Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Uji Daya Hambat Ekstrak Rimpang Temu Putri (Curcuma petiolata Roxb) terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli Abdul Wahid
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.332 KB) | DOI: 10.37874/ms.v5i1.145

Abstract

Tanaman Temu Putri (Curcuma petiolata Roxb) merupakan tanaman asli Indonesia yang sering dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisonal yang memiliki kaya akan manfaat bagi kesehatan dan bagian yang paling sering digunakan sebagai obat adalah rimpang . Penelitan ini bertujuan untuk menentukan dan membandingkan daya hambat ekstrak Rimpang Temu Putri terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode disk diffusion (Test Kirby dan Bauer). Dari hasil penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan bahwa Pemberian ekstrak Rimpang Temu Putri pada kosentrasi 1%, 2% dan 3% b/v menunjukkan efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Konsentrasi 3% b/v menunjukkan efek yang paling baik terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli.. Hasil analisis uji t menunjukkan tidak ada perbedaan efek yang nyata pada ekstrak Rimpang Temu Putri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Ekstrak Rimpang Temu Putri paling efektif menghambat  Eschericia coli dibandingkan Staphylococcus aureus.
Aktivitas Senyawa Bioaktif Ekstrak Bunga Teratai Putih (Nymphaea alba L) terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus dengan Metode Bioautografi Ningsih Samsy Dhuha; Abdul Wahid
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.468 KB) | DOI: 10.37874/ms.v5i1.151

Abstract

Teratai putih (Nymphaea alba L) adalah tanaman yang memiliki banyak kandungan senyawa kimia sehingga banyak masyarakat menjadikannya sebagai obat tradisional. Salah satunya adalah antibakteri tetapi belum ada penelitian yang melakukan penelitian tentang senyawa yang dapat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol Bunga Teratai Putih  terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus secara bioautografi kontak. Berdasarkan hasil KLT diperoleh bercak noda yang tidak begitu jelas, tetapi setelah diamati dibawah sinar UV 366 nm diketahui bahwa pada ekstrak eter Bunga Teratai Putih (Nymphaea alba L) terhadap Pseudomonas aeruginosa memperlihatkan aktivitas menghambat dengan diameter hambatan 8,33 mm. Sedangkan pada Staphylococcus aureus memperlihatkan aktivitas menghambat dengan dimeter hambatan 8,45 mm. Sedangkan pada ekstrak n-butanol Bunga Teratai Putih (Nymphaea alba L) terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus tidak didapatkan senyawa yang dapat menghambat Staphylococcus aureus. Dari hasil KLT yang telah dilakukan senyawa bioaktif dari ekstrak Bunga Teratai Putih (Nymphaea alba L) yang bertindak sebagai antibakteri yaitu senyawa flavanoid. Hal ini dilihat dari bercak dengan nilai Rf dan noda dari senyawa.
ISOLASI FUNGI ENDOFIT UMBI TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schott) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus SECARA KLT-BIOAUTOGRAFI: THE ISOLATION OF TARO TUBER ENDOPHYTIC FUNGI (Colocasia esculenta (L.) Schott) AS ANTIBACTERIAL AGAINST Escherichia coli AND Staphylococcus aureus BY TLC-BIOAUTOGRAPHY Abdul Wahid Suleman; A. Nurnadya Arna; Safaruddin
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.31 KB) | DOI: 10.37874/ms.v7i1.269

Abstract

Fungi endofit yang berasal dari tumbuhan dapat menghasilkan senyawa metabolit sekunder sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengisolasi fungi endofit Umbi Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan staphylococcus aureus secara KLT-Bioautografi. Isolat diperoleh dengan menggunakan metode tanam langsung endofit Umbi Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) pada media Potato Dextrose Agar (PDA). Hasil penelitian menunjukkan pada fermentasi supernatan ekstrak eter terdapat zona hambat pada penampakan noda ke-7 dengan diameter zona hambat 13,1 mm terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli, pada bakteri Staphylococcus aureus tidak terdapat zona hambatan, sedangkan pada ekstrak n-butanol terdapat zona hambatan pada penampakan noda ke-1 dengan diameter zona hambatan 15,1 mm terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan pada bakteri Staphylococcus aureus terdapat zona hambatan pada penampakan noda ke-2 dengan diameter zona hambatan 15,4 mm dari hasilKLT yang telah dilakukan senyawa bioaktif dari ekstrak fermentasi supernatan yang bertindak sebagai antibakteri yaitu senyawa alkaloid dan flavonoid.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SEDIAAN SPRAY ANTI NYAMUK KOMBINASI MINYAK MARIGOLD (Tagetes erecta) DENGAN MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth.)TERHADAP NYAMUK Aedes aegpyti Abdul Wahid Suleman; Ni Wayan Kamariasih; Wahyuni Wahyuni
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v5i2.8830

Abstract

Sediaan antinyamuk merupakan sediaan yang digunakan untuk mencegah serangan nyamuk pada bagian tubuh. Sediaan antinyamuk yang biasa digunakan adalah spray antinyamuk, Penggunakan spray antinyamuk sangat baik digunakan untuk terhidar dari beberapa penyakit yang disebabkan oleh nyamuk salah satunya penyakit DBD yang di sebabkan oleh nyamuk Aedes aegpyti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan penggunaan bahan alami sebagai alternatif untuk penolak nyamuk agar meminimalkan efek samping dan mengetahui tingkat efektivitas daya tolak nyamuk terhadap nyamuk Aedes aegpyti. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan 20 ekor nyamuk yang di bagi menjadi 6 kelompok yaitu formula I sebagai kontrol (-) (minyak marigold 10%), Formula II kontrol (-) (minyak nilam 10%), Formula III kombinasi (minyak marigold 4% dan minyak nilam 6%), Formula IV kombinasi (minyak marigold 5% dan minyak nilam 5%), Formula V kombinasi (minyak marigold 6% dan nilam 4%) dan kontrol positif. Dari hasil perhitungan persentase kontrol negatif formula I terhadap, formula III yaitu 60%, formula IV 80%, dan formula V 40%. Hasil perhitungan persentase kontrol negatif formula II terhadap, formula III yaitu 66,67%, formula IV yaitu 83,33% dan formula V yaitu 50%. Daya tolak nyamuk tertinggi pada formula IV yaitu 80% dan 83,33%. Data yang didapat dianalisis menggunakan One Way anova dengan menggunakan uji LSD (least significant difference) formula IV pada kontrol (-) formula I yaitu 0,041< 0,05 terdapat perbedaan terhadap kelompok perlakuan dengan kontrol positif. Dan formula III dan IV pada kontrol (-) formula II yaitu 0,06 dan 0,135 > 0,05, tidak terdapat perbedaaan yang bermakna antara kontrol positif.
FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus PENYEBAB BISUL Abdul Wahid Suleman; Tri Handayani; Wahyuni
Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS Vol. 4 No. 01 (2022): Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jophus.v4i01.842

Abstract

Di Indonesia buah jeruk nipis dimanfaatkan masyarakat sebagai obat dan pengawet makanan, namun untuk kulit buah jeruk nipis sendiri kurang dimanfaatkan karena masyarakat tidak mengetahui khasiat yang terkandung dalam kulit buah jeruk nipis, sehingga terbuang sia-sia dan berakhir menjadi limbah, kandungan pada jeruk nipis yang bermanfaat sebagai antibakteri adalah flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak kulit jeruk nipis dapat dibuat sebagai sediaan krim dan dapat memberikan efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus penyebab bisul. Metode penelitian dilakukan metode eksperimental bertujuan untuk mendapatkan formula krim ekstrak kulit jeruk nipis dengan beberapa konsentrasi, pengujian fisik, dan stabilitas sediaan serta uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dilakukan dengan metode difusi (sumuran). Hasil uji organoleptik, pH, homogenitas dan daya sebar sudah sesuai dengan standar yang ditentukan dan hasil uji aktivitas antibakteri sediaan krim ekstrak kulit jeruk nipis yang diperoleh dapat menghambat Staphylococcus aureus konsentrasi 5% yaitu 13,7 mm, konsentrasi 10% yaitu 14,4mm, konsentrasi 15% yaitu 15,4 mm, masuk dalam kategori zona hambatan kuat. Kesimpulan dari penelitian ini ekstrak kulit buah jeruk nipis dapat diformulasikan menjadi sediaan krim dan dapat konsentrasi 15% paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.
FORMULASI DAN EVALUASI STABILITAS SEDIAAN LIP BALM EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DENGAN PENAMBAHAN MINYAK ZAITUN SEBAGAI EMOLIEN SERTA PENENTUAN NILAI SPF (Sun Protection Factor): FORMULATION AND EVALUATION STABILITY OF LIP BALM PREPARATION FROM RED DRAGON FRUIT SKIN EXTRACT (Hylocereus polyrhizus) WITH THE ADDITION OF OLIVE OIL AS AN EMOLLIENT AND DETERMINATION OF SPF (Sun Protection Factor) VALUE Abdul Wahid Suleman; Sri Wahyuningsih; Safaruddin; Rizky Indah Pratiwi
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 4 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i4.428

Abstract

Kulit buah naga merah merupakan salah satu limbah yang masih sangat jarang dimanfaatkan padahal kulit buah naga juga mengandung senyawa antioksidan yang cukup tinggi, senyawa antioksidan mampu melawan oksidasi dalam tubuh, keunggulan dari kulit buah naga sebagai antioksidan disebabkan karena buah naga kaya akan senyawa polifenol. Minyak zaitun dapat digunakan sebagai emolien karena sifatnya yang mampu mempertahankan kelembapan, kelenturan, serta kehalusan pada kulit. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui minyak zaitun dan ekstrak kulit buah naga merah dapat diformulasikan ke dalam sediaan lip balm dan untuk mengetahui nilai SPF pada sediaan lip balm minyak zaitun dengan penambahan ekstrak buah naga merah. Hasil uji homogenitas, organoleptis, uji titik lebur, uji PH, dan uji skin analyzer menggunakan metode cycling test menghasilkan sediaan yang stabil dan nilai SPF yang didapatkan yaitu pada kontrol negatif didapatkan hasil SPF 4, formula  konsentrasi 7% diperoleh nilai sebesar 25 SPF, formula  konsentrasi 9% diperoleh nilai 32 SPF, dan formula  konsentrasi 11% diperoleh nilsi sebesar 33 SPF. Formulasi sediaan lip balm ekstrak kulit buah naga merah memiliki stabilitas yang baik dan ketiga-tiganya memiliki proteksi ultra.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KAYU BAJAKAH (Spatholobus littoralis Hassk) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus Abdul Wahid Suleman; Saparuddin Latu
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 4, No 1 (2023): Januari
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v4i1.11418

Abstract

Tanaman Bajakah merupakan tanaman yang tumbuh di Indonesia terutama di Kalimantan yang memiliki khasiat yang baik bagi kesehatan. Tanaman ini memiliki kandungan metabolit sekunder seperti alkaloidm flavonoid dan fenolik yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya adalah penyakit infeksi. Penyakit infeksi merupakan penyakit yang sangat berbahaya yang akibatkan oleh bakteri yang paling sering diderita oleh masyarakat Indonesia. Salah satu bakteri penyebab infeksi adalah Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol kayu bajakah terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan untuk mengetahui pada konsentrasi berapa ekstrak etanol kayu bajakah, memberikan aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan metode difusi papper dizk dengan menggunakan konsentrasi 10%b/v, 20%b/v dan 30%b/v. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ekstrak Kayu Bajakah mempunyai aktivitas antibakteri pada konsentrasi 10% diperoleh rata-rata zona hambat 7,63±0,15 mm, konsentrasi 20% diperoleh rata-rata zona hambat 8,26±0,28 mm dan konsentrasi 30% diperoleh rata-rata zona hambat 8,83±0,40 mm. kesimpulan dari penillitian ini adalah konsentrasi 10% dengan zona hambat 7,63±0,15 mm yang sudah dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus
PENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN KLEBET (Ficus superba Miq) DENGAN METODE DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) Abdul Wahid; Saparuddin Latu
Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS Vol. 4 No. 02 (2023): Februari
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun Klebet (Ficus superba miq) termasuk dalam famili Moraceae. Daun Klebet mengan- dung komponen kimia seperti flavonoid, alkaloid, saponin dan tanin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui a danya aktivitas antioksidan yang terdapat pada ekstrak etanol daun Klebet menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) yang diukur menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Penentuan antioksidan ekstrak etanol daun Klebet dengan metode DPPH dan digunakan vitamin C sebagai referensi. Vitamin C dibuat empat seri konsentrasi yaitu 2, 4, 6 dan 8 ppm sedangkan pada ekstrak etanol daun Klebet yaitu 20, 40, 60 dan 80 ppm. Dari be- berapa seri konsentrasi diambil 2 ml dan ditambahkan 1 ml DPPH 50 ppm selanjutnya campuran yang diperoleh diinkubasi selama 30 menit ditempat yang terlindung dari cahaya. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 515,1 nm. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Klebet memiliki aktivitas antioksidan yang kuat berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh yaitu 55,097 mg/L oleh karena itu ekstrak etanol daun Klebet dapat dikembangkan se- bagai antioksidan alami.
FORMULASI DAN UJI ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) MENGGUNAKAN METODE DPPH : CREAM FORMULATION AND ANTIOXIDANT TESTS OF ETHANOL EXTRACTS OF BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) WITH DPPH METHOD Besse Yuliana; Tahirah Hasan; Ardiansyah Habar; Abdul Wahid Suleman
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 3 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i3.706

Abstract

Daun belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid, dimana senyawa ini dapat berperan sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas. Mekanisme kerja flavonoid sebagai antioksidan adalah menangkap Reactive Oxygen Species secara langsung, menghambat regenerasi Reactive Oxygen Species, dan secara tidak langsung mampu meningkatkan aktivitas antioksidan enzim antioksidan seluler. Tujuan penelitian ini untuk memformulasi dan mengetahui persentase (%) antioksidan pada krim ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-2-picrylhydrazyl) berdasarkan nilai IC50, dan spektrofotometri UV-Vis serta sifat fisik dan kimia sediaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Hasil dari masing-masing formula dibuat dengan beberapa konsentrasi yaitu 2, 1,5, 1, 0,5, dan 0,25 ppm dan  diuji aktivitas antioksidannya dengan mengukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 515,10 nm. Untuk pengujian pembanding yaitu vitamin C dibuat dengan konsentrasi yang sama yaitu 2, 1,5, 1, 0,5, dan 0,25. Hasil penelitian menunjukkan pada formula I memiliki aktivitas nilai IC50 7,75 g/mL, formula II memiliki aktivitas nilai IC50 7,09 g/mL, dan formula III memiliki aktivitas nilai IC50 5,19 g/mL, sedangkan vitamin C sebagai pembanding memiliki aktivitas  nilai IC50 4,23 g/mL. Aktivitas antioksidan dari semua sediaan memiliki sifat antioksidan yang sangat kuat karena <50 ppm. Kata kunci : Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.), DPPH, Antioksidan
AKTIVITAS SEDIAAN SALEP ANTIJERAWAT EKSTRAK ETANOL Caulerpa racemosa TERHADAP Staphylococcus aureus Abdul Wahid Suleman; Muhammad Yusuf; Nova Clarita Dama
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 3 (2023): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v12i3.5185

Abstract

Anggur laut (Caulerpa racemosa) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol dan tanin yang berfungsi sebagai senyawa antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak etanol anggur laut dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan salep antijerawat yang stabil secara fisika dan kimia serta dan aktivitas sediaan sebagai antijerawat terhadap Staphylococcus aureus. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental, yakni ekstrak anggur laut dilakukan maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Salep antijerawat dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu F1 (18%), FII (19%), FIII (20%), K- (Basis salep) dan K+ (Gentamicin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji stabilitas sediaan salep ekstrak etanol anggur laut homogen, daya sebar 5-5,5 cm, signifikasi 0,49 (p0,05). Daya lekat 5,98-9,22 detik, signifikasi 0,01 (p0,05). pH 4,7-5,0, signifikasi 0,01 (p0,05). Viskositas 4.750-12.200 m.Pa.s, signifikasi 0,74 (p0,05). Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran. Berdasarkan uji aktivitas antibakteri terlihat adanya zona hambat yang terbentuk. Diameter zona hambat pada sediaan salep dengan konsentrasi 18% sebesar 9,8±0,73 mm (sedang), konsentrasi 19% sebesar 10,2±1,17 mm (sedang), konsentrasi 20% sebesar 11,1±0,26 mm (kuat), K+ (Gentamicin) sebesar 15,6±0,75 mm (kuat), dan untuk K- (Basis salep) tidak mempunyai kemampuan dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Hasil uji One Away Anova diperoleh nilai signifikan 0,00 (p0,05) yang berarti terdapat perbadaan yang bermakna dari masing-masing konsentrasi. Hasil uji Pos Hoc Test LSD menunjukkan ada perbedaan bermakna aktivitas antara K- (Basis salep) dengan FI, FII, FIII karena p0,05. Maka disimpulkan bahwa esktrak anggur laut dapat diformulasikan sebagai sediaan salep yang memiliki aktivitas antijerawat terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi 20% dengan luas zona hambat 11,1±0,26 mm dikategorikan kuat.