Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

DINAMIKA SOSIAL KAJI TINDAK PEMBANGUNAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN, TERINTEGRASI DAN MANIDIRI ENERGI (STUDI KASUS DI DESA PAMALAYAN, KECAMATAN BAYONGBONG, KABUPATEN GARUT) NUGRAHA, ADI; Soetraprawata, Demi; Heryanto, Mahra Arari
Agricore Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertanian berkelanjutan dalam tiga dekade terakhir telah menjadi paradigma baru yang memengaruhi arah pembangunan pertanian. Walaupun demikian, praktik-praktik pertanian berkelanjutan memiliki karakter knowledge-intensive dan dinamis sehingga memiliki kecenderungan kegagalan penerapan yang cukup tinggi. Pola program penyuluhan dan diseminasi teknologi pertanian biasanya berdasarkan asumsi linear yang menempatkan petani hanya sebagai ‘pengguna pasif’ teknologi yang dihasilkan oleh para ahli ilmu pertanian. Penelitian ini difokuskan pada analisa interaksi-interaksi antar aktor di dalam program pengembangan pertanian berkelanjutan, terintegrasi dan mandiri energi di Desa Pamalayan, Garut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menekankan pada kedalaman informasi yang digali. Data primer didapatkan dari proses wawancara mendalam, FGD, dan observasi partisipatif. Bentuk dan perilaku organisasi serta kondisi sosial secara mikro ketika program dijalankan dianalisis dengan menggunakan Actor Oriented Approach. Berdasarkan hasil penelusuran lapangan, salah satu kunci penentu keberhasilan adalah perencanaan dan pelaksanaan program yang menitikberatkan pada aspek social, yang dalam prosesnya dilakukan secara informal. Hal ini masih jarang dilakukan oleh pelaku pembangunan di Indonesia. Konsep partisipatif dalam diseminasi suatu program pada pelaksanaannya seringkali hanya bersifat sementara, dan tidak dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena itu, metode disseminasi dengan pendekatan informal yang mengusung lokalitas dan tingginya tingkat partisipasi tineliti dapat dijadikan contoh untuk program-program pembangunan pertanian dan pedesaan.
STRATEGI PETANI DALAM MENGHADAPI KEKURANGAN AIR: STUDI KASUS DI DAERAH IRIGASI WANIR, KECAMATAN CIPARAY, KAB. BANDUNG Nurseto, Hardian Eko; Nugraha, Adi
Agricore Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketersediaan air irigasi sangat penting dalam pertanian.Namun, sifat dan jumlah pasokan air yang tak terduga, ketika musim kemarau air sulit untuk didapat dan dapat mengancam pertumbuhan, terkadang di musim hujan jumlah air melebihi batas hingga menimbulkan banjir dan menghancurkan tanaman padi. Untuk itu diperlukan berbagai strategi untuk menyiasati dan menjamin ketersediaan air guna mempertahankan produktifitas pertanian. Penelitian ini bermaksud menggambarkan bagaimana petani di Dusun Leles Desa Mekarsari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung bekerjasama dalam menjamin ketersediaan air irigasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pemaparan deskriptif yang bertujuan menggambarkan bagaimana petani-petani di Dusun Leles Desa Mekarsari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung membuat strategi-strategi dalam mengelola irigasi. Hasil yang didapat, Petani mengembangkan organisasi irigasi untuk meneglola air irigasi melalu Mitra Cai. Petani bekerjasama melakukan nganir cai, dan pompanisasi. Selain itu juga petani mengaktifkan hubungan-hubungan kekerabatan untuk mendapatkan akses pada air irigasi.
Optimasi Penentuan Lokasi Switched 20 KV Power Capacitors pada Jaringan Distribusi 20 KV Jawa Timur Hosea, Emmy; Nugraha, Adi
Jurnal Teknik Elektro Vol 1, No 2 (2001): SEPTEMBER 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.627 KB) | DOI: 10.9744/jte.1.2.

Abstract

Since 1993%2C PLN Jawa Timur found that it is necessary to apply power capacitors in the primary distribution feeders because the power factor and voltage along the main distribution line remain low. It is expected that with the application of power capacitors to fix power factor and voltage%2C then energy losses along the primary distribution feeders could be reduced .This paper will analyze and study about the implementation and usage of 20 KV power capacitors on the primary distribution feeders%2C and also optimize the correct placement of power capacitors on 20 KV primary distribution feeder belongs to PLN Jawa Timur. From the optimization process to correctly place the power capacitors on case study Jatirogo feeders it was found that the most efficient and effective place to attach the power capacitors is on T - 672 using 900 kVAR power capacitors which attain cos f %3D 0%2C9979 and voltage rise up to 4%2C141 %25. Abstract in Bahasa Indonesia : Sejak tahun 1993%2C PLN Jawa Timur merasa perlu untuk memasang kapasitor di jaringan distribusi tegangan menengah karena rendahnya faktor daya dan tegangan di sepanjang jaringan. Diharapkan dengan dipasangnya kapasitor daya untuk memperbaiki faktor daya dan tegangan%2C maka rugi-rugi sepanjang jaringan tegangan menengah akan berkurang. Dalam makalah ini akan disampaikan tentang penggunaan kapasitor daya 20 kV pada jaringan distribusi tegangan menengah dan optimasi penentuan lokasi kapasitor pada jaringan distribusi 20 kV PLN Jawa Timur. Dari hasil optimasi penentuan lokasi kapasitor pada studi kasus penyulang Jatirogo diperoleh hasil pemasangan yang paling baik adalah pada tiang 672 dengan menggunakan kapasitor 900 kVar dimana diperoleh cosj %3D 0.9979 dan kenaikan tegangan sebesar 4%2C141 %25 20+KV+Power+Capacitors%2C+Optimization%2C+Primary+Distribution+Feeders
ANALISIS FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP MINI PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TASIK AGUNG KABUPATEN REMBANG Nugraha, Adi; Wibowo, Bambang Argo; Asriyanto, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 4: Oktober, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.073 KB)

Abstract

Kabupaten Rembang merupakan  kabupaten yang terletak di Utara Provinsi Jawa Tengah yang memiliki jumlah produksi perikanan tangkap terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini mengambil usaha penangkapan mini purse seine, penelitian  dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2014 di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tasik Agung Rembang. Metode penelitian adalah deskriptif, dan cara pengambilan sampel yang digunakan adalah metode snowball sampling. Karena jumlah  nelayan beserta besarnya kapal yang digunakan yang telah tercatat di PPP Tasik Agung kuran sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, dengan jumlah  responden sebanyak  60 yang dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas ukuran 11-20 GT dan 21-30 GT masing-masing 30. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisi finansial dan kelayakan usaha yaitu NPV, IRR, B/C ratio, dan Payback Periode (PP). Hasil analisi finansial yang dikaji untuk usaha perikanan tangkap mini purse seine di PPP Tasik Agung Kabupaten rembang pada kelas kapal 11-20 GT dan 21-30 GT secara berurutan adalah sebagai berikut, NPV dengan nilai Rp. 1.241.769.514,- dan Rp. 1.365.636.044,-, IRR dengan nilai 33% dan 28%, PP adalah 3,46 tahun dan 2,13 tahun, dan B/C ratio adalah 1,24 dan 1,28. Dari penelitian ini kesimpulan yang diperoleh adalah  usaha perikanan tangkap mini purse seine­ di PPP Tasik Agung Rembang dikatakan layak dan menguntungkan. Rembang regency is one of regencies located in the North Coast Area of Central Java Province which produces the largest fishing catch in Central Java Province. The object of this researh is mini purse seine. The research was conducted on January until march 2014 in Tasik Agung Fishing Port in Rembang Regency. The method used in this research is description method, use snowball sampling to finding sample. Because the number of fisherman and the magnitude of the ship which is used that has been recorded in the Tasik Agung Fishing Port according to the actual circumstances, with the number of respondents as many as 60 are divided into two classes, namely class size 11-20 and 21-30 GT GT 30 respectively. The data were analyzed using NPV, IRR, B/C ratio, and Payback Periode (PP). The results of the financial analysis that examined the fishing business with mini purse seine in Tasik Agung Fishing Port on class 11-20 GT and 21-30 GT sequentially is, the NPV value of Rp. 1.241.769.514,-and Rp. 1.365.636.044,-, IRR value of 33% and 28%, PP is 3.46 years old and 2.13 of the year, and the B/C ratio was 1.24 and 1.28. from this research, it can be concluded that the  fishing businness with mini purse seine in Tasik Agung Fishing Port Rembang is feasible and can be continued. 
The Influence of the Mappasikarawa Tradition on the Level of Compliance with Customs and Islamic Law in Bugis-Makassar Marriages Nugraha, Adi; Putri, Kartika
Indonesian Journal of Islamic Law Vol. 5 No. 2 (2022): Indonesian Journal of Islamic Law
Publisher : Postgraduate Programme of UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/ijil.v5i2.2013

Abstract

This research examines the influence of the Mappasikarawa tradition in Bugis-Makassar marriages on the level of compliance with Islamic customs and law. Qualitative methods with a phenomenological approach are used to understand in depth the implementation of this tradition. Data was collected through in-depth interviews, direct observation and document analysis. The research results show that the Mappasikarawa tradition has a significant influence on compliance with Islamic customs and laws in marriage. Factors such as economics, education, and social changes influence the implementation of this tradition. However, the involvement of traditional leaders and ulama helps maintain traditional values and Islamic law in implementing the Mappasikarawa tradition.
Maintenance Techniques for 3 Phase Induction Motors with a Voltage of 380 V on Air Fan Seals at PT Indonesia Power Suralaya Nugraha, Adi; Pratiwi, Dini Austia
Fidelity : Jurnal Teknik Elektro Vol 6 No 2 (2024): Edition for May 2024
Publisher : Universitas Nusa Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52005/fidelity.v6i2.232

Abstract

PT PLN Indonesia Power Suralaya is a company engaged in power generation with a total capacity of 3400 MW, using coal as fuel. An air fan seal motor is a motor located in the burning of coal in a grinding tool commonly called a pulverizer. The air fan seal is an important motor that functions to protect the mill part from contamination of crushed coal powder. The air fan seal also helps keep the coal from entering the coal grinder inside the Pulverizer/Mill. The purpose of this study is to find out the techniques of PT Indonesia Power Suralaya in maintaining the performance of air fan seals so that coal-fired power plants can operate optimally. This research was carried out directly based on work experience in the work area of PT. Indonesia Power Suralaya PGU units 5-7. The results of this research consist of a combination of various actions used for the purpose of maintaining the company's assets. Maintenance can repair disruptions that occur until the asset is running according to its performance
Design of Lightning Strike Hazard Zone Detection System for Direct Lightning Strike Prevention in Open Area Nugraha, Adi; Al Bantani, Rahmat Ato'ullah Gumilang; Grahito; Yudono, Muchtar Ali Setyo; Suryana, Anang
Fidelity : Jurnal Teknik Elektro Vol 6 No 3 (2024): Edition for September 2024
Publisher : Universitas Nusa Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52005/fidelity.v6i3.247

Abstract

Lightning is a dangerous natural phenomenon due to its high-voltage electrical energy, which can cause significant damage. The primary hazard of lightning is direct strikes, potentially leading to severe burns, organ failure, and even death. Additionally, lightning can trigger fires, disrupt power grids, and cause explosions. To mitigate these risks, this research focuses on designing a lightning detection system using the "rolling sphere" method. The lightning strike zone is modeled using CorelDRAW software, aiding users in visualizing areas prone to lightning strikes. The device is assembled with electronic components designed to detect lightning based on the method, considering parameters such as peak current, current steepness, charge, and impulse force. Once assembled, the system undergoes testing in an open area at the Faculty of Engineering, Sultan Ageng Tirtayasa University, to verify its functionality and accuracy. Testing is conducted at night to minimize weather-related disturbances, such as Cumulonimbus clouds. The results confirm that the device operates as expected, successfully identifying areas at risk of lightning strikes. This system is anticipated to enhance safety and infrastructure protection in lightning-prone regions.
DINAMIKA USAHATANI KENTANG: KONTRIBUSI TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN RUMAH TANGGA PETANI KENTANG Nugraha, Adi; Suryadi, Edy; Dwiratna, Sophia; Insani, Fitrah Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol 12, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v12i1.17606

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mengkaji kontribusi usahatani kentang terhadap pemenuhan kebutuhan rumah tangga petani di Kabupaten Garut, dengan fokus pada dua kecamatan utama, Cisurupan dan Cikajang. Data diperoleh dari 218 responden melalui metode survei menggunakan kuesioner, yang dianalisis melalui pendekatan kelayakan finansial. Hasil menunjukkan bahwa usahatani kentang di lahan rata-rata 0,54 hektar menghasilkan keuntungan sebesar Rp25.906.826 per musim tanam, yang hanya mampu memenuhi 80,1% kebutuhan rumah tangga petani. Faktor-faktor seperti luas lahan, tingkat pendidikan, dan diversifikasi pekerjaan sampingan berpengaruh signifikan terhadap keberlanjutan usaha. Petani dengan lahan sempit cenderung mengalami kendala efisiensi, sementara diversifikasi pekerjaan menjadi strategi adaptasi ekonomi. Studi ini menyoroti perlunya intervensi kebijakan untuk meningkatkan skala ekonomi, adopsi teknologi modern, dan diversifikasi pendapatan guna mendukung kesejahteraan petani kentang secara berkelanjutan. Kata Kunci: pertanian kentang, diversifikasi pendapatan, efisiensi usaha, kesejahteraan petani.ABSTRACTThis study examines the contribution of potato farming to fulfilling the household needs of farmers in Garut Regency, focusing on two key sub-districts, Cisurupan and Cikajang. Data were collected from 218 respondents through surveys using questionnaires and analyzed using a financial feasibility approach. The results indicate that potato farming on an average land area of 0.54 hectares generates a profit of IDR 25,906,826 per planting season, which only covers 80.1% of the farmers' household needs. Factors such as land size, education level, and diversification of side jobs significantly influence the sustainability of farming activities. Farmers with smaller landholdings tend to face efficiency challenges, while income diversification serves as an economic adaptation strategy. This study highlights the need for policy interventions to enhance economies of scale, adoption of modern technology, and income diversification to support the sustainable welfare of potato farmers. Keywords: potato farming, income diversification, farm efficiency, farmers’ welfare.
EVALUASI KINERJA USAHATANI NANAS DAN PERANNYA DALAM MENDUKUNG KEBUTUHAN RUMAH TANGGA PETANI DI KABUPATEN SUBANG Nugraha, Adi; Suryadi, Edy; Dwiratna, Sophia; Insani, Fitrah Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol 12, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v12i1.17607

Abstract

ABSTRAKKabupaten Subang merupakan salah satu sentra produksi nanas di Indonesia, dengan komoditas ini menjadi sumber pendapatan utama bagi petani lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja usahatani nanas dan kontribusinya terhadap pemenuhan kebutuhan rumah tangga petani, khususnya dalam kaitannya dengan skala penguasaan lahan. Studi dilakukan melalui survei terhadap 127 responden yang dipilih secara acak proporsional dari tiga kecamatan utama penghasil nanas di Subang. Analisis mencakup perhitungan biaya produksi, pendapatan, dan profitabilitas, dengan indikator utama berupa rasio penerimaan terhadap biaya (R/C) dan rasio keuntungan terhadap biaya (B/C). Hasil menunjukkan bahwa skala penguasaan lahan memiliki pengaruh signifikan terhadap efisiensi dan profitabilitas usahatani. Petani dengan lahan lebih luas (>1 hektar) memiliki nilai R/C sebesar 2,31 dan B/C sebesar 1,31, yang menunjukkan efisiensi dan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan petani dengan lahan sempit (<0,5 hektar) yang hanya mencapai B/C sebesar 0,78. Kontribusi usahatani terhadap pemenuhan kebutuhan rumah tangga juga bervariasi, dengan petani lahan sempit hanya mampu memenuhi 42% kebutuhan, sementara petani lahan luas mencapai 111%. Penelitian ini merekomendasikan intervensi kebijakan berupa akses permodalan, pelatihan teknologi, dan konsolidasi lahan untuk mendukung keberlanjutan usahatani nanas di Subang. Kata Kunci: Usahatani nanas, skala penguasaan lahan, kinerja usahatani, Subang, keberlanjutan agribisnis.ABSTRACT Subang Regency is one of the leading pineapple production centers in Indonesia, with the commodity serving as the primary source of income for local farmers. This study aims to evaluate the performance of pineapple farming and its contribution to fulfilling farmers' household needs, particularly in relation to landholding scale. The research was conducted through a survey of 127 respondents selected using proportional random sampling from three main pineapple-producing districts in Subang. The analysis included calculations of production costs, revenues, and profitability, with key indicators such as the revenue-cost ratio (R/C) and benefit-cost ratio (B/C). The results show that landholding scale significantly influences farming efficiency and profitability. Farmers with larger landholdings (>1 hectare) achieved an R/C ratio of 2.31 and a B/C ratio of 1.31, indicating higher efficiency and profitability compared to farmers with smaller landholdings (<0.5 hectares), who only attained a B/C ratio of 0.78. The contribution of pineapple farming to household needs also varied, with smallholders meeting only 42% of their needs, while larger landholders reached 111%. This study recommends policy interventions such as access to financing, technology training, and land consolidation to support the sustainability of pineapple farming in Subang. Keywords: Pineapple farming, landholding scale, farming performance, Subang, agribusiness sustainability.
ANALISIS WILAYAH UNGGULAN PERKEBUNAN: KOMODITAS TEBU (Saccharum officinarum Linn) Heryanto, Mahra Arari; Pardian, Pandi; Nugraha, Adi
Agricore Vol 9, No 2 (2024): Volume 9 Nomor 2
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v9i2.61406

Abstract

AbstrakTebu (Saccharum officinarum Linn) adalah bahan baku industri gula yang merupakan salah satu komoditas bahan pokok konsumsi masyarakat Indonesia yang terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan bertambahnya penduduk baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri. Secara geografis tanaman tebu terkonsentrasi di sedikit wilayah saja, yaitu di pulau Jawa, sebagian kecil Sumatera dan Sulawesi. Tulisan ini bertujuan memetakan provinsi-provinsi di Indonesia yang menjadi wilayah unggulan komoditas tebu. Pendekatan yang digunakan kombinasi tipologi antara LQ (Location Quotient) dan DLQ (Dynamic Location Quotient). Wilayah unggulan untuk komoditas tebu harus memenuhi kriteria sebagai basis produksi pada periode tertentu dan berpotensi terus menjadi basis untuk masa yang akan datang dilihat dari kecenderungan (tren) basis produksinya. Wilayah-wilayah unggulan tebu yaitu provinsi Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Ironinya, 2 dari 3 wilayah tersebut bukan daerah produsen utama tebu di Indonesia dengan kontribusi total keduanya yang sangat kecil (hanya 2,5 persen saja) terhadap produksi tebu nasional. Sebagian besar provinsi penghasil tebu (82 persen), walau merupakan basis (dilihat dari LQ) atau sentra produksi utama, tetapi dari sisi kecenderungan (analisis DLQ) atau tren menunjukan penurunan dalam 10 tahun terakhir. Diperlukan strategi khusus untuk meningkatkan laju pertumbuhan produksi tebu di wilayah sentra agar dapat terus berkembang untuk tahun-tahun berikutnya.Kata kunci: Sentra produksi, analisis tren, industri gula.AbstractSugarcane (Saccharum officinarum Linn) serves as a primary raw material for the sugar industry, which is one of the staple commodities for Indonesian consumption. The demand for sugar continues to rise due to population growth, both for household and industrial purposes. Geographically, sugarcane cultivation is concentrated in limited areas, primarily on the island of Java, with smaller distributions in Sumatra and Sulawesi. This study aims to identify and map the leading sugarcane-producing provinces in Indonesia. The analysis employs a typological approach that integrates the Location Quotient (LQ) and Dynamic Location Quotient (DLQ) methods. A province is considered a leading sugarcane-producing region if it has historically functioned as a production base and demonstrates the potential to remain a production center in the future, based on production trend analysis. The findings indicate that Central Java, the Special Region of Yogyakarta, and South Sulawesi emerge as leading sugarcane-producing areas. However, paradoxically, two of these three regions contribute minimally to national sugarcane production, accounting for only 2.5% of total output. Moreover, 82% of the major sugarcane-producing provinces, despite serving as current production bases (based on LQ analysis), exhibit a declining production trend over the past decade (as indicated by DLQ analysis). These findings highlight the urgent need for strategic interventions to enhance sugarcane production growth in core production regions to ensure their sustainability in the future.Keywords: production base, trend analysis, sugar industry.