Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pendidikan Gizi Melalui Permainan Model Ular Tangga Untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin Dan Konsumsi Protein Hewani Bagi Anak Taman Kanak-Kanak Desi, Desi; Hanim, Diffah; Kusnandar, Kusnandar
Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar belakang : Masalah anemia adalah masalah gizi yang penting dan banyak ditemui di dunia, termasuk Indonesia (26,4%). Konsumsi protein hewani yang kurang memiliki kemungkinan untuk menderita anemia. Pendidikan gizi pada anak usia dini bertujuan untuk membentuk perilaku gizi menjadi lebih baik. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan gizi dapat dilakukakan dengan media yang tepat, menarik, dan mudah dipahami bagi anak diantaranya permainan ular tangga. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pendidikan gizi melalui permainan model ular tangga untuk meningkatkan konsumsi protein hewani dan kadar hemoglobin bagi anak taman kanak-kanak.Metode: Penelitian ini merupakan experimental menggunakan rancangan pre-post test with control group. Subjek penelitian adalah anak taman kanak-kanak diwilayah Kabupaten Kubu Raya. Penentuan sekolah TK dipilih menggunakan metode simple random sampling. Sebanyak 160 subjek penelitian dipilih dengan menggunakan metode porposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara langsung, pengukuran antropometri dan pemeriksaan hemoglobin dengan alat Hb Mission. Data dianalisis dengan uji t-independen untuk melihat perbedaan konsumsi protein hewani dan kadar hemoglobin.  Hasil Penelitian : Rata-rata konsumsi protein hewani pada anak taman kanak-kanak sebelum pendidikan gizi kurang dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan (58,75%). Sesudah pendidikan gizi angka kecukupan gizi kurang menjadi 42,5%. Kadar hemoglobin normal kedua kelompok penelitian sebelum pendidikan gizi  sebesar 88,13%. Ada peningkatan kadar hemoglobin normal sesudah pelaksanaan pendidikan gizi yaitu 95%. Ada perbedaan konsumsi protein hewani sesudah pendidikan gizi antara kelompok ceramah dan permainan ular tangga (p=0,000). Ada perbedaan peningkatan Hb sesudah pendidikan gizi antara kelompok ceramah dan permainan ular tangga (p=0,000). Terdapat pengaruh secara signifikan antara pendidikan gizi melalui permainan model ular tangga dengan konsumsi protein hewani (p=0,000) dan peningkatan hemoglobin (p=0,000).Simpulan Penelitian : Pendidikan gizi melalui permainan model ular tangga mampu meningkatkan konsumsi protein hewani dan hemoglobin pada anak taman kanak-kanak dibandingkan dengan pendidikan gizi melalui ceramah. Kata kunci : Permainan Ular tangga, Protein Hewani, Kadar Hemoglobin.
Pengaruh Multiple Micronutrient Powder Terhadap Kadar Hemoglobin pada Anak dengan Anemia Usia 6-59 Bulan Basuki, Prastiwi Putri; Murti, Bhisma; Hanim, Diffah
Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Suplementasi berupa Multiple Micronutrient Powder  lebih baik daripada  memberikan suplementasi Fe saja dalam penanggulangan anemia defisiensi besi, karena penyebab anemia tidak hanya kekurangan Fe tetapi juga kekurangan micronutrient lain seperti riboflavin, asam folat, vitamin C, vitamin A, yang diketahui berperan dalam absorpsi besi dan haematopoeseis. Penelitian ini bertujuan  untuk menganalisis pengaruh Multiple Micronutrient Powder terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada anak dengan anemia usia 6-59 bulan.Metode: Penelitian dilakukan di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. Metode penelitian adalah Randomized Control Trial . Anak dengan anemia usia 6-59 bulan dipilih secara random , dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang diberi Multiple Micronutrient Powder dan kelompok lain diberi plasebo. Keduanya diberi perlakuan selama 12 minggu. Kadar hemoglobin diukur sebelum dan sesudah perlakuan.Hasil: Berdasarkan analisis regresi linier ganda didapatkan hasil bahwa Balita dengan anemia yang diberi Multiple Micronutrient Powder rata-rata mempunyai kadar hemoglobin 0.3 g/dL lebih tinggi daripada tanpa Multiple Micronutrient Powder, walaupun  secara statistik tidak signifikan (b = 0.30 ; CI = 95% ; -0.29 s.d 0.89;  p = 0.293).Kesimpulan: Pemberian Multiple Micronutrient Powder pada balita dengan anemia meningkatkan kadar hemoglobin, meskipun secara statistik tidak signifikan. Kata kunci : Anemia, multiple micronutrient powder, kadar hemoglobin
Perbedaan Pengaruh Pelajaran Gizi Menggunakan Media Animasi Dan Ceramah Terhadap Pengetahuan Gizi, Sikap Dan Perilaku Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Anak Sekolah Dasar Anggraeni, Enggar; Tamtomo, Didik Gunawan; Hanim, Diffah
Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Konsumsi buah dan sayuran yang cukup merupakan salah satu indikator gizi seimbang. Anak SD memiliki persepsi yang positif terhadap buah  dan sayuran tetapi perilaku makan anak SD masih belum memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) atau sebatas sebagai pelengkap saja. Pelajaran gizi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku konsumsi buah dan sayur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengaruh  pelajaran gizi menggunakan media animasi dan ceramah terhadap pengetahuan gizi, sikap dan perilaku konsumsi buah dan sayur pada anak sekolah dasar.Metode: Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan menggunakan rancangan pre-experimental (pre-post test with control group design). Subjek penelitian adalah   anak kelas III yang terdaftar di 4  sekolah  dasar negeri yang terakreditasi A  di kecamatan  Kota Kediri, Jawa Timur. Subjek diambil secara cluster random sampling sebanyak 92 anak. Tehnik pengumpulan data dengan wawancara langsung dan pengisian kuesioner pengetahuan gizi, sikap dan perilaku konsumsi sayur dan buah pada anak SD. Data dianalisis dengan analisis uji t-independent  dengan  tingkat  kepercayaan  95% (α=0,05), dan diolah dengan SPSS 17,0 for Windows.Hasil: Penelitian ini menunjukkan sampel perempuan sebanyak 51 anak (55,44%) dan laki-laki 41 anak (44,66%). Terdapat perbedaan pengaruh sebelum pelajaran gizi menggunakan media animasi  dan ceramah terhadap pengetahuan gizi pada anak sekolah dasar secara signifikan (p=0,000), tidak terdapat perbedaan pengaruh setelah pelajaran gizi menggunakan animasi dan ceramah terhadap pengetahuan gizi pada anak sekolah dasar secara signifikan (p=0,397). Tidak terdapat perbedaan pengaruh pelajaran gizi yang signifikan menggunakan media animasi dan ceramah terhadap sikap gizi pada anak sekolah dasar secara signifikan (p=0,160) begitu juga setelah pemberian pelajaran gizi (0,689). Terdapat perbedaan pengaruh sebelum pelajaran gizi yang signifikan menggunakan media animasi dan ceramah terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur pada anak sekolah dasar (p=0,029) begitu pula sesudah pemberian pelajaran gizi (0,046).Simpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna terhadap pengetahuan  gizi dan sikap anak setelah intervensi menggunakan media animasi tetapi tidak terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur pada anak. Kata Kunci: Media animasi, Pengetahuan Gizi, Sikap, Perilaku buah dan sayur
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA PUTRI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH TINGKAT PERTAMA (Studi Kasus di SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 7 Surakarta) Widhiyastuti, Endang; Hanim, Diffah; Sugiarto, Sugiarto
Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Status gizi dan anemia adalah faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan otak. Kerusakan otak akibat kekurangan gizi menyebabkan gangguan kognitif, perkembangan IQ terhambat dan kemampuan belajar terganggu yang selanjutnya berpengaruh pada prestasi belajar. Tujuan ini untuk menganalisis hubungan status gizi dan anemia dengan prestasi belajar remaja putri kelas dua pada sekolah menengah tingkat pertama.Metode penelitian: Jenis penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.  Populasi seluruh remaja putri kelas dua SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 7 Surakarta semester genap tahun ajaran 2014/2015, berusia 13-15 tahun. Subjek berjumlah 120 yang diambil secara simple random sampling. Data diperoleh melalui kuesioner, status gizi diukur dengan IMT/U. Anemia diukur dengan kadar Hb menggunakan metode cyanmethemoglobin. Prestasi belajar diukur dari nilai rata-rata ujian akhir semester. Data diolah dengan menggunakan analisis bivariat (Spearman’s Correlation dan Pearson Correlation) dan multivariat menggunakan regresi linier berganda, bermakna bila p<0,05.Hasil : Status gizi remaja termasuk sangat kurus 8%, kurus 10%, normal 86,7% dan gemuk 2,5% dengan rerata -0,21. Kejadian anemia ringan 10% dan normal 90% dengan rerata 13,55. Prestasi belajar nilai mata pelajaran Pendidikan Agama 85,05, Pendidikan Kewarganegaraan 86,18, Bahasa Indonesia 82,36, Bahasa Inggris 68,51, Matematika 67,96, Ilmu Pengetahuan Alam 72,50, Ilmu Pengetahuan Sosial 77,27, Seni Budaya 76,14, Pendidikan Jasmani 80,33, Teknologi Informasi dan Komunikasi 78,91, Bahasa Jawa 72,54. Analisis bivariat menunjukkan status gizi memiliki hubungan positif bermakna terhadap prestasi belajar nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (r=-0,201;p=0,027). Anemia memiliki  hubungan positif bermakna terhadap prestasi belajar nilai mata pelajaran matematika (r=0,212;p=0,020) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (r=0,190;p=0,038). Analisis multivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Namun terdapat hubungan antara anemia dengan prestasi belajar nilai mata pelajaran matematika (p=0,029) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (p=0,024).Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Ada hubungan yang bermakna antara anemia dengan prestasi belajar nilai mata pelajaran matematika. Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dan anemia dengan nilai mata pelajaran matematika dan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dan anemia dengan nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kata Kunci : status gizi, anemia, prestasi belajar, remaja putri
Hubungan Status Gizi dan Umur Ibu Hamil Primigravida dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) di Kabupaten Boyolali Sulistyowati, Anita; Suparyatmo, J B; Hanim, Diffah
Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Status  gizi ibu merupakan faktor yang sangat penting berkaitan tidak hanya dengan kesehatan dirinya,tapi juga kesehatan bayi dan pertumbuhannya dimasa datang bahkan dapat digunakan sebagai penentu dari BBLR. Umur ibu saat pertama kali hamil pada beberapa penelitian berkaitan erat dengan kejadian BBLR. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan status gizi dan umur  ibu hamil primigravida dengan  kejadian BBLR.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional kohort. Subjek penelitian adalah ibu hamil primigravida trimester 3 diwilayah Kabupaten Boyolali. Penentuan Puskesmas dipilih menggunakan metode simple random sampling. Penentuan sebanyak 128 subjek penelitian yang dipilih dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik pengumpulan data dengan wawancara langsung, pengukuran antropometri, pengisian kuesioner dan pemeriksaan hemoglobin dengan metode Cyanmethemoglobin. Data  bivariat dianalisis dengan uji Kaplan Meier untuk melihat hubungan status gizi dan umur dengan kejadian BBLR dan analisa multivariat dianalisis dengan Cox Regression Hazard Ratio diolah dengan SPSS 22.0 for Windows dengan nilai signifikansi p<0,05 pada tingkat kemaknaan 95%.Hasil: Terdapat hubungan secara signifikan antara status gizi berdasarkan penambahan berat badan ibu selama kehamilan dengan kejadian BBLR ditunjukkan dengan nilai p = 0.026 dan pada Confidence Interval = 95% serta tidak ada hubungan antara status gizi berdasarkan IMT  sebelum hamil, LILA, kadar Hb serta umur dengan kejadian BBLR ditunjukkan dengan nilai  p>0,05.Hasil analisa multivariat ditunjukkan bahwa tidak variabel yang berpengaruh terhadap BBLR dengan nilai p>0,05 pada tingkat kemaknaan 95%.Kesimpulan : penting untuk mengetahui status gizi ibu saat awal kehamilan dan penambahan berat badan ibu selama kehamilan. Kata kunci : Status gizi, umur, BBLR.
Association Between Hormonal Contraception and Blood Glucose Level Among Women of Childbearing Age in Sangkrah Community Health Center, Surakarta Sabania, Brillian Ferika; Murti, Bhisma; Hanim, Diffah
Indonesian Journal of Medicine Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.902 KB)

Abstract

Background: Hormonal contraceptive contains estrogen and progesterone hormones. These hormones are hypothesized to affect blood glucose level. This study aimed to determine the association between hormonal contraception and blood glucose level among childbearing aged women.Subjects and Method: This was an analytic observational study with cross-sectional design. The study subjects were childbearing aged women who used and did not use hormonal contraceptive in Sangkrah community health center, Surakarta. A total sample of 47 people consisting of 32 hormonal contraceptive users and 15 non users were selected for study by fixed exposure sampling. The data were collected by questionnaire, interview, anthropometric measurement, and direct measurement of blood glucose level. The data were analyzed using a multiple linear regression with SPSS for Windows.Results: Women of childbearing age who used hormonal contraceptive had an average blood glucose 26 mg / dL higher than the non-users of hormonal contraceptive (b = 26.18; 95% CI 15.03 to 37.33; p <0.001). These estimates had controlled for the effect of confounding variables (i.e. Body Mass Index and diabetes mellitus risk factors).Conclusion: There is a positive and statistically significant association between the use of hormonal contraceptive and blood glucose level among women of childbearing age.Keywords: hormonal contraception, blood glucose level.Correspondence: Brillian Ferika Sabania. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.Indonesian Journal of Medicine (2016), 1(1): 1-11https://doi.org/10.26911/theijmed.2016.01.01.01
Maternal, Obstetric, and Infant Factors and Their Associatio with the Risk of HIV Infection in Infants at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta Rahmawati, Deni Nur Fauzia; Respati, Supriyadi Hari; Hanim, Diffah
Journal of Maternal and Child Health Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.113 KB)

Abstract

Background: Incidence of HIV infection by mother to child transmission has been increasing for the past few years. This study aimed to determine the association between maternal, obstetric, infant factors, and the risk of HIV infection in infant.Subjects and Method: This was an analytic observational study using case control design. This study was conducted at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta. A total of 68 study subjects, consisting of 34 HIV infected infants, and 34 non HIV infected infants, were selected for this study by fixed disease sampling. The dependent variable was HIV infection. The independent variable included maternal nutrirional status, opportunistic infection, antenatal care, type of labor, birth weight, and prematurity. The data were collected by a set of questionnaire and analyzed using logistic regression model.Results: Maternal HIV opportunistic infection (OR= 10.09; 95% CI= 1.99 to 51.20; p=0.005) and pervaginam labor (OR=5.21; 95% CI=0.92 to 29.58; p=0.063) increase the risk of HIV infection in infant, and they were statistically significant. Maternal body weight (BMI<18.5)(OR=2.71; 95% CI=0.44 to 16.53; p=0.280), antenatal care <4 times (OR=1.94; 95% CI= 0.42 to 9.00; p=0.395), birth weight <2.500 gram (OR=1.09; 95%CI=0.19 to 6.05;p=0.924) and prematurity (OR= 1.65; 95% CI=0.36 to 7.61; p=0.523), each increased the risk of HIV infection but statistically non-significant.Conclusion: Maternal HIV opportunistic infection and pervaginam labor are strong and significant predictors for the risk of infant HIV infection. Health personnel should pay special attention on these significant risk factors when assisting birth delivery, in order to prevent HIV infection in infants.Keywords: maternal, obstetric, infant risk factors, HIV infection.Correspondences: Deni Nur Fauzia Rahmawati. Masters of Public  Health Program, Sebelas Maret University. Email: denierahmawati@gmail.comJournal Maternal  and Child Health (2016), 1(2): 73-82https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.02.02
Stimulation Model Growth and Social Personal Development of Children Autism in Health Promotion Badiah, Atik; Karsidi, Ravik; Subijanto, Ahmad Arman; Hanim, Diffah
Health Notions Vol 2 No 2 (2018): February 2018
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (Address: Cemara street 25, Ds/Kec Sukorejo, Ponorogo, East Java, Indonesia 63453)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.929 KB)

Abstract

Background: Autism is a developmental disorder caused organic brain damage, difficulty communicating verbal, nonverbal. Need supervision and parental attention. The stimulation helps stimulate the brain to produce hormones in its development.&nbsp;Purpose: (1) analyze the internal factors, external influences growth and social personal development of autistic children (2) analyze the relationship between nutritional status and the growth and social personal development of autistic children (3) analyze the effect of stimulation of the growth and social personal development of children with autism (4) formulate a stimulation model of growth and social personal development of children with autism in health promotion.&nbsp;Method: This type of research is a Research and Development (R &amp; D) research and quasi experimental method, time series design. The study was conducted in 7 autism school in Yogyakarta. The total sample of 90 children with autism. Conducted in November 2015 and April 2016. Data were analyzed using multiple linear regression, ods ratio, Mann Whitney and Wilcoxon.&nbsp;Results: (1) Internal factors (race) affects Weight and external factors (intranatal) and internal (genetic) influence growth and social personal development of children with autism p&lt;0.05, (2) there is a relationship with the nutritional status of growth and social personal &nbsp;development of children with autism p &lt;0.05, (3) No effect of stimulation of the growth and social personal development of children with autism with p &lt;0.05, (4) the drafting of a stimulation model of growth and social personal development of children with autism.&nbsp;Conclusion: Establishment of stimulation model of growth and social personal development of children autism in the form of manual stimulation of growth and social personal development of children with autism in health promotion.
Pengaruh Pemberian Suplemen Selenium dan Iodium terhadap Status Gizi, Skor IQ dan Jumlah Tanda Khas Kretin pada Anak Sekolah Dasar Hanim, Diffah; Rimbawan, Rimbawan; Khomsan, Ali; Martianto, Drajat
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.375 KB) | DOI: 10.33476/jky.v16i1.225

Abstract

Iodine Deficiency Disorder (IDD) and Protein Energy Malnutrition (PEM) is still a public health problem in school-aged children living in endemic area. This study was aimed to investigate some biochemical parameters, nutritional status and IQ score in children in endemic area of Boyolali Regency, Central Java. Before and after quasi experimental study design was implemented. A number of 115 school-aged children (9-12 years) with iodine deficiency, PEM problem and attributed to 6-10 sign of cretinism were selected as study sample. Sampling was conducted by using random sampling procedure. The Group of treatment were selenium supplement (n=34), iodine supplement (n=35), selenium and iodine (n=18) and placebo (n=28). The study found that selenium, iodine, selenium and iodine supplement intervention were significantly reduce the stunted (p=0.04, r=0.587) and underweight (p=0.01, r=0.87). Selenium and iodine were able to improved IQ score of those who were deficient with IQ score under 20 (14.8% student) to IQ score 20-35. The children with very severe deficiency of iodine and selenium (17.4%) and IQ score under 20 could be corrected by iodine supplement and IQ score increased to 20-35. A reduction of the cretinism attributes were found among the children after intervention (from 6-11 sign to 5-10 sign). Anomaly of erythrocytes and leucocytes were found to be associated with severity of stunted and underweight, number of attributes and deficiency level of selenium and iodine.
HubunganPengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Mengenai Resusitasi Jantung Paru dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa dalam Melakukan Tindakan Penyelamatan Kirana, Tara Ken Wita; Wicaksono, Bagus; Hanim, Diffah
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 2, No 3 (2013): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.115 KB)

Abstract

Background:Cardio Pulmonary Resusitation (CPR) is an emergency procedure, performed in an effort to restore spontaneous blood circulation and breathing in cardiac arrest and respiratory arrest. Untill now, CPR is one of the most important procedure in first aid of heart attack, also in respiratory arrest and cardiac arrest due to trauma. CPR need to be performed in a fast and effective way, therefore knowledge of CPR and confidence in perform CPR is needed. This research aims to analyze the relationship beetwen medical student?s of Sebelas Maret University knowledge in CPR with student?s confidence in performing a rescue. Methods:The research was an analytical survey with cross sectional approach implemented in May-June 2013 in Faculty of Medicine Sebelas Maret University. The number of samples in this study was 129 students with the inclusion and exclusion criteria and the samples sampling by simple random sampling. Dependent variable was student?s confidence in performing a rescue and independent variable was student?s knowledge in CPR. This research was conducted with questionnaires by samples and then the data were analyzed by Pearson Correlation. Results:This research showed significant relationship beetwen student knowledge in CPR and students confidence in performing a rescue (p = 0.000).This study showed that 93 students (72.09%) didn?t know the exact location of chest compression, 21 students (16.27%) didn?t know the right recovery position for patient, 129 students (100%) wanted to gain more training and knowledge in CPR, 42 respondents (32.55%) acknowledged that they were still not able to perform CPR effectively, and 40 students (31%) stated that they were not able to perform breathing support in an accurate and effective way. Conclusions:The relationship beetwen medical student?s of Sebelas Maret University knowledge in cardio pulmonary resusitation with student?s confidence in performing a rescue were significant. Keywords:Cardio pulmonary resusitation, confidence, rescue