Claim Missing Document
Check
Articles

THE PERBANDINGAN MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE DENGAN CONTRACT RELAX STRETCHING TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA SINDROM MYOFASCIAL OTOT UPPER TRAPEZIUS Witri Okta Maruli; I DP Sutjana; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 3 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.089 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i03.p01

Abstract

Sindrom myofascial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau beberapa titik picu (trigger points ) dan dicirikan oleh nyeri otot kronis dengan peningkatan sensitivitas terhadap tekanan. Masalah lain yang akan timbul adalah berupa penurunan aktifitas leher, yaitu kesulitan dalam menggerakkan leher dan menekuk leher ke sisi yang lainnya, hal itu akan menyebabkan adanya gangguan saat melakukan aktivitas sehari- hari. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan myofascial release technique dengan contract relax stretching terhadap penurunan nyeri pada sindrom myofascial otot upper trapezius. Telah dilakukan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized pre test and post test group design. Sampel sebanyak 22 orang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 11 orang. Kelompok perlakuan 1 dengan myofascial release technique , sedangkan perlakuan 2 dengan contract relax stretching . Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur penurunan nyeri menggunakan VAS ( Visual Analog Scale) pada saat sebelum dan setelah perlakuan. Dari hasil pengamatan didapat hasil selisih rerata sebelum dan sesudah perlakuan kelompok 1 yaitu 3,527±0,467 dan kelompok 2 yaitu 3,427±0,377 dengan hasil uji paired test didapatkan nilai p=0.0001 (p<0.05) pada kelompok 1 dan nilai p=0.0001 (p<0.05) pada kelompok 2. Pada analisis kelompok perlakuan 1 memiliki rerata selisih antara nilai sebelum dan sesudah intervensi 3,53±1,55 dan kelompok perlakuan 2 memiliki rerata selisih antara nilai sebelum dan sesudah 3,48±1,25. Dari uji beda independent sample t-test didapatkan selisih p sebelum dan sesudah intervensi 0,929 dimana p > 0.05. Maka dapat disimpulkan myofascial release technique sama baik dengan contract relax stretching untuk menurunkan nyeri pada sindrom myofascial otot upper trapezius .
PENGARUH PEMBERlAN PROGRESSlVE MUSCLE RELAXATlON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRAJURlT TNl – AL DENGAN HlPERTENSl DERAJAT l Dl LANAL DENPASAR Fiqhi Dhamiery Haniefah Effendi; Agung Wiwiek Indrayani; Ni Luh Nopi Andayani; Nila Wahyuni
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 9 No 1 (2021): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2021.v09.i01.p03

Abstract

Pengukuran tekanan darah (Blood Pressure/ BP) merupakan suatu bentuk pengukuran tekanan aliran darah terhadap dinding pembuluh darah besar yang disebut arteri. Semakin tinggi tekanan, semakin keras usaha jantung untuk memompa. Hipertensi merupakan salah satu kelainan fungsi jantung dan pembuluh darah yang mengakibatkan terhambatnya sirkulasi dalam menyuplai oksigen serta nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Hipertensi derajat l adalah hipertensi dengan tekanan darah sistolik 130-139 mmHg, dan tekanan darah diastolik 80-90 mmHg. Salah satu latihan yang dapat diberikan untuk membantu menurunkan tekanan darah pada hipertensi derajat l yaitu Progresive Muscle Relaxation (PMR). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian progresive muscle relaxation (pmr) terhadap penurunan tekanan darah pada prajurit TNL-AL dengan hipertensi derajat l di LANAL Denpasar. Penelitian ini merupakan quasi eksperimental dengan pre test-post test design. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang rentang usia 35-55 tahun. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai P < 0,05 pada tekanan darah sistolik 0,003 dan tekanan darah diastolik 0,014. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian progressive muscle relaxation terhadap penurunan tekanan darah pada prajurit TNl-AL dengan hipertensi derajat l di Lanal Denpasar. Kata kunci: hipertensi, progressive muscle relaxation, prajurit tnl
DURASI MEJEJAITAN DENGAN KEJADIAN DE QUERVAIN SYNDROME PADA PEDAGANG BANTEN DI KOTA DENPASAR Putu Savitri Priutami; I Putu Yudi Pramana Putra; Agung Wiwiek Indrayani; I Putu Gede Adiatmika
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 10 No 2 (2022): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2022.v10.i02.p05

Abstract

Pendahuluan: Pedagang banten merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko untuk mengalami gangguan muskuloskeletal. Hal ini disebabkan oleh aktivitas mejejaitan yakni kegiatan memotong dan merangkai janur menjadi banten yang akan digunakan untuk upacara agama Hindu di Bali. Aktivitas mejejaitan yang dilakukan pedagang banten dalam jangka panjang dan repetitif, akan menyebabkan gangguan muskuloskeletal salah satunya de quervain syndrome, yaitu merupakan peradangan pada selaput tendon (tenosynovitis) otot abductor pollicis longus dan extensor pollicis brevis sehingga menyebabkan nyeri pada ibu jari. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya de quervain syndrome, salah satu faktor pencetusnya adalah durasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan durasi mejejaitan terhadap risiko terjadinya de quervain syndrome pada pedagang banten di Denpasar. Metode: Penelitian berlangsung dari bulan Januari – Maret 2021 dengan menggunakan metode penelitian observasional analitik dan desain cross-sectional analitik. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling. Responden penelitian berjumlah 90 orang. Variabel dependen yang diukur yakni de quervain syndrome menggunakan Tes WHAT (Wrist Hyperflexion and Abduction Thumb) dan interpretasi nyeri berupa Numerical Rating Scale (NRS). Hasil: Variabel independen yang diukur yakni durasi mejejaitan berdasarkan hasil wawancara. Berdasarkan hasil uji hipotesis melalui uji chi-square, didapatkan p = 0,016 (p<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan antara durasi mejejaitan yang signifikan dengan risiko terjadinya de quervain syndrome pada pedagang banten di Denpasar. Kata Kunci: de quervain syndrome, mejejaitan, cedera berulang, tes WHAT, pedagang banten
HUBUNGAN NYERI BAHU DENGAN ROUNDED SHOULDER POSTURE PADA MAHASISWA PENGGUNA KOMPUTER DI SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI I Gusti Ayu Bulan Sistayani; Ari Wibawa; Luh Putu Ratna Sundari; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 3 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2020.v08.i03.p06

Abstract

Nyeri bahu merupakan salah satu penyebab terjadinya morbiditas dengan prevalensi yang tinggi. Nyeri bahu dan leher berhubungan dengan postur statis serta mempertahankan leher dalam posisi menekuk ke depan. Posisi kepala yang lebih ke depan menyebabkan adanya kompensasi berupa bahu bergerak ke depan yang mengindikasikan adanya Rounded ShoulderPosture (RSP). RSP merupakan salah satu postur janggal pada pengguna komputer. Sekolah Tinggi Desain Bali merupakan salah satu sekolah tinggi dengan pelajaran desain yang mengahruskan penggunaan komputer selama berjam – jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan nyeri bahu dengan Rounded Shoulder Posture pada mahasiswa pengguna komputer di Sekolah Tinggi Desain Bali. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel penelitian adalah 42 orang mahasiswa pengguna komputer atau laptop. Teknik analisa yang digunakan yaitu uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p=0,156 pada RSP kanan dan p=0,673 pada RSP kiri yang mengindikasikan bahwa tidak ada hubungan nyeri bahu dengan RSP. Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah tidak ada perbedaan postur antara individu dengan nyeri bahu dan tanpa nyeri bahu, ketidakseimbangan otot yang bersifat fungsional, mobilitas dan fleksibilitas, serta adapatasi tubuh terhadap nyeri. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan nyeri bahu dengan Rounded Shoulder Posture pada mahasiswa pengguna komputer di Sekolah Tinggi Desain Bali. Kata Kunci : nyeri bahu; rounded shoulder posture, pengguna komputer, mahasiswa, Bali
PENGARUH LATIHAN MAT PILATES UNTUK MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK DAN MENINGKATKAN MASSA OTOT PADA WANITA DEWASA DENGAN OBESITAS L. Ade Sintia Devi; I Made Niko Winaya; Agung Wiwiek Indrayani; I Putu Gede Adiatmika
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 10 No 1 (2022): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2022.v10.i01.p04

Abstract

Pendahuluan: Obesitas merupakan kondisi kelebihan berat badan dan lemak tubuh. Obesitas (IMT ?25) terjadi pada 13,5% orang dewasa yang berusia di atas 18 tahun di Indonesia. Latihan low-impact aerobic seperti mat pilatesdapat dilakukan tanpa alat dan bersifat aman bagi penderita obesitas. Pelaksanaan latihan mat pilates tidak memiliki gerakan melompat maupun berlari yang dapat meningkatkan terjadinya trauma persendian pada seseorng yang obesitas. Latihan mat pilates bermanfaat untuk menurunkan berat badan, memperbaiki postur dan memperbaiki kondisi kardiovaskular, dan meningkatkan fleksibilitas otot. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan mat pilates terhadap penurunanan persentase lemak tubuh, serta peningkatan massa otot pada wanita dewasa awal (18-40 tahun) dengan obesitas.Metode: Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental one group pre-post test. BIA Omron digunakan untuk mengukur IMT, persentase lemak, dan massa otot. Penelitian ini dilakukan pada 28 subjek wanita dewasa berusia 18-40 tahun dengan obesitas (IMT ?25). Subjek melakukan latihan mat pilates selama 30 menit dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 8 minggu.Hasil: Persentase lemak tubuh mengalami penurunan nilai rerata (0,63±0,34) dengan hasil signifikansi p=0,000 (<0,05) yang menunjukkan terjadinya perubahan yang signifikan. Persentase massa otot mengalami peningkatan dengan nilai rerata (0,2±0,04) dengan hasil signifikansi p=0,000 (<0,05) yang menunjukkan terjadinya perubahan yang signifikan.Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan pelatihan mat pilates pada wanita dewasa berumur 18-40 tahun berpengaruh signifkan terhadap penurunan persentase lemak tubuh dan peningkatan persentase massa otot. Kata Kunci: obesitas, mat pilates, massa lemak, massa otot
THE RESPON PENINGKATAN TEKANAN DARAH TERHADAP PEMBERIAN PELATIHAN PASSIVE RANGE OF MOTION TIGA PULUH MENIT PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDA WANA SERAYA DENPASAR I Putu Gde Surya Adhitya; Ari Wibawa; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 1 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.913 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2015.v03.i01.p03

Abstract

Passive Range Of Motion (PROM) is given to elderly to prevent complications that occur in the long immobilization conditions. The aimed of this study is there any improvement response of blood pressure after giving PROM for thirty minutes and how much is the improvement. This research is an experimental study with the method of one-group pretest-posttest design, with 10 peoples sample, the elderly (> 60 years), without having a chronic illness. Elderly who difable don’t be included in this study. The sampling technique used is the saturated sampling. This study was conducted over three days, each day was measured before treatment and after treatment to see the response of blood pressure increase caused by PROM thirty minutes of training in the elderly. Data were analyzed using SPSS computer software that is shapiro wilk test to test of normality distribution and paired t-test or the wilcoxon signed rank test. The result of wilcoxon sign rank test on the first day, systolic p = 0.005 (p <0.05) and diastolic p = 0.005 (p <0.05) seen here there is a significant difference. The results of paired t-test test to see the difference in the response of blood pressure in systole and diastole second day and third day, on the second day systolic p = 0.005 (p <0.05); diastole p = 0.012 (p <0.05); on the third day systole p = 0.0001 (p <0.05); and on the third day of diastole p = 0.015 (p <0.05), it seemed that there were significant differences in systolic and diastolic blood pressure in the second and third days. The conclusion of this study is the response of blood pressure after PROM exercise is 5 – 8 mm Hg for systolic, and 3 – 4 mm Hg for diastolic.
THE PERBANDINGAN ANTARA INTERVENSI HOLD RELAX STRETCHING DENGAN INTERVENSI TRANSVERSE FRICTION MASSAGE PADA TERAPI MODALITAS ULTRA SOUND TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS PIRIFORMIS SYNDROME DI KLINIK FISIOTERAPI MERDEKA MEDICAL CENTER BALI Faradilah Destyana; I. DP. Sutjana; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 3 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.948 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i03.p02

Abstract

Piriformis Syndrome merupakan suatu sindrom nyeri di sekitar bokong yang muncul dari otot piriformis itu sendiri yang dapat berupa kondisi myofacial pain. Terapi yang dapat dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri pada piriformis syndrome yaitu berupa terapi modalitas ultra sound, hold relax stretching, dan transverse friction massage. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan intervensi fisioterapi untuk menurunkan nyeri pada penderita piriformis syndrome. Penelitian ini dilakukan di Klinik Fisioterapi Merdeka Medical Center Bali dari bulan Juni sampai Agustus 2013. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan randomized pre dan post grup desain. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunaan teknik Accidential sampling dengan sampel berjumlah 20 orang yang dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 menggunakan terapi ultra sound dan hold relax stretching, kelompok 2 menggunakan terapi ultra sound dan transverse friction massage. Penelitian ini menggunakan uji beda sampel t-berpasangan dan uji perbandingan beda rerata independent sample t-test yang diperoleh nilai selisih p=0.096 dimana p>0.05 yang menunjukkan bahwa pemberian hold relax stretching dan transverse friction massage tidak ada perbedaan signifikan pada terapi modalitas ultrasound dalam menurunkan nyeri. Dari hasil penelitian didapatkan pemberian intervensi hold relax stretching sama baiknya dengan intervensi transverse friction massage pada terapi modalitas ultra sound dalam menurunkan nyeri pada kasus piriformis syndrome.
THE KOMBINASI RESISTANCE EXERCISE DAN STRETCHING LEBIH MENINGKATKAN KESEIMBANGAN STATIS DIBANDINGKAN STRETCHING PADA LANSIA DI DESA BLIMBINGSARI, KECAMATAN MELAYA, KABUPATEN JEMBRANA, BALI Bagus Naibaho; ari Wibawa; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 1 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.424 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2015.v03.i01.p04

Abstract

Age-related changes characterized by decrease of body function including the weakness of musculoskeletal system at lower extremities and disturbances of sensory system which affect human balance. The aim of this study was to investigate the combined effects of resistance exercise and stretching on static balance improvement among elderly. Experimental research has been performed with the design of pre-test and post-test group design. Samples were randomly assigned to an experimental (n=12) or control group (n=12). The experimental group performed stretching and resistance exercises, and the control group performed stretching exercises only. Static balance was measured before and after the 4-week intervention, the participants’ experimental and control group were evaluated using the One-Legged Stance Test (OLST). The result obtained p=0,000 (p<0,05) for experimental group with mean 5.58 ?1,50 and p=0,000 for control group with mean 4.00 ?1.47. The result means that in each group were significantly improved static balance. From the independent t-test obtained p=0,007 (p<0,05). It can be concluded that the combination of resistance exercise and stretching more effective to improve static balance compare with stretching.
THE PENAMBAHAN KINESIOTAPING PADA PERLAKUAN MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE LEBIH BAIK DALAM MENURUNKAN NYERI FUNGSIONALPADA PLANTAR FASCITIS OLEH KARENA PEMAKAIAN SEPATU HAK TINGGI (HIGH HEELS) Zidni Sadati Maulana Aden; Putu Sutha Nurmawan; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 2 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.234 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2015.v03.i02.p09

Abstract

OBJECTIVE: To determine the influence of kinesiotaping adding for myofascial releasetechnique to decrease the plantar fasciitis functional pain due to the wearing of high hells.SUBJECT: 18 plantar fasciitis subject, devide into two group. Each group consist of 9subject. Group I gets myofascial release technique with kinesiotaping adding and group IIgets only myofascial release technique. RESEARCH PLACE: Physical therapy practice,Sidhi Medika Canggu, Badung.RESEARCH TIME: November – Desember 2014.MEASUREMENT: Pain disability scale/index plantar fasciitis. RESEARCH DESIGN:The research used an experimental method, using to design group pre-test and post-test.RESULT: Each group were tested for normality by the Shapiro wilk test, Group 1 showed pvalue >0,05 and Group II showed p value <0,05. Paired sample t-test for Group I beforeintervention got the mean value 51,88±2,619 and after intervention 27,88±1,364 with p value0,001. Group II were tested with wilcoxon match pair test, the mean value before intervention49,33±4,500 and after intervention 37,88±6,622 with p value 0,007. The result showed thatboth of group happened to decrease morning pain significantly. The next statistical test is thedifference decreased the plantar fasciitis functional pain value with mann whitney u test,mean of Group I 13,56 and Group II 5,44 with p value 0,005, which means there is asignificant difference between Group I and Group II. CONCLUTION: The addition ofkinesiotaping with the myofacial release technique is better than only myofascial releasetechnique to decreasing the plantar fasciitis functional pain due to the wearing of high heels.
THE PERBANDINGAN KOMBINASI ULTRASOUND DAN NEURAL MOBILIZATION DENGAN KOMBINASI ULTRASOUND DAN MYOFASCIAL RELEASE UNTUK MENGURANGI NYERI PADA SINDROM TEROWONGAN KARPAL Isa Cahya Permadi; Ni Luh Nopi Andayani; Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.423 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i02.p06

Abstract

Sindrom terowongan karpal merupakan cidera yang disebabkan oleh jebakan pada nervus medianus di terowongan karpal. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya rasa nyeri, mati rasa, atau kesemutan pada area yang dipersarafi nervus medianus. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kombinasi ultrasound dan neural mobilization dengan kombinasi ultrasound dan myofascial release untuk menurunkan nyeri pada sindrom terowongan karpal. Telah dilakukan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized pre test and post test group design. Sampel sebanyak 22 orang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 11 orang. Kelompok perlakuan I diberikan kombinasi ultrasound dan neural mobilization, sedangkan kelompok perlakuan II diberikan kombinasi ultrasound dan myofascial release. Pengukuran derajat nyeri menggunakan Boston Carpal Tunnel Questionnaire pada pemeriksaan awal dan dievaluasi setelah diberikan perlakuan pertama dan setiap dua minggu sekali. Hasil penelitian didapatkan selisih rerata sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok I yaitu 0.891±0.234 dengan hasil uji paired test didapatkan nilai p=0.000 (p<0.05). Sedangkan pada kelompok II didapatkan selisih rerata sebelum dan sesudah perlakuan yaitu 0.925±0.209 dengan hasil uji paired test didapatkan nilai p=0.000 (p<0.05). Hasil uji independent sample t-test menunjukkan nilai p=0.726 (p>0.05). Data ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kombinasi ultrasound dan neural mobilization dengan kombinasi ultrasound dan myofascial release dalam menurunkan nyeri pada sindrom terowongan karpal.
Co-Authors Adhitya, I Putu Gde Surya Adrian Wiryanata Gorintha Adrian Wiryanata Gorintha Agung Nova Mahendra Agus Eka Darwinata Agus Indra Yudhistira Diva Putra Agus Indra Yudhistira Diva Putra Aloysius Ivander Wirayudha Widjaja Aman, IGM Amaze Grace Davidz Morato Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma Anak Agung Gde Putra Wiraguna Anak Agung Gede Angga Puspa Negara Anak Agung Gede Eka Septian Utama Anak Agung Gede Eka Septian Utama Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi Andrea Ivena Anggi Amanda Triana Devy Ari Wibawa Ari Wibawa Aria Wibawa Ath-Thahirah, Aisyah Syahidah Bagus Komang Satriyasa Bagus Naibaho Desak Ketut Ernawati Dewa Ayu Putu Sri Ista Dewanti Dewi, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi, Luh Putu Widya Amritha Dewi, Ni Wayan Sucindra Dewi, Rani Nafisa Dhumaranang, Hyangayu Dedari Dyan Amalina Pratiwi Emily Devina Kartawijaya Faradilah Destyana Fiqhi Dhamiery Haniefah Effendi Gede Parta Kinandana Hafizh Marin I Dewa Gede Alit Kamayoga I Dewa Putu Sutjana I Gede Aswin Parisya Sasmana I Gede Krisna Arim Sadeva I Gede Wikania Wira Wiguna I Gede Wikania Wira Wiguna I Gusti Ayu Artini I Gusti Ayu Bulan Sistayani I Gusti Ayu Gita Widyaswari I Gusti Ayu Sitti Sadvika I Made Jawi I Made Krisna Dinata I Made Niko Winaya I Nengah Raka Swastika I Nengah Raka Swastika I Nyoman Adi Putra I Putu Eka Widyadharma I Putu Gde Surya Adhitya I Putu Gede Adiatmika I Putu Yudi Pramana Putra I Wayan Putu Sutirta Yasa I Wayan Sumardika I Wayan Weta Indratmo, Novea Irawan, Angeline Aprilia Isa Cahya Permadi Junior, Darren Kamayoga, I Dewa Gede Alit Komang Githa Pradnyamitha Dewi L. Ade Sintia Devi Luh Putu Happy Sandha Luh Putu Ratna Sundari Luh Putu Ratna Sundari Luh Putu Sudi Wahyuni Made Edwin Sridana Made Hendra Satria Nugraha Made Indira Dianti Sanjiwani Made Indira Dianti Sanjiwani Mardaningrat, Kadek Herdana Vildan Milhanah Milhanah Nanda Putra Wiguna Natasya Pramatya Putri Negara, Anak Agung Gede Angga Puspa Ni Kadek Dian Arisanti Ni Kadek Dian Arisanti Ni Ketut Risitani Ni Ketut Ristiani Ni Ketut Ristiani Ni Komang Ayu Juni Antari Ni Luh Guantari Ni Luh Nopi Andayani Ni Made Adi Tarini Ni Made Dwi Sandhiutami Ni Made Intansari Tri Buana Ni Made Maya Risna Ayu Ni Made Wira Tania Astarini Ni Nyoman Tri Eka Buanasari Ni Putu Sri Indrani Remitha Ni Putu Venaya Sidarthayani Ni Wayan Melyani Indahswari Ni Wayan Mutiara Warmasari Ni Wayan Sinta Devi Arini Ni Wayan Sri Wahyuni Sri Wahyuni Ni Wayan Sucindra Dewi Ni Wayan Tianing Ni Wayan Tianing Nila Wahyuni Nila Wahyuni Nugraha, Boya Nyoman Budhi Wirananda Setiawan Nyoman Budhi Wirananda Setiawan Nyoman Ririn Chandrika Sari Prasetyo, Arsya Hayyu Pratiwi, Kadek Prastiti Surya Putrawan, Ida Bagus Indra Shadnyana Putri Ayu Wulandari Putri, Gita Almira Putri, Kadek Wina Santhya Putu Aprilyanti Aristadewi Putu Ayu Bintang Anjali Putu Ayu Wulan Purnama Dewi Putu Savitri Priutami Putu Sutha Nurmawan Putu Wisnu Arya Wardana Riska Damayanti Sitompul Rizaldy Pinzon Sayu Aryantari Putri Thanaya Thomas Eko Purwata Tracey Odella Jiraldi Akemah Tresnayanthi, Kadek Ayu Sri Vania Rau, Chiquita Putri Vidya Rahmayunissa Swandi Putri Vingky Winda Astiti Vittala, Govinda Widyaswari, Ni Made Arindra Wimpie I Pangkahila Winanti, Kadek Dinda Ayu Sri Witri Okta Maruli Y, Yudiyanta Yundari, Yundari Zidni Sadati Maulana Aden