Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Transmigran sebagai Modal Sosial dalam Pengembangan Food Estate di Kabupaten Pulang Pisau Evi Fitriana; Marni Marni
SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 7 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : LP2M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/sosio.v7i1.8771

Abstract

Agriculture is a sector that plays an important role in supporting sustainable development. Transmigration since the time of the Dutch East Indies has been synonymous with the food program. One of the objectives to be achieved from the transmigration program is to improve the welfare of transmigrant farmers. This research is a qualitative descriptive study which aims to describe and analyze the social capital owned by transmigrants for the development of the food estate program in Pulang Pisau Regency. This research focuses on: 1) networks, 2) trust, and 3) social norms. The Food Estate development program has a link between social capital. Social capital is the main factor that transmigrants must have to support the Food Estate program. Social capital indicators that need to be considered in developing Food Estate are: a) Network, farmers need a network to develop agriculture (Ministry of Environment, Ministry of Agriculture and Minister of National Defense). Social networks between agricultural actors are also potential social capital to support the Food Estate program; b) Trust, the Food Estate development program has received support from the central government to the community, so this indicates that there is trust from the government and society in increasing national food security while simultaneously improving the welfare of agricultural actors; c) Social Norms, in developing the Food Estate program, a legal basis is needed related to agriculture.
Challenges of Online Learning for Library Science Students Marni Marni
Literatify: Trends in Library Developments Vol 1 No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.069 KB) | DOI: 10.24252/literatify.v1i2.15824

Abstract

The Covid-19 pandemic has changed various aspects of life such as working at home, studying at home, to break the chain of spreading Covid-19. The purpose of this study was to determine how to use online learning tools for library science students and to find out the obstacles faced during learning process. This qualitative research uses descriptive approach. The data were collected from library science students of UIN Alauddin Makassar through Interview and observation. To support learning during the Covid-19, integration of technology and various kinds of learning technology tools such as Google Classroom, WhatsApp, E-learning, Lentera, Zoom, Youtube were used. WhatsApp is the most used because it is easier to understand and easier to access from villages.ABSTRAKPandemi covid-19 telah mengubah berbagai aspek kehidupan seperti mahasiswa belajar di rumah dan bekerja di rumah, ini merupakan salah satu solusi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana pemanfaatan daring dalam proses belajar mengajar jurusan Ilmu Perpustakaan dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi selama proses belajar mengajar menggunakan daring (jaringan internet). Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder, dan yang mejadi informan adalah mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Teknik pengumpulan data wawancara dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Selama masa pandemi Covid-19 pembelajaran di rumah atau daring sebagai cara melanjutkan perkuliahan. Untuk menunjang pembelajaran selama pandemi Covid-19, integrasi teknologi dan macam inovasi selain itu kesiapan pendidik dan peserta didik. Infrastruktur yang mendukung pembelajaran melalui daring secara gratis melalui berbagai ruang diskusi seperti Google Classroom, WhatsApp, E-learning, Lentera, Zoom, Youtube. Dari sekian banyak fasilitas yang disediakan, mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan lebih banyak menggunakan WhatsApp karena penggunaan lebih mudah dipahami dan lebih gampang diakses dari kampung yang terkendala dengan layanan internet, seperti penyediaan layanan internet di daerah yang tidak merata kadang mengalami kelambatan layanan, peningkatan biaya kuota, dan kondisi alam yang tidak mendukung seperti hujan yang bisa melambatkan layanan internet. 
HUBUNGAN KEBIASAAN SEHARI-HARI DENGAN TIMBULNYA KEJADIAN KANDIDIASIS INTERTRIGO PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DR. H. ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013 Marni Marni
Jurnal Medika Malahayati Vol 2, No 4 (2015): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.333 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v2i4.1992

Abstract

Latar belakang : Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harusdiperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Angka insidensi dermatofitosismenurut Hamzah pada penelitian di RSU dr. Abdul Moeloek Lampung tahun 2002 terhadap 7611 pasien yang datangberobat ke Poliklinik Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin periode Januari 1996 s/d Desember 1998, menemukan 1173 menderitadermatofitosis (15,4%).Metode : Penelitian survei analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Jumlah sampel yang digunakanadalah 25 pasien rawat jalan di Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung.Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji Chi Squre.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 25 responden yang berpakaian bersih sebanyak 15 orang (60%)dan berpakaian tidak bersih sebanyak 10 orang (40%). Kebersihan kulit tidak baik sebanyak 11 orang (44% ) dan yangmemiliki tingkat kebersihan kulit baik sebanyak 14 orang (56%). Tingkat kebersihan tangan dan kuku yang baik sebanyak11 orang (44%) dan yang memiliki tingkat kebersihan tangan dan kuku tidak baik sebanyak 14 orang (56 %). Tingkatkebersihan genitalia yang baik sebanyak 14 orang (56%) dan yang memiliki tingkat kebersihan genitalia tidak baiksebanyak 11 orang (44 %). Tingkat kebersihan penggunaan handuk yang baik sebanyak 12 orang (48%) dan yang memilikitingkat kebersihan penggunaan handuk tidak baik sebanyak 13 orang (52 %). Tingkat kebersihan tempat tidur yang baiksebanyak 10 orang (40%) dan yang memiliki tingkat kebersihan tempat tidur tidak baik sebanyak 15 orang (60 %). Kejadiankandidiasis intertrigo berat sebanyak 14 orang (56%) dan yang mengalami kejadian kandidiasis Intertrigo ringan sebanyak11 orang (44 %). Responden yang mengalami kejadian kandidiasis pada bagian ketiak sebanyak 13 orang (52%), bagianmamae sebanyak 5 orang (20%) dan pada bagian lipatan perut sebanyak 7 orang (28%).Kesimpulan : Terdapat hubungan kebiasaan sehari-hari dengan timbulnya kejadian kandidiasis intertrigo pada pasienrawat jalan di rumah sakit umum Dr.H.Abdoel Moeloek.
Pembekalan calon petugas penyuluh kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas serta kinerja petugas penyuluh di Wonogiri Nita Yunianti Ratnasari; Marni Marni
Educate: Journal of Community Service in Education Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/edumore.v1i1.1808

Abstract

Latar Belakang: Upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu keberadaan petugas penyuluh kesehatan yang berkualitas dan cakap. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kecakapan petugas penyuluh kesehatan selama menjalankan peran dan fungsinya sebagai petugas kesehatan, sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu terwujudnya upaya kesehatan promotif dan preventif, peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta pencegahan terhadap kondisi sakit. Metode: Kegiatan ini dilaksanakan melalui ceramah dan diskusi dengan peserta sejumlah 23 orang, sehubungan dengan masih berlangsungnya masa pandemi maka seluruh proses berlangsung secara daring. Ada 3 tahap di dalamnya yaitu penyampaian materi, diskusi tanya jawab serta monitoring dan evaluasi. Hasil: Seluruh peserta menyatakan puas dengan kegiatan ini, dimana 87% menyatakan terkait peran petugas penyuluh kesehatan adalah memberikan edukasi, memberikan motivasi, membantu menyampaikan informasi penting terkait kesehatan, menyebarkan pesan mengenai pendidikan kesehatan, memberikan solusi menyelesaikan masalah. Sebelum memberikan penyuluhan, petugas perlu melakukan analisis kebutuhan kesehatan di masyarakat, masalah kesehatan apa yang saat itu sedang dihadapi masyarakat. Kesimpulan: Peran petugas penyuluh dalam memberikan edukasi di masyarakat tidak lepas dari tingkat pemahaman petugas akan materi penyuluhan, kecakapan petugas berinteraksi dengan masyarakat serta kesesuaian antara topik penyuluhan dengan kebutuhan masyarakat..
DISTRIBUSI USIA DAN JENIS KELAMIN PADA ANGKA KEJADIAN OTITIS MEDIA AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 Rizka Dwi Lestari; Zulhafis Mandala; Marni Marni
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 1 (2018): Volume 5 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.084 KB) | DOI: 10.33024/.v5i1.788

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Otitis Media Akut adalah penyakit peradangan telinga tengah yang cukup sering terjadi di kalangan masyarakat saat ini. Otitis Media Akut terutama disebabkan oleh virus atau bakteri dan berhubungan erat dengan infeksi hidung dan tenggorokan. Faktor usia sebagai salah satu faktor resiko Otitis Media Akut (OMA) perlu dikaji karena angka kejadian pada tiap kelompok usia tertentu bervariasi dan nilainya berbeda dengan teori dan penelitian sebelumnya.Tujuan: Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaiman distribusi usia dan jenis kelamin pada angka kejadian OMA di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2016.Metode: Jenis penelitian yang di gunakan adalah studi deskriptif retrospektif. Data yang digunakan berupa data sekunder yang diambil dari rekam medic pasien Otitis Media Akut (OMA) di RSUD Abdul Moloek Bandar Lampung Tahun 2016. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan cara Slovin dan didapatkan sampel sebanyak 143 orang.Hasil: Didapatkan usia terbanyak pasien OMA di RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2016 adalah kelompok usia 0 – 5 tahun sebayak 24 orang (16,8 %), kelompok usia 6 – 11 tahun sebanyak 22 orang ( 15,4 % ), kelompok usia 12 – 16 tahun sebanyak 22 orang ( 15,4 ), kelompok usia 17 – 24 tahun sebanyak 30 orang ( 21,0 % ), kelompok usia 26 – 35 sebanyak 13 orang ( 9,1 % ), kelompok usia 36 – 45 tahun sebanyak 23 orang ( 16,1 % ), kelompok usia 46 – 55 tahun sebanyak 6 orang ( 4,2% ), 56 – 65 sebanyak 2 orang ( 1,4 % ), yang paling rendah usia kelompok > 65 tahun yaitu 1 orang (0,7%)Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan hasil distribusi usia dan jenis kelamin berbeda dengan beberapa teori kebanyakan dimana usia dewasa lebih banyak yang mengalami otitis media akut dibandingkan usia anak – anak di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2016. 
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA BANDAR LAMPUNG Ahmad Taruna; Marni Marni
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 3 (2014): Volume 1 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.273 KB) | DOI: 10.33024/.v1i3.673

Abstract

Latar Belakang : Osteoporosis adalah salah satu penyakit degeneratif yang banyakdialami oleh para lansia, yaitu berkurangnya kepadatan/ massa tulang yangmengakibatkan tulang menjadi keropos dan mudah patah, orang yang mengalami patahtulang membutuhkan banyak biaya untuk pengobatannyadan mengakibatkan orangtersebut tidak lagi produktif serta selalu kepada orang lain. Di Indonesia 19,7% darijumlah lansia atau sekitar 3,6 juta orang diantaranya menderita osteoporosis.Tujuan Penelitian : Penelitian ini selain bertujuan untuk mengetahui gambaran akanpentingnya pengetahuan dan pencegahan yang dilakukan lansia di wilayah kerjaPuskesmas Rajabasa Bandar Lampung. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan sampelsebanyak 75 lansia dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling pengambilandata dengan lembar observasi berupa kuisioner yang didalamnya terdapat beberapakomponen yaitu tabel pengetahuan dan pencegahan serta metode likert Uji analisamenggunakan chi- square dengan α < 0,05. Hasil Penelitian : Hasil ini menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan terhadappencegahan yang baik terdapat 67 lansia (89,3 %) dengan OR = 6,136.Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang erat antara tingkatpengetahuan dengan pencegahannya dan juga pengetahuan yang baik maka mempunyaipeluang 6,1 kali untuk mendapatkan pencegahan yang baik dibandingkan denganpengetahuan yang kurang.
Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Pembelajaran Geografi Berbasis Lingkungan Marni Marni
Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang Vol 14 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang
Publisher : FKIP Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jikt.v14i1.205

Abstract

The background of this research begins with the demands of professional teachers in carrying out the mandate to create creative and productive learning by actively involving students. A creative and productive learning process will be able to create a fun learning atmosphere for students. Geography teachers who want fun learning must master the application of environment-based learning models. This research is a preliminary study in the form of needs analysis in developing an environment-based geography learning model to create a fun school. Needs analysis was carried out to determine the level of understanding of geography teachers in Palangkaraya City regarding the application of an environment-based learning model. The main problem he faced was the low learning motivation of students participating in geography lessons. On the other hand, teachers have difficulty utilizing the environment as the main learning resource. This research is the first part of a series of Research and Development models. In this preliminary study, researchers need data on perceptions, skills, and curriculum suitability related to the application of an environment-based geography learning model to create a fun school. The method used is filling out a questionnaire and Focus Group Discussion (FGD). The research subjects were geography teachers in Palangkaraya City. The results of the study concluded that the teacher's perception regarding the concept of developing an environment-based geography learning model was good. The teacher provides information support regarding the level of understanding of the application of the environment-based learning model based on the experiences experienced during teaching. The teacher's skills in the practice of implementing the environment-based geography learning model are quite good, but there are still those who have not applied them according to procedures or syntax in a systematic manner. This has an impact on the learning process that is not interesting for students. Utilization of the environment as a learning resource is able to answer the demands of implementing a scientific approach in the 2013 curriculum. However, most teachers still experience confusion in collaborating geography subject matter with the natural environment around the school.
RELATIONSHIP BETWEEN ANXIETY AND STUDENT WILLINGNESS TO PARTICIPATE IN THE COVID-19 VACCINATION AT MTSN 1 WONOGIRI Wahyuningsih Wahyuningsih; Marni Marni; Novita Nurhidayati; Atik Setiyaningsih
Proceeding of International Conference on Science, Health, And Technology Proceeding of the 3rd International Conference Health, Science And Technology (ICOHETECH)
Publisher : LPPM Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.758 KB) | DOI: 10.47701/icohetech.v3i1.2195

Abstract

In an effort to overcome the covid-19 pandemic, the covid-19 vaccination aims to reduce the transmission/transmission of covid-19, reduce morbidity and mortality due to covid-19, achieve group immunity in the community (herd immunity) and protect the community from covid-19 so that they remain safe. productive socially and economically. Anxiety, which was one of the problems that occurred during the Covid-19 pandemic, turned out to be a problem also when the Covid-19 vaccine was available.The purpose of the study was to determine the relationship between anxiety and students' willingness to participate in the covid-19 vaccination at MTsN 1 Wonogiri. The results of the research eliminate anxiety in the face of vaccination and publication of scientific journals as a form of the tri dharma of higher education.The analytical descriptive research method with a cross sectional approach was chosen in this study to determine the relationship between anxiety and the willingness of students at MTsN 1 Wonogiri. This study uses a snowball sampling technique considering the condition is still a pandemic, so filling out the questionnaire using a google form with the cooperation of the school.The results of his research from 150 respondents, 131 respondents experienced mild anxiety and 19 respondents experienced moderate anxiety. For data on willingness to be vaccinated, out of 150 respondents, 144 students were willing to be vaccinated and 6 students were not willing to be vaccinated. For bivariate data, out of 131 students who experienced mild anxiety, 4 of them were not willing to be vaccinated because they had never been exposed to information about vaccination. Meanwhile, of the 19 students who experienced moderate anxiety, 2 of them were not willing to vaccinate without a clear reason for not being willing to vaccinate.In conclusion; there is a significant relationship between anxiety and willingness to vaccinate students at MTsN 1 Wonogiri. Suggestions for providing information and socialization about vaccination are very important to be carried out / given to increase the coverage of vaccination targets in the community
ANALISIS OTORITAS PEMERINTAH DALAM PENETAPAN AWAL BULAN QOMARIAH Marni Marni; Fatmawati Hilal
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 2 No 3 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v2i3.22189

Abstract

Abstract : Analysis of government authorities in determining the beginning of the lunar month. The aims of this study are: 1) To find out the method of determining the beginning of the lunar month in Indonesia, 2) To be able to find out the government's obstacles in determining the beginning of the lunar month, 3) To analyze the government's authority in determining the beginning of the lunar month. In answering these problems, the author uses a syar'i approach and an astronomical approach. This research is classified as library research, data is collected by quoting, adapting, and analyzing representative literature that has relevance to the problems discussed, then reviews, and concludes. After discussing the analysis of government authority in determining the beginning of the lunar month, the authors can conclude that it is very important to study more deeply about astronomy, especially regarding the determination of the beginning of the lunar month, in determining the beginning of the lunar month using two methods, namely the reckoning and rukyat methods, and in the initial determination of the government's version of the lunar month. Considering in the process of determining the beginning of the lunar month, there are often differences among Muslims. The implication of the research in this thesis is that the problem of differences that occur in determining the beginning of the month in Indonesia is due to differences in criteria for the new moon. This is to be able to broaden the understanding of how the method of determining the beginning of the lunar month in Indonesia and the criteria for determining the beginning of the lunar month used by the government. Reviewers and observations are expected to be carried out continuously in order to develop knowledge while still paying attention to their respective procedures, especially studies regarding the determination of the beginning of the lunar month. The author hopes that in the future the government will provide more direction or socialize to the surrounding community about what method to use so that if there is no difference in the process of determining the beginning of the lunar month.Keywords : Government Authority, Determining the Beginning of the Lunar MonthAbstrak : Analisis otoritas pemerintah dalam penetapan awal bulan qomariah. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) dapat mengetahui metode penentuan awal bulan qomariah di Indonesia, 2) dapat mengetahui kendala penetapan awal bulan qomariah oleh pemerintah, 3) menganalisis otoritas pemerintah dalam penetapan awal bulan qomariah. Penulis memakai pendekatan syar’i dan pendekatan astronomi untuk menjawab permasalahan tersebut. Penelitian ini termasuk library research, data dikumpulkan melalui kutipan, menyadur, dan melakukan analisis literatur secara representatif dan mempunyai relevansi terhadap pembahasan permasalahan, selanjutnya melakukan ulasan, dan menarik kesimpulan. Sesudah melakukan pembahasan tentang Analisis otoritas pemerintah dalam penetapan awal bulan qomariah, selanjutnya penulis dapat menyimpulkan bahwa sangat penting untuk mengkaji lebih mendalam mengenai ilmu falak, terutama mengenai penentuan awal bulan qomariah, menentukan awal bulan qomariah melalui dua metode yaitu metode rukyat dan hisab, serta menentukan awal bulan qomariah versi pemerintah. Mengingat proses penetapan awal bulan qomariah sering terjadi adanya perbedaan dikalangan umat muslim. Implikasi penelitian dalam skripsi ini ialah bahwa permasalah penetapan awal bulan yang berbeda di Indonesia karena perbedaan kriteria terhadap hilal. Hal ini untuk dapat memperluas wawasan pemahaman mengenai bagaimana metode penetapan awal bulan qomariah di Indonesia serta kriteria penetapan awal bulan bulan qomariah yang digunakan pemerintah. Pengkaji dan observasi diharapkan dapat dilakukan secara terus menerus demi mengembangkan pengetahuan dengan tetap memperhatikan prosedurnya masing-masing, terutama pengkajian mengenai penetapan awal bulan qomariah. Penulis berharap kedepannya pemerintah lebih memberikan arahan atau mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar mengenai metode apa yang digunakan agar sekirannya tidak terjadi perbedaan dalam proses penetapan awal bulan qomariah.Kata kunci :Otoritas Pemerintah, Penetapan Awal Bulan Qomariah
Pelatihan Tajahizul Mayit Sebagai Wujud Pengimplementasian Ilmu Agama pada NNB Simarloting Mhd Sholihin Martua Lubis; Marni Marni; Nur Annisa; Nur Fadilah; Nur Hidayah; Robiyatul Adawiyah; Sulaiman Sulaiman; Sholatiah Lubis; Siti Banun
Jurnal Kabar Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): Februari : JURNAL KABAR MASYARAKAT
Publisher : Institut Teknologi dan Bisnis Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54066/jkb.v2i1.1532

Abstract

In this community service activity, researchers provide assistance on important issues related to human relationships with other humans, namely the issue of tajhizul deceased (care of corpses). Islam pays very serious attention to this issue, so this is one of the obligations that must be fulfilled by humanity, especially Muslims. This service work aims to 1). Providing to equip Naposo Nauli Bulung in Sampuran Simarloting Village with tajhizul mayit skills, 2). train Naposo Nauli Bulung so they can implement and develop religious knowledge. Meanwhile, the benefits that will result from this training are 1). Improving the skills of the Naposo Nauli Bulung in handling corpses properly and correctly in accordance with the teachings of Islamic law, so that if one day they are needed they are ready to use them. 2). Increase in skilled personnel in handling corpses. 3). Increased skills of the Modins in handling corpses. Naposo Nauli Bulung has been able to implement and practice methods of handling corpses properly and correctly in accordance with the provisions of Islamic law. The research method in this activity is the Participatory Action Research (PAR) method. Apart from the PAR method, we also conducted observations and interviews. From the assistance in the implementation of tajhizul corpse training which was carried out in Sampuran Simarloting village with the training target, Nauli Bulung naposos have been able to practice how to handle corpses properly and correctly in accordance with the provisions of Islamic law.