Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Aplikasi Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan Hidrogen Peroksida 6% secara Home Bleaching terhadap Kekerasan Permukaan Email Gigi Meiyestri Dwi Riani; Fadil Oenzil; Nila Kasuma
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.252

Abstract

AbstrakHome bleaching adalah teknik pemutihan gigi vital yang dilakukan oleh pasien di rumah dalam pengawasan dokter gigi dengan konsentrasi karbamid peroksida 10-16% atau 3-6% hidrogen peroksida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi bahan pemutih gigi karbamid peroksida 10% dan hidrogen peroksida 6% secara home bleaching terhadap kekerasan permukaan email gigi. Metode penelitian adalah true experimental dengan pretest-posttest control group design. Sampel berupa gigi premolar satu rahang atas yang sudah diekstraksi sebanyak 32 buah yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok 1 adalah kelompok aplikasi bahan pemutih gigi karbamid peroksida 10% dengan lama aplikasi 1 jam perhari selama 14 hari dan kelompok II adalah kelompok aplikasi bahan pemutih gigi hidrogen peroksida 6% dengan lama aplikasi 10 menit perhari selama 14 hari. Selama aplikasi kedua sampel berada dalam inkubator 370C. Kekerasan permukaan email gigi diukur dengan alat Vickers Harndness Tester. Analisis data yang digunakan adalah uji t independen dan uji t dependen (p<0,05). Hasil uji statistik menunjukkan terjadinya penurunan yang sangat signifikan 0,000 (p<0,05) pada rerata nilai kekerasan permukaan email gigi antara sebelum dan setelah aplikasi bahan pemutih gigi. Kedua bahan pemutih gigi ini mempunyai perbandingan yang cenderung tidak signifikan 0,073 (p>0,05) terhadap kekerasan permukaan email gigi setelah aplikasi bahan pemutih gigi. Disimpulkan bahwa bahan pemutih gigi dapat menyebabkan penurunan kekerasan permukaan email gigi yang sangat signifikan karena terjadinya demineralisasi.Kata kunci: karbamid peroksida, hydrogen peroksida, home bleaching, kekerasan permukaan email gigiAbstractHome bleaching is whitening treatment of vital teeth conducted by a patient at home with under control of a dentist. The consentration of bleaching agents are 10-16% of carbamid peroxide or 3-6% of hidrogen peroxide. The objective of this study was to investigate the effect of application bleaching agents 10% of carbamide peroxide and 6% of hidrogen peroxide in home bleaching on enamel hardness surface.The method that used in this study is using true experimental with pre test-post test contol group design. Sample of the study using first premolar maxillary had been extracted into 32 pieces that divided into two treatments groups. Group I was applied by 10% of carbamide peroxide for 1 hours a day and group II was applied by 6% of hidrogen peroxide for 10 minutes a day and the duration of application was 14 days. Both of the groups were in the incubator 370C. Enamel hardness surface was measure by Vickers Hardness Tester. This study used independent t-test and paired sample t-test (p<0.05).The result of this study showed that significant decrasing 0.000 (p<0.05) of enamel hardness surface in average between before and after applied. Both of bleaching agents have the comparison that tend to be not significantly 0.073 (p>0.05) on enamel hardness surface after application of bleaching agents with significant value were. The conclusion is bleaching agents can affect enamel by decreasing enamel hardness surface value which are marked significant because demineralizion.Keywords:carbamide peroxide, hidrogen peroxide, home bleaching, enamel hardness surface
Median Ekskresi Yodium Urin pada Anak Usia 6-12 Tahun di SD Negeri 27 Olo Ladang Kecamatan Padang Barat Kota Padang Mia Puspita; Fadil Oenzil; Erlina Rustam
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i1.649

Abstract

Seseorang bisa mengalami Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) apabila asupan yodium tidak mencukupi.  GAKY biasanya ditemukan di daerah pegunungan, namun sekarang GAKY juga ditemukan di dataran rendah bahkan di daerah pantai, seperti yang terjadi di gugus pulau Halmahera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran ekskresi yodium urin pada siswa usia 6-12 tahun di SD Negeri 27 Olo Ladang. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang berada di sekitar pantai di kota Padang. Penelitian ini adalah studi deskriptif dengan desain cross sectional yang dilaksanakan dari November 2012 sampai Juli 2013 di SD Negeri 27 Olo Ladang Padang. Subjek penelitian adalah 62 siswa sekolah dasar yang telah memenuhi kriteria inklusi, kemudian diambil urinnya untuk dilakukan pemeriksaan kadar yodium. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 62 subjek penelitian, 22 (35,5%) diantaranya memiliki nilai ekskresi yodium urin tidak mencukupi, 38 (61,3%) memiliki ekskresi yodium urin cukup, 1 (1,6%) memiliki ekskresi yodium urin lebih dari cukup, dan 1 (1,6%) memiliki ekskresi yodium urin berlebihan. Hasil yodium tersebut, nilai median dari ekskresi yodium urin para responden adalah 118,5µg/L. Hal ini berarti bahwa intake yodium para siswa di SD Negeri 27 Olo Ladang telah mencukupi kebutuhan.
Hubungan antara Merokok dan Tingkat Aktivitas Aminotransferase Serum pada Pegawai Kantor Yelvi Novita Roza; Fadil Oenzil; Dian Pertiwi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i2.713

Abstract

Aminotransferase serum merupakan salah satu penanda kerusakan hepatoselular. Prevalensi asymptomatic hypertransaminasemia telah mencapai angka 8,9%. Peningkatan ini diakibatkan perubahan gaya hidup, salah satunya merokok. Tujuan penelitian ini  adalah untuk mengetahui  hubungan antara kebiasaan merokok termasuk lama merokok, jumlah rokok, derajat perokok dan jenis rokok dengan tingkat aktivitas aminotransferase serum. Desain penelitian ini analitik cross-sectional. Jumlah sampel 68 orang yang diambil secara consecutive sampling. Instrumen dalam penelitian ini ialah kuesioner untuk mendapatkan data responden dan karakteristik kebiasaan merokok, lama merokok, jumlah rokok, dan jenis  rokok.  Data AST dan ALT pasien didapatkan dari  data medical check up Rumah Sakit Semen Padang yang diukur menggunakan metode enzimatik. Data dianalisis denga uji t-test independent dan uji One Way ANOVA dengan p<0,05 untuk signifikansi. Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan bermakna antara kebiasaan merokok dengan tingkat aktivitas aminotransferase serum (p=0,001) dimana peningkatan AST dipengaruhi oleh lama merokok (0,003), derajat perokok (0,010) dan jenis rokok (0,020). Peningkatan ALT dipengaruhi oleh jumlah rokok (0,001). Simpulan studi ini adalah kebiasaan merokok dapat meningkatkan hipertransaminasemia.
Lingkar Pinggang, Kadar Glukosa Darah, Trigliserida dan Tekanan Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat Fasli Jalal; Nur Indrawaty Liputo; Novia Susanti; Fadil Oenzil
MEDIA MEDIKA INDONESIANA 2008:MMI Volume 43 Issue 3 Year 2008
Publisher : MEDIA MEDIKA INDONESIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.575 KB)

Abstract

Waist circumference, plasma glucose, serum triglyceride and blood pressure amongst the Minangkabau in Padang Pariaman, West SumateraBackground: The abnormality of waist circumference together with serum triglyceride blood sugar and blood pressure are associated with metabolic syndrome. The increasing incidence of metabolic syndrome is in line with the increasing of central obesity. This study was done to investigate the incidence of metabolic syndrome and the relationship between waist circumference with other components of metabolic syndrome which are serum triglyceride, HDL-cholesterol, plasma glucose and blood pressure.Methods: The study was done amongst the Minangkabau in Padang Pariaman. Design of the study was cross sectional study. The study subjects were 92 chosen by multistage random sampling. Characteristic of the samples and food consumption were collected by interviewing. Waist circumference was measured using method that is recommended by WHO (1995). Blood samples were taken to measure lipid profile and plasma glucose. Blood pressure was measured using sphygmomanometer.Results: The result of the study showed 22.8% of the subjects had metabolic syndrome with high intake of energy, carbohydrateand cholesterol, and low intake of fiber and omega 3. Eighty seven percent and 12.5% of women and men had high waist circumference. A positive association were found between waist circumference and serum triglyceride, blood glucose and blood pressure, however no correlation was found with HDL-cholesterol.Conclusions: Waist circumference is an important indicator for metabolic syndrome. Keywords: Metabolic syndrome, waist circumference, triglyceride, blood sugar and blood pressureABSTRAK Latar Belakang: Lingkar pinggang yang berlebihan adalah salah satu komponen dalam Sindroma Metabolik (SM) bersama dengan tingginya kadar serum trigliserida, glukosa darah, dan tekanan darah. Peningkatan kejadian SM sejalan dengan peningkatan obesitas sentral. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran kejadian SM dan hubungan lingkar pinggang dengan komponen SM lainnya, yaitu kadar trigliserida, HDL-kolesterol, glukosa darah, dan tekanan darah.Metode: Penelitian dilakukan pada masyarakat Minang di Padang Pariaman dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan multistage random sampling dengan jumlah sampel 92 orang. Pengumpulan data karakteristik dan konsumsi dilakukan dengan wawancara, pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan cara yang direkomendasikan WHO tahun 1995, juga dilakukan pengambilan sampel darah guna pengukuran profil lipid dan glukosa plasma, sedangkan pengukuran tekanan darah sistolik-diastolik menggunakan sphygmomanometer.Hasil: Hasil penelitian menemukan 22,8% responden ternyata menderita SM, dengan asupan energi tinggi, karbohidrat tinggi, serat rendah, kolesterol tinggi dan asupan omega 3 rendah. Delapan puluh tujuh persen responden wanita dan 12,5% pria memiliki lingkar pinggang besar dari normal. Ditemukan korelasi positif antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida, kadar glukosa plasma dan tekanan darah, namun tidak terhadap kadar HDL-kolesterol.Simpulan: Lingkar pinggang merupakan satu indikator penting penanda Sindroma Metabolik.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SAUROPUS ANDROGYNUS (L). MERR (KATUK) TERHADAP KADAR HORMON PROLAKTIN PADA TIKUS PUTIH (WISTAR ALBINO MENYUSUI) Sari Ida Miharti; Fadil Oenzil; Iskandar Syarif
Jurnal Ipteks Terapan Vol 12, No 3 (2018): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jit.2018.v12i3.3806

Abstract

ABSTRACT That katuk leaf (Sauropus androgynus (L). Merr) has good nutrition and is able to increase breastmilk production. The study of the effect of katuk leaf ethanol extract administration on prolactin hormone level in the breastfeeding white rats. The purpose of this study was to analyze the effect of katuk leaf ethanol extract administration on prolactin hormone level and oxytocin hormone level in the breastfeeding white rats. The type of the research is experimental with Post-Test Only Control Group design. The sample size consisted of 24 breastfeeding white rats which are divided into 4 groups, i.e. one control group and three treated groups (P1, P2 and P3), each given 24 mg, 48 mg and 72 mg katuk leaf ethanol extract. The research was conducted at Pharmacy Laboratory and Biomedical Laboratory of University of Andalas, Padang. The prolactin hormone levels are measured by using the ELISA method, the statistical test used One Way ANOVA test and continued with Multifer Comparisons (post hoc test) Bonferroni-type test. The results showed a significant difference  of the hormone prolactin levels between the control group (13,679 ± 2.061 ng/L) value (p <0.05) and the P3 group (17.509 ± 2.515 ng/L), as well as P1 group (13.816 ± 1.665 ng/L) and P3 group (17.509 ± 2.515 ng/L) in 24 mg and 72 mg of dose. In conclusion, there was a significant increase in prolactin levels after the administration of katuk leaves extract (Sauropus androgynus (L). Merr) in white rats.  Keywords: Katuk Leaf, Prolaktin,  ABSTRAKDaun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) memiliki gizi yang baik dan dapat memperlancar air susu. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak etanol daun katuk terhadap hormon prolaktin pada tikus putih. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak etanol daun katuk terhadap hormon prolaktin dan hormon oksitosin pada tikus putih meyusui.            Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain Post-Tes Only Control Group. Jumlah sampel 24 tikus menyusui yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakukan P1, P2 dan P3 yang masing–masing diberi 24 mg, 48 mg dan 72 mg ekstrak etanol daun katuk. Penelitian dilakukan di Labor Farmasi dan Biomedik Universitas Andalas. Hormon prolaktin diukur dengan mengunakan metode ELISA uji statistik mengunakan uji One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Multiple Comparisons (post hoc test) jenis Bonferroni. Hasil penelitian ini menunjukakan terdapat perbedaan kadar hormon prolaktin antara kelompok kontrol (13,679±2,061ng/L) nilai (p<0,05) dengan kelompok P3 (17,509±2,515 ng/L) dan kelompok P1(13,816±1,665 ng/L) dengan kelompok P3 (17,509±2,515 ng/L) dengan dosis 24 mg dan 72 mg.            Kesimpulan, terdapat peningkatan signifikan pada kadar hormon prolaktin setelah pemberian ekstrak etanol daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) pada tikus putih menyusui    Kata kunci     : Daun Katuk, Prolaktin,
Glutamine Supplementation Effects on Reducing Inflammation in The Ileum of Acute and Chronic Diarrhea Rats Induced by Enteropathogenic Escherichia coli Deddy Satriya Putra; Fadil Oenzil; Eryati Darwin; Hafni Bachtiar; Tofrizal Tofrizal
The Indonesian Biomedical Journal Vol 12, No 3 (2020)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v12i3.1124

Abstract

BACKGROUND: Glutamine, a non-essential amino acid, is the main fuel in the gastrointestinal mucosa. It is thought to protect the intestinal mucosa against local or systemic injury from diarrhea. This study aimed to determine the relationship between glutamine supplementation and ileum histopathology in acute and chronic diarrhea rats induced by enteropathogenic Escherichia coli (EPEC).METHODS: A randomized post-test only control group design was conducted. Thirty Rattus norvegicus Wistar strain were divided into 5 groups: one negative control group, two acute, and two chronic diarrhea groups. All four diarrhea groups were induced by EPEC at a dose of 108 CFU/mL. One acute and one chronic groups were supplemented with glutamine at a dose of 810 mg/200 g body weight for 14 days. While the other two diarrhea groups were not treated. The intestinal histopathology of each group was assessed and the level of inflammation was classified.RESULTS: Significant differences in inflammation levels were found among the groups (p<0.05). The highest inflammation level was observed in the acute diarrhea group without glutamine supplementation. Inflammation levels of both acute and chronic diarrhea with glutamine supplementation groups were significantly lower than the inflammation levels of acute and chronic diarrhea without glutamine supplementation groups.CONCLUSION: Supplementation of glutamine reduces the level of inflammation and leads to the histopathological improvement of the rat’s ileum.KEYWORDS: enteropathogenic Escherichia coli, glutamine, gastrointestinal tract, histopathology, ileum
Pengaruh Pemberian Vitamin B6 dan Vitamin B12 Terhadap Konsentrasi Homosistein Serum pada Pasien Leukemia Limfoblastik Akut Julispen Syafruddin Muhi; Fadil Oenzil; Amirah Zatil Izzah
Sari Pediatri Vol 20, No 3 (2018)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.928 KB) | DOI: 10.14238/sp20.3.2018.158-64

Abstract

Latar belakang. Leukemia merupakan 35% keganasan pada anak. Persentase terbanyak adalah Leukemia limfoblastik akut (LLA) yang mencapai 80%. Pedoman kemoterapi LLA berdasarkan Indonesian Childhood ALL-Protocol 2013 menggunakan metotreksat (MTX) intratekal dan intravena, bekerja menghambat enzim dihidrofolat reduktase (DHFR) menyebabkan peningkatan konsentrasi homosistein yang mempunyai efek neurotoksisitas. Vitamin B6 dan B12 adalah kofaktor enzim yang berperan pada remethylation dan transsulferation yang dapat menurunkan konsentrasi homosistein. Tujuan. Mengetahui pengaruh vitamin B6 dan B12 terhadap konsentrasi homosistein pada pasien LLA yang mendapat MTX intratekal (MTX IT) dan MTX intravena dosis tinggi (high dose/MTX HD).Metode. Penelitian case control study pre dan post control group design pada pasien LLA yang dirawat di bagian Anak RS Dr. M.Djamil Padang dari Januari-Juni 2017. Jumlah sampel kelompok kontrol dan perlakuan 10 orang. Kelompok perlakuan mendapat vitamin B6 20 mg/hari dan B12 0,5 mg/hari selama 6 minggu. Hasil. Konsentrasi homosistein awal kelompok kontrol 11,72±1,7067 µmol/L dan setelah 6 minggu 11,630±1,4765 µmol/L, tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0,05). Kelompok perlakuan, konsentrasi awal 12,05±2,0919 µmol/L dan setelah 6 minggu 10,07±1,6526 µmol/L, berbeda bermakna secara statistik (p<0,05). Pemberian vitamin B6 20 mg/hari dan B12 0,5 mg/hari menurunkan rerata konsentrasi homosistein 1,98±0,8108 µmol/L, bermakna secara statistik (p<0,05). Kesimpulan. Pemberian vitamin B6 dan B12 pada pasien LLA yang mendapatkan MTX IT dan MTX HD dapat menurunkan rerata konsentrasi homosistein.
Pengaruh Pemberian Amylase Resistant Starch Terhadap Durasi Diare dan Kadar Secretory Immunoglobulin A pada Anak dengan Diare Akut Trisna Resti Yanti; Yusri Dianne Jurnalis; Fadil Oenzil; Gustina Lubis
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.628 KB) | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.226-30

Abstract

Latar belakang. Cairan rehidrasi oral (CRO) merupakan terapi utama dalam tata laksana diare. Berbagai upaya dilakukan untuk penyempurnaan CRO agar menjadi lebih efektif dengan penambahan probiotik, prebiotik, zink, dan protein polimer. Amylase resistant starch adalah polisakarida yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim α-amilase dan berperan sebagai prebiotik. Tujuan. Mengetahui pengaruh pemberian amylase resistant starch terhadap durasi diare dan kadar secretory immunoglobulin A (sIgA) pada anak dengan diare akut Metode. Studi eksperimental tidak tersamar pre and post-test group design dilakukan pada 24 anak diare akut dehidrasi sedang berumur 6 - 60 bulan yang dirawat di RSUP dr. M. Djamil dan RSUD Rasidin Padang pada bulan Maret 2016 - Juni 2017. Subjek dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan intervensi yang diberikan amylase resistant starch. Uji statistik digunakan t test dan Mann-Whitney test.Hasil. Kelompok intervensi memiliki durasi diare yang lebih pendek (72,67±19,04) jam dibandingkan dengan kontrol (85,08±11,05) jam. Perubahan kadar sIgA lebih tinggi pada kelompok intervensi (8,13 ng/ml) dibandingkan dengan kelompok kontrol (4,27 ng/ml).Kesimpulan. Pemberian amylase resistant starch pada anak dengan diare akut akan memperpendek durasi diare meningkatan kadar secretory immunoglobulin A. 
Relationship Between Ferritin and Folic Acid Levels In Pregnant Women With Newborn Weight and Head Circumference Usna Maria Harahap; Fadil oenzil; Desmawati Desmawati
Journal of Midwifery Vol 3, No 2 (2018): Published on December 2018
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.439 KB) | DOI: 10.25077/jom.3.2.113-126.2018

Abstract

Iron deficiency and folic acid anemia cause decrease in ferritin and folic acid levels that can interfere with the intake of oxygen and nutrients to the fetus resulting in LBW and reduced brain growth during pregnancy. The aim of the study was to determine the relationship between ferritin and folic acid levels in pregnant women with newborn weight and head circumference.This study was a cross sectional study conducted on 55 pregnant women at 37-42 weeks who were taken by consecutive sampling technique. The study was carried out in the Working Area of the Puskesmas and the Regional Health Laboratory of the Merangin Regency, and the health laboratory of West Sumatra Province from May 25 to July 13, 2018. Test the normality with the Kolmogorov-smirnov test and the correlation test using Pearson and Spearman.The results showed ferritin mean 23,643±16,682 ng/ml, folic acid 14,093±4,578 ng/ml, newborn weight 3047,27±399,005 gram and head circumference 33,02±1,163 cm. Statistical test results showed no correlation between ferritin levels with body weight (r=0.063, p=0.648) and head circumference (r=0.018, p=0.895) and folic acid levels with body weight (r=-0.036, p=0.795) and head circumference (r=-0.098, p=0.477).The conclusions of the study were that ferritin and folic acid levels of pregnant women had no significant correlation with newborn weight and head circumference. By improving nutrition, socioeconomic, qualitative antenatal care, initial referral of risky cases and supplementation of iron and folic acid can reduce the incidence of anemia.
Association of resistin level with acanthosis nigricans in obese adolescents Dini Noviarti; Eka Agustia Rini; Fadil Oenzil
Paediatrica Indonesiana Vol 56 No 1 (2016): January 2016
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.186 KB) | DOI: 10.14238/pi56.1.2016.32-6

Abstract

Background Childhood obesity is associated with increased risk of cardiovascular diseases and metabolic syndrome, such as insulin resistance. Clinically, insulin resistance may be manifested as acanthosis nigricans. Resistin has a biological activity that is important in glucose and lipid metabolisms and closely related to the incidence of insulin resistance.Objective To find out the association of resistin level with scale of acanthosis nigricans in adolescents obesity.Methods A cross-sectional study was conducted on 53 obese adolescents with acanthosis nigricans in senior high schools in Padang, West Sumatera. Degree of acanthosis nigricans was assessed using scale of Burke and then plasma resistin level was performed with ELISA. Data were analyzed using ANOVA and post-hoc test.Result The mean of resistin level in obese adolescents was 14.21 (SD 7.43) ng/dL. High resistin level was found in scale of acanthosis nigricans 2,3 and 4 (P=0.0001). Obese adolescents with severe degree of acanthosis nigricans has higher resistin level compared to milder acanthosis nigricans.Conclusion In obese adolescents, the higher degree of acanthosis nigricans, the higher level of plasma resistin.
Co-Authors Akhmad Yogi Pramatirta, Akhmad Yogi Aldian Mulyanto Lokaria Amel Yanis Amirah Zatil Izzah Aria Fransiska Arni Amir Asterina Asterina Basyir, Vaulinne Darma, Azri Darma, Azri Deddy Satriya Putra Delmi Sulastri Denas Symond Desmawati Desmawati Desmiwarti Desmiwarti Detty Iryani Dia Rofinda, Zelly Dia Dian Pertiwi Didin Kustantiningtyastuti Dini Noviarti Dona Mirsa Putri Efrida Efrida Eka Agustia Rini Endrinaldi Eriyati Darwin, Eriyati Erlina Rustam Eryati Darwin Eti Yerizel Eva Chundrayetti Fadma Yuliani Fasli Jalal Feby Ramadhani Fido Arif Firman Arbi Gusti Revilla Gustina Lubis Gustina Lubis Hafni Bachtiar Hannie Qalbina Syaiful Harsa Rusda Havis Dharma Rafke Hidayati Hidayati Hidayati Hidayati Ibrahim Ibrahim Idson Kamal Iskandar Syarif Ismawati Ismawati Johanes C. Mose Johanes C. Mose Julispen Syafruddin Muhi Laura Kosasi Lisbet Rimelfhi Sebataraja Medika Prasetya Meiyestri Dwi Riani Metly, Annesha Mia Puspita Miharti, Sari Ida Minarni Minarni Muhamad Febry Muhammad Ridwan Murniwati . Murniwati Murniwati Muthia Lathiva Nidia Purwadianti Nila Kasuma Novia Susanti Nur Indrawati Lipoeto Nur Indrawaty Liputo Nurul Fadila Pagdya Haninda Nusantri Rusdi Pipit Amelia Burhani Prima Nanda Fauziah Putri Auliya Putri Yuriandini Yulsam Reni Puspita Riani Hafiza Rudy Afriant Sari Ida Miharti Siti Lestari Sumantri, Dedi Syarif, Iskandar Tofrizal Trisna Resti Yanti Usna Maria Harahap Vaulinne Basyir Yanwirasti Yanwirasti Yanwirasti Yanwirasti Yelvi Novita Roza Yenita Yenita Yerizal Karani Yusri Dianne Jurnalis Yustini Alioes Zul Febrianti