Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI HUBUNGAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK SEDIMEN DENGAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DI MUARA SUNGAI WEDUNG KABUPATEN DEMAK Choirudin, Ittok Rochmad; Supardjo, Mustofa Niti; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.649 KB)

Abstract

Muara sungai Wedung digunakan oleh warga untuk keperluan rumah tangga, kegiatan pertambakan, dan keluar masuknya kapal ke TPI Wedung. Muncul dugaan telah terjadi penurunan kualitas air di muara sungai Wedung. Salah satu penyebabnya ialah pencemaran alami seperti adanya bahan – bahan organik sehingga akan berdampak pada kehidupan makrozoobenthos. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan kelimpahan makrozoobenthos serta untuk mengetahui hubungan antara kandungan bahan organik sedimen dengan kelimpahan  makrozoobenthos pada perairan muara sungai Wedung. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Juni 2013. Penelitian ini dilakukan pada 3 stasiun. Materi penelitian adalah makrozoobenthos dan substrat dasar perairan muara sungai Wedung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Makrozoobenthos yang diperoleh selama penelitian di muara sungai Wedung Kabupaten Demak terdiri dari 3 kelas yaitu Polychaeta, Gastropoda, dan Bivalvia. Kelimpahan makrozoobenthos terbesar terdapat pada stasiun II sebesar 4889 ind/m3, sedangkan kelimpahan terendah terdapat pada stasiun III sebesar 341 ind/m3. Kandungan bahan organik stasiun I berkisar antara 11,81 – 15,45% (sedang), stasiun II berkisar antara 12,72 – 17,57% (tinggi), dan stasiun III berkisar antara 9,5 – 16,44% (sedang). Hasil uji regresi antara kelimpahan makrozoobenthos dengan kandungan bahan organik diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,46. Koefisien korelasi (r) sebesar 0,678 yang menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variable tersebut cukup. Wedung estuaries used by residents for domestic purposes, aquaculture activities, and entry and exit of ships to TPI Wedung. Alleged there has been a decline in water quality in Wedung estuaries. One of the caused was that natural pollution such as the organic matter that will have an impact on the lives of macrozoobenthos. The purpose of this study was to determine the composition and abundance of macrozoobenthos and to know the relationship between organic matter content of sediment with macrozoobenthos abundance in estuarine Wedung. The research was conducted in April to June 2013. This study was conducted at 3 stations. The research material was macrozoobenthos and Wedung estuarine substrate. The method used in this study was case study methods. Macrozoobenthos obtained during research in Wedung estuaries, Demak consists of three classes which were Polychaeta, Gastropoda, and Bivalve. The greatest abundance found at station II was 4889 ind/m3, while the lowest abundance at station III was 341 ind/m3. The content of organic matter in station I ranges from 11,81 to 15,45% (moderate), station II ranges from 12,72 to 17,57% (high), and station III ranges from 9,5 to 16,44% (moderate ). Results of regression between macrozoobenthos abundance with organic content obtained coefficient of determination (R2) of 0,46. The correlation coefficient (r) of 0,678 which shows that the relationship between the two variables is adequate. 
LAJU SEDIMENTASI PERAIRAN SUNGAI SILANDAK, SEMARANG BARAT Sedimentation Rate of Silandak River, West Semarang Dominig, Amryta; Muskananfola, Max Rudolf; A’in, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 3 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.81 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i3.24246

Abstract

 ABSTRAK Sungai Silandak merupakan salah satu sungai yang bermuara di Perairan Teluk Semarang bagian tengah berada di kawasan industri, memiliki fungsi sebagai sistem drainase Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laju sedimentasi, hubungan laju sedimentasi dengan kecepatan arus dan mengetahui komposisi sedimentasi melalui hasil analisis fraksi sedimen di perairan Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober – 1 November 2018 di Sungai Silandak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dilakukan 2 (dua) kali pengambilan sampel dengan selang 14 hari. Data yang dianalisis adalah debit sungai, Total Suspended Solid (TSS), laju sedimentasi, dan fraksi sedimen. Laju sedimentasi Sungai Silandak 0,08-55,81 ton/hari dan fraksi sedimen di dominasi pasir dan liat. Hasil Penelitian dari hulu menuju hilir menunjukkan sedimentasi semakin meningkat dan fraksi butir sedimen halus juga semakin meningkat. ABSTRACT Silandak river is one of the rivers in the industrial area that flow into central of Semaran, it has a function as the drainage system of Semarang city. The purpose of the study was to determine the sedimentation rate and composition, relationship between the sedimentation rate and current velocity and sediment composition based on analysis of sediment fraction. The study was conducted from 17 October-1 November 2018 at the Silandak River. The method using quantitative methods. Sampling using a purposive sampling with two replicate and sampling interval of 14 days. The analyzed data were the total river discharge, Total Suspended Solid (TSS), sedimentation rate and fractions. Silandak river sedimentation rate from 0.08-55.81 tons/day and the dominant fraction of the sediment are sand and clay. Results showed that sedimentation rate and clay increased from the upstream to downstream.
DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN LARVA IKAN DI KAWASAN PERAIRAN PANTAI DUKUH BEDONO KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK (Distribution and Abundance of Fish Larvae in Coastal Waters of Bedono Village, Sayung, Demak Regency) Erzad, Avisha Fauziah; Hutabarat, Sahala; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (946.089 KB)

Abstract

Larva ikan merupakan fase kehidupan awal dari pertumbuhan ikan dimana perkembangan organ tubuh belum terbentuk secara sempurna. Distribusi dan kelimpahan larva ikan sangat bergantung pada kondisi perairan di dalamnya. Kawasan perairan pantai merupakan perairan yang terhubung langsung ke laut dan masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan. Perairan pantai dukuh Bedono mengalami degradasi akibat berkurangnya tanaman mangrove dan terjadinya rob. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan larva ikan di kawasan perairan pantai dukuh Bedono. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan penentuan titik sampling secara purposive. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah larva ikan yang tertangkap sebanyak 2.064 individu terdiri dari 10 famili yakni: Ambassidae (245 ind/100 m3), Mugilidae (507 ind/100 m3), Chanidae (378 ind/100 m3), Engraulidae (288 ind/100 m3), Lutjanidae (73 ind/100 m3), Nemipteridae (109 ind/100 m3), Carangidae (145 ind/100 m3), Gobiidae (160 ind/100 m3), Gerreidae (92 ind/100 m3), dan Oryziatidae (67 ind/100 m3). Larva ikan famili Mugilidae tertangkap paling banyak selama pelaksanaan penelitian. Berdasarkan analisis indeks morisita, pola sebaran larva ikan adalah acak. Kesimpulan yang dapat diperoleh ialah nilai kelimpahan larva ikan tertinggi terdapat pada titik IV sebesar 267 ind/100m3 dan terendah terdapat pada titik III sebesar 185 ind/100 m3. Pola persebaran larva ikan pada semua titik adalah acak dimana semua larva ikan dapat menyesuaikan dan bertahan hidup di mana saja pada suatu ekosistem. Fish larvae are the early life phase of the growth of fish where the development of organs has not been fully formed. The distribution and abundance of fish larvae depend on the condition of the waters in it. Coastal waters are waters that connect directly to the sea and are still influenced by land activities. The coastal waters of Bedono village have degradation due to the decreasing of mangrove plant and the increasing of seawater period. This study aims to determine the distribution and abundance of fish larvae in the coastal region of Bedono village. The research was conducted in March-April 2017. The research method used was a survey with purposive sampling point. The results showed that the number of captured fish larvae of 2,064 individuals consisted of 10 families: Ambassidae (245 ind/100 m3), Mugilidae (507 ind/100 m3), Chanidae (378 ind/100 m3), Engraulidae (288 ind/100 m3) , Lutjanidae (73 ind/100 m3), Nemipteridae (109 ind/100 m3), Carangidae (145 ind/100 m3), Gobiidae (160 ind/100 m3), Gerreidae (92 ind/100 m3), and Oryziatidae (67 ind/100 m3). Fish larvae of the Mugilidae family were caught at the most during the study. Based on the morisita index analysis, the pattern of fish larvae distribution is random. The conclusion that can be obtained is the highest value of fish larvae abundance found at point IV of 267 ind/100 m3 and the lowest is at point III of 185 ind/100 m3. The pattern of the distribution of fish larvae at all points is unevenly where all fish larvae can adapt and survive anywhere in an ecosystem.
DISTRIBUSI FITOPLANKTON BERDASARKAN WAKTU DAN KEDALAMAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN PULAU MENJANGAN KECIL KARIMUNJAWA Siregar, Legina Lourenta; Hutabarat, Sahala; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.151 KB)

Abstract

Fitoplankton merupakan organisme laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut yang memegang peranan penting sebagai produsen primer. Distribusi plankton di perairan bervariasi dipengaruhi kedalaman, hal ini dipengaruhi oleh jumlah cahaya yang diterima fitoplankton untuk kegiatan fotosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan kelimpahan fitoplankton berdasarkan waktu dan kedalaman yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil menunjukkan bahwa ada 20 genera fitoplanktondan ditemukan Nitzschia sp. pada setiap pengambilan sampel. Kelimpahan fitoplankton berdasarkan waktu diperoleh korelasi 0,715 bersifat positif dan 0,470 bersifat negatif, sedangkan kelimpahan fitoplankton berdasarkan kedalaman diperoleh korelasi sebesar 0,928 bersifat negatif dan 0,898 bersifat negatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perairan pulau Menjangan Kecil memiliki komunitas sedang dan tidak ada spesies yang mendominasi. Kelimpahan fitoplankton akan mengalami peningkatan pada saat siang hari dan menurun pada waktu sore hari, sedangkan kelimpahan fitoplankton akan mengalami penurunan pada setiap kedalaman. Phytoplankton is marine organism that drifts and floats freely in the sea having an important role as primary producers. Distributions of plankton in the water vary influenced by the depth; it is influenced by the amount of light received by Phytoplankton for photosynthesis. This study aimed to determine the composition and the abundance of phytoplankton based on different time and depths. Descriptive method was used by doing a case study approach in this study. The results consist of 20 genera of phytoplankton and Nitzschia sp. was found in each sampling. Phytoplankton abundances based on time obtained positive correlation of 0.715 and 0.470 were negative, while the abundance of phytoplankton based on the depth obtained negative correlation of 0.928 and 0.898 were negative. Based on the results of this study, it is concluded that The Menjangan Kecil Island waters has moderate communities and no species dominated. Phytoplankton abundance increased during the day and decreases in the afternoon, while the abundance of phytoplankton decrease at each depth. 
STUDI EKOLOGI DAN ASPEK BIOLOGI IKAN BELANAK (Mugil sp.) DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANGER, KOTA PEKALONGAN Okfan, Andri; Muskananfola, Max Rudolf; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.274 KB)

Abstract

Kota pekalongan merupakan salah satu kota di Jawa Tengah dengan sektor perikanan yang baik. Ikan – ikan ekonomis penting banyak dihasilkan dari usaha penangkapan maupun budidaya. Ikan Belanak merupakan salah satu ikan ekonomis yang berpotensi untuk dikembangkan dilihat dari tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi, namun informasi mengenai ikan Belanak di perairan Pekalongan belum banyak didapatkan. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui hubungan studi ekologi dan aspek biologi ikan Belanak (Mugil sp.) dengan konsep pengelolaan sumberdaya ikan Belanak di perairan muara sungai Banger, Kota Pekalongan. Penelitian ini menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan data hasil penelitian seperti struktur ukuran menggunakan data panjang dan berat ikan, panjang infinity menggunakan rumus L∞ = Lmax/0,95, ukuran pertama tertangkap dengan cara memplotkan frekuensi kumulatif dengan setiap panjang ikan, sehingga akan diperoleh kurva logistik baku dan titik potong antara kurva dengan 50% ikan tertangkap, hubungan panjang berat menggunakan rumus W = aLb, faktor kondisi menggunakan rumus Kn = W/L3, rasio kelamin didapatkan dari hasil pembagian jumlah ikan jenis kelamin tertentu dengan jumlah total ikan dikali 100%, TKG menggunakan indikator dari Effendie (2002), IKG didapatkan dari hasil pembagian berat gonad dengan berat tubuh dikali 100%, fekunditas menggunakan rumus F=(G.V.X)/Q, dan parameter fisik lingkungan didapatkan dari hasil pengamatan di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukan struktur ukuran berkisar 89 – 291 mm dan berat 9,5 – 259,72 gram, ukuran pertama tertangkap 142 mm, hubungan panjang berat W = 2,168L2,855 nilai b<3 menunjukan pertumbuhan ikan allometrik negatif, faktor kondisi 1,34 menunjukan kondisi ikan kurang pipih, rasio kelamin didominasi ikan jantan 2,69:1, dan fekunditas ikan Belanak berkisar 47.813 - 569.261 butir. Konsep pengelolaannya dengan pengaturan ukuran mata jaring dan musim penangkapan. Pekalongan city is one of the cities in Central Java with good fisheries sector, many economic fish resulting from fishing effort and aquaculture. Mullet is a fish that has the potential to be developed views of the high level of public consumption, but the relevant information has not been obtained Mullet. The purpose of the research was to determine the relationship of ecological studies and biological aspects of Mullet (Mugil sp.) with the concept of management of fish resources from Banger estuary water, Pekalongan. This study uses several methods to obtain research data such as the size of the structure using the data length and weight of fish, long infinity using the formula L∞ = Lmax / 0.95, the first measure caught by way of plotting the cumulative frequency with each length of the fish, so that would be obtained raw logistic curve and the point of intersection between the curve with 50% of the fish caught, length weight relationshi  using the formula W = aLb, condition factor using the formula Kn = W / L3, sex ratio obtained from the division of gender specific amount of fish to the total number of fish multiplied by 100%, TKG use indicators of Effendie (2002), IKG obtained from the division of gonad weight to body weight multiplied by 100%, fecundity using the formula F = (GVX) / Q, and the physical parameters of the environment obtained from observations in space research. The result shows that structure size ranged from 89 mm to 291 mm, the first measure caught 142 mm, the relationship between total length and body weight were W = 2,168L2,855 the value of b <3 indicates negative allometric growth of fish, the value of the condition factor 1.34 indicates the condition of the fish is less flat, sex ratio is dominated by the male fish 2,69: 1, and fecundity of Mugil sp. ranged from 47.813 to 569.261 eggs. The concept of management is to control mesh sizes and fishing season.
HUBUNGAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DENGAN BAHAN ORGANIK DAN TEKSTUR SEDIMEN DIKAWASAN MANGROVE DI DESA BEDONO KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK Gultom, Christine Rosaline; Muskananfola, Max Rudolf; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.589 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22539

Abstract

Desa Bedono mengalami abrasi yang mengakibatkan hilangnya lahan pemukiman dan lahan pertambakan. Kondisi tersebut berdampak pada hewan biota yang ada di dalamnya termasuk salah satunya hewan makrozoobenthos. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tekstur sedimen, kandungan bahan organik, kelimpahan makrozoobentos, hubungan antar fraksi sedimen, kandungan bahan organik, dan makrozoobenthos. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2017 di kawasan mangrove Desa Bedono. Penentuan lokasi sampling menggunakan purposive sampling method pada 12 stasiun. Variabel yang diukur adalah kelimpahan makrozoobenthos, bahan organik dan tekstur sedimen. Hasil penelitian menunjukkan tekstur sedimen pada fraksi sand berkisar antara 5,33% - 82,11%; fraksi silt berkisar antara 3,59% - 53,47% dan fraksi clay berkisar antara 5,14% - 83,83%. Makrozoobentos yang ditemukan dikelompokkan dalam 3 kelas, yaitu: Gastropoda (Cerithidea sp, Nasarius sp, Littorina sp, Terebralia sp), Bivalvia (Anadara sp, Tellina sp, Perna sp, Solen sp), dan Polychaeta (Capitella sp, Nereis sp). Kelimpahan individu tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 12738 ind/m3, sedangkan kelimpahan individu terendah terdapat pada stasiun 3 sebesar 4246 ind/m3. Kandungan bahan organik berkisar antara 13,47% - 17,75%. Hubungan tesktur sedimen dengan kelimpahan makrozoobenthos tidak ada yang memiliki hubungan keeratan yang kuat antara pasir, liat, dan lumpur. Hubungan bahan organik dengan kelimpahan makrozoobenthos menunjukkan keeratan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,768. Hubungan bahan organik dengan tekstur sedimen tidak memiliki hubungan keeratan antara pasir, lumpur, dan liat. Village of Bedono had an impact of abrasion resulting in the loss of residental and settlemant area. This condition would impact to animal that one of them is Macrozoobenthos. The aim of the research is to recognise type of sediment texture, the content of organic material, abundance of Macrozoobentos, relationships among sediment fraction. This reasearch used decriptive method done in September – Oktober 2017, mangrove plantation in Village of bedono. The desicion of Sampling location used purposive sampling method in 12 stations. Measured variable was the abundance of Macrozoobenthos, organic materials, and sediment texture. The result of research showed that sediment texture. Sediment texture on fractioned sand was about 6,15% - 82,11%; fractioned slit was about 3,59% - 53,47% and fractioned clay was about  5,63% - 83,83%. Macrozoobenthos that is found, was grouped into three classes; they are Gastropods (Cerithidea sp, Nasarius sp, Littorina sp, Terebralia sp), Bivalves (Anadara sp, Tellina sp, Perna sp, Solen sp), and Polychaeta (Capitella sp, Nereis sp). The highest individual abundance was gained at station 1 with 12.738 ind/m3, while The lowest individual abundance was gained at station 3 with  4.246 ind/m3. The content of organic material was about 13,47% - 17,75%. The relationships of sediment texture with macrozoobenthos abundancehas no strong tightness among sand, clay sand and muddy sand. The relationships organic materials with macrozoobenthos abundance was showing that strong tightness with koefisient value of correlation of 0,768. The relationships of organic materials with sediment texture has no tightness among sand, clay sand and muddy sand.
TINGKAT KELAYAKAN KUALITAS AIR UNTUK KEGIATAN PERIKANAN DI WADUK PLUIT, JAKARTA UTARA da Linne, Eugene Ramarta; Suryanto, Agung; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.283 KB)

Abstract

Jakarta memiliki banyak rawa untuk mengatasi masalah banjir. Salah satunya, waduk pluit. Tetapi, waduk pluit hanya dijadikan sebagai ekosistem yang berguna untuk mengurangi banjir, dan rekreasi taman keluarga, belum terdapat upaya pengembangan dalam bidang ekonomi dan perikanan yang berguna bagi peningkatan nilai ekonomi dan perikanan. Mengenai pemanfaatan sumberdaya perairan untuk kepentingan kegiatan perikanan, maka perlu diadakan analisa tingkat kelayakan kualitas air di Waduk Pluit berdasarkan parameter fisika, kimia, dan biologi. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kelayakan kualitas air Waduk Pluit untuk kegiatan perikanan dan jenis kegiatan perikanan yang cocok dikembangkan di Waduk Pluit. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis yang dapat diartikan sebagai prosedur penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa ataupun kejadian, serta mengumpulkan informasi berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya kemudian dianalisis. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling dimana pengambilan sampel diambil berdasarkan keperluan penelitian, artinya setiap unit atau individu yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasar pertimbangan tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan Waduk Pluit ditinjau dari parameter fisika, kimia dan biologi memiliki nilai kualitas air yang tidak layak untuk dilakukan kegiatan perikanan.  Jakarta has a lot of swamps to overcome the problem of flooding. One of them is Waduk Pluit. However, the reservoir is only used as development ecosystem to reduce flooding and recreation family parks, there has no effort in the field of economic and fisheries that use to improve economic value and fisheries. Regarding the utilization of aquatic resources for fisheries activities, it is necessary to analysis feasibility of water quality in the Waduk Pluit based on parameters of physical, chemistry, and biological. The general objective of this study were to determine the feasibility of reservoir water quality for fisheries activities and suitable fisheries activities to be developed in the Waduk Pluit. The method used is descriptive analysis which can be interpreted as a research procedure that seeks to describe a phenomenon, event or occurrence, and to gather information based on the facts as they appear or later be  analysed. The sampling technique used was purposive sampling. In which sample took based on the purposes of the study, meaning that every unit or individual drawn from the population selected purposefully based on certain considerations. The results showed that the water quality of the Waduk Pluit in terms of physical, chemistry and biological parameters has water quality values that unsuitable for fisheries activities.
KARAKTERISTIK HIDRO-OSEANOGRAFI DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENANGULANGI KERUSAKAN PANTAI DI DESA BEDONO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK Putri, Merlia Purnama; Supriharyono, -; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.346 KB)

Abstract

Desa Bedono merupakan salah satu desa pesisir di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak yang mengalami kerusakan pantai akibat perubahan garis pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: karakteristik hidro-oseanografi; bentuk kerusakan pantai yang terjadi, tingkat pengetahuan masyarakat tentang kerusakan pantai, tingkat partisipasi masyarakat dalam menangulangani kerusakan pantai dan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang kerusakan pantai dan tingkat partisipasi masyarakat dalam menanggulangi kerusakan pantai di desa Bedono. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014 dengan menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan observarsi yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi perubahan garis pantai baik panjang maupun luasan pantai, dimana tahun 1999 panjang pantai 6,75 km, tahun 2003 bertambah menjadi 6,88 km dan 2009 panjang pantai 7,09 km. Luasan daerah pantai pada tahun 1999-2003 sebesar 73,29 Ha, tahun 2003-2009 bertambah menjadi 79,7 Ha dan tahun 1999-2003 luasan area pantai Bedono sebesar 133 Ha. Karaktristik hidro-oseanografi yaitu gelombang, arus, dan pasang surut mengikuti musim yang sedang terjadi. Kerusakan desa Bedono yang terjadi akibat kerusakan yaitu berupa erosi. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kerusakan pantai adalah 10,42% rendah, 38.54% sedang, dan 51.04 tinggi. Tingkat partisipasi masyarakat yaitu 4.17% berpartisipasi rendah, 56.25% berpartisipasi sedang, dan 39.58 berpartisipasi tinggi. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan tingkat partisipasi menunjukan hubungan yang positif meskipun rendah. Bedono is one of coastal villages in sub district Sayung, district Demak. There is destruction caused by change of coastal line along the beach of Bedono village. This research is aimed to find out: hydro-oceanographic characteristics; destruction’s form; degree of local communities’ knowledge; degree of local communities’ participation in coastal destruction mitigation and to find out the relation between the knowledge degree and the participation in Bedono village. This research was conducted in Mei 2014 using case study method with observation approach and the data will analyzed descriptive . The result of this research show that there is a change of coastal lines, neither length nor wide of beach, where in 1999 6,75 km long beach, in 2003 increased to 6.88 km and in 2009 7.09 km, increased 73,29 hectares in 2003-2009 and in 1999-2003 the area of coastal in Bedono village is 133 hectares. Hydro-oceanographic characteristics is that waves, current and tides follow the season which exists. Bedono village destruction was caused by coastal destruction is erosion, The degree of local communities’ knowledge about coastal destruction 10,42% is low, 38,54% is medium and 51,04% is high. The degree of local communities’ participation  4,17% have participated lowly, 56,25% have participated medium, and 39,58% have participated highly. The relation between the knowledge degree and the participation degree is low positive.
PENGARUH KEDALAMAN TERHADAP NILAI PRODUKTIVITAS PRIMER DI WADUK JATIBARANG SEMARANG Rohmah, Wiwi Siti; Suryanti, Suryanti; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 3, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.106 KB)

Abstract

ABSTRAK Waduk Jatibarang merupakan salah satu waduk yang tergolong baru di Kota Semarang. Untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas perairan pada waduk dimasa mendatang, penting dilakukan pengukuran tingkat kesuburan perairan waduk secara berkala. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kesuburan perairan waduk yaitu dengan melakukan pengukuran produktivitas primer perairan dan kandungan klorofil-a serta parameter fisika-kimia perairan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2016 di Waduk Jatibarang Semarang. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai produktivitas primer perairan berdasarkan perbedaan kedalaman serta untuk mengetahui pengaruh kedalaman terhadap nilai produktivitas primer perairan di Waduk Jatibarang, Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif lokasi sampling, yaitu Stasiun I; Inlet, Stasiun II perairan tengah waduk dan Stasiun III Outlet dalam tiga kali pengulangan dengan rentang waktu satu minggu. Hasil pengukuran produktivitas primer pada ketiga stasiun per kedalaman adalah; kedalaman 0 m berkisar 54,750-90,000 mgC/m3/hari, kedalaman 5 m berkisar 91,500-102,750 mgC/m3/hari, kedalaman 10 m berkisar 39,750-64,500 mgC/m3/hari dan kedalaman 15 m berkisar 20,250-45,5000 mgC/m3/hari. Berdasarkan nilai tersebut maka perairan waduk Jatibarang tergolong sebagai perairan Mesotrofik-Eutrofik. Rata-rata nilai kandungan klorofil-a minggu ke-1 0,6913 mg/m3, minggu ke-2 0,6665mg/m3, dan minggu ke-3 0,4409 mg/m3. Hasil uji regresi sederhana menunjukan terdapat pengaruh variabel kedalaman dan kandungan klorofil-a terhadap produktivitas primer sebesar 51,3%. Kata Kunci : Produktivitas Primer; Klorofil-a; Waduk Jatibarang Semarang  ABSTRACT Jatibarang Reservoir is one of the new reservoirs in Semarang. To prevent the degradation of reservoirs water quality in the future, it is important to measure the dam water fertilization periodically. Like one of the ways to determine the level of fertility of the dam water is by measuring the primary productivity of the water and chlorophyll-a and physic-chemical parameters of the waters. This study was conducted from February to March 2016 in Semarang Jatibarang Reservoir. The aim of this study is to determine the primary productivity of waters based on depth difference and the depth effects on primary productivity of the waters of the Jatibarang reservoir, Semarang. The method used in this study is descriptive method. Sampling locations are station I; Inlet, Station II: middle of reservoir and stations III: Outlet with three repetitions for the period of one week. The results of primary productivity measurements at each stations per depth is; at the depth of 0 m the results ranges from 54.750 to 90.000 mgC/m3/day, at the depth of 5 m from 91.500 to 102.750 mgC/m3/day, at the depth of 10 m from 39.750 to 64.500 mgC/m3/day and at the depth of 15 m from 20.250 to 45.5000 mgC/m3/day. Based on these results, it is concluded that the water of Jatibarang Reservoir is classified as Mesotrofik-eutrophic waters. The average value of chlorophyll-a in the first week is 0.6913 mg/m3, in the 2nd week is 0.6665 mg/m3, and the 3rd week is 0.4409 mg/m3. The results of simple regression test reveals that there is a significant effect of water depth and chlorophyll-a on primary productivity is  51.3%. Keywords: Primary Productivity, Chlorophyll-a, Jatibarang Reservoir Semarang
PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENGGUNAAN LAHAN DESA TIMBULSLOKO, DEMAK MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT TAHUN 2000-2017 Shorline Changes And Land Use In Timbulsloko Village, Demak Regency Using Landsat Satelite Images 2000-2017 Purba, Chris Antoni P; Muskananfola, Max Rudolf; Febrianto, Sigit
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 1 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.983 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i1.24222

Abstract

ABSTRAKDesa Timbulsloko yang berada di Kabupaten Demak mengalami perubahan garis pantai dan perubahan penggunaan lahan akibat erosi dan akresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan garis pantai akibat erosi dan akresi, mengetahui perubahan penggunaan lahan dan kaitan antara perubahan garis pantai dengan penggunaan lahan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Pengolahan data citra dilakukan penggabungan band, koreksi geometrik, koreksi radiometri, pemotongan citra, digitasi dan image classification. Analisis data secara spasial menggunakan metode overlay. Pada tahun 2000-2005 erosi seluas 19,3872 ha, pada tahun 2005-2010 erosi seluas 107,3174 ha dan akresi seluas 0,3622 ha, pada tahun 2010-2015 erosi seluas 39,6483 ha dan akresi seluas 3,0160 ha, pada tahun 2015-2017 erosi seluas 0,9502 ha dan akresi seluas 7,2646 ha. Penggunaan lahan hasil klasifikasi citra terdapat 5 kelas yaitu : mangrove, tambak, genangan, permukiman dan vegetasi darat. Pada tahun 2000-2005 penggunaan lahan mengalami perubahan luasan tertinggi yaitu genangan yang awal nya seluas 92,39 Ha menjadi tambak seluas 67,66 Ha. Tahun 2005-2010 perubahan tertinggi yaitu genangan yang awalnya seluas 55,42 Ha menjadi tambak seluas 39,46 Ha. Tahun 2010-2015 penggunaan lahan yang mengalami perubahan luasan tertinggi yaitu tambak seluas 353,05 Ha menjadi genangan sebesar 136,43 Ha. Tahun 2015-2017 penggunaan lahan yang mengalami perubahan terbesar yaitu genangan yang awalnya seluas 175,41 Ha menjadi tambak seluas 33,63 Ha. Perubahan garis pantai dan penggunaan lahan memiliki keterkaitan yaitu penggunaan lahan menyebabkan perubahan garis pantai dan berdampak pada penggunaan lahan di Desa Timbulsloko. ABSTRACT Timbulsloko Village in Demak Regency had shoreline changes and land use changes due to erosion and accretion. The purpose of this study was to determine shoreline changes due to erosion and accretion, to identify changes in land use and the relationship between changes in coastline and land use. This research was conducted during August - September 2017. The research method used was quantitative descriptive method. Image data processing was carried out combining bands, geometric corrections, radiometric correction, image cutting, digitization and image classification. Spatial data analysis using the overlay method. In 2000-2005 erosion area was 19,3872 ha, in 2005-2010 erosion area was 107,3174 ha and accretion area was 0,3622 ha, in 2010-2015 erosion area was 39,6483 ha and accretion covering 3,0160 ha, in 2015-2017 erosion covered 0.9502 ha and accretion area was 7.2646 ha. There are 5 classes of land use from image classification, namely: mangroves, dikes, ponds, settlements and land vegetation. In 2000-2005 land use experienced the highest change in area, namely the initial inundation covering an area of 92.39 hectares to  pond area of 67.66 hectares. In 2005-2010 the highest change was the initial inundation covering an area of 55.42 ha to pond covering an area of 39.46 ha. Become 2010-2015 land use experienced the highest change in area, namely ponds covering an area of 353.05 ha to a pool of 136.43 ha. In 2015-2017 the land use that experienced the biggest change was the initial inundation of 175.41 ha into an area of 33.63 ha. Changes in coastline and land use have a linkage that is land use causes changes in coastline and impacts on land use in Timbulsloko Village. 
Co-Authors - Djuwito - Ruswahyuni - Subiyanto - Supriharyono A'in, Churun A’in, Churun Abiyoga, Reinaldi Adira Rizka Andaris, Adira Rizka Afwa, Rainuy Saninzita Agung Pamuji agung Suryanto Agus Hartoko Amanina, Farha Tsabita Andri Okfan, Andri Anhar Solichin Aninditia Sabdaningsih Arif Rahman Arif Rahman Arofah, Rizka Ummi Ayu Istiqomah, Ayu Bambang Sulardiono Boedi Hendrarto Cahyo, Tri Nur Carleone de Prima, Carleone Chrysalina Indrastuti Churun A’in Delahoya, Christian Devi Kristi Purba Dewi Meynita, Dewi Dharmaningtyas, Nimas Diah Ayuningrum, Diah Dominig, Amryta Dwi Yulianto Dyah Prajna Swayati, Dyah Prajna Erzad, Avisha Fauziah Etty Silviana Wahyuningrum, Etty Silviana Eugene Ramarta da Linne Fadhilah Maharani Fajrin, Fadhilah Maharani Fajar Purnama, Muhammad Febbrianna, Vida Febrianto, Sigit Frida Aprilia Loinenak, Frida Aprilia Frida Purwanti Gultom, Christine Rosaline Haeruddin Haeruddin Haikal, Faqilliansi Hapsari, Rania Widia Hikmah, Nur Hikmah Hutami, Ganjar Hesti Indraswari Putri Khaeksi, Indraswari Putri Ittok Rochmad Choirudin Janisa Ferril Indriyastuti Kharisma Aji Winarto Kresnasari, Dewi Lakastri, Lavia Legina Lourenta Siregar Lestari, Abid Luthfieana Mentari, Luthfieana Marhana, Tasya Merlia Purnama Putri Millatia, Zulfa Mohamad Haekal Muchtar Yulianto Muhammad Fajar Purnama Muhammad Zainuri Mulia Delvi, Betlin Indriani Mulyaningsih, Dwi Mustofa Niti Supardjo Niniek Widyorini Nisak, Yuyun Khoirun Norma Afiati Nugroho, Adhi Nur Kharimah Oktavianto Eko Jati Pinasthi, Laili Salma Prabowo, Danar Pratiwi, Galuh Alia Pujiono Wahyu Purnomo Purba, Chris Antoni P Purnama, Muhammad Rella Nur Taqwa Retnoayu Budiasih, Retnoayu Rizki Pramuditya Kurniatama, Rizki Pramuditya Romadhony, Muchammad Yusuf Rudhi Pribadi Sahala Hutabarat Sefanya Roswaty Siahaan, Donal Sihombing, Yuni Harvesty Simanjuntak, Siska Lestari Sinulingga, Hiskia Arapenta Siti Rudiyanti Siti Widya Arfiatin Slamet Budi Prayitno Sofiyani, Risna Gina Sri Sedjati Supriharyono Supriharyono Suryanti Taufani, Wiwiet Teguh Viki Darusman Wahyu Permana Aji Wiarta, Rinto Widiyasari, Laurentina Kiki Wiwi Siti Rohmah, Wiwi Siti Yuliana, Eka Yulfa Yusty Amelia Zulistiana Mufaidah, Zulistiana