfaatan, terumbu karang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN Fitri Wahyuni; Dharmawaty M. Taher; Zulkifli Ahmad
JURNAL BIOEDUKASI Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Bioedukasi Edisi Maret
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/bioedu.v1i2.4350

Abstract

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang memberikan kerangka kerja dan implementasi berpikir siswa sehingga dapat mengakses informasi secara efektif. Adanya kolaborasi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan keterampilan proses menjadikan proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa, karena dalam proses pembelajaran tersebut, siswa di tuntut untuk dapat merumuskan hipotesis, merancang bahan percobaan, mengadakan eksperimen, menguji hipotesis dan menarik kesimpulan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa, serta mempelajari peningkatan keduanya pada kelas VII-F di SMP Negeri 1 Kota Ternate dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis pendekatan keterampilan proses pada konsep pencemaran lingkungan. Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), langkahlangkah yang terdapat dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II. Ketuntasan belajar siswa pada tes awal siklus I diperoleh presentase 0% dan tes akhir 4% sedangkan ketuntasan belajar siswa pada tes awal siklus II diperoleh presentase 52% dan tes akhir 87%. Sementara itu, untuk aktivitas belajar siswa juga terjadi peningkatan yang cukup besar, yakni 67% di siklus I dan 100% di siklus II. Peningkatan yang terjadi memiliki selisih 33%.
KOMPETENSI GURU IPA SMP PULAU BACAN KABUPATEN HALMAHERA SELATAN Mardia Hi. Rahman; Zulkifli Ahmad
Humano: Jurnal Penelitian Vol 7, No 2 (2016): Periode November
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.709 KB) | DOI: 10.33387/humano.v7i2.319

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memetakan kompetensi pedagogik dan profesional guru IPA SMP di Bacan Kabupaten Halmahera Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan ex-postfacto. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP negeri maupun swasta di bawah binaan Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Selatan, dengan subyek penelitiannya adalah guru IPA SMP. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan test. Test diberikan kepada guru IPA untuk menguji kompetensi guru, baik kompetensi profesional, maupun kompetensi pedagogic. Intrumen test untuk kompetensi profesional adalah dengan menggunakan soal-soal test yang telah baku (soal-soal tes UKA), sedangkan untuk soal-soal tes kompetensi pedagogik disusun sendiri oleh peneliti dengan berdasarkan indikator: (a) Menguasai karakteristik peserta didik; (b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran IPA; (c) Mengembangkan kurikulum IPA; (d) Menyelenggarakan pembelajaran IPA yang mendidik; (e) Pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran IPA; (f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; (g) Mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik; dan (h) Pemanfaatan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran IPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) Kompetensi profesional guru IPA SMP di Bacan rata-rata berada pada kategori sedang sebanyak  57,70 %,  kategori baik sebanyak 26,92 %, dan kategori rendah sebanyak 15,38 %; (b) Kompetensi pedagogik guru IPA SMP di Bacan  rata-rata berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 65,38 % (17 guru), kategori baik 3,85 % (1 guru) dan kategori sedang  30,77% (8 guru).Kata kunci: Kompetensi, Pedagogik, Bacan ABSTRACT. This research aims to knowledge and map the pedagogical competence and professional science teacher (IPA) at the junior high school at Bacan South Halmahera District. The method is  used in this research with a qualitative approach ex-post facto. This research will be conducted in public and private junior high school (SMP) under the guidance of Department of Education and Culture of South Halmahera District, with the subjects of the research is the junior high science (IPA SMP) teacher. The data in this study were obtained using a test. Test given to science teachers to test the competence of teachers, both professional competence, as well as pedagogic competence. Test instrument for professional competence is used test questions that have been standard test (test questions UKA), while for the test questions pedagogical competence alone arranged by researcher with the basis of indicators: (a) Mastering the characteristics of learners; (B) Mastering of  educational theories and principles of science teaching; (C) Develop curriculum IPA; (D) Conducting educational science teaching; (E) The utilization technology as a medium of learning science; (F) To facilitate the development potential of learners; (G) Ability to communicate effectively, empathetic and polite with learners; and (h) Utilization of the assessment results to improve science teaching. The research result showed that (a) Professional competence junior high science teacher in Bacan average middle category as much as 57.70%, both categories as much as 26.92%, and the low category as much as 15.38%; (B) pedagogic competence junior high science teacher in Bacan average are in the low category is as much as 65.38% (17 teachers), the category of either 3.85% (1 teacher) and the category was 30.77% (8 teachers). Keywords:Competence, Pedagogic, Bacan
MORFOMETRI CANGKANG PADA GENUS Strombus DAN Cerithidea DI PANTAI KOTA TERNATE SELATAN Iklima Ishak; Zulkifli Ahmad; Ade Haerullah
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 2 (2018): Techno Jurnal Penelitian
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tk.v7i2.869

Abstract

Gastropoda merupakan salah satu sumber daya hayati yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Cangkang gastropoda sudah terpilin sejak masa embrio. Gastropoda umumnya bercangkang tunggal yang terpilin membentuk spiral dengan bentuk dan warna yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mencandra morfometri dan mendeskripsikan non-morfometri cangkang pada genus Strombus dan Cerithidea di tiga lokasi sampling, yakni pantai Bastiong, Fitu, dan Jambula dengan metode survei jelajah bebas. Teknik pengumpulan data meliputi morfometrik dan non morfometrik. Hasil penelitian genus Strombus dan Cerithidea ditemukan sebanyak 111 individu dari 14 jenis yang teridentifikasi. Parameter morfometri genus Strombus dan Cerithidea yang ditemukan di tiga lokasi sampling menunjukkan Panjang Cangkang (PC), Lebar Cangkang (LC), Lebar Kolumela (LK), Tinggi Aperture (TA) dan Lebar Aperture (LA) yang berbeda-beda, serta pengamatan non-morfometrik pada genus Strombus, berupa tipe cangkangnya concentric dan putaran cangkang sinistral, sedangkan pada genus Cerithidea tipe cangkangnya multispiral dan arah putaran dekstral. Kedua genus tersebut memiliki warna dan bentuk yang beragam.Kata Kunci:  Cangkang, Cerithidea, Kota Ternate, Morfometri, Strombus
Sampah Rumah Tangga di Ternate Bahtiar Bahtiar; Zulkifli Ahmad; Wiyana Pobi
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 01 (2018): Techno Jurnal Penelitian
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tk.v7i01.661

Abstract

Abstrak Jumlah penduduk Kota Ternate 212.997 jiwa, luas wilayah 111,39 km2 dengan kepadatan 1.865,42 jiwa/ km2. Apabila kita menggunaan pendekatan paradigma “sampah sebagai barang berguna” maka jumlah penduduk sebanyak itu menghasilkan volume sampah yang berpotensi untuk dimanfaatkan dan diolah kembali. Terkait kepentingan pengelolaan dan pemanfaatan sampah di Kota Ternate ke depan, maka kedudukan sampah merupakan sebuah potensi. Deskripsi potensi sampah harus diawali dengan pengenalan komposisi dan timbulan sampah yang ada, terutama sampah rumah tangga. Gambaran komposisi akan memberikan informasi tentang komponen yang terdapat dalam buangan padat beserta distribusinya. Timbulan sampah memberikan informasi banyaknya sampah rumah tangga yang dihasilkan. Data timbulan sampah juga diperlukan untuk desain sistem pengelolaan persampahan, seleksi jenis peralatan untuk transportasi sampah dan desain tempat pembuangan sampah. Kata Kunci:, komposisi sampah, rumah tangga, Kota Ternate  Abstract The population of Ternate City is 212,997 people, the area of 111.39 km2 with the density of 1,865.42 people/km2. If we use the paradigm approach of "waste as a useful item" then the amount of population as much as it produces the volume of waste that has the potential to be utilized and reprocessed. Related to the management and utilization of waste in Ternate City in the future, the position of waste is a potential. Description of potential waste should be started with the introduction of composition and waste generation, especially household waste. The composition description will provide information on the components contained in solid waste and its distribution. Waste generation provides information on the amount of household waste generated. Waste generation data is also required for the design of waste management systems, the selection of equipment types for waste transport and the design of landfills. Keywords: composition of waste, household, Ternate city
ANALISIS KESALAHAN KONSEP GENETIKA PADA SOAL UJI KOMPETENSI SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2012 Chumidach Roini; Suparman Suparman; Zulkifli Ahmad
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 11, No 1 (2014): Prosiding Seminar Nasional XI Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research was conducted to descript misconception and other mistake in genetics concept. The Method: by using the document of teacher competency testing 2012 Number 190-51 to analyze about the questions and the answers that related to genetics concept. After scrutinizing, each number is judged. The result revealed there are 11 questions related to genetic and four of them are good question, seven of them are incorrect include unclear questions, miss concept and do not have right answer. Keywords: misconception in genetic, teacher competency testing
PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KONSERVASI BURUNG PARUH BENGKOK DI KECAMATAN KEPULAUAN JORONGA Ardian Hamdani; Zulkifli Ahmad; Chumidach Roini
JURNAL BIOEDUKASI Vol 5, No 1: Jurnal Bioedukasi Edisi April 2022
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/bioedu.v5i1.4403

Abstract

One type of wildlife in Indonesia that is threatened with extinction is the parrot. There are approximately 403 species of parrots in the world, and as many as 81 species are found in Indonesia. One of the areas rich in this bird species is the Maluku Islands, where 32 species of parrots are recorded and 12 of them are endemic to Maluku. Of the 12 bird species, 6 of them are protected. The results showed that the community had known the parrot because 69% had seen it in the forest and 31% had seen it because it was kept. In addition, the knowledge of people who have ever caught and sold parrots has a percentage index value of 23% and 35% or can be categorized as less. Meanwhile, the public knowledge index on the prohibition of catching parrots has an index value of 28% or less agree, 53% implementation of conservation (good enough), conservation participation 47% (high enough), habitat conservation with an index value of 59% (good enough), 24% of the community's knowledge of illegal logging is categorized as poor and the index value of the application of the protection law is 49% (quite agree). The current attitude of the community towards hunting has an index value of 16% or it can be categorized as bad, fishing is also classified as poor or the percentage index is 20%, illegal logging is 26% or the category is not good, and trade bans are in the disagree category (11%), while the lack of logging wild, has a percentage index value of 53% (good enough). The implementation of the Law (village rules) with an index value range of 50% or can be categorized as quite agree, and attitudes towards violators have a percentage index value of 38% or in the less high category, then the implementation of sanctions has an index value of 39% or can be categorized as less good.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI BIOSFER SISWA KELAS XI IPS-2 SMA NEGERI 5 KOTA TERNATE Diyana Mansur; Tamrin Robo; Zulkifli Ahmad; Rusman Rasyid
Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi Vol 2, No 2 (2020): Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi
Publisher : Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pangea.v2i2.4552

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui Model Pembelajaran Problem Solving pada materi Biosfer siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri 5 Kota Ternate. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dengan tahapan atau prosedur mulai dari perencanaan, pelaksanan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penilitian pada kelas yang berjumlah 20 siswa . Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Silabus, RPP, lembar observasi, LKS, butir soal bentuk essay yang berjumlah 5 item dengan skor total 20 pada siklus I dan II. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dari 20 siswa terdapat 4 orang siswa yang tuntas sehingga ketuntasan hasil belajar klasikal yang didapat pada siklus I yaitu 20%. Dan pada siklus II yang tuntas sebanyak 19 siswa sehingga ketuntasan hasil belajar klasikal meningkat yaitu 95% Siswa yang tuntas belajar. Berdasarkan analisis pada sisklus I ke siklus II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan nilai yang diperoleh dari ketuntasan hasil belajar secara klasikal. Berdasarkan tada tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran problem solving pada materi biosfer kelas XI IPS- 2 SMA Negeri 5 Kota Ternate.