Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

New Promising Rice Genotypes of SP87-1-1-2 and SP73-3-17 Adaptive to Lowland and Medium Land Hasan, Fitri Utami; Sari, Santika; Zubair, Anas; Carsono, Nono
PLANTA TROPIKA: Jurnal Agrosains (Journal of Agro Science) Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/pt.2020.110.21-32

Abstract

High yield potential (more than 8 ton ha-1), resistant to pest and disease, adaptive to specific or broad environment and good palatability are among rice traits preferred by farmers and consumers. In order to develop such superior rice, yield testing at different agro-climates for some promising lines bred is necessary. This study aimed to examine selected rice genotypes in two different environments, namely Indramayu (9m asl) and Jatinangor (752m asl) and to obtain environment factors affecting the plant trait variation. The experiment was conducted during dry season with fifteen F5 genotypes, arranged in an augmented design. Based on Least Significant Increase (LSI), genotypes showing better performance than checks were SP87-1-1 on number of productive tillers and total grain weight, SP73-3-1 on panicle length, total grain weight, and weight of 1000 grains. Meanwhile, SP46-4-1 and SP87-4-1 showed better number of filled grains than checks in Indramayu. There was no genotype performing higher number of empty grains than that of the checks. Based on the Principal Component Analysis (PCA), altitude contributed to high variation of plant traits. SP87-1-1 and SP73-3-1 are recommended to be grown in medium and lowland ecosystems because they have high productivity in both environments.
Analisis Debit Banjir Sungai Cijangkelok Di Desa Cibingbin Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan Carsono, Nono
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1014.608 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i4.2469

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data hidrologi dan menganalisis debit banjir rencana pada Sungai Cijangkelok di Desa Cibingbin Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriftif. Penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dan hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian disertai tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Analisis Hidrologi pada Sungai Cijangkelok dilakukan dengan analisis frekuensi mulai dari perhitungan curah hujan wilayah cara Poligon Thiessen sehingga diperoleh harga parameter statistik untuk perhitungan hujan rancangan yang dilakukan terhadap data curah hujan harian maksimum tahunan selama 15 tahun (tahun 2005 s.d. tahun 2019) dengan kala ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun. Hasil perhitungan curah hujan rancangan kala ulang 5 tahun distribusi Gumbel sebesar 136,76 mm dan hasil distribusi Log Pearson Type III sebesar 127,83 mm. Dari hasil analisa frekuensi jenis distribusi yang memenuhi syarat yaitu distribusi Log Pearson Type III dengan nilai Cs = 0,753 selanjutnya dari hasil Uji keselarasan Smirnov-Kolmogorov dengan derajat signifikasi 5 % dan nilai ∆maks < ∆cr = 0,134 < 0,338., maka Metode Log Pearson Type III dapat digunakan untuk menghitung curah hujan periode ulang tertentu. Debit banjir rancangan kala ulang 5 tahun Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu sebesar 742,248 m3/det dengan intensitas curah hujan jam jaman metode Mononobe durasi 4 jam sebesar 17,587 mm/jam. Dengan kapasitas sungai yang didapat dari hasil perhitungan debit menggunakan metode mid section 239,30 m3/dt maka dapat disimpulkan bahwa Sungai Cijangkelok sudah tidak dapat menampung dan berpotensi banjir, dan perlu adanya normalisasi atau peninggian bangunan air dan atau tanggul pada Sungai Cijangkelok.
Analisis Korelasi Marka Simple Sequence Repeats Molecular Markers dengan Karakter Ketahanan terhadap Wereng Cokelat pada Lima Kultivar Padi Prayoga, Gigih Ibnu; Sari, Santika; Dono, Danar; Carsono, Nono
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.41024

Abstract

Hama wereng cokelat (Nilaparvata lugens Stal.) telah lama menjadi masalah utama dalam budidaya padi di Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya. Merakit tanaman yang memiliki ketahanan terhadap hama ini, dipandang sebagai pendekatan yang lebih efektif dan ramah terhadap lingkungan dan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perbedaan pada karakter penting padi antara kultivar padi tahan dengan kultivar rentan wereng cokelat, selain itu juga untuk mendapatkan marka-marka SSR yang bisa digunakan untuk Marker Assisted Selection (MAS) dan hubungannya dengan karakter penting. Riset ini meliputi pengamatan karakter penting dan skrining delapan marka SSR yang diduga berkaitan dengan gen bph (ketahanan terhadap wereng cokelat) pada lima kultivar padi tetua yaitu PTB-33 (genotipe tahan), IR-64, Pandan Wangi, Ciherang, dan Sintanur. PTB-33 memiliki laju fotosintesis yang lebih tinggi (toleran), trikoma yang lebih panjang, dan kandungan protein yang lebih rendah dibandingkan kultivar lainnya yang diuji. Hasil visualisasi marka RM8213 menunjukkan adanya polimorfisme pita DNA pada genotipe tahan PTB-33 dengan kultivar lainnya. Selain itu, marka RM586 dan RM589 juga menunjukkan adanya polimorfisme pada kultivar PTB-33 dengan kultivar lainnya kecuali dengan kultivar IR-64. Hasil analisis Z-Mantel antara marka SSR dengan karakter penting genotipe uji menunjukkan bahwa gen Qbph4 dan Bph17(t) mempunyai korelasi yang sangat tinggi dengan karakter laju fotosintesis dan panjang trikoma, sedangkan gen gen Bph3 dan bph4 berkorelasi tinggi dengan kandungan protein. Ketiga karakter tersebut diduga berperan penting dalam mekanisme pertahanan terhadap hama wereng cokelat pada padi.
Uji Daya Hasil 15 Klon Ubi Kayu (Manihot esculenta) F1 Berdasarkan Karakter Hasil dan Komponen Hasil Di Jatinangor Wijaya, Wendy; Karuniawan, Agung; Carsono, Nono
Zuriat Vol 33, No 1 (2022): Mei, 2022
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v33i1.52969

Abstract

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia penghasil ubi kayu yang beberapa tahun terakhir mengalami penurunan produksi yang disebabkan oleh konversi lahan. Dengan meningkatnya kebutuhan dan impor ubi kayu Indonesia maka diperlukan ubi kayu yang dapat berproduksi tinggi untuk memenuhi kebutuhan domestik. Penelitian ini merupakan salah satu tahapan pada program pemuliaan untuk mengembangkan varietas ubi kayu lokal pada lokasi Jatinangor yang memiliki produksi lebih tinggi dari varietas sebelumnya. Jatinangor dipilih karena memiliki agroekologi yang mirip dengan kabupaten – kabupaten produsen ubi kayu di Jawa Barat antara lain Garut, Sumedang, Tasikmalaya, dan Sukabumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi genotipe yang berpotensi menjadi varietas unggul baru dan menyiapkan bahan tanam untuk penelitian selanjutnya. Kegiatan penelitian telah dilakukan pada Kebun Percobaan Ciparanje Unpad, Jatinangor, Sumedang dengan periode waktu dari Desember 2019 hingga November 2020. Pengidentifikasian genotipe yang berpotensi unggul dilakukan dengan membandingkan lima belas genotipe uji dengan tiga varietas cek. Pembandingan dilakukan dengan metode Least Significant Increase (LSI) pada lima belas karakter agronomi. Hasil dari penelitian ini adalah Genotipe 1, Genotipe 4, Genotipe 8, dan Genotipe 9 melebihi varietas cek pada satu karakter agronomi atau lebih. Genotipe 1 memiliki karakter panjang umbi yang melebihi ketiga cek dan berat umbi per tanaman melebihi Cek 2. Genotipe 4 memiliki diameter yang melebihi Cek 2. Genotipe 8 melebihi Cek 3 pada karakter indeks panen. Genotipe 9 melebihi Cek 2 dan Cek 3 pada karakter indeks panen.
Seleksi Toleransi Cekaman Kekeringan pada Delapan Genotipe Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Lokal Damayanti, Farida; Fachrunnisa, Laras Sitta; Slamet, Whitea Yasmine; Carsono, Nono; Karuniawan, Agung
Zuriat Vol 35, No 2 (2024): September, 2024
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v35i2.59232

Abstract

Cekaman kekeringan merupakan salah satu permasalahan besar dalam bidang pertanian di Indonesia karena dapat mengakibatkan penurunan hasil yang signifikan. Penelitian dilakukan untuk memperoleh informasi tingkat toleransi cekaman kekeringan pada genotipe kacang tanah lokal koleksi Laboratorium Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran. Percobaan dilaksanakan pada bulan Juni - November 2014 di fasilitas rumah kaca kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan split plot yang diulang tiga kali. Petak utama adalah perlakuan pemberian air/water availability (dua taraf) yaitu pemberian air optimal (100% water availability dan 25% water availability). Adapun anak petak adalah genotipe kacang tanah (sepuluh taraf), terdiri dari delapan genotipe kacang tanah lokal yaitu Soe Timur, Atambua, Kanonang Putih, Gorontalo C, Larantuka, Tondegesan Putih, Madura 2, Kinali Putih, serta varietas yang telah dilepas yaitu Singa dan Jerapah. Data dianalisis menggunakan uji Fisher taraf nyata 5%, uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT), dan Least Significant Difference (LSD) taraf nyata 5%. Pembobotan dan perangkingan untuk menentukan genotipe kacang tanah lokal yang memiliki nilai Drought Tolerance Indeks (DTI) lebih baik dibandingkan varietas Singa dan Jerapah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe Gorontalo C, Madura 2 dan Atambua merupakan genotipe kacang tanah lokal yang memiliki penampilan yang lebih baik dibandingkan genotipe Singa dan Jerapah berdasarkan nilai DTI untuk karakter morfologi, hasil dan komponen hasil, serta parameter toleransi cekaman kekeringan. Terdapat korelasi positif antara karakter hasil (bobot basah polong) dengan parameter LRWC 80, namun tidak terdapat korelasi antara karakter komponen hasil (jumlah polong) dengan parameter pengamatan toleransi cekaman kekeringan.
Breeding Methods for Antrachnose Resistant Chili Pepper in the Last Decade: A Review Putra, Fitriansyah; Carsono, Nono; Widiantini, Fitri; Bakti, Citra; Mitalo, Oscar W.; Kang, Seung Won
AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 8 No 2 (2024): AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/agrosainstek.v8i2.796

Abstract

Chili is one of the most economically valuable commodities cultivated worldwide. The high interest in chili can be attributed to capsaicin, which provides a spicy sensation when consumed. The level of interest in chili cultivation does not necessarily correlate with the yields obtained. The loss in production and yield can be attributed to the disruption of the Colletotrichum spp., which causes anthracnose disease. Breeding for anthracnose-resistant chili has been a focus of research for many scientists in various countries. Conventional and molecular methods are employed in the production of anthracnose-resistant chilies. This study will examine a range of articles and investigate the development of anthracnose-resistant chilies. The article was searched in the Scopus database. The articles were filtered based on the publication date range of 2014 to 2024, resulting in 343 articles. Furthermore, the articles were evaluated based on predetermined criteria, resulting in the identification of 22 articles. The breeding of anthracnose-resistant chili plants employs a range of conventional and molecular techniques to identify the most suitable lines. Various techniques, including crossing and different kinds of selection, were employed and validated through the development of molecular markers. Markers and genes have been identified, including RA80f6_r1, RA80f6_g1, RA80f6_g2, and RCT1, which are responsible for anthracnose resistance. This review provides an overview of the various anthracnose-resistant chili breeding methods.
DETEKSI GEN KETAHANAN HAWAR DAUN BAKTERI PADA PADI FAMILI F7 PERSILANGAN SINTANUR X PTB33 DAN FAMILI F5 PANDANWANGI X PTB33 SEBAGAI UPAYA AWAL SKRINING GENOTIPE POTENSIAL Prayitno, Prayitno; Carsono, Nono; Anas, Anas; Mahardhika, Dimas Kembara
Jurnal Agroteknologi Vol 15, No 2 (2025): Februari 2025
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/ja.v15i2.35238

Abstract

The decrease in rice production due to bacterial leaf blight (BLB) caused by Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) has been reported to be quite high, ranging from 15–23%. Based on its spread and rice losses due to this pathogen, efforts are highly needed to reduce and control it. The BLB resistance gene is called the Xa gene. Currently, there are 42 Xa genes controlling BLB resistance that have been identified in some cultivars, mutant population and wild species of rice. The Xa3, Xa4 and xa8 genes are the three well-known of bacterial leaf blight resistance genes in hybrid rice in China and South Asian countries. Considering their dominant existence in Indonesia, molecular screening by means of PCR detection has been done in eight families of F7 Sintanur x PTB33 and two families of F5 Pandanwangi x PTB33 for these three Xa genes. Molecular markers BB3RF, BB3RR, MP1, MP2, and RM21044 were applied to detect those three genes. Based on DNA visualization it was found that SP101-3-1-5-8, SP101-3-1-19-26, SP101-3-1-38-4, SP87-1-1-7-7, PP48-5-1, and PP48-5-24 had the Xa3 gene. The genotypes that carry the Xa4 gene were SP101-3-1-19-27, SP101-3-1-38-4 and SP101-3-1-38-25. Meanwhile, the xa8 gene was only detected in Pandanwangi, meanwhile the SP101-3-1-38-4 carried the Xa3 and Xa4 genes. No genotypes were found with three genes. The selected genotypes will be further developed in order to assembly multiple resistance genes for this particular disease.