Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Kinerja Mahkamah Konstitusi dalam mewujudkan electoral justice pada pilkada serentak tahun 2017 Halili, Halili; Hartini, Sri; Arpannudin, Iqbal
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.793 KB) | DOI: 10.21831/jc.v15i2.20647

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan penegakan keadilan prosedural dan substantif dalam peradilan sengketa pemilihan kepala daerah serentak tahun 2017 oleh Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode analisis isi. Hasil analisis menunjukkan, pertama, MK sepenuhnya konsisten untuk menjadikan pasal mengenai tenggat waktu pengajuan permohonan dan kedudukan hukum pemohon sebagai batu uji mengenai dapat diterima atau tidaknya sebuah permohonan dalam perkara sengketa pilkada 2017. Hal itu sebagai dampak dari diadopsinya proses dismissal (dismissal process). Kedua, penegakan keadilan prosedural dalam peradilan sengketa pilkada oleh MK tidak secara serta merta in line dengan perwujudan keadilan elektoral yang bersifat substantif. Ada kecenderungan bahwa putusan dismissal yang dilakukan oleh MK cenderung mengabaikan keadilan substantif. Ada dua hal yang potensial membuat prosedur beracara tidak dapat mewujudkan keadilan substantif dalam proses peradilan sengketa Pilkada di MK, yaitu; 1) tenggat waktu yang menyimpang asas nunc pro tunc dan 2) ambang persentase selisih hasil suara dalam sengketa pilkada, yaitu tidak lebih dari 0,5%, 1%, 1,5% atau 2%.--------------------------------------------------------The performance of the Constitutional Court in realizing electoral justice in simultaneous regional elections in 2017This article aims to describe the enforcement of procedural and substantive justice in the 2017 regional head election dispute court by the Republic of Indonesia Constitutional Court (MK). The approach used is qualitative with the content analysis method. The results of the analysis show, first, the Court is fully consistent in making the article regarding the deadline for submitting applications and legal status of the applicant as a test stone regarding whether or not an application can be accepted in a 2017 election dispute case. It is as a result of the dismissal process. Second, the enforcement of procedural justice in the election dispute court by the Constitutional Court is not necessarily in line with the realization of substantive electoral justice. There is a tendency that the decision dismissal carried out by the Constitutional Court tends to ignore substantive justice. There are two things that have the potential to make the procedure of proceedings unable to realize substantive justice in the Pilkada dispute trial process in the Constitutional Court, namely; 1) deadlines that deviate the principle of nunc pro tunc and 2) the threshold of the percentage of the difference in vote results in the election dispute, which is not more than 0.5%, 1%, 1.5% or 2%.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM LINGKUP SOSIO-KULTURAL PENDIDIKAN NON-FORMAL Aulia, Syifa Siti; Arpannudin, Iqbal
Jurnal Civic Education: Media Kajian Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.721 KB) | DOI: 10.36412/ce.v3i1.902

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengurai beberapa landasan mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam perspektif sosio-kultural konteks pendidikan non-formal. Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa pendidikan kewarganegaraan tidak cukup hanya diajarkan di dalam kelas dan sekolah saja. Artinya, diperlukan upaya lain yang tidak kalah pentingnya, yakni di dalam kehidupan masyarakat. Artikel ini menguraikan landasan filosofis penyelenggaraan pendidikan kewarganegaraan dalam domain non-formal. Dikaji juga dari perspektif yuridis formal dalam perundang-undangan di Indonesia, dan bagaimana secara sosiologis urgensi pendidikan kewarganegaraan di masyarakat.Kata kunci: pendidikan kewarganegaraan kemasyarakatan, domain sosio-kultural pendidikan kewarganegaraan, pendidikan kewarganegaraan non-formal
THE IMPLEMENTATION OF PANCASILA EDUCATION THROUGH FIELD WORK LEARNING MODEL Kusdarini, Eny; Sunarso, Sunarso; Arpannudin, Iqbal
Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol 39, No 2 (2020): CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOL. 39, NO. 2, JUNE 2020
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.838 KB) | DOI: 10.21831/cp.v39i2.31412

Abstract

Pancasila education has been a part of general education which plays an important role in transferring and nurturing values that are in line with the nation's personality. This study aims to describe the implementation of Pancasila Education through field work learning model by looking at the practice of Pancasila values in the real community life in Pancasila Village, Bantul Regency. This research is a descriptive qualitative study through a case study in Pancasila Village. The subjects of the study were the first semester students of Communication Science department at one of the state universities in Yogyakarta who are taking the Pancasila Education course. Purposive sampling technique was used in this study. The data in this study were collected through interview, observation, and documentation, while the data analysis was done through qualitative descriptive techniques. The findings showed that the students gained a great deal of meaningful experiences from the field work learning model through direct observation of the Pancasila values implementation in the community. Another important finding is that the students can identify the implementation of the values of the Pancasila, either the first, second, third, fourth, or fifth precepts in Pancasila Village.
THE INFLUENCE OF CIVIC EDUCATION VIDEO MEDIA WITH SCIENTIFIC APPROACH AGAINTS ANTI-CORRUTION STUDENTS ATTITUDES AT SENIOR HIGH SCHOOL 8 BANDUNG Prayoga Bestari, Iqbal Arpannudin, Aim Abdulkarim,
Jurnal Civicus Vol 15, No 1 (2015): JURNAL CIVICUS, JUNI 2015
Publisher : Department of Civic Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/civicus.v15i1.2070

Abstract

The Eradiration of corruption through educational approach by reason that the anti-corruption movement in Indonesia is not maximized. Learning the values of anti-corruption in schools using instructional media video with the scientific approach is expected to grow passion to learn and give rise to the same perception of the dangers of corruption, anti-corruption values are instilled and changes in students' anti-corruption attitudes. This study used a quasi-experimental method possible to see the extent of the effect of the use of video media with a scientific approach to anti-corruption attitudes of students. The results showed there were differences in the anti-corruption attitudes among students in the experimental class that uses the medium of video with grade control with conventional learning on learning Citizenship Education. 
REFLEKSI 75 TAHUN INDONESIA MERDEKA: DINAMIKA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Yuni Lestari, Eta; Arpannudin, Iqbal
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol 8, No 3 (2020): September, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v8i3.28675

Abstract

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang dilaksanakan dari pendidikan sekolah dasar hingga pendidikan tinggi masih diperlukan upaya perbaikan hingga saat ini, karena permasalahan karakter pada generasi muda semakin lama justru semakin kompleks., diperlukan masukan dari hasil analisis untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis dinamika pelaksanaan pembelajaran PKn di usia negara kita tercinta yang ke 75 tahun. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah studi pustaka, dengan cara menganalisis kajian tentang pendidikan kewarganegaraan kemudian ditarik kesimpulan. Hasil dari artikel ini adalah bahwa upaya perbaikan kualitas pembelajaran PKn masih sangat perlu untuk dilakukan kajian. Salah satu rekomendasi perbaikan adalah pertama, memberikan keteladanan pada siswa baik keteladanan di sekolah oleh guru maupun keteladanan oleh orang tua di lingkungan keluarga. Kedua, meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran mulai dari inovasi pembelajaran dengan menerapkan model, metode dan media pembelajaran yang bervariasi. Ketiga, meningkatkan kelembagaan baik organisasi guru seperti MGMP maupun asosiasi dari perguruan tinggi. 
REFLEKSI 75 TAHUN INDONESIA MERDEKA: DINAMIKA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Eta Yuni Lestari; Iqbal Arpannudin
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 3 (2020): September, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v8i3.28675

Abstract

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang dilaksanakan dari pendidikan sekolah dasar hingga pendidikan tinggi masih diperlukan upaya perbaikan hingga saat ini, karena permasalahan karakter pada generasi muda semakin lama justru semakin kompleks., diperlukan masukan dari hasil analisis untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis dinamika pelaksanaan pembelajaran PKn di usia negara kita tercinta yang ke 75 tahun. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah studi pustaka, dengan cara menganalisis kajian tentang pendidikan kewarganegaraan kemudian ditarik kesimpulan. Hasil dari artikel ini adalah bahwa upaya perbaikan kualitas pembelajaran PKn masih sangat perlu untuk dilakukan kajian. Salah satu rekomendasi perbaikan adalah pertama, memberikan keteladanan pada siswa baik keteladanan di sekolah oleh guru maupun keteladanan oleh orang tua di lingkungan keluarga. Kedua, meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran mulai dari inovasi pembelajaran dengan menerapkan model, metode dan media pembelajaran yang bervariasi. Ketiga, meningkatkan kelembagaan baik organisasi guru seperti MGMP maupun asosiasi dari perguruan tinggi. 
Solidaritas sosial dalam gerakan kebaikan warga negara Iqbal Arpannudin; Syifa Siti Aulia
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v5i2.24861

Abstract

Budaya tolong menolong dan kedermawanan warga negara Indonesia tumbuh subur di tengah pandemi. Budaya tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kajian kewarganegaraan sebagai rasa dan praktik. Tolong menolong dan kedermawanan yang melembaga merupakan bagian dari gerakan kebaikan warga negara yang berada pada domain sosiokultural pada kajian kewarganegaraan. Di tengah pandemi Covid-19 ini, beragam elemen bangsa turun tangan bahu membahu untuk berusaha membantu krisis yang melanda. Banyak aksi kedermawanan sosial telah dilakukan berbagai kalangan saat ini, baik perorangan, yayasan, kelompok, ataupun perusahaan. Artikel ini mengulas mengenai modal sosial bangsa Indonesia mengakar kuat dalam tradisi keseharian masyarakat Indonesia. Akar sosio-kultural bangsa Indonesia inilah yang menjadikan gerakan kebaikan tumbuh, berkembang, dan menyebar di saat pandemi. Gerakan kebaikan berhubungan erat dengan rasa kepedulian, solidaritas dan relasi sosial antara orang dalam masyarakat.
Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Abad 21: Analisis Keterampilan Abad 21 Suyato Suyato; Yayuk Hidayah; Iqbal Arpannudin; Lutfia Septiningrum
SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol 19, No 2 (2022): Socia: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/socia.v19i2.60152

Abstract

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Abad 21 menjadi isu penting dalam menghadapi tantangan abad 21 yang semakin kompleks dan dinamis. Ketrampilan abad 21 menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan kewarganegaraan, yang bertujuan untuk menghasilkan generasi yang siap menghadapi tantangan global dan menjadi warga negara yang aktif dan berkontribusi pada masyarakat. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menganalisis data ketrampilan abad 21 yang terkait dengan pendidikan kewarganegaraan di abad 21. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan melibatkan partisipan dari guru dan siswa pada sebuah sekolah menengah atas di Indonesia. Data dikumpulkan melalui observasi kelas, wawancara, dan analisis dokumen terkait kurikulum dan materi pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketrampilan abad 21 yang diajarkan dalam pendidikan kewarganegaraan meliputi kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikasi, kolaborasi, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan. Namun, implementasi pembelajaran ketrampilan abad 21 masih menghadapi beberapa kendala seperti kurangnya pemahaman konsep dan peran ketrampilan abad 21 dalam pendidikan kewarganegaraan serta kurangnya dukungan dari pihak sekolah dan pemerintah. Oleh karena itu, revitalisasi pendidikan kewarganegaraan di abad 21 perlu dilakukan dengan melibatkan semua pihak terkait, baik guru, siswa, maupun pihak sekolah dan pemerintah, agar ketrampilan abad 21 dapat diajarkan dan diterapkan secara efektif dalam pendidikan kewarganegaraan di abad 21.
The contribution of philanthropic movement for civic education: Lessons learned from generosity amid pandemic Iqbal Arpannudin; Karim Suryadi; Elly Malihah; Leni Anggraeni
Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol 42, No 3 (2023): Cakrawala Pendidikan (October 2023)
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v42i3.43970

Abstract

The culture of mutual assistance and the generosity of Indonesian citizens significantly grows amid the pandemic. Such culture is an integral part of civic studies as a taste and a practice. The institutionalized mutual aid and generosity practices are part of a philanthropic movement included in the socio-cultural domain of civic studies and civic education. The socio-cultural domain of civic education asserts that civic education is not always construed as a subject in schools. This paper aims to examine the position of philanthropy as part of civic studies and civic education. This study employs grounded theory to investigate philanthropic models in tradition, activities, and movements in building the civic socio-cultural dimension and its contribution to civic education. Data sources in this study were obtained from interviews and analysis of documents related to the philanthropic movement in Indonesia. The data were validated using triangulation of research data sources, and data analysis utilized the constant comparative method with the help of ATLAS.ti version 8. The results show that philanthropy contributes to the domain of academic study of civic education to strengthen and consolidate the science of civic education concerning the tighter relationship during the pandemic between citizens, the government, and the third sector. The contribution for the curricular domain, philanthropy, can be included in teaching materials for civic education learning at schools on materials that discuss citizens and the state.
Nationalist character at Muhammadiyah school Aulia, Syifa Siti; Arif, Dikdik Baehaqi; Sofihara, Idham; Utami, Astika Pungki; Laelaturrohmah, Laelaturrohmah; Arpannudin, Iqbal
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v18i1.39183

Abstract

One of the ways to strengthen nationalist character values is through formal education, including in Muhammadiyah schools. The practice needs strengthening in Muhammadiyah schools for deviations in student behavior that do not reflect the values of nationalist character. This article attempts to provide an overview of strengthening the values of nationalist characters through Muhammadiyah school culture. The research method used is qualitative research. The focus of the object in this study is strengthening the value of nationalist character for students in Muhammadiyah schools. The steps of data analysis using data reduction models, data presentation, conclusions. The study results show that there are several school programs to instill the values of nationalist character through school culture, among others, through learning in the classroom and habituation outside the classroom, among others, through extracurricular activities. The supporting factor is that the school establishes with the parties to run the program. The inhibiting factor is that some students are still not optimal in participating in a school program.