Latar Belakang: Tingginya angka kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kecamatan Medan Denai diduga kuat berkaitan dengan buruknya kualitas udara dalam ruangan, khususnya di kawasan padat penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara berbagai parameter kualitas udara dalam ruangan dengan kejadian ISPA di wilayah tersebut.Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 300 responden dari rumah-rumah di area padat penduduk Kecamatan Medan Denai yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data mengenai parameter fisik dan kimia kualitas udara serta status ISPA dikumpulkan melalui pengukuran langsung, kuesioner, dan observasi. Data dianalisis menggunakan uji chi-square.Hasil: Ditemukan hubungan signifikan antara kejadian ISPA dengan suhu udara, kelembapan, laju ventilasi, kadar SO2, NO2, CO, dan paparan asap rokok (p<0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa laju ventilasi yang buruk meningkatkan risiko ISPA sebesar 26,4 kali (RR=26,430), kelembapan yang tidak sesuai standar meningkatkan risiko 43,8 kali (RR=43,84), dan paparan asap rokok meningkatkan risiko 5,5 kali (RR=5,550). Sementara itu, tingkat pencahayaan, kadar timbal (Pb), formaldehida (HCHO), dan volatile organic compounds (VOC) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.Simpulan: Kualitas udara dalam ruangan yang tidak memenuhi standar, terutama laju ventilasi yang buruk, secara signifikan meningkatkan risiko kejadian ISPA di Kecamatan Medan Denai. Pemilik rumah direkomendasikan untuk secara aktif meningkatkan sirkulasi udara dengan cara membuka jendela dan pintu secara teratur untuk memastikan pertukaran udara yang memadai. Selain itu, penting untuk mengendalikan sumber polusi di dalam rumah, seperti tidak merokok di dalam ruangan, serta menjaga suhu dan kelembapan pada tingkat yang ideal untuk meminimalkan risiko penyakit pernapasan. Edukasi dan pemantauan berkala oleh pemerintah juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. ABSTRACT Title: The Impact of Indoor Air Quality on the Incidence of Acute Respiratory Infections (ARIs) in Medan Denai Sub-district, Medan CityBackground: The high incidence of Acute Respiratory Infections (ARIs) in the Medan Denai Sub-district is strongly suspected to be associated with poor indoor air quality, particularly in densely populated areas. This study aimed to analyze the relationship between various indoor air quality parameters and the incidence of ARIs in the region.Method: This research employed an analytical observational design with a cross-sectional approach. The sample comprised 300 respondents from households in densely populated areas of Medan Denai Sub-district, selected using purposive sampling. Data on physical and chemical air quality parameters and ARI status were collected through direct measurements, questionnaires, and observations. The data were analyzed using the chi-square test.Result: A significant relationship was found between the incidence of ARIs and air temperature, humidity, ventilation rate, levels of SO₂, NO₂, CO, and exposure to tobacco smoke (p < 0.05). The results indicate that poor ventilation increases the risk of ARIs by 26.4 times (RR = 26.43), non-standard humidity increases the risk by 43.8 times (RR = 43.84), and exposure to tobacco smoke increases the risk by 5.5 times (RR = 5.55). Conversely, lighting levels, lead (Pb), formaldehyde (HCHO), and volatile organic compounds (VOCs) showed no significant association.Conclusion: Substandard indoor air quality, especially poor ventilation, significantly increases the risk of ARIs in Medan Denai Sub-district. Homeowners are advised to actively improve air circulation by regularly opening windows and doors to ensure adequate air exchange. Furthermore, controlling indoor pollution sources, such as refraining from smoking indoors, and maintaining optimal temperature and humidity levels are crucial to minimizing the risk of respiratory diseases. Public education and regular monitoring by government agencies are essential to raise awareness and promote healthier indoor environments.