p-Index From 2020 - 2025
8.294
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Rekam : Jurnal, Fotografi, Televisi Animasi Jurnal Kawistara : Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Jurnal Ilmu Komunikasi Channel : Jurnal Komunikasi Komunikator Jurnal Orasi Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Arty: Jurnal Seni Rupa AL ISHLAH Jurnal Pendidikan Jurnal SOLMA Abdimas Dewantara specta: Journal of Photography, Arts, and Media Tuturrupa : Bertutur Apik, Berkata Rupa An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Acintya Gelar : Jurnal Seni Budaya Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Abdimas Umtas : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Jurnal Profetik Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI Jurnal Ilmu Komputer dan Desain Komunikasi Visual NOTION: Journal of Linguistics, Literature, and Culture Avant Garde Communications International Journal of Communication and Society International Journal of Visual and Performing Arts Citradirga : Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Intermedia Jurnal Komunikasi Nusantara Jurnal Komunikasi Nusantara Mimesis MEDIASI Jurnal Kajian dan Terapan Media, Bahasa, Komunikasi Borobudur Jurnal PIKMA : Publikasi Ilmu komunikasi Media dan Cinema Mavis : Jurnal Desain Komunikasi Visual Journal of Pragmatics and Discourse Research Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Media Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Aurelia: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia JURNAL PARADIGMA: Journal of Sociology Research and Education Lektur, Jurnal Ilmu Komunikasi Jurnal Kawistara CHANNEL: Jurnal Komunikasi INJECT Interdisciplinary Journal of Communication
Claim Missing Document
Check
Articles

Representasi Perjuangan Seorang Ibu (Analisis Semiotika Iklan Prochiz Spesialkan Momen Lebaran Bersama Prochiz) Maulana, Thoriq; Wibowo, Arif Ardy
Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Media Sosial (JKOMDIS) Vol. 5 No. 1 (2025): Januari - April
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jkomdis.v5i1.2704

Abstract

Periklanan adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mempromosikan produk, jasa, merek, atau ide kepada publik. Iklan seringkali menyimpan pesan atau makna tertentu di dalamnya. Pada tahun 2021, keju Prochiz merilis iklan berjudul “Spesialkan Momen Lebaran Bersama Prochiz” yang mengisahkan perjuangan seorang ibu. Ibu didalam iklan tersebut digambarkan sebagai sosok yang tangguh, terutama dalam menjalankan peran ganda sebagai pencari nafkah dan ibu rumah tangga. Analisis iklan ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, atau perilaku, dan hasilnya disajikan dalam deskripsi naratif. Analisis data dilakukan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yang melibatkan pengumpulan data dari jurnal serta materi audio dan visual, yaitu tayangan “Spesialkan Momen Lebaran Bersama Prochiz”. Hasil penelitian ini menggambarkan kasih sayang ibu terhadap anaknya dan peran ibu dalam menghidupi keluarganya.
CITRA KULINER LOKAL IKLAN KECAP BANGO SERI MEAT DIAGRAM: KAJIAN SEMIOTIKA PEIRCE Wibowo, Arif Ardy; Ahdiani, Ulaya; Nugrahani, Rahina
ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 12, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/orasi.v12i2.7831

Abstract

Kecap Bango sebagai salah satu produk yang memakai iklan yang unik, selalu berupaya untuk mengedepankan budaya lokal sebagai unsur yang harus ada dalam iklan mereka. Budaya lokal ini dikemas menggunakan media kuliner sehingga akan lebih menarik sekaligus mengkampanyekan budaya lokal asli Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna dibalik visual dengan membaca tanda yang tersaji dalam sebuah iklan. Proses yang dilakukan yaitu analisis data diuraikan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian meliputi pengumpulan berbagai data dari subjek penelitian dan sumber yang relevan. Kemudian data dianalisis untuk mendapatkan pemahaman tentang objek kajian yang dihadapi. Beberapa kegiatan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data dengan cara observasi. Kemudian memilah dan menganalisa data. Kemudian diakhiri dengan membuat kesimpulan dari penelitian ini. Hasil dari penelitian ini dengan penguatan citra budaya lokal yang disampaikan oleh iklan Kecap Bango seri Meat Diagram. Analisis menggunakan kajian semiotika C.S Pierce mengerucut pada bagian indeks, ikon dan simbol pada iklan. Dengan analisi ini diharapkan dapat mengungkap konsturksi tanda yang ada dibalik visual sebuah iklan, khususnya yang terkait dengan budaya kuliner lokal yang ada pada iklan Kecap Bango seri Meat Diagram.
Analisis Semiotika dalam Iklan Gojek “Ungkapkan yang dihati, Kirimkan yang Berarti” Wijayanti, Annisa Alifiana; Wibowo, Arif Ardy
Lektur: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 8, No 1 (2025): Lektur: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/lektur.v8i1.23719

Abstract

Komunikasi dalam keluarga sangat penting untuk menunjang keharmonisan. Komunikasi memiliki dua jenis yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Dalam kehidupan secara tidak sengaja komunikasi nonverbal sering digunakan dan memiliki berbagai macam pandangan ketika seseorang menggunakan komunikasi nonverbal sebagai respon atau memberikan pesan kepada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna denotasi, konotasi serta dikaitkan dengan mitos yang terjadi di masyarakat dalam iklan gojek “Ungkapkan yang dihati, Kirimkan yang berarti” yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal bapak dan anak. Iklan ini mengisahkan sebuah keluarga yang tidak harmonis akibat hambatan dalam berkomunikasi yang menimbulkan kesalahpahaman. Penelitian ini menggunakan semiotika Roland Barthes yang mengkaji dua tiga unsur yaitu denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian terdapat 4 scene yang mengandung unsur komunikasi interpersonal yang terjadi antara bapak dan anak yang ditampilkan dari tindakan verbal maupun nonverbal. Dengan penelitian ini dapat dijadikan gambaran mengenai komunikasi interpersonal dalam mewujudkan keharmonisan keluarga. 
GAYA PEWARNAAN DALAM FOTOGRAFI MELALUI KARYA FOTO RISMAN MARAH Hamumpuni, Laksono Bintang; Wibowo, Arif Ardy; Samaratungga, Oscar
specta Vol 9, No 1 (2025): Specta: Journal of Photography, Arts, and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/specta.v9i1.15544

Abstract

Dalam era fotografi digital, warna menjadi elemen krusial dalam membentuk komposisi dan menonjolkan objek tertentu, terutama karena masyarakat kini lebih akrab dengan fotografi berwarna dibandingkan era film hitam putih. Penelitian ini menganalisis gaya pewarnaan dalam fotografi melalui karya Risman Marah, khususnya karya-karyanya yang ditampilkan pada pameran RUMAKET di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, pada 25-27 September 2021. Karya fotografi Risman Marah yang berfokus pada metode penciptaan foto pewayangan yang mencerminkan nilai budaya Indonesia melalui penggunaan konsep mendalam, pemilihan tokoh wayang, dan pengaturan adegan yang cermat. Gaya pewarnaan seperti vintage atau retro coloring, selective color, color grading, dan split toning digunakan untuk menciptakan suasana klasik, mistis, dan dramatis, yang memperkaya kekuatan visual dan mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam karyanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan warna-warna tersebut efektif dalam menambah karakter dan kedalaman pada fotografi pewayangan, serta mendukung narasi visual dan emosi dalam karya Risman Marah.Coloring Style in Photography through the Works of Risman Marah. In the era of digital photography, color has become a crucial element in shaping composition and highlighting specific objects, particularly because society is now more familiar with colored photography compared to the black-and-white film era. This study analyzes the coloring styles in photography through the works of Risman Marah, specifically his pieces displayed at the RUMAKET exhibition at the Sonobudoyo Museum, Yogyakarta, from September 25-27, 2021. Risman Marah's photography focuses on the method of creating wayang photography that reflects Indonesian cultural values through the use of deep conceptualization, careful selection of wayang characters, and meticulous scene arrangement. Color styles such as vintage or retro coloring, selective color, color grading, and split toning are employed to create a classic, mystical, and dramatic atmosphere, enriching the visual strength and preserving the traditional values in his works. The results of this study indicate that the use of these colors is effective in adding character and depth to wayang photography 
Analisis Fenomenologi Komunitas Marah-Marah Sebagai Media Emotional Expression di Media Sosial X Sari, Syifa Naurah; Wibowo, Arif Ardy
Jurnal Komunikasi Nusantara Vol 7 No 1 (2025)
Publisher : Unitri Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jkn.v7i1.2333

Abstract

This study aims to understand how the Komunitas Marah-Marah on the social media platform X functions as a space for emotional expression and shapes social dynamics. The central problem addressed is how community members express their anger and how this affects social relationships and the construction of shared meaning. The research employs Alfred Schutz’s phenomenological approach, using in-depth interviews with ten informants who actively participate in the community. The findings show that while the community offers a space for members to release their anger, participation does not always involve direct interaction—some individuals take part solely as observers. Furthermore, although there is an expectation of emotional support, responses within the community are sometimes negative or even escalate tensions. This study concludes that the Komunitas Marah-Marah acts as a semi-protected space, allowing individuals to express anger and feel connected with others who share similar emotions. Future research should focus more closely on the psychological effects of active involvement in such communities and how social media platforms can develop more adaptive and emotionally supportive spaces for expression. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana Komunitas Marah-Marah di media sosial X berfungsi sebagai ruang ekspresi emosi dan membentuk dinamika sosial. Masalah yang diangkat adalah bagaimana anggota komunitas mengekspresikan kemarahan mereka dan pengaruhnya terhadap hubungan sosial serta pembentukan makna bersama. Metode yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi Alfred Schutz dengan wawancara mendalam terhadap sepuluh informan yang terlibat aktif dalam komunitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun komunitas ini memberikan ruang bagi anggota untuk melepaskan perasaan marah mereka, partisipasi tidak selalu melibatkan interaksi langsung, dengan beberapa individu hanya berperan sebagai pengamat. Lebih lanjut, meskipun terdapat ekspektasi dukungan emosional, respons dalam komunitas ini terkadang bersifat negatif atau bahkan memperburuk ketegangan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Komunitas Marah-Marah berfungsi sebagai ruang semi-terlindungi yang memungkinkan individu mengekspresikan perasaan marah dan merasa terhubung dengan orang lain yang serupa. Penelitian kedepannya sebaiknya lebih menyoroti pengaruh psikologis dari keterlibatan dalam komunitas ini, serta bagaimana media sosial dapat mengembangkan ruang ekspresi yang lebih adaptif dan mendukung kesehatan emosional penggunanya.
Analisis Fenomenologi Komunitas Marah-Marah Sebagai Media Emotional Expression di Media Sosial X Sari, Syifa Naurah; Wibowo, Arif Ardy
Jurnal Komunikasi Nusantara Vol 7 No 1 (2025)
Publisher : Unitri Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jkn.v7i1.2333

Abstract

This study aims to understand how the Komunitas Marah-Marah on the social media platform X functions as a space for emotional expression and shapes social dynamics. The central problem addressed is how community members express their anger and how this affects social relationships and the construction of shared meaning. The research employs Alfred Schutz’s phenomenological approach, using in-depth interviews with ten informants who actively participate in the community. The findings show that while the community offers a space for members to release their anger, participation does not always involve direct interaction—some individuals take part solely as observers. Furthermore, although there is an expectation of emotional support, responses within the community are sometimes negative or even escalate tensions. This study concludes that the Komunitas Marah-Marah acts as a semi-protected space, allowing individuals to express anger and feel connected with others who share similar emotions. Future research should focus more closely on the psychological effects of active involvement in such communities and how social media platforms can develop more adaptive and emotionally supportive spaces for expression. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana Komunitas Marah-Marah di media sosial X berfungsi sebagai ruang ekspresi emosi dan membentuk dinamika sosial. Masalah yang diangkat adalah bagaimana anggota komunitas mengekspresikan kemarahan mereka dan pengaruhnya terhadap hubungan sosial serta pembentukan makna bersama. Metode yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi Alfred Schutz dengan wawancara mendalam terhadap sepuluh informan yang terlibat aktif dalam komunitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun komunitas ini memberikan ruang bagi anggota untuk melepaskan perasaan marah mereka, partisipasi tidak selalu melibatkan interaksi langsung, dengan beberapa individu hanya berperan sebagai pengamat. Lebih lanjut, meskipun terdapat ekspektasi dukungan emosional, respons dalam komunitas ini terkadang bersifat negatif atau bahkan memperburuk ketegangan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Komunitas Marah-Marah berfungsi sebagai ruang semi-terlindungi yang memungkinkan individu mengekspresikan perasaan marah dan merasa terhubung dengan orang lain yang serupa. Penelitian kedepannya sebaiknya lebih menyoroti pengaruh psikologis dari keterlibatan dalam komunitas ini, serta bagaimana media sosial dapat mengembangkan ruang ekspresi yang lebih adaptif dan mendukung kesehatan emosional penggunanya.
FENOMENA BULLYING PADA FILM PENDEK LANGIT TAK SELAMANYA ABU-ABU: ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES Annisya, Ika Rizna; Wibowo, Arif Ardy
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 17, No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Komunikasi dan Desain Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/an-nida.v17i1.7849

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena bullying yang ada pada film pendek Langit Tak Selamanya Abu-abu karya sutradara Rukiki Mariana. Untuk menganalisis film pendek Langit Tak Selamanya Abu-abu peneliti menggunakan teori semiotika model Roland Barthes untuk menemukan makna secara denotasi, konotasi, dan mitos. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam film pendek Langit Tak Selamanya Abu-abu terdapat tujuh scene yang menggambarkan tindakan bullying yang dilakukan oleh tiga murid kepada gurunya di lingkungan sekolah. Fenomena bullying dalam film tersebut terjadi dikarenakan seseorang memiliki suatu kekurangan yaitu keterbatasan dalam berbicara atau gagap yang membuat dirinya menjadi korban bullying. Tindakan bullying yang ditampilkan dalam film tersebut terbagi menjadi tiga bentuk yaitu bullying verbal, bullying fisik dan cyberbullying. Film pendek Langit Tak Selamanya Abu-abu menjadi sebuah pembelajaran bahwa fenomena bullying dapat terjadi kepada siapapun dan apapun bentuknya, tindakan bullying tidak dapat dibenarkan sama sekali.
Designing Punthuk Setumbu as a Romanticism Landmark based on Film-Induced Tourism Erviana, Vera Yuli; Wibowo, Arif Ardy; Akhsan, Rifai Nur
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.5089

Abstract

Punthuk Setumbu is a natural beauty located in Karangrejo Village, Borobudur, Magelang Regency. The popularity of Punthuk Setumbu has surged following its use in the film Ada Apa Dengan Cinta 2, establishing it as a frequently visited tourist destination. The significant potential of Punthuk Setumbu necessitates effective management to enhance its tourist appeal while preserving its natural integrity. This community service program seeks to elevate the knowledge and abilities of partners in the following area such as: concept and functionality of photobooths, creation and implementation of the photobooth. The solutions provided by this community service encompass the dissemination of the design assistance, and photobooth deployment. The activities will be conducted via training employing lectures and practical exercises for the partners. The program includes phases of socialization, workshops, and activity monitoring. These training garnered favorable evaluations, with all aspect are increase for photo booth training. The implementation of the activities will occur between October 2024 and January 2025. The evaluation results demonstrate an enhancement in participants' knowledge regarding photo booth and film-induced tourism. This training aims to enhance Punthuk Setumbu's appeal to tourists and elevate regions income
Semiotika Peirce dalam Analisis Visual Sampul Majalah Tempo Edisi 14 Januari 2024 Budi, Audita Dwi Prasetyoning; Wibowo, Arif Ardy
JURNAL PARADIGMA : Journal of Sociology Research and Education Vol. 6 No. 1 (2025): (JUNI 2025) JURNAL PARADIGMA: Journal of Sociology Research and Education
Publisher : Labor Program Studi Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/jpjsre.v6i1.11525

Abstract

Penelitian ini menganalisis makna visual yang terkandung dalam sampul Majalah Tempo Edisi 14 Januari 2024, dengan fokus pada representasi politik di Indonesia. Sampul majalah ini menampilkan karikatur Presiden Joko Widodo dalam konteks pemilihan umum, yang memicu interpretasi tentang dinamika politik dinasti dan keterlibatan presiden dalam kampanye. Metode semiotika Peirce digunakan sebagai kerangka analisis untuk mengurai tanda-tanda visual pada sampul, yang terdiri dari representamen, objek, dan interpretan. Analisis ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana elemen-elemen visual tersebut menyampaikan pesan tentang isu-isu politik yang berkembang, termasuk politik dinasti, pengaruh kekuasaan, dan persepsi publik terhadap peristiwa politik terkini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampul majalah Tempo tidak hanya mencerminkan peristiwa politik yang sedang berlangsung, tetapi juga berperan dalam membentuk opini publik dan memicu diskusi tentang isu-isu penting dalam masyarakat. Karikatur sebagai bentuk komunikasi visual, digunakan untuk menyampaikan kritik atau sindiran terhadap fenomena politik dengan cara yang menarik perhatian dan memprovokasi pemikiran kritis. Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana media massa, khususnya majalah, dapat mempengaruhi persepsi politik dan dinamika kekuasaan di Indonesia.
Exploring Online-to-Offline Friendships: A Netnographic Study of Interpersonal Communication, Trust, and Privacy in Online Social Networks Amelia, Syfa; Wibowo, Arif Ardy
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol. 11 No. 1 (2023): CHANNEL: Jurnal Komunikasi 22nd Edition
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/channel.v11i1.310

Abstract

Online friendship has become common between generations, especially among Gen Z and Millennials, and some friendships transition from online to offline, which requires disclosing their offline identities. Despite the risks involved, Online Social Networks (OSNs) are essential daily and provide self-expression, social pleasure, and networking opportunities. Privacy is a complex concept with different definitions, and interpersonal communication can be private but can become public depending on the context. Self-disclosure and trust are essential factors in online friendships. This study used netnography to study online consumer-based communities, particularly volleyball fans. We conducted observations, literature reviews, and interviews with informants who had experienced shifting from online friendships to offline ones. We analyzed the data descriptively using the theories of trust and self-disclosure. Participants connect with others who share the same interest in volleyball. They both use pseudonyms to protect their privacy but occasionally post pictures with censorship on their faces due to anxiety over privacy and online crime. They both establish trust with their online friends by analyzing their reputation, performance, mutual friends, interaction, and persona before extending their friendship from online to offline. The study found eight communication patterns that create trust, such as talking about common interests and exchanging personal information, and suggests opportunities for further research on comparing different age and gender groups and exploring communication patterns in other social media platforms.