Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN AKSESIBILITAS KAUM DIFABEL PADA GEDUNG PASAR ACEH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT, LANSIA DAN PENYANDANG CACAT Irfan Irfan; Izziah Izziah; Renni Anggraini
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 1, No 2 (2017): Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Accessibility is a convenience provided to disabled people in order to actualize equal opportunity in all aspects of life as a means of facilities to move around the buildings and environments with paying attention condition and feasibility related to circulation, visual and other components. Accessibility thus becomes the need and basic development of an accessible building. This research was conducted at one of the public facilities in Banda Aceh, which is the Pasar Aceh building, located in the city center, Jalan Diponegoro, Banda Aceh. The problem is the design of Pasar Aceh towards the standard of building construction that can accommodate the needs of the disabled, whether there are facilities and infrastructure that prevent the disabled in accessing  Pasar Aceh building as a public building in banda aceh. This study aims to know the perception of elderly person and people with dissabilities in the Pasar Aceh building. The research method used was descriptive qualitative. The data was collected by observation and in-depth interview. The obtained data was analyzed by using quantitative and qualitative methods processed using the Likert Scale to generate the strategic steps in a planning with accessibility considerations at Pasar Aceh building in Banda Aceh. The results showed that the facilities in Pasar Aceh Building was not accessib. According to the expert, there was still need improvement related to facilities at Pasar Aceh building.Abstrak: Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi kaum difabel guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan sebagai suatu kemudahan bergerak melalui dan menggunakan bangunan gedung dan lingkungan dengan memperhatikan kelancaran dan kelayakan, yang berkaitan dengan masalah sirkulasi, visual dan komponen lainnya. Sehingga aksesibilitas menjadi kebutuhan dan dasar perkembangan dari suatu bangunan yang aksesibel. Penelitian ini dilakukan pada salah satu fasilitas publik yang ada di Kota Banda Aceh, yaitu gedung Pasar Aceh yang terletak di pusat kota, yakni pada Jalan Diponegoro, Kota Banda Aceh. Yang menjadi permasalahan adalah design Pasar Aceh terhadap kesesuaiannya dengan standar pembangunan gedung yang dapat mewadahi kebutuhan para difabel, apakah terdapat sarana dan prasarana yang menghalangi kaum difabel dalam mengakses ke gedung Pasar Aceh sebagai bangunan publik yang ada di Kota Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui desain Pasar Aceh sebagai bangunan publik yang dapat mewadahi kebutuhan para difabel dan mengetahui sarana dan prasarana yang menghalangi kaum difabel dalam mengakses gedung Pasar Aceh, serta Mengetahui persepsi masyarakat dan kaum difabel mengenai fasilitas di Gedung Pasar Aceh.. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam. Data yang nantinya diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang diolah dengan menggunakan Skala Likert untuk menghasilkan langkah strategis dalam sebuah perencanaan dengan pertimbangan aksesibilitas pada gedung Pasar Aceh di Kota Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas pada Gedung Pasar Aceh belum aksesibel, ini terlihat dari jawaban responden (penyandang cacat) sebanyak 100%. Menurut ahli masih perlu pembenahan terkait fasilitas pada Gedung Pasar Aceh.
ANALISA KARAKTERISTIK TARIKAN PERGERAKAN PENGUNJUNG KEDAI KOPI DI KOTA BANDA ACEH BERDASARKAN TATA GUNA LAHAN Nura Usrina; Renni Anggraini; Muhammad Isya
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 1, No 2 (2017): Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The tradition of gathering for brotherhood in Acehnese society has been formed for a long time ago. Coffee shop is one of tradition or cultural artifacts in which Acehnese gather each others, the place of social interaction, and other activities as well. The rise number of coffee shops in Banda Aceh as one of the central activities resulted in traffic jam on streets which are located  around coffee , this is due to increased generation and strain of the traffic flow which is  quite crowded on pathways toward the center of the activity. The purpose of this paper is to investigate the trip attraction characteristics of the coffee shop visitor in Banda Aceh based on land use. The survey was conducted in seven favorite coffee shops that is Solong (Ulee Kareng), Zakir (Darussalam), Daphu Kupi (Sp. Surabaya), Cut Nun (Jeulingke), 3 in 1 (Lampineung), Taufik Kupi (Pocut Baren) and VIAIPI (Batoh) by collecting secondary data such direct observations of the research object, interviews with informants who knows or able to provide relevant information and documentation from coffee shop that has been determined. The results of the questionnaire are tabulated became independent variables and the dependent variable, and then analyzed by using Ordinary Linear Square (OLS) with linear regression and software Statistical Product and Service Solution (SPSS). Statistical analysis shows that the trip attraction model of visitor in terms of the land used is divided into two modes of transport such as car: Y1 = 2.553 + 1.664 X1 + 0.099 X6 which: X1 = the number of visitors and X6 = area or a parking lot, with a determination equal to 0.908 and motorcycle: Y2 = 8.189 + 0.323 X1 + 0.280 X3 which: X1 = the number of visitors and X3 = the capacity or the number of seats, with the value of determination of 0.917.Abstrak: Tradisi berkumpul untuk silaturahmi pada masyarakat Aceh sudah lama terbentuk. Warung kopi merupakan salah satu artefak dari tradisi atau budaya berkumpul pada masyarakat Aceh dan tempat terjadinya interaksi sosial serta berbagai aktivitas lainnya. Maraknya kemunculan beragam kedai kopi di Kota Banda Aceh sebagai salah satu pusat kegiatan mengakibatkan jalan-jalan di sekitar kedai tersebut mengalami kemacetan, hal ini dikarenakan meningkatnya tarikan arus lalu lintas yang cukup ramai membebani jalur-jalur menuju pusat kegiatan tersebut. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui karakteristik tarikan pergerakan pengunjung kedai kopi di kota Banda Aceh bedasarkan tata guna lahan. Survei dilakukan pada tujuh kedai kopi terfavorit yaitu: Solong (Ulee Kareng), Zakir (Darussalam), Daphu Kupi (Sp. Surabaya), Cut Nun (Jeulingke), 3 in 1 (Lampineung), Taufik Kupi (Pocut Baren) dan VIAIPI (Batoh), dengan cara mengumpulkan data sekunder yaitu observasi langsung terhadap objek penelitian, wawancara dengan informan yang mengetahui atau mampu memberikan keterangan yang relevan serta dokumentasi dari kedai kopi yang bersangkutan. Hasil dari kuesioner ditabulasikan menjadi variabel bebas dan variabel terikat, kemudian dianalisis menggunakan metode Ordinary Linear Square (OLS) dengan regresi linier berganda dan bantuan software Statistical Product and Service Solution (SPSS). Berdasarkan analisis statistik menunjukkan model tarikan pergerakan pengunjung ditinjau dari tata guna lahan terbagi dalam dua moda transportasi yaitu mobil: Y1 = 2,553 + 1,664 X1 + 0,099 X6 dimana X1 = jumlah pengunjung dan X6 = luas area atau lahan parkir, dengan nilai determinasi sebesar 0,908 dan sepeda motor: Y2 = 8,189 + 0,323 X1 + 0,280 X3 dimana: X1 = jumlah pengunjung dan X3 = kapasitas atau  jumlah kursi, dengan nilai determinasi sebesar 0,917.
ANALISA BANGKITAN PERGERAKAN PADA KAWASAN LAMPULO KOTA BANDA ACEH Suriyadi Suriyadi; Renni Anggraini; Azmeri Azmeri
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 1, No 1 (2017): Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Urban development is a series that can not be separated from the overall development activities in the framework of space and time. Increasing population Lampulo district, district of Kuta Alam, Banda Aceh has increased the movement of traffic flows towards and out of the area. Increased movement occurs primarily from 06.00 to 08.00 am, noon 13:30 pm to 14:30 pm, afternoon from 17.00 to 19.00. A trip generation modeling stage that estimates the number of movements originating from Lampulo district. This study aims to find out about trip generation patterns in the region Lampulo, and to determine the most dominant mode of transportation used to pattern Lampulo of trip in the region, which is reviewed by a mandatory activity, maintenance, and discretionary. Observations carried out on people in the area Lampulo, through questionnaires as many as 93 families. The results showed that the factors affecting the movement of activity mandatory requirement is the number of family members working (X5). The resulting regression model is Y1 = - 0.500 + 1,750X5. Factors affecting the movement needs of maintenance activity is the number of family members of the school (X6). The resulting regression model is Y2 = 1.388 + 0,500X6. Factors affecting the movement needs of discretionary activity is the number of cars in the family (X4) and the number of family members of the school (X6). The resulting regression model is Y3 = 0.838 + 0,419X4 + 0,189X6. Factors affecting the movement needs of all events is the number of motorcycles in the family (X3) and mileage (X7). The resulting regression model is Y = 2,215 + 0,479X3 + 0,051X7. The dominant mode of transportation in the movement of the mandatory activities, maintenance, and discretionary in Lampulo region is the mode of motorcycles.Abstrak: Kegiatan pembangunan kota merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembangunan secara keseluruhan dalam rangka ruang dan waktu. Meningkatnya jumlah penduduk kawasan Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh telah meningkatkan pergerakan arus lalulintas menuju dan keluar kawasan. Peningkatan pergerakan terjadi terutama mulai pukul 06.00 s/d 08.00 WIB, siang hari pukul 13.30 WIB s/d 14.30 WIB, sore hari mulai pukul 17.00 s/d 19.00 WIB. Bangkitan pergerakan merupakan tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari kawasan Lampulo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pola bangkitan perjalanan dalam kawasan Lampulo, serta untuk mengetahui moda transportasi yang paling dominan digunakan terhadap pola bangkitan perjalanan dalam kawasan Lampulo, yang ditinjau berdasarkan aktivitas mandatory, maintenance, dan discretionary. Observasi dilakukan pada penduduk di kawasan Lampulo, melalui penyebaran kuesioner sebanyak 93 KK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kebutuhan pergerakan dari aktivitas mandatory adalah jumlah anggota keluarga yang bekerja (X5). Model regresi yang dihasilkan adalah Y1 = - 0,500 + 1,750X5. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan pergerakan dari aktivitas maintenance adalah jumlah anggota keluarga yang sekolah (X6). Model regresi yang dihasilkan adalah Y2 = 1,388 + 0,500X6. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan pergerakan dari aktivitas discretionary adalah jumlah mobil dalam keluarga (X4) dan jumlah anggota keluarga yang sekolah (X6). Model regresi yang dihasilkan adalah Y3 = 0,838 + 0,419X4 + 0,189X6. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan pergerakan dari semua aktivitas adalah jumlah sepeda motor dalam keluarga (X3) dan jarak tempuh (X7). Model regresi yang dihasilkan adalah Y = 2,215 + 0,479X3 + 0,051X7. Moda transportasi dominan pada pergerakan pada aktivitas mandatory, maintenance, dan discretionary di kawasan Lampulo adalah moda sepeda motor.
STUDI PERJALANAN PENUMPANG KAPAL BANDA ACEH – SABANG DENGAN MODEL CAUSAL Lela Kusuma; Renni Anggraini; Irin Caisarina
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 1, No 1 (2017): Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Sabang as one of the national tourism destination in Aceh province promises a lot of beautiful panorama charm. Determination of Sabang as a tourist destination should be supported by an adequate fleet of ships both in quality and quantity. The Banda Aceh - Sabang trip is served by 2 (two) types of vessels, the government's slow ship (KMP BRR) and the private-owned vessel (KM Express Bahari 3B). The number of trips to Sabang has increased very rapidly in 2013, so the addition of 1 (one) fleet of fast boats (Express Bahari 9). Although there have been 3 (three) fleets that navigate this route, but prospective passengers often can not be served. In this research, we want to know (1) the factors that influence the demand of passenger ship from Banda Aceh - Sabang and (2) formulate a model through regression using Causal Model. This model is processed based on the primary data (questionnaires) are distributed and the filling is accompanied by surveyors. The survey consists of 2 (two) stages: pilot survey and main survey. The questionnaire data was then coded and then processed using SPSS 18.0 software using multiple linear regression. The model is formulated based on the best R2 and R criteria, taking into account significant F-Test and t-Test. Based on the data processing, the Causal Model of Banda Aceh - Sabang passenger travel request is Y = 3,134 - 0,250 X9 (travel time) + 0,203 X13 (ship mode used) - 0,166 X6 (residents). Based on this model, it is known that the factors influencing the demand of passenger trip of Banda Aceh - Sabang ship consists of 3 (three) factors, namely: travel time, the mode of ship used and the origin of the population.Abstrak: Sabang sebagai salah satu tujuan wisata nasional di Provinsi Aceh menjanjikan banyak pesona panorama indah. Penetapan Sabang sebagai destinasi wisata seharusnya didukung oleh armada kapal yang memadai baik dalam kualitas maupun kuantitas. Perjalanan Banda Aceh - Sabang dilayani oleh 2 (dua) jenis kapal, yaitu kapal lambat milik pemerintah (KMP BRR) dan kapal cepat milik swasta (KM Express Bahari 3B). Jumlah perjalanan menuju Sabang mengalami peningkatan yang sangat pesat pada tahun 2013, sehingga dilakukan penambahan 1 (satu) buah armada kapal cepat (Express Bahari 9). Walaupun telah ada 3 (tiga) armada yang melayari rute ini, namun calon penumpang kerap tidak dapat dilayani. Untuk itu dalam penelitian ini ingin diketahui (1) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan penumpang  kapal dari Banda Aceh - Sabang dan (2) merumuskan suatu model melalui regresi memakai Model Sebab Akibat (Causal Model). Model ini diolah berdasarkan data primer (kuesioner) yang disebar dan pengisiannya didampingi oleh surveyor. Survei terdiri atas 2 (dua) tahapan yaitu pilot survey dan survey utama. Data kuesioner selanjutnya diberi koding dan kemudian diolah menggunakan software SPSS 18.0 memakai regresi linier berganda. Model dirumuskan berdasarkan kriteria R2 dan R yang terbaik, dengan mempertimbangkan nilai F-Test dan t-Test yang signifikan. Berdasakan hasil pengolahan data maka  dirumuskan Model Causal permintaan perjalanan penumpang Banda Aceh - Sabang adalah  Y  =  3,134 – 0,250 X9 (waktu berwisata) + 0,203 X13 (moda kapal yang digunakan) - 0,166 X6 (asal penduduk). Berdasarkan model ini diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan perjalanan penumpang kapal Banda Aceh – Sabang terdiri dari 3 (tiga) faktor, yaitu: waktu berwisata, moda kapal yang digunakan dan asal penduduk.
PRIORITAS PEMILIHAN MODA UNTUK RUTE PERJALANAN BANDA ACEH - LANGSA DENGAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Sumarni Sumarni; Renni Anggraini; Irin Caisarina
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 6, No 2 (2017): Volume 6, Nomor 2, Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Kota Langsa, within 432 KM distance from Banda Aceh, can be reached by cars or public transports such as buses (AKAP) and Minibuses. Each mode offers different facilities; therefore potential passengers can select which transportation mode that is apt with them. We require knowing the passenger’s criteria or their preferences in order to pick a public transportation on the route. This research aims to obtain the passenger’s criteria and transportation modes alternative by using Analytical Hierarchy Process (AHP). The criterions are fare, traveling time, delay, travel frequency, and waiting time in bus station. The qualitative criterions are safety, comfortability, serviceability, reliability and flexibility. The mode alternatives are bus, air-conditioned (AC) minibus and non-AC minibus. Data collection method is using AHP questionnaire distributed to 45 respondents, which is accompanied by the surveyor. The result shows that the quantitative criteria is the percentage of traveling time (25.93%) and fare (24.76%). Modes alternative selection based on passenger’s preference is AC Minibuses (35.82%) and non-AC Minibus (36.17%). This result indicates that AC Minibuses and non-AC Minibuses are the most favourite choices amongs passengers in route Banda Aceh – Langsa.Keywords : modes selection, public transportation, criterions, alternative, AHP methodAbstrak: Kota Langsa  berjarak sekitar 432 km dari Kota Banda Aceh dan dapat ditempuh  dengan  kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Saat ini tersedia  3 (tiga) jenis angkutan umum yaitu bus Antar Kota Antar Provinsi  (AKAP) yang dilengkapi dengan AC dan Mini Bus baik menggunakan AC maupun non AC. Masing-masing moda menawarkan atribut/variabel atau keunggulan yang berbeda sehingga  penumpang dapat memilih kendaraan umum yang sesuai dengan kebutuhannya. Untuk itu ingin diketahui  bagaimanakah kriteria dan alternatif  yang menjadi pilihan penumpang moda bus dan mini bus dalam perjalanan dari Banda Aceh menuju Langsa.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria  dan alternatif  utama yang  menjadi pilihan penumpang dengan memakai metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Kriteria pemilitan moda dalam penelitian ini terdiri atas 5 (lima) kriteria, yaitu biaya, waktu tempuh, keterlambatan, frekuensi dan waktu menunggu di terminal. Adapun alternatif pemilihan moda adalah bus, mini bus AC dan mini bus non AC.  Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner AHP  yang disebarkan kepada 45 responden yang pernah menggunakan ketiga moda tersebut dan pengisiannya didampingi surveyor. Berdasarkan hasil penelitian dianalisis bahwa kriteria utama yang mempengaruhi pemilihan moda untuk perjalanan Banda Aceh-Langsa adalah  waktu tempuh (25,93%) dan biaya (24,76%). Alternatif global pemilihan moda untuk perjalanan dari Banda Aceh-Langsa berdasarkan pilihan responden adalah Mini Bus non AC (35,82%) dan mini bus non AC (36,17%). Ini berarti bahwa mini bus AC dan Mini  Bus non AC menjadi pilihan favorit dalam perjalanan rute Banda Aceh – Langsa.Kata kunci : pemilihan moda, angkutan umum, kriteria, alternatif, metode AHP.
TINJAUAN JALUR EVAKUASI BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN TAPAKTUAN KABUPATEN ACEH SELATAN BERBASIS MASYARAKAT Satria Mandaraira; Muhammad Isya; Renni Anggraini
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 1, No 1 (2017): Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Earthquakes frequently happen in Sumatra, in particular Aceh province, one of the reason is this island located in convergent horizon (limit) where Sunda plate collided under Indo-Australia plate. Tapaktuan, most of areas are coastal area. the purpose of this research is to provide recommendation in selecting and evacuation route and point in form of providing adequate route and sign for evacuation process. The result of this study is recommendation for evacuation route for tsunami disaster in Tapaktuan district, both in evacuation route and point. Results of a study reported in the District of Tapak Tuan evacuation path leads to some Gampong, namely Gunung Kerambil, Lhok Keutapang, Gampong Hulu, Jambo Apha, Lhok Bengkuang, Panton Luas, Batu Itam, Lhok Rukam, Panjupian, and Air Pinang. The movement of citizens when an evacuation occurs highly leads to Gampong Panton Luas, for 22%, Jalan used when the tsunami evacuation are Jl. Tapaktuan - Medan, Jl. TR. Angkasah, Jl. Tapak Tuan - Banda Aceh, Jl. Lhok Bengkuang - Panton Luas, Jl. Syech. Abd.Rauf, Jl. Depan Mesjid, and Jl. T. Hasan Peukan. Building evacuation that can be used are the South Aceh BPBDs Office Building, Agam building, South Aceh DPRD Building, School Building MTsN Tapaktuan, and Panton Luas Mosque.Abstrak: Gempa bumi sering terjadi di Pulau Sumatera khususnya di Provinsi Aceh karena pulau ini berada di batas konvergen tempat Lempeng Sunda bersubduksi di bawah Lempeng Indo Australia. Pada Kecamatan Tapaktuan, sebagian daerahnya terletak di sepanjang pesisir pantai. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan rekomendasi pemilihan dan peningkatan/perbaikan jalur evakuasi dan titik evakuasi bencana tsunami yang dilakukan warga di Kecamatan Tapaktuan berdasarkan partisipasi masyarakat dalam bentuk penentuan jalur evakuasi dan titik evakuasi pada wilayah Kecamatan Tapaktuan. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada penentuan arah jalur evakuasi, penentuan titik evakuasi pada kawasan pesisir pantai di Kecamatan Tapaktuan. Hasil penelitian mendapatkan jalur evakuasi pada Kecamatan Tapaktuan mengarah pada beberapa Gampong, yaitu Gunung Kerambil, Lhok Keutapang, Gampong Hulu, Jambo Apha, Lhok Bengkuang, Panton Luas, Batu Itam, Lhok Rukam, Panjupian, dan Air Pinang. Pergerakan warga saat evakuasi terjadi paling tinggi mengarah ke Gampong Panton Luas yaitu sebesar 22%. Jalan yang digunakan adalah Jl. Tapaktuan - Medan, Jl. TR. Angkasah, Jl. Tapaktuan – Banda Aceh, Jl. Lhok bengkuang - Panton Luas, Jl. Syech. Abd. Rauf, Jl. Depan Mesjid, dan Jl. T. Hasan Peukan. Bangunan evakuasi yang dapat digunakan adalah Gedung Kantor BPBD Aceh Selatan, Gedung Agam, Gedung DPRD Aceh Selatan, Gedung Sekolah MtsN Tapaktuan, dan Mesjid Panton Luas.
ANALISIS LAIK FUNGSI JALAN DALAM MEWUJUDKAN JALAN YANG BERKESELAMATAN Deddy Riad; Renni Anggraini; Sofyan M. Saleh
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract:Soekarno-Hatta national road is one of the primary artery road that serves as the main axis that connects the center of national activities in the province. As one of the transport infrastructure plays an important role in the daily activities, the way that serves the public interest must be worhty as it relates to guarantee the certainty of safety and security for its users. The purpose of this study is Knowing whether Soekarno-Hatta Road has qualified Roadworthy so that it meets the technical requirements feasibility to provide safety for its users and to determine the category of Roadworthy. The methodology of this research was conducted based on the Rules of the Minister of Public Works No. 11 / PRT / M / 2010 on Procedures and Requirements of Roadworthy. From the survey results of the Roadworthy Test was obtained Worthy (LF) on I, II, IV and V of the Segment, while the status of the Worthy with Conditional (LS) was obtained in III and VI of the Segment. Recommendations to roadworthy conditions such as Routine Maintenance while on the Worthy with Conditional was  recommended to Rehabilitation Maintenance.Keywords : Road, Safety, Roadworthy.Abstrak: Jalan nasional Soekarno-Hatta merupakan salah satu jalan Arteri Primer yang berfungsi sebagai poros utama yang menghubungkan antar pusat kegiatan nasional di Provinsi Aceh. Sebagai salah satu prasarana transportasi yang memegang peranan penting dalam kegiatan sehari-hari, jalan yang melayani kepentingan umum harus laik fungsi karena berkaitan dengan penjaminan kepastian keselamatan dan keamanan bagi penggunanya. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui apakah Jalan Soekarno-Hatta telah memenuhi syarat Laik Fungsi Jalan sehingga memenuhi persyaratan teknis kelaikan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya serta menentukan kategori Laik Fungsi Jalan.  Adapun metodologi penelitian ini dilakukan dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2010 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan. Dari hasil survei Uji Laik Fungsi Jalan diperoleh status jalan kategori Laik Fungsi (LF) pada Segmen I, II, IV dan V sedangkan status jalan kategori Laik Fungsi Bersyarat (LS) didapat pada Segmen III dan VI. Rekomendasi terhadap kondisi jalan Laik  Fungsi berupa Pemeliharaan Rutin sedangkan pada kondisi jalan yang Laik Fungsi Bersyarat direkomendasikan Pemeliharaan Rehabilitasi.Kata kunci : Jalan, Keselamatan, Laik Fungsi Jalan.
KAJIAN OPTIMALISASI PEMANFAATAN RUANG PUBLIK REX KOTA BANDA ACEH Wahyu Rianda; Izziah Izziah; Renni Anggraini
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 1, No 2 (2017): Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Public space is a public area where people perform routine and functional activities that bind a community. Public spaces can also switch functions to where people meet, interact, trade, business and other interests. Rex Peunayong Food Center (REX) is a public space of Banda Aceh city located in Peunayong heritage town. Inside the REX is presented a variety of typical Aceh foods sold by using traditional carts. With diverse types of activities on REX its cause the high needs of visitors in performing social activities. Such as to open a new trading area along Jalan Jendral Ahmad Yani so it can affect the spatial system of the city in the peunayong area. To optimize the utilization of public space, the area must be balanced with the improvement of quality and other supporting facilities. From this background, a study on the optimization of REX Utilization as a city public space in Peunayong City of Banda Aceh is required. Based on the background above, this study aims to identify and analyze the factors that cause economic actors to use road space as a medium for interaction and other social activities; Examine the optimization of REX in accommodating the activities of Banda Aceh city community; Determine strategic plans in an effort to optimize the use of REX as a public space in Banda Aceh City. This research is supported by primary data and secondary data. Primary data can be obtained through observation, interview, questionnaire. While the secondary data obtained from related agencies. The method to be used is descriptive method with qualitative approach, and SWOT analysis. The results showed that Optimalization REX Peunayong is not bring significant impact from aspects of function viewed, aspects of buildings and facilities, aspects of community support and aspects of policy and regulation. So it takes an effort to restore the function of REX peunayong into an active green open field. Because of its location in the middle of the city, green open field is very necessary as the green center of Banda Aceh in accordance with the mandated in the Law of the Republic of Indonesia No.26 of 2007 on spatial arrangement. In addition to support the creation of REX optimization, can be used elements of the city like Chinatown shops located around the area. Chinatown shops can be restored and made room for economic activity but still highlight the characteristics of historical buildings.Abstrak: Ruang publik adalah suatu tempat umum dimana masyarakat melakukan aktivitas rutin dan fungsional yang mengikat sebuah komunitas. Ruang publik juga dapat beralih fungsi menjadi tempat masyarakat untuk bertemu, berinteraksi, berdagang, bisnis dan berbagai kepentingan lainnya. Pusat Jajanan Rex Peunayong (REX) adalah ruang publik kota Banda Aceh yang berlokasi di kota pusaka Peunayong. Di dalam REX ini disajikan berbagai makanan khas Aceh yang dijual dengan menggunakan gerobak tradisional. Dengan beragamnya jenis kegiatan pada REX menyebabkan tingginya kebutuhan pengunjung dalam melakukan aktifitas sosial. Diantaranya adalah dengan membuka areal berdagang baru di sepanjang Jalan Jendral Ahmad Yani sehingga dapat mempengaruhi tatanan kota di kawasan peunayong. Untuk mengoptimalisasi pemanfaatan ruang publik dikawasan tersebut tentu harus diimbangi dengan peningkatan mutu dan sarana pendukung lainnya. Dari latar belakang tersebut, diperlukan suatu kajian mengenai optimalisasi Pemanfaatan REX sebagai   ruang publik kota di kawasan Peunayong Kota Banda Aceh. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menganalisa faktor yang menyebabkan pelaku ekonomi menggunakan ruang jalan sebagai media untuk berinteraksi dan kegiatan sosial lainnya; mengkaji optimalisasi REX dalam menampung aktifitas masyarakat kota Banda Aceh; menentukan rencana strategis dalam upaya mengoptimalisasikan pemanfaatan REX sebagai ruang publik di Kota Banda Aceh. Penelitian ini didukung oleh data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, serta analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Optimalisasi REX Peunayong ternyata tidak membawa dampak yang signifikan jika di tinjau dari aspek fungsi, aspek bangunan dan fasilitas, aspek dukungan masyarakat serta aspek kebijakan dan regulasi. Sehingga diperlukan  suatu upaya untuk mengembalikan fungsi dari REX peunayong menjadi  lapangan terbuka hijau aktif. Karena letaknya di tengah kota, lapangan terbuka hijau sangat diperlukan sebagai paru-paru kota Banda Aceh sesuai dengan yang diamanatkan di dalam UU Republik Indonesia No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang. Selain itu untuk mendukung terciptanya optimalisasi REX, dapat digunakan elemen – elemen kota seperti pertokoan pecinan yang terdapat disekitar kawasan tersebut. Toko pecinan dapat  dipugar dan dijadikan ruang kegiatan ekonomi namun tetap menonjolkan karakteristik bangunan sejarah.
TINJAUAN TINGKAT PELAYANAN SIMPANG BERSINYAL DENGAN METODE SHOCKWAVE (STUDI KASUS SP. JAMBO TAPE-BANDA ACEH) Renni Anggraini; Noer Fadhly
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 1, No 1 (2011): Volume 1, Nomor 1, September 2011
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Delay and queue in signalized intersection are often occurred due to the improper setting in the signal cycle, in particular during peak hour. As such, it may influence the level of service (LOS) of the intersection. Shockwave methode is commonly used to estimate delay and queue in intersection along with its LOS. In this research, we identified that particular case in one signalized intersection in Banda Aceh, known as Simpang Jambo Tape. Shock wave estimation was performed at two particular approaches, i.e. Jl. M. Daud Beureueh and Jl. T. Hasan Dek. The results showed that both approaches were stil able to serve traffic flow on a peak hour. Delay at Jl.. M. Daud Beureueh were 40,63 second/pcu and 41,13 second/pcu for  lane I and lane II respectively. Accordingly, delay at Jl.. T. Hasan Dek showed similar results,  40,67 second/pcu and  43,65 second/pcu for lane I and lane II respectively. Based on the delay values, the LOS of both approaches were D.Keywords : signalized intersection, delay, queue, shockwave, level of service (LOS)Abstrak: Tundaan dan antrian yang timbul pada simpang bersinyal sering kali disebabkan oleh pengaturan waktu yang tidak tepat pada siklus lampu lintasnya, terutama pada jam puncak. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat pelayanan pada persimpangan. Metode gelombang kejut sering digunakan untuk mengetahui tundaan dan antrian pada persimpangan, juga untuk mengetahui tingkat pelayanannya. Pada penelitian ini, ingin diketahui tundaan dan antrian yang terjadi pada salah satu simpang bersinyal di kota Banda Aceh, yaitu simpang Jambo Tape. Perhitungan gelombang kejut dilakukan pada dua lengan, yaitu pada Jl. M. Daud Beureueh dan Jl. T. Hasan Dek. Hasil yang diperoleh menunjukkan kedua lengan masih mampu melayani arus lalulintas pada jam puncak. Tundaan yang terjadi pada dua lajur Jl. M. Daud Beureueh adalah 40,63 dan 41,13 detik/smp. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada kedua lajur Jl. T. Hasan Dek, yaitu 40,67 dan 43,65 detik/smp. Dengan demikian maka tingkat pelayanan pada kedua jalan tersebut adalah berada pada Tingkat Pelayanan D.Kata kunci : simpang bersinyal, tundaan, antrian, gelombang kejut, tingkat pelayanan
KAJIAN RUAS JALAN PEGUNUNGAN UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Jalan Nasional Lintas Tengah Km. 87+300) Nova Viyantimala; Renni Anggraini; Muhammad Isya
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 1, No 1 (2017): Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Development of road infrastructure has strategic value in supporting the development and economic growth of the region and the country. However, behind the great benefits derived had appeared several problems related to the availability of road infrastructure, among others: 1). a traffic accident caused by a deficiency of road infrastructure safety; and 2). pollution and noise perceived by road users due to congestion is prolonged. Roads Bireuen - Takengon located in the central highlands is the National Road with type 2 lane two-way road divided and a Collector Road Primary. In Bireuen road - Takengon Km.87 + 300 is black spot point where frequent accidents occur. The purpose of this study was to evaluate the safety of road infrastructure deficiencies at Jalan Bireuen - Takengon Km.87 + 300 and evaluate the results of measurement and observation in the field by providing an assessment of the existing condition of safety facilities of road infrastructure in the two (2) segments of reviews frequent traffic accidents. Efforts to minimize accidents among others, by the installation of signs - signs for speed limits, speed signs, signs for directions, the installation of lighting, signal lights and repainting road markings and other road fittings according to the specifications and reference existing standards so as to minimize traffic accidents and will not cause more casualties for user vehicles across the road segment and creation of road safety.Abstrak: Pembangunan infrastruktur jalan memiliki nilai yang sangat strategis dalam mendukung perkembangan dan pertumbuhan ekonomi wilayah dan negara. Namun demikian di balik manfaat besar yang diperoleh ternyata muncul beberapa permasalahan yang berkaitan dengan ketersediaan infrastruktur jalan, antara lain : 1). kecelakaan lalu lintas akibat defisiensi keselamatan infrastruktur jalan; dan 2). polusi dan kebisingan yang dirasakan oleh pengguna jalan akibat kemacetan yang berkepanjangan. Ruas Jalan Bireuen – Takengon yang terletak di Kabupaten Bener Meriah merupakan Jalan Nasional dengan tipe jalan 2 lajur dua arah terbagi dan merupakan Jalan Kolektor Primer. Pada Jalan Bireuen – Takengon Km.87 + 300 merupakan titik black spot dimana sering terjadi kecelakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi defisiensi keselamatan infrastruktur jalan pada ruas Jalan Bireuen – Takengon Km.87 + 300 dan mengevaluasi dengan hasil ukur dan pengamatan di lapangan dengan memberikan penilaian terhadap kondisi eksisting fasilitas keselamatan infrastruktur jalan pada 2 (dua) segmen tinjauan yang sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Upaya untuk meminimalkan kecelakaan antara lain dengan pemasangan rambu – rambu batasan kecepatan, rambu kecepatan, rambu petunjuk arah, pemasangan lampu penerangan, lampu sinyal serta pengecatan marka jalan dan alat kelengkapan jalan lainnya yang sesuai dengan spesifikasi dan acuan standar yang ada sehingga dapat meminimalkan kecelakaan lalu lintas dan tidak menimbulkan lebih banyak lagi korban bagi penggguna kendaraan yang melintasi ruas jalan ini dan terciptanya jalan yang berkeselamatan.
Co-Authors . Azmeri, . Agusmaniza, Roni Ahlan, Muhammad Ahmad Irvan Antony Ahmad Suriansyah Akbar, Amanda Raju Alfa Taras Bulba Alvisyahri Alvisyahri Amirullah Amirullah Arlia, Leni Ayuni, Zafara Quratul Azmi, Rajul Baihaqi Baihaqi Bambang Yulianto Bulba, Alfa Taras Cut Mutiawati Deddy Riad Defry Basin Dewi Suswati Didik Nurhadi Edi Saputra Fadhlullah Apriandy Fadli Idris Fadli Idris Fakhrur riza Farah Fadillah Ferdiansyah Novriza Fitria Phonna Fitrika Mita Suryani Fuad Hasan Fuad Hasan Gumala Ashari Herman Herman Hermansyah . herri arnanda Hervia Yudistira Hesty Aquina, Hesty Ina Marlia Intan Wirnanda Irfan Irfan Irfan Irfan Irin Caisarina Izziah Izziah Jalil, Erlinawati Joly Srianty Khuzaifah Khuzaifah Lela Kusuma Leni Arlia Liza Karmina Lufthie, Muhammad M. Khair Jauhari, M. Khair Mirza Sofyan Mochammad Afifuddin Mufazzil Yusra Muhammad Ahlan Muhammad Isya Mukhlis Ramli Muttaqin Muttaqin Najwan, Nurul Nazariani Nazariani Noer Fadhly Nova Viyantimala Novitawati Novitawati Nura Usrina Nurlely Nurlely Pramanda, Heru Purnawati Purnawati Putri, Aqlima Rahma Dani Rahmad Saputra Rahmani, Dhuyufur Rais, Faisal Riza Ofansha Ruslan Ruslan Salmannur, Alfi Satria Mandaraira Sofi Marlinda Sofyan M. Saleh Sofyan M. Saleh Sofyan M. Saleh Sofyan M. Saleh Sri Budiani Sugiarto S Sugiarto Sugiarto Sugiarto Sugiarto Sugiarto Sugiarto Sumarni Sumarni Suriyadi Suriyadi Suryani*, Fitrika Mita Syafriana ., Syafriana Taqwadin, Abda Syakura Tasya Kumala Taufiq, Luthfi Chaliqi Teuku Fadrial Mahfud Teuku Zulhadi Tri Handayani Wahyu Rianda Wirnanda, Intan Yusria Darma Yusril Mahendra Zafara Quratul Ayuni Zubir Zubir