Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

TIPOLOGI KONFORMITAS SOSIAL KELOMPOK PETANI KECIL DALAM MERESPON KEBIJAKAN PERTANIAN ORGANIK DI TASIKMALAYA JAWA BARAT Akbar, Helmy; Indriana, Hana
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 11 No 2 (2024): Agustus
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) dan Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v11i2.56645

Abstract

Kelompok petani skala kecil dalam pertanian organik biasanya dibentuk melalui ikatan erat antar anggota yang terlibat dalam kelompok regional tertentu. Kelompok tani ini dibentuk untuk memudahkan anggotanya dalam menaati peraturan yang berlaku dan peraturan baku yang diterapkan dalam pertanian organik. Tingkat kepatuhan kelompok tani dalam melaksanakan aturan berbeda tergantung oleh faktor sosiologis. Kajian ini berupaya mengungkap argumentasi di balik fakta bagaimana sekelompok petani skala kecil mampu mematuhi peraturan yang berlaku, sementara kelompok lain tidak mampu beradaptasi. Penelitian bertujuan menganalisis tipologi pola kesesuaian kelompok tani padi organik perintis yang terdiri dari petani skala kecil dalam memenuhi standar tata kelola pertanian organik di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga jenis pola kesesuaian yang terjadi pada petani padi organik, yaitu: (1) kepatuhan penuh terhadap peraturan, (2) kepatuhan sebagian terhadap peraturan, (3) ketidakpatuhan terhadap peraturan dan ketentuan. Studi ini juga mengungkapkan beragamnya motivasi, kepentingan, dan pilihan rasional masing-masing petani yang mempengaruhi konformitas. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa petani lokal memiliki kepatuhan yang berbeda terhadap aturan pertanian organik. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang sesuai tipologi kelompok yang mengakomodasi keragaman dalam implementasi praktik pertanian organik. Salah satunya, kebijakan yang mampu mendukung penerapan pertanian organik yang berkelanjutan pada masyarakat lokal.
Persepsi Pelaku Usaha terhadap Efektivitas Program Simpan Pinjam pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) (Kasus: BUMDes Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Nurfiyani, Fiqih; Indriana, Hana; Gandi, Rajib; Barlan, Zessy Ardinal
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 8 No. 01 (2024): Maret
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v8i01.1223

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pelaku usaha terhadap efektivitas program simpan pinjam pada BUMDes Cikarawang. Penelitian dilakukan menggunakan mix method dengan instrumen kuesioner dan panduan wawancara. Teknik pemilihan responden dilakukan dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong modal sosial terdiri dari tingkat kecemburuan sosial dan tingkat pemahaman SDM. Adapun faktor penghambat terdiri dari tingkat partisipasi dan tingkat kerja sama. Tingkat efektivitas program tergolong sedang dan tingkat partisipasi merupakan satu-satunya faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat efektivitas program.
Kondisi Kearifan Lokal Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Indonesia: Sebuah Tinjauan Indriana, Hana; Fatchiya, Anna; Hafinuddin, Hafinuddin; Akbar, Helmy
JURNAL PERIKANAN TROPIS Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpt.v10i1.10157

Abstract

Kearifan lokal dalam hal pengelolaan sumberdaya perikanan memegang peranan penting dalam konteks perikanan skala kecil. Dalam hal ini, perikanan skala kecil didominasi oleh pengambil manfaat sumberdaya yang berasal dari masyarakat tradisional setempat. Beragam suku di Indonesia yang tersebar diberbagai pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, Kepulauan Sunda Kecil (Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor), Kepulauan Maluku dan Papua memiliki kearifan lokal dalam hal pengelolaan sumberdaya yang unik. Konsep kearifan lokal diterapkan pada beragam tipe ekosistem perairan, meliputi ranah perikanan darat (inland fisheries) yang terdiri dari rawa, sungai dan danau hingga perikanan payau dan laut (brackish and marine fisheries). Mengingat manfaat yang diperoleh, beberapa nilai kearifan lokal tersebut diserap ke dalam hukum positif yang tertuang dalam peraturan daerah. Secara yuridis formal kearifan lokal telah diperkenalkan dalam Pasal 1 ayat (30) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 yang menyatakan bahwa kearifan lokal adalah nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan bermasyarakat. Seiring berjalannya waktu, pola pikir dan pola hidup masyarakat tradisional berkembang, beberapa nilai kearifan lokal tersebut ada yang sudah tergerus. Kajian ini mencoba untuk merangkum nilai nilai kearifan lokal pengelolaan sumberdaya perikanan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia berikut tantangan yang dihadapi. Keberlanjutan dari nilai nilai kearifan lokal pada masa mendatang akan berhadapan dengan eskalasi kerusakan sumberdaya alam dan kehilangan plasma nutfah penting khususnya pada ekosistem perairan.
Merajut Kerjasama Multipihak dalam Jerat Krisis Ekologi Tambang Purwandari, Heru; Sita, Rai; Indriana, Hana; Hadi Dharmawan, Arya
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 5 No 4 (2023): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0504.772-776

Abstract

Aktivitas ekonomi ekstraktif pertambangan memiliki karakter eksploitasi terhadap sumberdaya alam yang sangat berisiko tidak hanya bagi lingkungan hidup namun juga bagi kehidupan sosial-kemasyarakatan. Pola eksploitasi berlebihan atas sumberdaya alam,menjadi penyebab utama terjadinya transformasi bentang alam dengan segala keseluruhan isinya di pedesaan. Sementara itu, menilik atmosfer kontestasi antar aktor di kawasan pertambangan, segera tampak bahwa terdapat kelompok yang mampu secara cepat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Di sisi lain, terdapat kelompok masyarakat yang tidak memiliki banyak pilihan, kecuali pasrah dengan cara membangun relasi-kerja dengan aktivitas ekonomi pertambangan. Ketika perubahan sistem sosial dan ekologi lokal masuk ke tahapan krisis ekologi akibat eksploitasi berlebihan terhadap sumberdaya alam tanpa disertai upaya pemulihan yang mencukupi, maka terdapat ancaman berupa ketidakberlanjutan sistem sosial-ekologi.Dalam hal ini,krisis ekologi kemudian diikuti oleh krisis sosial, krisis sistem penghidupan, dan krisis lain yang kompleks. Oleh karena itu, mengidentifikasi dan mengantisipasi krisis ekologi menjadi upaya yang diperlukan sebagai pintu masuk memahami ancaman-ancaman sosial, ekonomi dan lingkungan terutama bagi kelompok tertentu yang rentan akibat perubahan bentang alam yang dipicu oleh pertambangan. Analisis pada tulisan ini diarahkan untuk memahami ragam bentuk adaptasi yang dikembangkan oleh kelompok sosial rentan di pedesaan yang menyertai perubahan sosial-ekologi akibat ekonomi ekstraktif pertambangan. Hasil kajian, merekomendasikan dibangunnya kolaborasi diantara empat pihak terkait yaitu pemerintah daerah, pemerintah desa, pelaku usaha tambang, dan komunitas untuk merespons krisis ekologi yang berdampak luas pada perubahan sistem sosial dan penghidupan masyarakat lokal.
Tekanan Penduduk, Overshoot Ekologi Pulau Sumatera, dan Masa Pemulihannya Rusli, Said; Widiono, Septri; Indriana, Hana
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 4 No. 1 (2010): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.317 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v4i1.5852

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena overpopulation di Pulau Jawa sebagaimana telah diungkap pada penelitian fundamental tahun pertama (2008). Fenomena ini menunjukkan menurunnya kapasitas biologis Pulau Jawa untuk menopang aktivitas penduduk. Sumatera dengan luasan wilayah yang lebih dari Jawa akan tetapi dari segi kemajuan wilayah sudah cukup tinggi pada beberapa provinsi. Dalam hal kependudukan, sekitar 50 persen penduduk luar Jawa berada di Sumatera. Untuk itu dengan mengadopsi apa yang sudah dilakukan pada Jawa, penelitian ini juga mengkaji keadaan daya dukung Pulau Sumatera. Penelitian ini bertumpu pada data sekunder yang dikeluarkan Pemerintah secara resmi melalui berbagai instansinya. Hasil penelitian dengan pendekatan indeks tekanan penduduk ini menunjukkan bahwa Sumatera masih mampu menopang seluruh penduduk yang ada saat ini. Dengan indeks sebesar 0,8 Pulau Sumatera masih dapat menampung penduduk sebanyak 53.339.255 orang pada tahun 2010. Pendekatan ini mengasumsikan sektor yang menopang kehidupan adalah pertanian. Namun jika dianalisis dengan pendekatan tapak ekologi yang lebih menekankan pada kuantitas aktivitas penduduk, ternyata Pulau Sumatera telah mengalami overshoot sebesar 0,05 ha/orang atau 0,31 Gha/orang. waktu yang diperlukan untuk memulihkan kondisi ekologi Pulau Sumatera tidak seberapa lama (ceteris paribus), yakni apabila tidak ada perubahan dalam pola konsumsi penduduk, dibutuhkan waktu paling lama 7,76 tahun. Dengan defisit sebesar 0,05 ha per orang pada tahun 2006, pada tahun 2014 keadaan Pulau Sumatera sudah membaik dalam menyediakan biokapasitas untuk seluruh penduduknya.
Tekanan Penduduk, Overshoot Ekologi Pulau Jawa, dan Masa Pemulihannya Rusli, Said; Indriana, Hana
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 3 No. 1 (2009): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5889.308 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v3i1.5871

Abstract

Perkembangan penduduk Pulau Jawa terus terjadi. Menurut hasil perhitungan indeks tekanan penduduk Pulau Jawa tahun 2006 diketahui sebesar 1,61 dan apabila Banten tidak dimasukkan ke dalam perhitungan tekanan penduduk menjadi 1,80. Estimasi indeks tekanan penduduk pada tahun 2010 menunjukkan adanya sedikit peningkatan menjadi 1,63 dan 1,83 jika tidak memasukkan Banten. Indikasi terjadinya over population Pulau Jawa didukung oleh hasil simulasi bahwa dengan jumlah penduduk saat ini, semestinya penduduk petani tidak lebih dari 24%. Sedangkan dengan sistem pertanian yang diterapkan saat ini, jumlah lahan pertanian yang dibutuhkan untuk menghidupi seluruh penduduk Pulau Jawa adalah seluas 8.428.980 ha setara sawah. Keadaan faktual menunjukkan jumlah pertanian sebanyak 41% dan luas lahan 4.863.487 ha setara sawah. Hasil perhitungan tapak ekologi lahan pertanian Pulau Jawa menunjukkan bahwa tapak ekologi Pulau Jawa tahun 2006 bernilai 0,2339 Gha/orang atau 0,1064 ha/orang. Itu artinya setiap penduduk Pulau Jawa telah menggunakan lahan untuk konsumsi produk pertanian sebesar 0,1064 ha. Pada saat yang sama kemampuan lahan pertanian menyediakan produk pertanian sebesar 0,1111 Gha/orang atau 0,0551 ha/orang. Keadaan ini mengindikasikan bahwa kapasitas biologis lahan pertanian dalam menyediakan produk-produk pertanian yang dikonsumsi oleh penduduk sudah terlampaui (overshoot) sebesar 0,0536 Gha/orang atau 0,0513 ha/orang. Besarnya defisit lahan pertanian tersebar merata di setiap propinsi.
KELEMBAGAAN DALAM SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT Indriana, Hana; Tonny, Fredian; K. Pandjaitan, Nurmala
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 6 No. 3 (2012): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6523.355 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v6i3.8018

Abstract

Organic agriculture system has already developed and sustain until today in the middle of agricultural modernization. It's become an alternative to build sustainable agriculture and institutional support become important element to build it. Related to that, the objective of this research was to analysis how is an agriculture sustainability will be built supported by sustainable institutions in organic agriculture system. The study is a sociological research which assumed itself into constructivist paradigm, which is a qualitative exploration, with specific cases using multi-method. The research was held on October 2008 until February 2009 and located in Ciburuy Village with paddy peasant community as the unit of analysis. The result of the research shows that organic agriculture system in Ciburuy Village is healty rice agriculture system which produce SAE branded rice (Healthy, Save, and Delicious). Technically, the system has not yet became pure organic agriculture which free of synthetic chemical because the using of chemical fertilizer. Nevertheless, a process and also an implementation of the system related to the principles of organic agriculture system. So that, production techniques, social relationships, and the rules that embedded in were built to build agriculture sustainability. With the development of healthy rice farming systems, do not change a working relationship system of division of labor and wage system between tenant farmers and farm laborers. Similarly at harvest activity. The differences appear in the presence of mechanisms that shape institutional providers of fertilizer and pesticides, institutional Cooperative Farmers Group "Lisung Kiwari", institutional post-harvest, and institutional distribution of rice SAE as a product of healthy rice. Keywords : organic agriculture system, institutions sustainability, sustainable                     agriculture, people center development 
The Dynamics of Organic Farming Institution Towards Sustainable Development Indriana, Hana; A Kinseng, Rilus; Adriana, Galuh
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 4 No. 2 (2016): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.096 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v4i2.13652

Abstract

The development of organic agriculture is significant both at local, national, regional, and global in the last two decades and organic farming has matured enough to offer lesson. In the process, these developments characterized by a variety of internal and external conflicts such as conflict of interest, the data conflicts, resource conflicts, and structural conflicts. Products from various conflicts between the actors who are related, ultimately forming institutional arrangements. This study aims to explain the mechanisms that made the actors involved in organic farming in managing conflicts by placing community as an important actor. This study uses a constructivist paradigm that seeks to understand the meaning construction management of conflicts of various actors. The study was conducted in three locations namely Tasikmalaya District, West Java, Boyolali, Central Java, and Malang in East Java. Conflict management model that has been built by the institutional organic farming in Tasikmalaya, Boyolali, and Malang a lesson learned for other lowland rice farming locations that could potentially be the location of the development of organic rice. In the development phase, while this institutional organic farming that have been built are encouraged to ensure food security where production is not only oriented to meet export demand, but also meet the needs of organic food at the local and national levels.Keywords: conflict management, organic farming, sustainability, food securityABSTRAKPerkembangan pertanian organik cukup signifikan baik di level lokal, nasional, regional, maupun global dalam dua dekade terakhir ini dan organic farming has matured enough to offer lesson. Pada prosesnya, perkembangan tersebut diwarnai oleh beragam konflik baik internal maupun eksternal berupa konflik kepentingan, konflik data, konflik sumber daya, maupun konflik struktural. Produk dari beragam konflik diantara aktor-aktor yang terkait tersebut, pada akhirnya membentuk aturan-aturan kelembagaan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mekanisme yang dilakukan para aktor yang terlibat dalam pertanian organik dalam melakukan manajemen konflik dengan menempatkan komunitas sebagai aktor penting. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yang berupaya untuk memahami konstruksi makna manajemen konflik dari berbagai aktor. Penelitian dilakukan di tiga lokasi yaitu Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, dan Kabupaten Malang Jawa Timur. Model manajemen konflik yang telah dibangun oleh kelembagaan pertanian organik di Tasikmalaya, Boyolali, dan Malang menjadi pembelajaran bagi lokasi pertanian padi sawah lainnya yang berpotensi menjadi lokasi pengembangan padi organik. Pada fase pengembangan sementara ini, kelembagaan pertanian organik yang berhasil dibangun didorong untuk menjamin ketahanan pangan dimana produksi bukan hanya diorientasikan untuk memenuhi permintaan ekspor namun juga dapat memenuhi kebutuhan pangan organik di tingkat lokal dan nasional.Kata kunci: manajemen konflik, pertanian organik, keberlanjutan, ketahanan pangan
Social Changes and Factors Influencing Fishers’ Welfare in Kendari City Saidin, Ainun Aviv; A Kinseng, Rilus; Indriana, Hana
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 10 No. 1 (2022): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22500/10202239115

Abstract

Indonesia, as a maritime country with rich marine resources can be used wisely for the welfare of the people; hence, there are various written and binding regulations in this regard. However, the wealth of marine resources in Kendari City does not guarantee the welfare of fishers. Fishers’ welfare is related to several factors and linked to social changes. Social change has an impact on various aspects of life. However, the impact of social change is not merely harmful, but it can also be beneficial to society. This study aims to analyze social changes and factors influencing fishers’ welfare in Kendari City. The writing method used is a quantitative approach through survey and qualitative approaches with in-depth interviews and literature studies. The results showed that there were horizontal and vertical social changes on fishers in Kendari City. The level of fishers’ welfare in Kendari City is categorized as moderate, and the factors related to the level of fishers’ welfare in Kendari City are fishing experience, the number of workers on board, the level of financial capital, the size of the ship, and the cost of fishing gear.
MODAL DAN STRATEGI NAFKAH PEDAGANG PASAR SAWO KOTA JAKARTA TIMUR Pusparani, Mayang Dwi; Indriana, Hana; Pusparani, Mayang
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 11 No 3 (2024): Desember
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) dan Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v11i3.57166

Abstract

Pedagang di pasar tradisional, khususnya di Pasar Sawo, masih menghadapi berbagai kendala, termasuk keterbatasan lahan untuk berdagang. Tantangan ini diperparah dengan adanya perbedaan ketersediaan modal nafkah di antara pedagang yang membatasi kapasitas mereka untuk berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kepemilikan modal nafkah dan keragaman strategi nafkah pada pedagang Pasar Sawo di Kelurahan Cipinang Cempedak, serta untuk menganalisis hubungan antara kepemilikan modal nafkah dan keragaman strategi nafkah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner dan data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam. Responden dipilih secara sengaja (purposive). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pedagang di Pasar Sawo memiliki tingkat kepemilikan modal nafkah yang rendah, sementara tingkat keragaman strategi nafkah yang diterapkan oleh pedagang di Pasar Sawo cukup bervariasi, dengan menerapkan strategi intensifikasi dan diversifikasi dalam upaya meningkatkan pendapatan mereka. Terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan modal nafkah dan keragaman strategi nafkah yang diterapkan oleh pedagang Pasar Sawo.
Co-Authors Abdurrahman Syamsari, Ubaidah Ade Mirza Roslinawati Adi Firmansyah Adilah Adawiah Adistiani, Adita Aditya Putra, Rizki Adriana, Galuh Akbar, Helmy Alfi Amaliawati, Suci Anggoro Wakhid Subkhan Hamid Anna Fatchiya Arya Hadi Dharmawan Assa'addah, Habibah Baba Barus Cahyanto, Rifaldi Dyah Ita Mardianingsih Dyah Retna Puspita Faisal Faisal Faris Rahmadian Feni Apriyani Fitri Amalia Rizki Fitri, Alifa Rafidah Fredian Tonny Nasdian Grahita, Sidiq Hafinuddin Hafinuddin Hamid, Anggoro Wakhid Subkhan Hana Ulil Azmi Hanifaty Fadhilah Heru Purwandari Hilda Nurul Hidayati Hofifah Indah Faramita Husen, Iffah Humaidah Indah Fauziah Islamiyati, Dhiya Dwi Ivanovich Agusta Kusumawati, Anak Agung Eka Dharma Lala M Kolopaking Maharani, Nabila Aulia Maulida, Zanuba Mintarti Mohamad Shohibuddin Muhamnu, Afiya Hashina Murdianto Murdianto, Murdianto Mutia Fatin Sausan Nisa, Tri Ratna Chaniyatun Novella Adriyan novindra . Nur Afifah, Anisa Nurfiyani, Fiqih Nurmala Katrina Pandjaitan Pratama, Rheza Dwi Pudji Muljono Pusparani, Mayang Pusparani, Mayang Dwi Putra, Rizki Aditya Putri, Finda Dwina Saskia Rafnel Azhari Rahmahanani Puspita Rai Sita Rajib Gandi Raksanagara, Fauzan Naufal Ramadhan, Ghilandry Ramdani, Muhamad Rizal Rilus Kinseng Rizki Aditya Putra Rohman, Mohammad Akbar Fathur Saharuddin Said Rusli Saidin, Ainun Aviv Sembiring, Nesya Aslami Septiani, Dellia Tri Septri Widiono Sintia Rani Ndaya Rigin Sipahutar, Aulia Rahmi Nauli Siti Syamsiah Siva Nadia Stanley, Yovian Reynard Suryaalim, Muhammad Agriawan Syifa, Cecilia Titania Aulia Titik Sumarti Ussyakira, Satia Winata, Marchyananda Yannefri Bachtiar Yovian Reynard Stanley Yoyoh Indaryanti Yuli Yulianti Zahra Firda Zessy Ardinal Barlan