Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Pemberian PGF2α terhadap Peningkatan Kualitas Spermatozoa Kambing Boerka Amalia Sutriana; Fuza Khoiriah; Husnurrizal .; Tongku Nizwan Siregar; Rasmaidar .; Herrialfian .
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 3 (2020): November 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.8.3.15-21

Abstract

Usaha untuk meningkatkan produktivitas ternak kambing Boerka di antaranya dengan melakukan inseminasi buatan (IB). Untuk meningkatkan kualitas spermatozoa yang akan digunakan untuk IB maka diberikan hormon prostaglandin F2 alfa (PGF2α). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian PGF2α terhadap peningkatan motilitas spermatozoa kambing Boerka. Dalam penelitian digunakan 3 ekor kambing Boerka yang berumur ±2-3 tahun. Pelaksanaan perlakuan dirancang menggunakan pola latin square 3 x 3 sehingga hewan akan menerima suntikan P1 (1,5 ml NaCl fisiologis), P2 (37,5 μg PGF2α), dan P3 (75 μg PGF2α) dengan interval waktu perlakuan adalah 30 menit sebelum koleksi semen. Sampel semen dikoleksi dengan menggunakan vagina buatan dan diamati warna, konsistensi, volume, konsentrasi, motilitas, viabilitas, dan motilitas spermatozoa. Motilitas spermatozoa diamati setelah 4 jam di dalam refrigerator. Data warna dan konsistensi semen dilaporkan secara deskriptif, sedangkan volume, motilitas semen segar, dan motilitas spermatozoa setelah 4 jam di dalam refrigerator dianalisis dengan analisis varian pola bujur sangkar latin (RSBL) yang dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa warna dan konsistensi semen yang dikoleksi pada semua kelompok perlakuan adalah krem dengan konsistensi kental. Rataan (±SD) volume semen; konsentrasi spermatozoa (106/ml); motilitas semen segar (%); dan motilitas semen setelah penyimpanan pada P1 vs P2 vs P3 masing-masing adalah 0,90±0,4 vs 0,70±0,3 vs 0,90±0,3 ml (P>0,05); 2303,33±327,15 vs 2336,67±332,91 vs 2576,67±261,02 (P>0,05); 84,00±5,1 vs 73,33±11,54 vs 80,00±0,0% (P>0,05); 63,67±4,5 vs 53,33±4,7 vs 66,67±2,2% (P<0,05). Disimpulkan bahwa pemberian 75 μg PGF2α dapat meningkatkan motilitas spermatozoa kambing Boerka setelah penyimpanan dalam regrigerator selama 4 jam.
PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5 E MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI EKSKRESI Yusra Yusra; Hafnati Rahmatan; Tongku Nizwan Siregar
Jurnal Edubio Tropika Vol 4, No 1 (2016): Jurnal EduBio Tropika
Publisher : Jurnal Edubio Tropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.328 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa SMA Islam Al-Falah kabupaten Aceh Besar. Desain penelitian adalah pretest-posttes control group. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas XI. Sampel penelitian adalah siswa kelas XIB sebagai kelas eksperimen (menggunakan Learning Cycle 5 E dipadu media video) dan siswa kelas XIC sebagai kelas Kontrol (menggunakan model konvensional). Pengumpulan data menggunakan instrumen tesketerampilan berpikir kritis. Data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan pada indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, perolehan nilai signifikasi (0,05) = 0,13, indikator membuat dan menentukan hasil pertimbangan= 0,10, dan indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi = 0,07. Berdasarkan nilai rata-rata dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa kelas eksperimendengan kelas kontrol.
The influence of scientific approach and interactive multimedia toward students’ learning achievements and attitudes of science on human reproductive system material in man Darussalam Aceh Besar Azhari Azhari; Khairil Khairil; Tongku Nizwan Siregar
Jurnal Edubio Tropika Vol 6, No 2 (2018): Jurnal EduBio Tropika
Publisher : Jurnal Edubio Tropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.458 KB)

Abstract

The objective of this study is to determine the improvement of students’ learning achievement and their attitudes toward science by applying the scientific approach and interactive multimedia on human reproductive system material. This research was conducted at MAN Darussalam located at Jl. Tgk Glee Iniem, No 01, Darussalam, Great Aceh from 1st to 25th May 2015. The method used is an experiment study that refers to pretest-posttest control group design. The sample in this study consists of 30 students divided into two groups; the experimental class and the control class. The sample of this study was decided by using purposive sampling technique. The parameter was the result of students’ cognitive and attitude toward science. The data were analyzed by using Gain and Normalization Gain (N-Gain), and T-Test to define the difference. The results showed that the influence of scientific and interactive multimedia approaches can improve students' learning achievement and attitude toward sciences. This can be seen from the students’ learning results with an average score of 55.48 (experimental class) and 45.32 (control class). While, the students' attitude toward science in the experimental class improved about 0.39 from which 3.06 was in the initial attitude and 3.45 was in the final attitude. On the other hand, the control class increased about 0.2 from a score of 2.9 initial attitudes to 3.1 on Student's final attitude. It showed that the implementation of scientific approaches and interactive multimedia is better than conventional methods.Keywords: Scientific and Interactive Multimedia, Learning Achievement and Attitude toward science and Human Reproductive System Material.
EFFECT OF AN INTRAVAGINAL PROGESTERONE IMPLANT ON SEX RATIO IN BEEF CATTLE = PENGARUH SUATU IMPLAN PROGESTERON INTRAVAGINA TERHADAP RASIO JENIS KELAMIN PADA SAPI POTONG Ginta Riady; Tongku Nizwan Siregar
Jurnal Sain Veteriner Vol 19, No 2 (2001): DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.379

Abstract

Suatu penelitian mengenai efek suatu implan progesteron intravagina dalam CIDR-B (Eazibreedmi, InterAg. Hamilton, New Zealand) terhadap rasio jenis kelamin pada sapi potong telah dilakukan. Tujuan penelitan ini adalah menentukan efek perlakuan sinkronisasi birahi dengan progesteron dalam implan C1DR-B terhadap kelahiran anak sapi betina. Dua puluh enam sapi betina yang berumur antara 3 dan 7 tahun dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 1) kelompok perlakuan dan 2) kelompok kontrol. Sinkronisasi birahi dilakukan pada kelompok perlakuan dengan cara memasukkan alat CIDR ke dalam vagina sapi selama 7 hafi. Dua puluh empat jam setelah pengeluaran alat CIDR, sapi-sapi perlakuan disuntik intramuskuler dengan estrogen benzoat (Cidiroff, InterAg, Hamilton, New Zealand) dan akhirnya diinseminasi buatan 24 jam kemudian. Sedangkan kelompok kontrol tidak dikenai prosedur sinkronisasi birahi dan diinseminasi hanya pada saat birahi alami. Semua sampel sapi diamati selama penelitian dan perbandingan jenis kelamin anak sapi dicatat pada saat kelahiran. Data mengenai rasio jenis kelamin dari kedua kelompok perlakuan dianalisis menggunakan uji khi-kuadrat dengan paket perangkat lunak statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan menghasilkan lebih banyak anak sapi betina dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perbedaan antar perlakuan mengenai rasio jenis kelamin tidak berbeda nyata, yang kemungkinan disebabkan oleh terbatasnya jumlah sampel. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa progesteron dalam alat CIDR-B cenderung meningkatkan kelahiran anak sapi betina.
Evaluasi Daya Tahan Hidup Spermatozoa Kambing Peranakan Etawah dalam Beberapa Pengencer Sederhana Tongku Nizwan Siregar; Hamdan .
Jurnal Sain Veteriner Vol 22, No 2 (2004): DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1602.536 KB) | DOI: 10.22146/jsv.481

Abstract

.
Tampilan Reproduksi Kambing Betina Lokal yang Induksi Berahinya Dilakukan dengan Sistem Sinkronisasi Singkat Tongku Nizwan Siregar; Teuku Armansyah; Arman Sayuti; Syafruddin -
Jurnal Veteriner Vol 11 No 1 (2010)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.363 KB)

Abstract

The aim of this study is to determine the reproduction performance of local does in which theirestrous was induced by short synchronization system. In this study 10 healthy female, unpregnant andhave relatively homogenous body weights were used. All does were devided into 2 experiment groups.Group 1 consisted of 4 does as control and group II consisted of 6 does as treatment. Group I, were injectedwith 125 ?g cloprostenol intramuscular, twice in 11 days interval. Group II, was treated with shortsynchronization using 125 ?g cloprostenol intramuscular, and then followed by injection of 300 IU hCGand 0.5 mg estradiol benzoate after 12 hours later. The does were inseminated 10 hours after onset ofestrous and repeated 12 hours later. Parameters measured were oestrous percentage, pregnancy, andlitter size. Results showed that all does (100%) from both groups showed estrous. Percentage of pregnantdoes group I and II were 75.00% and 83.33% respectively, and the averages litter size were 2.0 ± 1.0 and 1.4± 0.3, respetively. Treatment with short synchronization can increase pregnancy and delivered percentagealthough litter size not affected.
Physical Properties of Cervical Mucus of Repeat Breeder Aceh Cattle Tongku Nizwan Siregar; Iin Agustina; Dian Masyitah; Al Azhar; Dasrul Dasrul; Cut Nila Thasmi; Rusli Sulaiman; Razali Daud
Jurnal Veteriner Vol 18 No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.09 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2017.18.3.378

Abstract

This study aimed to investigate the physical property changes of cervical mucus in repeated breeder Aceh cows. Six cows consisting three normal (K1) and three repeat breeders (RB) (K2) of adult Aceh cows were used. The characteristics of K1 group were at > 2 months post parturition, successful pregnancy following once insemination, and twice regular estrus cycle twice. The K2 were cows with normal estrus but failed to be pregnant after three times artificial inseminations. Cervical mucus samples (50 ml each) were collected by aspiration using a sterile catheter and disposable syringe. The comparisons of the physical properties of cervical mucus between fertile and repeat breeder cattle were as follows.. Cervical mucus unavailability/in small quantity was 0.00 vs. 66.67%, cloudy color was 0.00 vs. 66.67%, thick consistency was 0.00 vs. 100%, fern pattern was 0.00 vs 66.67%, spinnbarkeit was 5.16±1.60 vs. 2.83±2.02 cm and pH values was 7.33±0.57 vs 9.33±1.52. in conclusion, the physical properties of cervical mucus in repeat breeder Aceh were less in quantities, more cloudy, higher in viscosity, and higher pH as compared to normal fertile cows. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan sifat fisik mukus serviks sapi aceh yang mengalami kawin berulang (repeat breeding, RB). Dalam penelitian ini digunakan enam ekor sapi aceh betina yang terdiri dari tiga ekor sapi normal (K1) dan tiga ekor sapi yang mengalami RB (K2). Sapi K1 merupakan sapi >2 bulan pascapartus yang mempunyai riwayat berhasil bunting dengan sekali inseminasi dan mempunyai dua kali siklus reguler, sedangkan K2 terdiri atas sapi yang didiagnosis mengalami RB, yaitu sapi yang gagal bunting setelah lebih dari tiga kali inseminasi namun memiliki siklus estrus normal. Sampel mukus serviks dikoleksi dengan metode aspirasi menggunakan kateter steril dan disposible syringe 50 mL. Kateter dimasukan melalui vagina yang yang diiringi dengan palpasi rektal untuk mengarahkan kateter masuk ke serviks uterus. Hasil pemeriksaan sifat fisik mukus serviks pada sapi fertil vs sapi RB menunjukkan bahwa kuantitas mukus tidak ada/sedikit (0,00 vs 66,67%), warna keruh (0,00 vs 66,67%), konsistensi kental (0,00 vs 100%), pola pakis (0,00 vs 66,67%), spinnbarkeit (5,16±1,60 vs 2,83±2,02 cm) dan nilai pH (7,33±0,57 vs 9,33±1,52). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sapi aceh yang mengalami RB memiliki kuantitas mukus lebih sedikit, warna lebih keruh, konsistensi kental, dan pH yang lebih tinggi dibanding sapi aceh yang fertil.
Analisis Isozim untuk Mengetahui Variasi Genetik Sebagai Upaya Pemurnian Ras Sapi Aceh Teuku Armansyah; Al-Azhar -; Tongku Nizwan Siregar
Jurnal Veteriner Vol 12 No 4 (2011)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.352 KB)

Abstract

This study was performed to investigate genetic variation of Aceh’s cattle based on analysis of malatedehydrogenase (MDH) and esterase isozymes. Blood samples were collected from 30 out of 345 Aceh’scattles raised at the Center for Breeding Prime Animals (BPTU) of Indrapuri, Aceh Besar. The phenotypecharacteristics of each cattle were recorded before blood collection, and then analyzed based on theRegulation of Agricultural Minister of Indonesia No. 54/permentan/ot.140/10/2006 whereas isozymesanalysis was done by vertical acrylamide gel electrophoresis under constant current of 10 mA at 4°C for 4hours and appropriate staining systems. The pattern band which showed the genotype of the testedcattles, were then used as the basis to determinate the heterozygosity and proportion of polymorphic locus.The results showed that phenotype variation was found among Aceh’s cattle raised at the BPTU Indrapuri,Aceh Besar. Two locus detected in this research were MDH 1 and MDH2, whereas esterase locus (Est1 andEst2) were not detected due to the unsuccesful of the electrophoresis. MDH1 and MDH2 loci in the redblood cells of Aceh’s cattle were polymorphic. On the basis of malate dehydrogenase isozymes usingMVSP 3.1 Program and Simple Matching Coefficient it could be concluded that there was individualgenetic variation among Aceh’s cattles raised at the BPTU Indrapuri, Aceh Besar.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN PADA SAPI DI KABUPATEN ASAHAN, SUMATERA UTARA Tria Deviana Putri; Tongku Nizwan Siregar; Cut Nila Thasmi; Juli Melia; Mulyadi Adam
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jipt.v8i3.p111-119

Abstract

Inseminasi buatan dikenal oleh peternak sebagai teknologi reproduksi ternak yang efektif. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan inseminasi buatan pada sapi di Kabupaten Asahan yang dipelihara secara intensif. Metode penelitian ini adalah metode survey, menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara membagikan kuesioner dan wawancara langsung ke peternak sebagai tambahan informasi, sedangkan data sekunder didapat dari inseminator terkait tentang hasil inseminasi buatan di Kabupaten Asahan. Kuesioner yang digunakan mencakup pertanyaan tentang karakteristik sapi seperti: status kebuntingan sapi (konfirmasi dari petugas inseminator), jenis sapi, umur sapi, skor kondisi tubuh sapi, jumlah inseminasi buatan sampai bunting, tanda-tanda berahi, waktu pelaksanaan inseminasi buatan, bulan pelaksanaan inseminasi buatan, lama birahi pascapartus, jenis straw, jumlah dosis inseminasi, jarak waktu pelaporan berahi sampai dengan IB dilaksanakan, pakan sapi, ternak dikandangkan serta profil peternak dengan 75 responden peternak dari lima kecamatan. Data dianalisis menggunakan stepwise regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 114 ekor ternak sapi betina yang dilakukan IB, sebanyak 76,3% mengalami kebuntingan dan 23,7% tidak mengalami kebuntingan. Variabel independen yang mempunyai korelasi paling kuat adalah umur sapi (sig. 0,006), jarak waktu pelaporan sampai IB (sig. 0,001), serta pakan ternak sapi (sig. 0,004). Kesimpulan penelitian bahwa faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan inseminasi buatan pada sapi di Kabupaten Asahan adalah umur sapi, jarak waktu pelaporan sampai inseminasi buatan dilaksanakan, dan pakan.  Kata kunci: Faktor keberhasilan, Inseminasi buatan, Jenis pakan, Umur sapi
PERBANDINGAN KONSENTRASI PROGESTERON SELAMA SIKLUS BIRAHI PADA DOMBA WARINGIN YANG DIINDUKSI PGF2α DAN KOMBINASI PGF2α DAN GnRH Yezi Gita Rahayu; Tongku Nizwan Siregar; Gholib Gholib; Cut Nila Thasmi; Herrialfian Herrialfian; Razali Daud; Zuhrawati Zuhrawati; Hamdan Hamdan; Rasmaidar Rasmaidar
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 6, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.601 KB) | DOI: 10.23960/jipt.v6i2.p101-105

Abstract

This study aimed to compare the progesterone concentrations in Waringin sheep estrus cycle which induced by PGF2α or the combination of PGF2α and GnRH. This study used six Waringin sheep those were divided into twice groups, K1 and K2. K1(n=3) were injected by 7.5 mg PGF2α intramuscularly for 10 days, while K2 (n = 3) were injected by PGF2α and GnRH. On the first day K2 were injected by 7.5 mg PGF2α, then followed by injection 50 µg of GnRH on day 8th and re-injected by 7.5 mg PGF2α on day 15th. On day 18th, sample was re-injected using 50 µg GnRH. Waringin sheep those showed estrus symptoms were detected visually and with signs showed by sheep stud. Blood samples were taken on the 7th, 14th, and 21st day after the peak heat. The measurement of progesterone concentration was conducted by enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). The results showed those the concentrations of progesterone on day 7th, 14th, and 21st on K1 vs K2 were 1.324±1.079, 7.607±8.922, and 5.220±1.653  vs 4.705±3.369, 4.184±5.512, and 1.797±0.898 ng/mL (P>0,05), respectively. In conclusion, the concentration of progesterone of Waringin sheep after inducing with PGF2α or combination PGF2α and GnRH at different cycle periode did not show differences. Keywords: Estrus Cycle, GnRH, PGF2α, Progesterone, Waringin Sheep
Co-Authors Abbas, Muhammadar Abdullah Abdul Harris Adhea Prestiya Ahsan, Muhammad Maulana Aisyah Fadillah Tunnisa Al Azhar Al-Azhar - Amalia Sutriana Amiruddin - Amiruddin A Amiruddin A Andre Afriadi Rahman Anwar Anwar Anwar Anwar Arie Febretrisiana Aris munandar Arman Sayuti Arman Sayuti Arman Sayuti Aulanni'am, Aulanni'am Azhari A Azhari Azhari Bagus Setyawan Basuki B. Purnomo Budianto Panjaitan Budianto Panjaitan Budianto Panjaitan Budianto Panjaitan Budianto Panjaitan Citra Chyntia Helwana Cut Dahlia Iskandar Cut Nila Thasmi Cut Nila Thasmi Cut Nila Thasmi Daffa Gustia Putra Akbar Daisy Wowor, Daisy Dasrul Dasrul Dasrul Dasrul Delli Lefiana Dewi Ratna Sari Dian Masyitah Dian Nurcahaya Dwinna Aliza Dwinna Aliza Dwinna Aliza Eka Meutia Sari Eka Meutia Sari Elfi Satria Suryani Erdiansyah Rahmi Erdiansyah Rahmi Fadli A. Gani Farida Athaillah Fuza Khoiriah Gholib Gholib Ginta Riady Ginta Riady Hafizuddin Hafizuddin Hafizuddin Hafizuddin Hafizuddin Hafizuddin Hafizuddin Hafizuddin Hafnati Rahmatan Hamdan . Hamdan h Hamdan H Hamdan Hamdan Hamdan Hamdan Hamdan Hamdan Hamny Sofyan Hasanuddin Hasanuddin Hermawaty Tarigan Herrialfian . Herrialfian Herrialfian Husnur rizal Husnurrizal Husnurrizal . Husnurrizal Husnurrizal Husnurrizal Husnurrizal Husnurrizal, Husnurrizal Idawati Nasution Iin Agustina Indah Kesuma Siregar Ira Khubairoh Marpaung Jalaluddi J Jalaluddin - Joharsyah J Juli Melia KARTINI ERIANI Ketut Adnyane Mudite Khairil Khairil Lilis Suryani M. Aris Widodo Mahdi Abrar Mahdi Abrar Mauridatun Ramli Mefrianti Efendi Muhammad Adlim Muhammad Fathan Rizky Athallah Muhammad Hambal Muhammad Hambal Muhammad Jalaluddin Muhammad Rifki Mulkan Mulkan Mulyadi Adam Mulyadi Adam Mulyadi Adam Mulyadi Adam Mulyadi M Muslim Akmal Muslim Akmal Muslim Akmal Muslim Akmal Nanda Yulian Syah Nazaruddin Nazaruddin Nellita Meutia Novi Afriani Nur Afriani Nur Novika Ayuni Rambe Nuzul Asmilia Putra, Dedi Fazriansyah R Roslizawaty Rahmandi r Raihatul Jannah Rasmaidar . Rasmaidar Rasmaidar Razali Daud Razali Daud Razali Razali Reni Ayunanda Riani Desky Rinidar R Roslizawaty R Roslizawaty Roslizawaty Roslizawaty Roslizawaty Rusli Sulaiman S Syafrudddin S Syafruddin Saifan Nur Satria Tanjung Siti Rizki Hardyana Siregar Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Srihadi Agungpriyono Sugito Sugito Sugito Sugito Suriadi S Susi Darmayanti Sutiman B. Sumitro Syafruddin - Syafruddin S Syafruddin S Syafruddin Syafruddin Syafruddin Syafruddin Syafruddin Syafruddin Syafruddin Syafruddin T. Armansyah T. Armansyah Teuku Armansyah Teuku Armansyah Tria Deviana Putri Wahyuni, Sri Wenny Novita Sari Wida Puspita Arum Yezi Gita Rahayu Yusmadi Yusmadi YUSRA YUSRA Zainuddin Z ZK Abdurahman Baizal Zuhrawati Zuhrawati Zulkifli Z Zuraidawati -