Claim Missing Document
Check
Articles

Implikasi Pendidikan dari Q.S Hud 42-46 tentang Kisah Kan’an Bin Nuh AS terhadap Pendidikan Akhlak Anak Abdurrahman, Muhammad Nabhan; Asikin, Ikin; Mulyani, Dewi
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i1.12277

Abstract

Abstract. Moral education for children is very important. If parents do not properly educate or pay attention to them, children will grow up with poor morals. This phenomenon is characterized by a moral crisis, especially in children, which is still affecting all around us, namely mazmumah morals. This research aims to develop good characteristics in children towards their parents. The research method used is a descriptive analysis method and a qualitative approach using library research techniques and analysis of tafsir books. Accompanied by a survey of literature related to the problem observed. The author uses the tahlili interpretation method, namely explaining the meaning of mufradat and sentences and identifying the opinions of the mufassirs. The results of this research from Q.S Hud 42-46 are the implications of moral education for children which include: Disobedience and arrogance do not benefit the perpetrator, Religious ties are stronger than hereditary ties and have no relationship to the piety and piety of descendants, Instilling the values of aqidah will lead to knowing who its creator is. what is their religion and what they must believe in? By example, for children who are used to imitating the good habits of their parents, children will easily imitate good things. Instilling and cultivating moral educational values in children is very necessary for parents, so that a child has good characteristics, especially morals towards parents. Providing moral learning to children from an early age will create habits in the future. as is the lesson that can be taken from Q.S Hud 42-46 about the story of Kan'an Bin Nuh AS so that parents pay more attention to the moral education of their children. Abstrak. Pendidikan akhlak terhadap anak sangat penting. Jika tidak dididik atau diperhatikan secara benar oleh para orang tua, maka nantinya anak tumbuh dalam keadaan akhlak yang kurang baik. Fenomena ini ditandai dengan krisis akhlak, khususnya pada anak yang sampai sekarang ini masih melanda disekitar kita yaitu akhlak mazmumah. penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan karakteristik anak dengan baik terhadap orang tua. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik library research dan menggunakan analisis pada kitab-kitab tafsir. Disertai dengan survei terhadap literatur yang berkaitan dengan masalah yang diamati. penulis menggunakan metode tafsir tahlili yaitu menjelaskan makna mufradat dan kalimat serta mengidentifikasi pendapat para mufassir. Hasil penelitian dari Q.S Hud 42-46 ini yaitu implikasi pendidikan akhlak bagi anak yang meliputi Pembangkangan dan kesombongan tidak mendapatkan manfaat bagi pelakunya, Ikatan agama lebih kuat ketimbang ikatan keturunan dan tak ada hubungan bagi kesalehan dan ketakwaan keturunan, Menanamkan nilai akidah akan mengenal siapa penciptanya apa agamanya dan apa saja yang wajib diimaninya, Keteladanan bagi anak yang terbiasa meniru kebiasaan baik orang tua maka anak akan mudah meniru hal-hal baik. Menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak sangat diperlukan oleh orang tua, agar seorang anak memiliki karakteristik yang baik terutama akhlak terhadap orang tua. Memberikan pembelajaran akhlak kepada anak sejak dini akan menjadikan pembiasaan dimasa yang akan datang. sebagaimana pembelajaran yang bisa diambil dalam Q.S Hud 42-46 tentang kisah Kan'an Bin Nuh AS agar orang tua lebih memperhatikan pendidikan akhlak terhadap anak-anaknya.
Nilai-Nilai Pendidikan tentang Mengonsumsi Makanan Halalan Thayyiban yang Disyaratkan dalam Islam yang Terkandung dalam Qur’an Surat Al-Baqoroh Ayat 168 Iil Hafna; Eko Surbiantoro; Dewi Mulyani
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i1.12377

Abstract

Abstract. This study examines modern society that still pays little attention to halal in obtaining and consuming food. As a result, they tend to not care, take it lightly, and underestimate the halalness and permissibility of food. This condition occurs due to a lack of knowledge and understanding, which makes most Muslim communities unaware and unconcerned. Because we believe that every command and prohibition of Allah Swt. is good, every rule has benefits for humans. Therefore, the author seeks to explore the effects that will be caused by people who consume halalan thayyiban food, as mentioned in the Qur'an Surah Al-Baqoroh verse 168. This research uses a qualitative descriptive approach, collecting data using literature studies and then analyzing it with the tahlili method. Halalan Thayyiban is a fundamental belief about Islamic ethics that will affect the way a person who is Muslim behaves in terms of food and beverage consumption at the level of quality of life. So, the meaning of halalan thayyiban food explained in QS. Al-Baqoroh verse 168 is food that is permitted by Islamic law is called halal, while good food (thayyib) indicates quality, good benefits for the body, proportional (not excessive), safe to eat, and of course halal. Abstrak. Penelitian ini mengkaji mengenai masyarakat modern yang masih kurang memperhatikan kehalalan dalam mendapatkan dan mengonsumsi makanan. Akibatnya, mereka cenderung tidak peduli, menganggap enteng, dan meremehkan kehalalan dan ke-thayyiban pada makanan. Kondisi ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman, yang membuat sebagian besar masyarakat muslim tidak sadar dan tidak peduli. Karena kita percaya bahwa setiap perintah dan larangan Allah Swt. baik, setiap aturan memiliki manfaat bagi manusia. Karena itu, penulis berusaha untuk mengeksplorasi efek yang akan ditimbulkan oleh orang-orang yang mengonsumsi makanan halalan thayyiban, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqoroh ayat 168. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, mengumpulkan data menggunakan studi kepustakaan dan kemudian menganalisisnya dengan metode tahlili. Halalan thayyiban adalah keyakinan fundamental tentang etika Islam yang akan memengaruhi cara seseorang yang beragama Islam berperilaku dalam hal konsumsi makanan dan minuman pada tingkat keberkualitas hidup. Maka, makna makanan halalan thayyiban yang dijelaskan pada QS. Al-Baqoroh ayat 168 ini adalah makanan yang diizinkan oleh syariat Islam disebut halal, sementara makanan yang baik (thayyib) menunjukkan kualitas, manfaat yang baik bagi tubuh, proporsional (tidak berlebihan), aman dimakan, dan tentu saja halal.
Pembinaan Sikap Keagamaan Melalui Metode Pembiasaan dan Implikasinya terhadap Pengamalan Ubudiyah Siswa SMK Pasundan 2 Bandung Cintia Sari Kartika; Dedih Surana; Dewi Mulyani
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15294

Abstract

Abstract. This study aims to examine how the program, implementation, and behavioral impact of fostering religious attitudes through habituation methods and their implications for the practice of student ubudiyah at SMK Pasundan 2 Bandung. The main problem that is very prominent is the blurring of values in the eyes of the younger generation. They are faced with various events, which are the diversity of foreign cultures that enter and the development of Science and Technology (IPTEK) which is increasingly advanced. This can have a positive impact and a negative impact. These things are indications that students behave not in accordance with Muslim personalities, this strengthens the author to make SMK Pasundan 2 Bandung an object worthy of research. Therefore, it is necessary to provide guidance on religious attitudes for a child, both by parents and teachers. Development of religious attitudes through the habituation method is an approach that can be used to strengthen and improve students' religious values as well as character and moral formation, so that students become religiously observant individuals and practice ubudiyah in everyday life. Abstrak. Penelitian ini tujuannya untuk mengkaji tentang bagaimana program, pelaksanaan, dan dampak perilaku dari pembinaan sikap keagamaan melalui metode pembiasaan dan implikasinya terhadap pengamalan ubudiyah siswa di SMK Pasundan 2 Bandung. Masalah pokok yang sangat menonjol adalah kaburnya nilai-nilai di mata generasi muda. Mereka dihadapkan dengan berbagai peristiwa, yang dimana banyaknya keaneka ragaman budaya asing yang masuk dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin maju. Hal ini dapat memberikan dampak positif dan dampak negatifnya. Hal-hal inilah yang menjadi indikasi siswa berperilaku tidak sesuai dengan kepribadian muslim, hal ini memperkuat penulis untuk menjadikan SMK Pasundan 2 Bandung ini sebagai objek yang layak diteliti. Maka dari itu perlu diadakannya pembinaan sikap keagamaan bagi seorang anak, baik oleh orangtua maupun guru. Pembinaan sikap keagamaan melalui metode pembiasaan merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk memperkuat dan meningkatkan nilai-nilai agama siswa serta pembentukkan karakter dan moral, agar siswa menjadi individu yang taat beragama dan mempraktikan ubudiyah dalam kehidupan sehari-hari.
Implikasi Pendidikan dari Qs An-Nisa ayat 58 tentang Amanah dan Adil terhadap Kepemimpinan dalam Pendidikan Ikhwan Abdian; Mulyani, Dewi
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15490

Abstract

Abstract. The Great Qur'an is guidance, a legal constitution, a source of God's system of rules for life, a path to becoming a leader of an educational institution that is approved by Allah, a source of wisdom, trustworthy and fairness for humans. This research uses this research method, which is more of a qualitative descriptive analytical research approach (literature study) equipped with data sources in this research, namely primary data sources, the Qur'an and Hadith and secondary data sources, namely books that discuss leadership in education. These books are intended as tools to help analyze the interpretation of the Tafsir Al-Qur'an regarding verses relating to leadership in education. Data collection techniques collected in this research used library research methods. The collection technique is by searching for sources such as tafsir, books, journals and existing research to determine literature related to the verse being researched through the tafsir method to analyze QS An-Nisa verse 58 which is associated with leadership in education. Allah commanded to convey the mandate to lead educational institutions to those who are entitled to receive it (an-tuaddul amanati ila Ahliha), Allah Swt also ordered the elected leaders of educational institutions to establish laws fairly (hakamtum bainannas an tahkumu bil adl). In this verse, according to the mufassir, the meaning of amanati ila Ahliha means a form of handover, entrustment to those who are experts in their field and hakamtum means a sign of establishing a comprehensive law. and bil adli can be interpreted as a whole as Fair, namely establishing the law correctly. Abstrak. Al-Qur'an yang Agung adalah petunjuk hidayah, konstitusi hukum, sumber sistem aturan Tuhan untuk kehidupan, jalan untuk menjadi seorang Pemimpin lembaga pendidikan yang diridhoi oleh allah, sumber hikmah, kebenaran, dan keadilan bagi manusia. Penelitian ini memakai Metode penelitian ini adalah lebih kepada penelitian kualitatif deskriptif analitis dengan pendekatan (studi literatur) dengan dilengkapi sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer al-qur’an dan hadits dan sumber data sekunder yaitu buku-buku yang membahas tentang kepemimpinan dalam pendidikan. Buku-buku tersebut dimaksudkan sebagai alat unuk membantu menganalisis penafsiran Tafsir al-qur’an terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam pendidikan. Teknik Pengumpulan data yang dikumpulkan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan dengan cara mencari sumber seperti tafsir, buku, jurnal, dan riset-riset yang sudah ada untuk menentukan literatur yang berkaitan dengan ayat yang diteliti melalui metode tafsir untuk menganalisis QS An-Nisa ayat 58 yang dikaitkan dengan kepemimpinan dalam pendidikan. Allah memerintahkan untuk menyampaikan amanat memimpin lembaga pendidikan kepada yang berhak menerimanya (an-tuaddul amanati ila ahliha), Allah Swt juga memerintahkan kepada pemimpin lembaga pendidikan yang terpilih agar menetapkan hukum dengan adil (hakamtum bainannas an tahkumu bil adl). Dalam ayat ini, menurut para mufassir menjelaskan makna amanati ila ahliha artinya berupa bentuk penyerahan, titipan kepada yang ahli dibidangnya dan hakamtum berarti sebuah isyarat menetapkan hukum yang menyeluruh. dan bil adli dapat diartikan secara menyeluruh adalah dengan Adil yaitu menetapkan hukum dengan benar.
Penerapan Metode Talaqi dan Metode Tasmi' pada Program Kelas Takhosus Tahfidz Al-Qur'an di MI Nur Al-Hijrah Alya Deva Rella; Asikin, Ikin; Mulyani, Dewi
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15542

Abstract

Abstract. Indonesia is a country with the largest muslim majority in the world which is around 86% of the total population of 275 million people, Indonesi has a potensial to produce Al-qur’an memorize. However in reality in the level of Al-Qur’an memorization in Indonesia is still relatively low only around 30 thousend people which is around 0,01%. The methode used will later be evaluated to determine whether it is running or not by the teacher and principal, the evaluation is a carried out in the form of daily evaluation, and evaluation conducted at the end of each semester. The study determine: (1) implementation aplication the talaqi method and the tasmi’ method in the takhosus tahfidz Al-Qur’an program at MI Nur Al-Hijrah, (2) roles of teacher and student the talaqi method and the tasmi’ method in the takhosus tahfidz Al-Qur’an program at MI Nur Al-Hijrah, (3) the results and evalution of the appliaction of the method and tasmi’ method. This research was conducted using aqualitative approach with descriptive methods that present data in accordance with the facts in the field, the techniques used in this study with the stages of observation, interview, and documentation, data analysis techniques using descriptive data that collect data in accordance with the facts with the support of documentary evidence that is categorised game pattern relationship studied. The results of this study indicate that the effectiveness in the application of this method has been running according to aspects but it is better to be separeted from the use of these two methods. As for same vehicles in the application of this method, the person is conducive to the classroom when the teacher performs the talaqi methods. Abstrak. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas pemeluk islam terbanyak di dunia yakni sekitar 86% dari total populasi 275 juta penduduknya, Indonesia memiliki potensi yang cukup tinggi untuk melahirkan para penghafal Al-Qur’an. Namun, pada kenyataannya tingkat penghafal Al-Qur’an di Indonesia masih tergolong rendah hanya sekitar 30 ribu orang yaitu sekitar 0,01%. Metode yang digunakan nantinya akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui berjalan atau tidaknya oleh guru dan kepala sekolah, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi harian, evaluasi mingguan, dan evaluasi yang dilakukan setiap akhir semesternya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) langkah-langkah penerapan metode talaqi dan metode tasmi pada program takhosus tahfidz Al-Qur’an di MI Nur Al-Hijrah; (2) peranan guru dan peserta didik dalam menerapkan metode talaqi dan metode tasmi pada program takhosus tahfidz Al-Qur’an di MI Nur Al-Hijrah; (3) hasil dan evaluasi dari penerapan metode talaqi dan metode tasmi pada program takhosus tahfidz Al-Qur’an di MI Nur Al-Hijrah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang menyajikan data sesuai dengan fakta dilapangan, teknik yang dilakukan pada penelitian ini dengan tahap observasi, wawancara, dan dokumnetasi, taknik analisis data menggunakan data deskriptif yang menghimpun data sesuai dengan fakta dengan dukungan bukti dokumentasi yang bersifat kategorisasi dan pola hubungan yang diteliti. Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa efetivitas dalam penerapan metode ini telah berjalan sesuai dengan aspek tetapi lebih baik dipisahkan dari penggunaan kedua metode ini. Adapun beberapa kendala dalam penerapan metode ini yaitu kurangnya kondusif ruangan kelas ketika guru melakukan metode talaqi.
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick pada Pembelajaran PAI terhadap Minat Siswa Kelas V SD Negeri Jatisari Bandung Yulli Fathul Aini; Helmi Aziz; Dewi Mulyani
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15643

Abstract

Abstract. Student learning interest is an important part of student learning development. Learning interest is of the efforts to realize maximum student learning outcomes occurs because of changes in behavior after participating in the teaching and learning process so that optimal learning achievement is achieved. This study aims to determine the effect of the cooperative learning model of talking stick type on PAI learning on student interest in the material let's live simply and sincerely in class V SD Negeri Jatisari Bandung. The research method used in this research is quasi-exsperimental design with the form of non-equivalent control group design.The sample of this study consisted of two classes, namely the experimental class (V A) and the control class (V B). The results showed that there was an effect of the cooperative learning model of talking stick type on PAI learning material let's live simply and sincerely on students' interest in learning. This is evidenced by the increase in student interest in learning in the experimental class (treated) higher than the control class. In the experimental class, the average value of students' interest in learning was 72, while in the control class it was 59.6. The results of hypothesis testing using the independent t test of learning interest obtained a significance value (p) of 0.000. This figure is smaller than 0.05 so it can be concluded that Ho is rejected and Ha is accepted, meaning that the use of the talking stick type cooperative learning model has an influence on student interest in learning. Abstrak. Minat belajar siswa merupakan bagian penting dalam perkembangan belajar siswa. Minat belajar harus terpenuhi karena salah satu upaya untuk mewujudkan hasil belajar siswa yang maksimal hal tersebut terjadi karena adanya perubahan perilaku setelah mengikuti proses belajar mengajar sehingga tercapai prestasi belajar yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran PAI terhadap minat siswa materi mari hidup sederhana dan ikhlas pada kelas V SD Negeri Jatisari Bandung. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi exsperimental design dengan bentuk desain non equivalent control group desain. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s/d 28 Maret 2024 di kelas V SD Negeri Jatisari Bandung tahun ajaran 2023/2024. Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen (V A) dan kelas kontrol (V B). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran PAI materi mari hidup sederhana dan Ikhlas terhadap minat belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya minat belajar siswa pada kelas eksperimen (yang diberi perlakuan) lebih tinggi dari kelas kontrol. Pada kelas kelas eksperimen nilai rata-rata minat belajar siswa yaitu 72, sedangkan pada kelas kontrol 59,6. Hasil uji hipotesis menggunakan uji t independent minat belajar nilai signifikansi (p) diperoleh 0,000. Angka tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick memberikan pengaruh terhadap minat belajar siswa.
Strategi Guru dalam Pengenalan Geometri di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Jatiwangi De’ Vivi Alvioni Maulidini; Masnipal Marhun; Dewi Mulyani
Bandung Conference Series: Early Childhood Teacher Education Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Early Childhood Teacher Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsecte.v3i1.8252

Abstract

Abstract. The importance of introducing geometry to early childhood is the first step to understanding concepts that children will master in cognitive development. Through the initial concept of introducing geometry, it will have an impact on the learning experience of children so that it will support mathematical concepts at the next level. Introducing geometric shapes well will improve their cognitive abilities, besides that, children will be able to think mathematically logically and children will be able to understand simple concepts in everyday life. in this study used a qualitative approach with descriptive methods using triangulation data collection techniques or combining several techniques, namely, interviews, questionnaires, documentation and observation. The research was conducted to find out about teacher strategies in introducing geometry to early childhood. Based on the research results, in lesson planning, teachers will make annual programs, semester programs, weekly learning implementation plans and daily weekly implementation plans. The material is in accordance with the basic competence and developmental level of the child. The method is carried out by packaging learning and using various methods. Solutions to further improve strategies in learning geometry recognition for early childhood are (1) the need for the use of a variety of media (2) the form of teaching and learning activities places more emphasis on child-centered (student center). Abstrak. Pentingnya mengenalkan geometri pada anak usia dini merupakan langkah awal untuk memahami konsep yang akan dikuasai anak dalam pengembangan kognitif. Melalui konsep awal dalam pengenalan geometri ini akan berdampak pada pengalaman belajar pada anak sehingga akan menunjang konsep matematika di tingkat selanjutnya. Mengenalkan bentuk geometri dengan baik akan meningkatkan kemampuan kognitifnya, selain itu, anak akan mampu berpikir matematis logis dan anak akan mampu memahami konsep sederhana di kehidupan sehari-hari. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi atau menggabungkan beberapa teknik yaitu, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan observasi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui terkait strategi guru dalam pengenalan geometri anak usia dini. Berdasarkan hasil penelitian, pada perencanaan pembelajaran, guru akan membuat program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan dan rencana pelaksanaan mingguan harian. Materi sesuai dengan kompetensi dasar dan tingkat perkembangan anak. Metode yang dilakukan dengan mengemas pembelajaran dan menggunakan metode bervariasi. Solusi untuk lebih meningkatkan strategi dalam pembelajaran pengenalan geometri anak usia dini adalah (1) perlu adanya penggunaan media yang bervariasi (2) bentuk kegiatan belajar mengajar lebih menekankan untuk berpusat pada anak (student center).
Peran Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Perilaku Prososial Anak Usia 5 - 6 Tahum di Sekolah TK Smart Kindergarten Cahyani, Novianti Ayu; Erhamwilda; Mulyani, Dewi
Bandung Conference Series: Early Childhood Teacher Education Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Early Childhood Teacher Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsecte.v3i1.9092

Abstract

Abstract. When an early child enters the school environment, they show prosocial behavior that is visible when they begin to interact and socialize with their peers. With the characteristics of child learning acquired through the imitation of adult behavior, their basic abilities in prosocial behavior are picked up from the upbringing and cultivation of both parents at home as the primary source of the child's first education. From the 27 children in Smart Kindergarten class B, there are four who appear to be more prominent in prosocial behavior than the other children. Among the four children, there are two who have developed very well and consistently, while the other two are still developing according to expectations and are beginning to develop. This research uses case study methods intended to demonstrate how parenting can play a role in the development of children's prosocial behavior in school. Data collection techniques using interviews and observations The results obtained through this research show that a kind of democratic and consistent parenting generates a child’s well-developed prosocial behavior. Parents who are newly trying to implement the democratic parenting model generate children whose prosocial behavior develops according to expectations, while the child whose prosocial behavior begins to develop is retrieved by parents who apply the permissive parenting model. Abstrak. Pada saat anak usia dini memasuki lingkungan sekolah, anak menunjukan perilaku prososial yang terlihat ketika anak mulai berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Dengan karakteristik pembelajaran anak yang didapat melalui meniru tingkah laku orang dewasa, kemampuan dasar anak dalam perilaku prososial pada anak tidak lepas dari pengasuhan dan pembiasaan kedua orang tua di rumah sebagai sumber utama anak dalam mendapat pendidikan pertamanya. Dari sejumlah 27 anak kelas B di TK Smart Kindergarten terdapat empat anak yang perilaku prososialnya terlihat lebih menonjol dibanding anak-anak lainnya. Diantara keempat anak tersebut, terdapat dua anak yang perkembangan perilaku prososialnya sudah berkembang sangat baik dan konsisten sedangkan dua anak lainnya masih berkembang sesuai harapan dan mulai berkembang. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang bermaksud untuk menunjukan bagaimana pola asuh orang tua dapat berperan dalam perkembangan perilaku prososial anak di sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Hasil yang didapat melalui penelitian ini adalah jenis pola asuh orang tua yang demokratis dan konsisten menghasilkan perilaku prososial anak yang berkembang sangat baik. Orang tua yang baru mencoba menerapkan jenis pola asuh demokratis menghasilkan anak yang perilaku prososialnya berkembang sesuai harapan, sedangkan anak yang perilaku prososialnya mulai berkembang dihasilkan dari orang tua yang menerapkan jenis pola asuh permisif.
Penerapan Teknik Token Economy dalam Meningkatkan Kedisiplinan Anak Usia 5 - 6 Tahun di Kelompok Bermain Taman Ceria Bandung Maryono, Awanis Ghassani; Erhamwilda; Dewi Mulyani
Bandung Conference Series: Early Childhood Teacher Education Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Early Childhood Teacher Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsecte.v3i1.9160

Abstract

Abstract. This research is motivated by the discipline of children aged 5-6 years in the Taman Ceria Bandung Playgroup which is not optimal. The purpose of this research is to improve children's discipline through the application of token economy techniques. The research method used is collaborative action research or collaborative classroom action research. The research subjects were children aged 5-6 years, totaling 8 people consisting of 4 boys and 4 girls. Data collection techniques using observation and documentation. The data analysis technique performed was a qualitative descriptive analysis. Success indicators set at least 75% average score per child. The research was carried out in two cycles. The results of this study indicate that there is an increase in discipline after implementing the token economy technique. Referring to the percentage of Arikunto's assessment indicators in the pre-cycle observations, it showed that 5 out of 8 children had an average score that entered the growing category. In Cycle 1 it showed that 8 children had an average score that entered the developing category as expected. In cycle 2 it shows that 7 children with an average score enter the very well developed category and 1 child with an average score enter the developing category according to expectations. This shows an increase in discipline using the token economy technique. Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kedisiplinan anak usia 5-6 tahun di Kelompok Bermain Taman Ceria Bandung yang belum optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan anak melalui penerapan teknik token economy. Metode penelitian yang digunakan adalah collaborative action research atau penelitian tindakan kelas kolaboratif. Subjek penelitian adalah anak umur 5-6 tahun yang berjumlah 8 orang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan adalah analisis deskriptip kualitatif. Indikator keberhasilan yang ditetapkan minimal 75% rata-rata skor per anak. Penelitian dilaksanakan dalam dua Siklus. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya peningkatan kedisiplinan setelah diterapkan teknik token economy. Merujuk pada presentase indicator penilaian Arikunto pada observasi Pra Siklus menunjukan 5 dari 8 anak memiliki rata-rata skor yang memasuki kategori mulai berkembang. Pada Siklus 1 menunjukan 8 anak memiliki rata-rata skor yang memasuki kategori berkembang sesuai harapan. Pada siklus 2 menunjukan bahwa 7 anak rata-rata skor memasuki kategori berkembang sangat baik dan 1 anak rata-rata skor memasuki kategori berkembang sesuai harapan. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kedisiplinan menggunakan teknik token economy.
Efektivitas Metode Pembelajaran Eksperimen terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Anak Usia 5 - 6 Tahun di TKQ Miftahul Manan Kota Bandung Nurazqia, Mila; Saepudin, Aep; Mulyani, Dewi
Bandung Conference Series: Early Childhood Teacher Education Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Early Childhood Teacher Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsecte.v3i1.9217

Abstract

Abstract. A child full of imagination and high curiosity. However, not all children have a high self-confidence to explore their abilities. As a result, there are still children who feel doubtful, sometimes desperate, avoid others, feel pessimistic, less optimistic, less creative, and low self-confidence. The child’s self-confidence is derived from the interaction of the child with his environment. In addition, the use of learning methods can affect a child’s self-confidence. The study aims to increase the self-confidence of 5-6-year-olds and to analyze the effectiveness of experimental learning methods against the improvement of the confidence of children 5-6 years old. The study uses a quantitative approach with quasi-experimental method with the design of control group pre-test – post test. The results of the study showed an increase in self-confidence seen from the average difference between pre-test and post-test values in the experimental class of 33%. Then performed gain normalization test or test the effectiveness of experimental learning methods, the test results obtained a score of 72% in the category quite effective. Thus, it can be concluded that experimental learning methods are quite effective in increasing the self-confidence of children aged 5-6 years. Abstrak. Anak sosok penuh imajinasi dan rasa ingin tahu yang tinggi. Namun, tidak semua anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk mengeksplor kemampuannya. Akibatnya, masih ada anak yang merasa ragu, kadang putus asa, menghindari orang lain, merasa pesimis, kurang optimis, kurang kreatif, dan rendah kepercayaan dirinya. Sesungguhnya, kepercayaan diri anak diperoleh dari interaksi anak dengan lingkungannya. Selain itu, penggunaan metode pembelajaran dapat memengaruhi kepercayaan diri anak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri anak usia 5-6 tahun dan menganalisis efektivitas metode pembelajaran eksperimen terhadap peningkatan rasa percaya diri anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi experiment dengan desain control group pre test-post test. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rasa percaya diri dilihat dari selisih nilai rata-rata pre test-post test pada kelas eksperimen sebesar 33%. Kemudian dilakukan uji normalisasi gain untuk uji efektivitas metode pembelajaran eksperimen, hasil pengujian tersebut diperoleh nilai sebesar 72% dalam kategori cukup efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran eksperimen cukup efektif dalam meningkatkan rasa percaya diri anak usia 5-6 tahun.