Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pelatihan Mudah Menghafal Al-Qur’an Juz 30 terhadap Siswa Kelas VI di MIN 2 Kubu Raya Ariga, Muhammad Safari; Haq, Azzam Askarul; Alwi, Nizam; Hamzah, Nur
Arfannur Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : The Magister of Islamic Education IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/arfannur.v4i2.1938

Abstract

Training to easily memorize the Al-Qur'an, especially for juz 30 for class VI students at MIN 2 Kubu Raya aims to make it easier for students to learn to memorize. The surahs in juz 30 are quite short and brief, this certainly makes it easier for students to start memorizing if they start from a short surah before finally starting a longer surah. There are many methods of memorizing the Qur'an. However, the PKM-KI program is designed using four common methods and is quite easy to use. These methods are Talqin, Tafahhum, Tikrar, and Muraja'ah. Talqin is a method of submitting memorization to the teacher so that it can be corrected. Tafahhum is a method of understanding verses or readings so that knowing their interrelationships will facilitate the memorization process. Tikrar is a method of repeating reading. Muraja'ah is a method of repeating old readings so that the memorization is always maintained. The basic aim of the PKM-KI program with the theme of memorizing the Al-Qur'an implemented at MIN 2 Kubu Raya is to educate students about easy ways to memorize, motivate students to memorize the Al-Qur'an so that they love the Al-Qur'an. Because the fruit of memorizing the Qur'an is good for yourself and your parents. So by holding this program it can help madrasas to improve the quality of students' memorization during the month of Ramadan and beyond. ABSTRAK Pelatihan mudah menghafal Al-Qur’an terutama untuk juz 30 bagi siswa kelas VI di MIN 2 Kubu Raya bertujuan untuk memudahkan siswa dalam belajar menghafal. Surah-surah di juz 30 cukup pendek dan singkat, hal ini tentu memudahkan bagi siswa untuk mulai menghafal jika dimulai dari surah yang singkat sebelum pada akhirnya memulai surah yang lebih panjang. Metode menghafal Al-Qur’an diketahui banyak macam jenisnya. Namun program PKM-KI ini dirancang dengan menggunakan empat metode yang umum dan cukup mudah digunakan. Metode tersebut adalah Talqin, Tafahhum, Tikrar, dan Muraja’ah. Talqin adalah metode dengan menyetorkan hafalan kepada guru agar dapat diperbaiki. Tafahhum adalah metode memahami ayat atau bacaan sehingga dengan mengetahui keterkaitannya akan memudahkan proses menghafal. Tikrar adalah metode mengulang-ulang bacaan. Muraja’ah adalah metode mengulang kembali bacaan lama sehingga selalu terjaga hafalannya. Tujuan dasar program PKM-KI dengan tema menghafal Al-Qur’an dilaksanakan di MIN 2 Kubu Raya adalah untuk mengedukasi siswa tentang cara menghafal yang mudah, memotivasi siswa untuk menghafal Al-Qur’an sehingga mereka mencintai Al-Qur’an. Karena buah dari menghafal Al-Qur’an adalah kebaikan bagi diri sendiri dan orang tua. Sehingga dengan diadakannya program ini dapat membantu madrasah untuk meningkatkan kualitas hafalan siswa pada momentum bulan Ramadhan dan selanjutnya. Kata kunci: Pelatihan, Menghafal, Al-Qur’an, Juz 30
Internalisasi Nilai-Nilai Moderasi Beragama pada Anak Melalui Kompetensi Sosial Guru PAI DI MIS NU 2 Pontianak Wasilah, Fatimah Nur; Mukti, Abdul; Hamzah, Nur
Edudeena : Journal of Islamic Religious Education Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/ed.v7i2.1637

Abstract

Abstract: Religious moderation education is crucial for children from the moment they start elementary school to nurture their ability to apply religious moderation principles in their daily lives. The foundation of religious moderation education for children is embedded through within their family and school settings. This study used a qualitative descriptive research methodology. The data was collected through observation and interview techniques, books and journals relevant to the research topic. The results of this study identified the pivotal role of PAI teachers in instilling religious moderation values in MIS NU 2 Pontianak students. For examples through effective guidance and mentorship in religious moderation practices and incorporating religious moderation activities and discussions into PAI lessons. Abstrak: Pendidikan moderasi beragama sangat penting bagi anak-anak sejak mereka mulai masuk sekolah dasar untuk menumbuhkan kemampuan mereka menerapkan prinsip-prinsip moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari mereka. Landasan pendidikan moderasi beragama bagi anak tertanam melalui lingkungan keluarga dan sekolah. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi dan wawancara, serta buku dan jurnal yang relevan dengan topik penelitian. Hasil penelitian ini mengidentifikasi peran penting guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama pada siswa di MIS NU 2 Pontianak. Misalnya melalui bimbingan dan pendampingan yang efektif dalam praktik moderasi beragama serta memasukkan kegiatan dan diskusi moderasi beragama ke dalam pembelajaran PAI. Guru sebagai komunikator yang harus mampu berkomunikasi dan menyampaikan pemahaman tentang moderasi beragama kepada peserta didiknya, guru juga berperan sebagai pegawai suatu lembaga yang memberikan contoh kepada peserta didiknya bagaimana bersikap sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam moderasi beragama, guru berperan sebagai penguasa dan transmitter yang mengatur para peserta didik dan memberikan ide-ide yang bagus dalam menerapkan sikap moderasi beragama pada peserta didiknya disekolah.
Menstimulasi Tingkat Kepercayaan Diri Pada Anak Dengan Metode Bermain Peran Febrianti, Sonia Dita Anggraeni; Hamzah, Nur; Sapendi, Sapendi
AlBanna: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 1 No 1 (2021): Albanna: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Institut Agama Islam Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/albanna.v1i1.277

Abstract

Early childhood education is a process of fostering development and development of children at birth as a whole, which includes appropriate and correct social, emotional, moral, and spiritual aspects so that children can grow and develop optimally. Play for early childhood can learn and learn many things, be able to recognize rules, socialize, place themselves, organize emotions, tolerance, cooperation and uphold sportsmanship. Based on the results of observations, the social emotional aspects of the child have not developed optimally. The purpose in this is to see the implementation of the role play program in improving social, emotional, moral, and spiritual children. Observation data through and interviews. Based on the results of observations, it shows that in the implementation of role playing in improving the social emotional of children are as follows: the teacher collects the children to be given directions and rules in the game, the teacher talks about the tools the children will use to play, the teacher gives the assignment before play and attendance and count the number of children together, the teacher only joins and accompanies the child in role playing, the teacher has discussions about role playing that have been implemented.
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL AGAMA ANAK USIA DINI DI TK ISLAM HARAPAN INDAH PONTIANAK Alpiana, Widy Cahyaningtyas; Hamzah, Nur; Septianawati, Desty
AlBanna: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 3 No 1 (2023): Albanna: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Institut Agama Islam Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/albanna.v3i1.2136

Abstract

Terbentuknya moral agama seorang anak dalam masa perkembangan salah satunya di pengaruhi oleh pola asuh orang tua. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian Ex-post facto. Populasi adalah seluruh orang tua peserta didik kelompok B TK Islam Harapan Indah Pontianak, sedangkan sampel yang digunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket sehingga diperoleh data yang dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan: 1) Pola asuh orang tua di TK Islam Harapan Indah Pontianak cenderung menggunakan pola asuh demokratis yakni sebesar 45%; 2) Perkembangan moral agama anak usia dini di TK Islam Harapan Indah pada kategori sedang 69,2% yakni sebanyak 36 anak; dan 3) Terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan moral agama anak usia dini yakni sebesar 11,4%. Nilai Fhitung 6,453 > Ftabel 4,008 dengan kriteria uji Fhitung> Ftabel, dan nilai sig sebesar 0,114, artinya HO ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya, terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan moral agama anak usia dini di TK Islam Harapan Indah Pontianak. Nilai koefisien korelasi R sebesar 0,338 dan nilai R square (R2) sebesar (11,4%) artinya pola asuh orang tua memiliki pengaruh terhadap perkembangan moral agama anak usia dini. Namun, berada pada kategori sangat lemah.
Simulasi Temperatur dan Performa Panel PV dengan Pendinginan Vakum Menggunakan Ansys dan Matlab Putra Nabahan, Naufal; Suryanto, Suryanto; Hamzah, Nur
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 22 No 1 (2024): April 2024
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31963/sinergi.v22i1.4947

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memengetahui kondisi temperatur dan performa PV yang menggunakan teknik pendinginan vakum, yaitu sistem pendingin passive cooling method baru yang dapat mempertahankan suhu ideal sel photovoltaic (PV) pada kondisi optimum dapat disimulasikan dengan perhitungan numerik komputer sehingga memudahkan penelitian teknik pendingin vakum menjadi lebih dinamis diberbagai keadaan tekanan vakum. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan simulasi dengan software ANSYS untuk mendapatkan suhu panel dengan teknik pendinginan vakum dan MATLAB untuk menghitung performa daya panel. Untuk simulasi menghasilkan output yang akurat, diperlukan validasi dengan membandingkannya dengan eksperimen yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dalam jurnal yang berjudul The Vacuum Technique for Cooling PV Cell. Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan, terdapat sekitar kurang lebih 10% selisih output dibandingkan hasil eksperimen. Dengan tekanan vakum yang diterapkan untuk simulasi pendinginan mulai 0,9 bar sampai 0,1 bar. Pada tekanan 0.9 bar terdapat peningkatan efiesiensi sebesar 5.82% untuk beban 10W dan peningkatan efiesiensi sebesar 2.65% untuk beban 20W. Dengan tekanan 0.1 bar memberikan pendinginan yang lebih baik dengan peningkatan efiesiensi sebesar 16.35% untuk beban 10W dan peningkatan efisiensi sebesar 18.68% untuk beban 20W.
Demokrasi Islam Indonesia: Kajian Kontrasif antara Nurcholish Majid dan Al-Maududi Anisa, Anisa; Hamzah, Nur; Rosdiawan, Ridwan; Tisna, Tisna
Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 2 No. 2 (2025): FEBRUARI-APRIL
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v2i2.3032

Abstract

This study contrastively analyzes the thoughts of Nurcholish Madjid and Abul A'la Al-Maududi on the concept of democracy in Islam. Using a descriptive qualitative method and a literature review approach, this study explores the fundamental differences in the two figures' views on the relationship between Islam and democracy. Nurcholish Madjid emphasizes the compatibility of Islam with modern democracy through the concepts of secularization (desacralization) and pluralism, by placing religion as a source of moral values without having to become a formal political institution. In contrast, Al-Maududi proposed the concept of theodemocracy that emphasizes the supremacy of sharia and the sovereignty of God (hakimiyyatullah) in the government system. The results showed that the differences in the thinking of the two figures were influenced by different socio-political contexts: Madjid was influenced by the reality of Indonesian pluralism and Islamic modernism, while Al-Maududi was influenced by the experience of colonialism and efforts to maintain Islamic identity in India. Despite their different approaches, both emphasized the importance of deliberation and the role of Islam as moral guidance in the state. This study contributes to a more comprehensive understanding of the varied interpretations of the relationship between Islam and democracy in the modern context.
Analisis Al-Qur'an Surah Al-Isra' Ayat 32 "Larangan Zina" Terhadap Fenomena Pacaran Muslimah Remaja di Era Modern Anisa, Anisa; Hamzah, Nur; Luqman, Luqman
Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 2 No. 2 (2025): FEBRUARI-APRIL
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v2i2.3033

Abstract

This research examines the prohibition of approaching adultery in the perspective of the Qur'an, especially in Surah Al-Isra' verse 32, and its relevance to the phenomenon of dating among Muslim teenagers in the modern era. The main focus of this research is an in-depth analysis of the linguistic and thematic meaning of the verse, as well as its implications for contemporary social life. The methodology used is a tafsir analysis of various prominent mufassirs such as Quraish Shihab, Hamka, Ibn Kathir, and the compiler of Tafsir Jalalain. The results show that the prohibition of approaching adultery does not only cover the act of adultery itself, but also any behavior that can lead to it, including the phenomenon of dating that is not in accordance with the Sharia. This research also reveals the significant impact of dating on the moral, psychological, and social aspects of Muslim teenagers. As a solution, this study offers a comprehensive approach through Islamic education, the active role of family and society, and Islamic alternatives such as ta'aruf in getting to know potential partners.
Pendidikan Al-Qur’an Dalam Membangun Ketahanan Keluarga Muslim Persefektif Surah At-Tahrim Ayat 6 Dalam Tafsir Ibnu Kastir Anisa, Anisa; nugraha, muhammad tisna; Hamzah, Nur; sumin, sumin
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 8 No 1 (2025): 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v8i1.1175

Abstract

Keluarga memainkan peran mendasar dalam pembentukan masyarakat yang harmonis. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran pendidikan Al-Qur'an, khususnya melalui Surah At-Tahrim ayat 6, dalam membangun ketahanan keluarga Muslim untuk mencegah konflik dan perceraian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melibatkan wawancara terstruktur dengan kepala keluarga dan tokoh agama. Analisis data dilakukan menggunakan software NVivo 12 Plus untuk mengidentifikasi pola-pola utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepala keluarga sangat penting dalam memberikan bimbingan, pendidikan agama, dan teladan positif. Pendidikan keluarga, baik formal maupun informal, berfokus pada nilai-nilai aqidah, syariat, dan akhlak yang membentuk fondasi ketahanan keluarga. Kolaborasi antara suami dan istri juga diidentifikasi sebagai elemen penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Implementasi ajaran Surah At-Tahrim ayat 6 memperkuat kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam menjaga keluarga dari perbuatan yang dapat merusak. Penelitian ini menegaskan bahwa pendekatan preventif melalui pendidikan agama dapat mendukung terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, serta mengurangi angka perceraian.
Rancang Bangun Sistem Hybrid Grid Connected Skala Laboratorium Berbasis Piezoelectric dan Tenaga Surya Hamzah, Nur; Tandioga, Remigius; Arif Rahmansyah, Muh; Rina, Rina
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 22 No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31963/sinergi.v22i2.5354

Abstract

Kebutuhan energi listrik yang terus meningkat menggambarkan kemajuan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik ini, diperlukan sebuah pembangkit listrik. Di sisi lain, pembangkitan energi listrik dari sumber daya fosil, yang selama ini menjadi andalan, harus diminimalkan. Indonesia adalah negara tropis, sehingga memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan potensi energi matahari yang baik dengan rata-rata insolasi harian 4,8 kWh/m2/hari. Energi termal matahari dapat dimanfaatkan dengan bantuan salah satu alat, yaitu sel surya yang mengubah radiasi matahari menjadi energi listrik. Namun, pada musim hujan, pemanfaatan energi matahari tidak optimal, sehingga untuk mendukung hal ini, dibuatlah sistem pembangkit listrik tenaga surya hibrida (PLTS) dengan pembangkit listrik piezoelektrik (PLTP) yang merupakan transduser aktif dengan prinsip kerja menghasilkan listrik dari bahan kristalin akibat tekanan atau gaya dari matahari. Perancangan alat ini bertujuan untuk penggunaan daya listrik PLN yang efisien dengan menggabungkan PLTS dan PLTP yang disebut dengan sistem hibrida terhubung ke jaringan. Perancangan alat ini dilakukan untuk menghemat penggunaan sumber daya PLN, selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang sumber energi alternatif untuk PLTS dan PLTP dari desain konstruksi, prosedur kerja, komponen dan bahan alat, perhitungan spesifikasi alat, serta perakitan komponen alat tersebut. Berdasarkan hasil desain yang telah dilakukan dan pengujian alat, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat sistem hibrida terhubung ke jaringan berbasis piezoelektrik dan surya sangat dianjurkan untuk penggunaan skala rumah tangga karena dapat menghemat penggunaan daya PLN, namun terdapat hambatan karena kurangnya spesifikasi piezoelektrik, sehingga desain untuk pengisi daya baterai kurang maksimal dimana perhitungan teoretis 54 komponen piezoelektrik berdasarkan pengamatan osiloskop terhadap tegangan DC adalah 38,6 V. Tegangan yang seharusnya tercapai untuk pengisi daya baterai tidak sesuai dengan kenyataan.
Integrating Islamic Law and Customary Law: Codification and Religious Identity in the Malay Buyan Community of Kapuas Hulu Nordin, Zaimuariffudin Shukri; Ruslan, Ismail; Yusriadi, Yusriadi; Hamzah, Nur; Darmadi, Didi
Journal of Islamic Law Vol. 6 No. 1 (2025): Journal of Islamic Law
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/jil.v6i1.3410

Abstract

This article analyzes the integration of Islamic law and customary law in shaping the religious identity of the Malay Buyan community in Kapuas Hulu, West Kalimantan, Indonesia. While Islamic law plays a central role in regulating social and religious life, local customary law remains deeply embedded in the community’s legal consciousness and socio-cultural framework. Previous studies have often treated these two legal systems as separate or even contradictory. However, this study challenges such a dichotomous perspective by demonstrating that Islamic law and customary law engage in an ongoing process of negotiation, resulting in an adaptive and contextually dynamic legal framework. Using a socio-legal approach, this research collects data through in-depth interviews with ten key informants, participant observation, and document analysis. The findings reveal that Islamic law does not replace customary law but is instead integrated into the local legal system, influencing various aspects of social order, family structures, and the sustainable management of natural resources. This integration is evident in the use of Islamic legal terminology, the substance of legal norms, the mechanisms for customary fines, and the role of Islamic religious leaders in the codification of customary law. These findings challenge the prevailing bipolar view that positions Islamic law and customary law as inherently opposing systems. Instead, this study highlights a dynamic and integrative interaction between the two legal traditions, ensuring both social harmony and legal continuity. Ultimately, the article argues that the coexistence of Islamic and customary law is not a source of conflict but a mutually reinforcing and evolving process that contributes to strengthening both religious and cultural identity in a predominantly Muslim society. [Artikel ini menganalisis integrasi hukum Islam dan hukum adat dalam pembentukan identitas keagamaan masyarakat Melayu Buyan di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Indonesia. Meskipun hukum Islam memiliki peran penting dalam mengatur kehidupan sosial dan keagamaan, hukum adat setempat tetap tertanam kuat dalam kesadaran hukum masyarakat. Penelitian sebelumnya sering kali memperlakukan kedua sistem hukum ini sebagai entitas yang terpisah atau bahkan bertentangan. Namun, studi ini menantang dikotomi tersebut dengan menunjukkan bahwa hukum Islam dan hukum adat terlibat dalam proses negosiasi yang berkelanjutan, sehingga membentuk kerangka hukum yang adaptif dan dinamis sesuai dengan konteks sosial budaya masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan sosio-legal, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan sepuluh informan kunci, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa hukum Islam tidak menggantikan hukum adat, tetapi diintegrasikan ke dalam sistem hukum setempat, memengaruhi berbagai aspek tatanan sosial dan budaya, struktur keluarga, serta pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Integrasi ini tampak dalam penggunaan terminologi fikih, substansi norma, mekanisme pembayaran denda adat, serta peran tokoh agama Islam dalam proses kodifikasi hukum adat. Temuan ini menantang pandangan bipolar yang menganggap hukum Islam dan hukum adat sebagai dua entitas yang bertentangan. Sebaliknya, penelitian ini menegaskan bahwa kedua sistem hukum tersebut berinteraksi secara dinamis dan integratif dalam menjaga harmoni sosial dan kontinuitas hukum. Pada akhirnya, artikel ini berargumentasi bahwa koeksistensi hukum Islam dan hukum adat bukanlah sumber konflik, tetapi merupakan proses yang dinamis dan saling memperkuat, yang berkontribusi pada penguatan identitas agama dan budaya dalam masyarakat yang mayoritas beragama Islam.]