Pendahuluan: Lanjut usia (lansia) adalah individu yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia merupakan kelompok rentan yang sering mengalami masalah kesehatan fisik maupun mental, termasuk kecemasan. Kecemasan pada lansia yang dirawat di rumah sakit dapat disebabkan oleh stres, pengalaman traumatis, dan perubahan suasana hati yang berlebihan. Berdasarkan data, terdapat 32 pasien lansia yang mengalami kecemasan selama menjalani perawatan di rumah sakit. Kurangnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien menjadi salah satu faktor yang memperburuk kondisi tersebut, sehingga pasien merasa kesepian dan kurang memperoleh informasi. Komunikasi yang dilakukan perawat kepada pasien lansia sering bersifat satu arah, kurang memperhatikan kondisi emosional pasien, serta tidak menggunakan pendekatan yang sesuai. Selain itu, keterbatasan waktu, beban kerja yang tinggi, dan kurangnya pelatihan komunikasi terapeutik khusus untuk lansia juga menjadi kendala dalam membangun hubungan yang efektif. Akibatnya, pasien lansia merasa tidak nyaman, kurang dipahami, dan mengalami peningkatan kecemasan selama dirawat. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan dalam komunikasi perawat, salah satunya melalui model komunikasi PACE (Pacing, Accepting, Connecting, Empathy) yang dapat membantu membangun hubungan efektif antara perawat dan pasien, sehingga mampu menurunkan kecemasan lansia selama perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan model PACE terhadap tingkat kecemasan pasien lansia. Metodologi: Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Rawalumbu pada tahun 2024 dengan menggunakan metode survei analitik kuantitatif dan pendekatan cross-sectional, di mana variabel independen dan dependen diamati secara bersamaan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 72 pasien lansia yang dirawat di ruang rawat inap. Instrumen penelitian berupa kuesioner, dan analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: Analisis uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai p-value = 0,000 yang lebih kecil dari nilai α (0,05), sehingga H₀ ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan model PACE dan tingkat kecemasan pasien lansia. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan model PACE dan tingkat kecemasan pasien lansia. Komunikasi yang dibangun melalui model PACE mampu menciptakan rasa nyaman dan membuat pasien lansia merasa lebih dipahami selama menjalani perawatan. Kata Kunci: Komunikasi terapeutik, Model PACE, Kecemasan, Pasien lansia