Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Majalah Farmasetika

Formulasi Sabun Antibakteri Fraksi N-Heksan Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) Terhadap Staphylococcus aureus Leny Leny; Tetty Noverita; Adelina Simatupang; Benni Iskandar
Majalah Farmasetika Vol 7, No 3 (2022): Vol. 7, No. 3, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i3.38544

Abstract

Bakteri merupakan uniseluler, pada umumnya tidak berklorofil, dan mempunyai ukuran yang sangat kecil dimana hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Tujuan penelitian untuk mengetahui ekstrak fraksi n-heksan daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dengan konsentrasi 2% dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun mandi padat yang stabil menurut SNI 06-3532-2016 dan sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dimulai dengan pembuatan ekstrak fraksi n-heksan dari daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa), dilanjutkan dengan memformulasikan ekstrak menjadi bentuk sabun padat yang terbagi atas 3 konsentrasi yaitu 2%, 4%, dan 6%. Sediaan sabun padat kemudian diuji karakteristik fisik sediaan dan aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak fraksi n-heksan daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dapat diformulasikan  ke dalam bentuk sabun padat yang stabil menurut SNI 06-3532-2016 dan ekstrak fraksi n-heksan daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dengan konsentrasi 2% mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan hambat sebesar 9,91 mm, konsentrasi 4% sebesar 9,95 mm, dan konsentrasi 6% sebesar 10,6 mm, dimana pada penelitian ini digunakan pembanding dengan kontrol negatif dan pada kontrol positif menggunakan sabun asepso yang mempunyai daya hambat sebesar 18,51 mm.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah formula sabun mandi padat dengan penambahan ekstrak fraksi n-heksan sebanyak 2% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dalam kategori sedang, konsentrasi 6% mampu menghambat dalam kategori kuat namun tidak menunjukkan daya hambat yang signifikan antar kelompok F1, F2, dan F3.
Formulasi sediaan blush on bentuk stick menggunakan ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L) sebagai pewarna alami Benni Iskandar; Rona Syafira; Septi Muharni; Leny Leny; Meircurius Dwi Condro Surboyo; Safri Safri
Majalah Farmasetika Vol 7, No 3 (2022): Vol. 7, No. 3, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i3.38357

Abstract

Blush on atau perona pipi merupakan salah satu sediaan kosmetika yang digunakan untuk memberikan warna atau menambah estetika pada rias wajah. Perona pipi mengandung pigmen yang rendah hingga tinggi sehingga warna yang dihasilkan cenderung bervariasi. Namun penggunan zat warna sintetik selalu dipergunakan dalam sediaan dan sering menimbulkan terjadinya kerusakan pada kulit. Zat warna alami atau pigmen yang diperoleh dari tumbuhan lebih aman daripada zat warna sintetis. Perona pipi dalam bentuk stick mempunyai keunggulan, tidak seperti perona pipi powder yang mudah hancur, perona pipi stick mudah diaplikasikan karena dikemas seperti tabung putar layaknya lipstik. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak kulit manggis ke dalam bentuk sediaan blush on/ perona pipi stick dengan variasi konsentrasi 14,18, dan 22%. Kulit manggis yang telah diekstraksi dengan etanol 96% diformulasikan ke dalam bentuk sediaan blush on yang berbentuk stick. Sediaan kemudian diuji homogenitas, organoleptis, penentuan nilai pH, uji oles, uji keretakan dan uji stabilitas sediaan terhadap penyinaran sinar UV yang diukur dengan spektrofotometer. Pada konsentrasi 14% warna yang dihasilkan yaitu warna merah muda, pada konsentrasi 18% memberikan warna merah peach, pada konsentrasi 22% memberikan warna merah kecoklatan. Semua sediaan homogen dan mempunyai pH yang berada dalam pH yang diizinkan untuk sediaan perona pipi. Pada uji stabilitas suhu kamar, sediaan cenderung stabil hingga dilakukan penyinaran selama 24 jam dengan sinar UV, sediaan mengalami perubahan warna yang ditunjukkan dengan adanya perubahan pada absorbansi ketika diukur dengan spektrofotometer. Ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam formulasi sediaan perona pipi dan perbedaan konsentrasi menghasilkan perbedaan intensitas warna pada sediaan pewarna pipi. Hasil dari pengujian stabilitas menunjukkan bahwa sediaan perona pipi yang diformulasi menunjukkan adanya perubahan terhadap pengaruh cahaya.
Uji Aktivitas Anti-aging Mikroemulsi Minyak Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Benni Iskandar; Raesa Tartilla; Anita Lukman; Leny Leny; Meircurius Dwi Condro Surboyo
Majalah Farmasetika Vol 7, No 1 (2022): Vol. 7, No. 1, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i1.36464

Abstract

Penuaan merupakan proses penurunan fungsi fisiologis dan terjadi pada semua organ tubuh manusia, termasuk kulit. Paparan sinar matahari langsung pada kulit mengakibatkan kelebihan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dalam tubuh dapat memicu terjadinya penuaan dini. Gejala yang jelas terlihat diantaranya munculnya keriput, kulit kering dan kasar serta timbulnya noda-noda gelap pada kulit. Salah satu upaya mengatasi penuaan adalah dengan antioksidan. Minyak nilam (Pogostemon cablin Benth.) telah terbukti memiliki efek antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas anti-aging dari sediaan mikroemulsi minyak nilam. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan mikroemulsi minyak milam pada konsentrasi 0% (F0), 5% (F1), 10% (F2), dan 15% (F3). Sediaan kemudian diujikan pada kulit punggung tangan sukarelawan dengan menggunakan alat skin analyzer dengan parameter yang diukur meliputi kadar air, kehalusan, besar pori, banyak noda, dan keriput. Pengaplikasian sediaan mikroemulsi pada kulit punggung tangan sebanyak dua kali sehari selama 30 hari. Pengujian dilakukan setiap hari ke-10, ke-20, dan ke-30. Hasil uji aktivitas anti-aging menunjukkan bahwa sediaan mikroemulsi minyak nilam 5% (F1) lebih cepat terjadi pemulihan dalam meningkatkan kadar air, kehalusan kulit, mengecilkan ukuran pori, mengurangi noda dan keriput.
Formulasi dan Uji Efektivitas Sediaan Body scrub Labu Kuning (Curcubita moschata) Leny Leny; Indra Ginting; Tiary N Sitohang; Siti Fatimah Hanum; Ihsanul Hafiz; Benni Iskandar
Majalah Farmasetika Vol 6, No 4 (2021): Vol. 6, No. 4, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i4.35776

Abstract

Penggunaan body scrub merupakan salah satu perawatan kulit untuk mengangkat sel- sel kulit mati akibat radikal bebas, labu kuning merupakan salah satu tanaman yang banyak mengandung beta karoten serta vitamin C dan E yang berfungsi sebagai antioksidan alami untuk menangkal radikal bebas pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan krim body scrub yang mengandung sari labu kuning (Cucurbita moschata). Sari labu kuning diformulasikan dalam variasi konsentrasi 10%, 15% dan 20%. Evaluasi formula krim body scrub yang dilakukan meliputi uji homogenitas, organoleptis, pH, stabilitas menggunakan metode cycling test, uji iritasi pada kulit, dan efektivitas pada kulit dengan mengamati kemampuan menghaluskan kulit dan meningkatkan kadar air pada kulit dengan menggunakan perangkat skin analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan krim body scrub sari labu kuning (Cucurbita moschata) homogen saat difomulasikan, memiliki bentuk, warna, tidak berubah setelah pengujian stabilitas dengan metode cycling test, dan mempunyai nilai pH yang memenuhi persyaratan pH kulit, serta tidak menimbulkan iritasi pada kulit sukarelawan. Sediaan yang dengan konsentrasi sari labu kuning 20% (F3) memiliki efektivitas paling mendekati kontrol positif yaitu mampu memperbaiki kehalusan kulit (evenness) hingga 50,00% dan meningkatkan kadar air (moisture) hingga 46,33%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sari labu kuning (Cucurbita moschata) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan krim body scrub yang stabil dan mampu memperbaiki kondisi kulit yang kasar menjadi lebih baik. 
Pengembangan dan Pengujian Sediaan Sheet Mask Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) sebagai Antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis Leny Leny; Uci Tri Azelia; Benni Iskandar; Safri Safri
Majalah Farmasetika Vol 8, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v8i4.46024

Abstract

Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) adalah salah satu tanaman obat yang mempunyai khasiat sebagai antiseptik, antiinflamasi, antifungal, dan antibakterial karena mengandung senyawa-senyawa seperti flavonoid, tanin dan triterpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan sheet mask diformulasikan dengan penambahan ekstrak daun patikan kebo dengan konsentrasi 8%, 10% dan 12% yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan mengetahui formulasi terbaik berdasarkan uji stabilitas serta efektivitas. Sediaan sheet mask dibandingkan dengan sediaan blanko (kontrol negatif) dan sediaan pasaran sebagai kontrol positif. Evaluasi sediaan sheet mask meliputi pengamatan stabilitas cycling test, organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, waktu kering dan uji iritasi terhadap sukarelawan. Pengujian antibakteri sediaan terhadap Staphylococcus epidermidis menggunakan metode sumuran dengan difusi agar. Formulasi menunjukkan essence sediaan sheet mask berwarna coklat tua, berbau khas, homogen, stabil dalam penyimpanan dan tidak mengiritasi. Pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan sheet mask dengan 8% merupakan konsentrasi terbaik karena mampu menghambat bakteri Staphylococcus epidermidis dalam kategori sedang dan tidak berbeda signifikan dengan konsentrasi 10 maupun 12%.
Uji Sifat Fisik Sediaan Lulur Ekstrak Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Serta Uji Efektivitas Kelembaban (Moisture) dan Kehalusan (Evenness) pada Kulit Iskandar, Benni; Tarigan, Jacub; Leny, Leny; Hanum, Widia
Majalah Farmasetika Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i1.49230

Abstract

Sediaan lulur atau“body scrub” merupakan salah satu dari banyaknya sediaan kosmetik, lulur tersendiri berfungsi membuang ataupun mengangkat sel mati. Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) adalah tanaman ataupun lebih tepatnya jenis sayuran yang biasa dikonsumsi sehari-hari yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku dari sediaan lulur karena tingginya kandungan antosianin. Antosianin pada bayam merah bermanfaat sebagai antioksidan yang mampu menghambat radikal bebas. Bayam merah juga kaya akan kandungan vitamin A, Vitamin C, protein, kalsium, dan lainnya. Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui bayam merah yang dapat diformulasikan menjadi sediaan lulur atau body scrub yang memiliki karakteristik yang stabil dan mampu memperbaiki, meningkatkan kadar air pada kulit serta kehalusan pada kulit. Proses dan metode studi ini dengan mengekstraksi daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dengan maserasi, kemudian formulasi sediaan lulur dibuat dengan beberapa variasi konsentrasi yaitu 0,5%, 1% dan 1,5%. Pengujian sediaan meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, iritasi, uji stabilitas, uji efektivitas kelembaban dan kehalusan dengan menggunakan instrumen skin analyzer pada kulit sukarelawan. Hasil studi yang dibuktikan dengan membandingkan hasil sebelum dan setelah cycling test menunjukan bahwa sedian lulur dari masing-masing formula memenuhi persyaratan organoleptis, homogenitas, pH lulur 5,7-5,9 (persyaratan pH sediaan ke kulit yaitu 4,5-6,5), daya sebar 5,3-5,6 (persyaratan 5-7 cm), tidak mengiritasi kulit, serta uji efektivitas kelembaban (moisture) dan kehalusan (evenness) pada kulit sukarelawan menunjukkan hasil analisis studi yang signifikan (p ≤ 0,05) pada F1, F2, F3 dan tidak menunjukkan hasil analisis yang signifikan (p ≥ 0,05) pada F0. Kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini bahwa ekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dapat diformulasikan serta memenuhi persyaratan uji sifat fisik sediaan lulur atau body scrub, tidak menyebabkan iritasi pada kulit, serta dapat memberikan kenaikan nilai persentase efek yang melembabkan kulit dan menghaluskan kulit dengan menggunakan skin analyzer.
Inovasi pewarna rambut alami: Formulasi gel berbahan dasar ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (mill.)Urb.) dan uji sifat fisiknya Leny, Leny; Winata, Hanafis Sastra; Sitanggang, Joanna; Hanum, Siti Fatimah; Iskandar, Benni
Majalah Farmasetika Vol 9, No 6 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i6.58294

Abstract

Umbi bawang dayak memiliki kandungan antosianin yang tinggi, antosianin merupakansalah satu pigmen yang terdapat pada tanaman yang berpotensi dijadikan pewarnaalami makanan serta dapat menggantikan pewarna sintetis. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui efektivitas ekstrak umbi bawang dayak yang diformulasikan ke dalamsediaan gel pewarna rambut dan mampu mengubah warna rambut. Metode penelitianini dilakukan dengan metode eksperimental yang meliputi pengambilan sampeltumbuhan, determinasi dan pengolahan sampel, pembuatan ekstrak, pembuatansediaan gel pewarna rambut dengan konsentrasi 8%, 10% dan 12%, evaluasi fisiksediaan pewarna rambut, uji stabilitas pewarna rambut, uji pH dan uji iritasi sediaanpewarna rambut. Hasil penelitian menunjukkan sediaan berbentuk gel, berwarnacokelat dan beraroma khas bawang dayak, pH berkisar antara 5,21-5,48. Hasilstabilitas warna terhadap pencucian sebanyak 15 kali dan penjemuran tidakmenunjukkan perubahan warna. Hasil uji hedonik diketahui sediaan F3 merupakansediaan yang paling disukai dengan memperoleh skor tingkat kesukaan sebesar 8.Hasil pewarnaan pada rambut bleaching dengan perendaman rambut selama 4 jamdiperoleh: F1(8%) menghasilkan rambut pirang, F2 (10%) menghasilkan rambut cokelatterang dan pada F3 (12%) berwarna cokelat gelap. Pengujian juga dilakukan padarambut hitam namun hasil pewarnaan pada rambut hitam tidak terjadi perubahan warnayang nyata. Kesimpulan penelitian ini bahwa ekstrak umbi bawang dayak Eleutherinebulbosa (Mill.)Urb. dapat diformulasikan menjadi sediaan gel pewarna rambut yangstabil dan tidak menimbulkan reaksi iritasi atau alergi pada kulit. Sediaan juga mampumenutup warna putih rambut hingga menghasilkan warna cokelat terang sampai cokelatkehitaman.
Potensi Sediaan Nanogel dari Bahan Alami dalam Regenerasi Jaringan: Strategi Baru Pengobatan Luka Bakar Iskandar, Benni; Putri, Amanda Herlina; Mardani, Atika Nurfadhila; Putri, Erra Manisa; Uli Tamba, Evlyn Cyntia; Aulia, Firda; Rahmadani, Sriayu; Handini, Wigati; Wulandari, Windya; Utami, Zelvy Rahman; Wirman, Citra Safitri
Majalah Farmasetika Vol 10, No 5 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v10i5.65853

Abstract

Luka bakar adalah cedera pada jaringan kulit yang timbul akibat paparan terhadap panas, zat kimia, arus listrik atau radiasi dan sering kali menyebabkan peradangan, infeksi serta kehilangan fungsi kulit. Penanganan luka bakar yang efektif memerlukan sistem penghantaran obat yang mampu mempercepat regenerasi jaringan sekaligus mencegah terjadinya komplikasi. Review artikel ini merupakan studi literatur berdasarkan jurnal nasional dan internasional yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir, dengan sumber data dari Science Direct, PubMed, dan Google Scholar menggunakan kata kunci “Sistem Penghantaran Obat Nanogel”, “Ekstrak”, dan “Luka Bakar”. Dari 280 artikel yang ditemukan, dilakukan proses penyaringan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, hingga diperoleh 10 artikel utama sebagai bahan telaah. Salah satu pendekatan inovatif yang dikaji adalah pemanfaatan ekstrak bahan alam yang kaya akan senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin dan terpenoid yang memiliki aktivitas antiinflamasi, antimikroba dan antioksidan. Untuk meningkatkan stabilitas serta efektivitas terapeutik senyawa aktif tersebut, formulasi berbasis nanopartikel menjadi strategi yang menjanjikan karena mampu melindungi bahan aktif dari degradasi serta meningkatkan penetrasi ke jaringan target. Selain itu, sistem penghantaran berbasis gel memberikan keuntungan tambahan berupa kemudahan aplikasi, daya rekat tinggi pada permukaan luka, serta pelepasan obat yang terkontrol. Kombinasi ekstrak bahan alam dalam bentuk nanopartikel yang diformulasikan dalam basis gel menunjukkan potensi besar sebagai sistem penghantaran obat topikal yang efektif dan aman untuk terapi luka bakar.
Co-Authors Achmad, Audia Ichsania Adelina Simatupang Agustini, Tiara Tri Ali Affan Silalahi Almi, Vinny Juliandi Amelia, Sabina Rizky Ami Sari, Rosi Anabesi, Mazaya Putri Ananta, Levina Andjelie, Tiara Anggraini, Haryeni Sastra Anita Lukman Anita Lukman Armon Fernando Armon Fernando Arpina, Melka Febby Aufa, Safira AULIA, FIRDA Aulia, Zulikho Azela, Lala Dea Dwi Putri Dwi, Kurnia Edi Yunara Eka Putra Eka Saputri Nst, Sandry Emma Susanti Faridah, Wardatil Febrian, Roby Ferdy Firmansya Ferdy Firmansyah Fikri Maulana Fikri Maulana, Fikri Fitri Renovita Fitri, Rindu Rahmatul FRANSISKA, ELLA Furi, Mustika Handini, Wigati Hanum, Widia Helfina, Syelfi Hidayati, Kismira Humairaq, Shakira Ihsan Ikhtiaruddin Ihsan Ikhtiarudin Ihsanul Hafiz Indah Lestari, Indah Indra Ginting Inggrid. P, Debora Irfan Maulana, Irfan Ismail Marzuki Khairil Armal Kirana, Fharisti Leny Leny Leny Leny Leny Leny Leny Leny, Leny Leny, Leny Lismarianti, Lismarianti Maghfirah, Wahyi Mardani, Atika Nurfadhila Marlind, Naya Mahesa Marvika, Shintia Mayang, Rapi Meri Ernilawati mira febrina Mira Janita Mudia, Whulan Muhtadi, Wildan Khairi Muzdalifah, Siti Nababan, Herbet Nabilla, Revanalia Naibaho, Triana Putri Neni Frimayanti Ningsih, Fitra Ayu Nofriyanti - Nova Tantri Silalahi Novrianti, Nisa Nugraha, Fajar Muhammad Okla Elfitri Oktavianti, Mimi Otilia, Alisa Pulpa Susila, Afriani putra, fariz Putri, Amanda Herlina Putri, Atika Putri, Erra Manisa Putri, Nadila Putri, Rizka Luthfia Ananda Putri, Winda Masayu Rachel Anastasia R Hutabarat Raesa Tartilla Raesa Tartilla Rahayu, Adnin Rahma Dona Rahmadani, Sriayu Rahmadhani Rahmah, Rizka I’zaa Rahmidasari, Annisa Ramadhani, Nadea Zahra Rensus Siagian Rickha Octavia Rizki, Mulia Romadhon, Laili Rona Syafira Rusnedy, Rahmayati Safri Safri Safri Safri Saharani, Liliana Salsabillah, Mutiara Septi Muharni Serlin Partika Sari Sidabutar, Santa Eni BR Silalahi, Nova Tantri Sisilawati, Kolista Sitanggang, Joanna Siti Fatimah Hanum Suprianto Suprianto Surboyo, Meircurius Dwi Condro Syukrani, Sabila Tarigan, Jacub Tetty Noverita Khairani Tetty Noverita Khairani Situmorang Thahira, Siffa Tiary N Sitohang Uci Tri Azelia Ulfa, Rodhia Uli Tamba, Evlyn Cyntia Utami, Zelvy Rahman wahyuni wahyuni Winata, Hanafis Sastra Wira Noviana Suhery Wirman, Citra Safitri Wulandari, Windya Yolanda Yolanda, Yolanda Zahira, Rifka Zyzy Permata Dian