Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan dan Konseling

Prinsip Kerja Sama Dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Tradisional Palakka Kecamatan Palakka Kabupaten Bone: Kajian Pragmatik Muh .Safar; Akmal Hamsa
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.7469

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama yang terjadi pada saat transaksi jual beli di Pasar Tradisional Palakka Kecamatan Palakka Kabupaten Bone. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek pada penelitian ini bersumber pada masyarakat yang sedang melakukan kegiatan transaksi jual beli. Fokus penelitian ini difokuskan pada tuturan yang digunakan pada saat transaksi jual beli. Instumen pada penelitian ini menggunakan telepon genggam sebagai alat untuk merekam video. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik identifikasi, klarifikasi dan teknik deskripsi. Hasil pada penelitian ini terdapat tiga puluh tiga data yang terdiri dari pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama Grice. Terdapat empat maksim dalam bentuk pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevan, dan maksim cara. (1) maksim kuantitas dengan kategori memberikan kontribusi secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan lawan bicaranya, (2) maksim kualitas dengan kategori mengungkapkan hal yang sebenar-benarnya dan jelas serta tidak membuat lawan bicara bingung, (3) maksim relevansi dengan kategori penutur harus memberikan kontribusi yang relevan dengan situasi percakapan, (4) maksim cara dengan kategori informasi yang jelas, tidak berlebihan dan tidak ambigu serta mudah dimengerti. Dalam bentuk pelanggaran juga terdapat empat maksim dalam sistem transaksi jual beli.
Strategi Kesantunan Berbahasa Masyarakat Watampone (Etnografi Komunikasi Di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan) Muh. Safar; Akmal Hamsa; Ihramsari Akidah; Andi Srimularahmah
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.9152

Abstract

Penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam mengenai realisasi statergi kesantunan bahasa positif dan negatif masyarakat Watampone. Selain mengetahui strategi kesantunan berbahasa juga dapat memperoleh pemahaman mengenai kesantunan ditinjau dari aspek budaya masyarakat Watampone. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi komunikasi. Data penelitian ini dikumpulkan selama tiga bulan. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan masyarakat Watampone yang terjadi pada interaksi formal dan informal. Data dikumpulkan secara observasi partisipan. Prosedur pengumpulan data etnografi menggunakan teknik observasi, observasi partisipan dan wawancara, wawancara formal dan informal. Data yang diperoleh di lapangan dianalisis berdasarkan teori Dell Hymes yang dikembangkan oleh Saville Troike. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui analisis kredibilitas transferbilitas, dependebilitas, dan komfirmabilitas. Hasil yang terdapat dalam penelitian ini adalah menemukan strategi kesantunan berbahasa positif dan negatif bagi masyarakat Watampone. Strategi kesantunan berbahasa masyarakat Watampone menerapkan 2 strategi yaitu strategi kesantunan psositif dan strategi kesantuan negatif. Bentuk strategi kesantunan positif dalam masyarakat Watampone yaitu: mengintensifkan perhatian pendengar dengan pendramatisiran peristiwa, menggunakan penanda identitas kelompok, bentuk sapaan, dialek atau slang, menggunakan lelucon, menunjukkan keoptimisan, dan melibatkan penutur dan pendengar dalam aktivitas. Sedangkan strategi kesantunan negatif bagi tuturan masyarakat watampone yaitu: menggunakan ujaran tidak langsung, menggunakan pertanyaan berpagar, memberi penghormatan, meminta maaf, memakai bentuk impersonal, menyatakan tindakan pengancaman muka sebagai aturan yang bersifat umum, dan menyatakan diri berutang budi. Kesantunan dari segi budaya terlihat dari penggunaan kata “kita:, pemarkah sosial dengan kata “Puang”, “iye”, klitik “ki”, “ta” dan penggunaan kata “idi”. Kesantunan dari aspek budaya dapat pula dilihat dari verbal dan non verbal. Aspek verbal yaitu: berupa aksen, sapaan, dan penggunaan klitik. Sedangkan nonverbal adalah kinesik dan kinestetik.