Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Dinamika Lembaga Penyuluhan Dan Adaptasi Penyuluh Dalam Memberikan Pelayanan Inovasi Teknologi Kepada Petani Reno Seprama; Helmi; Hery Bachrizal Tanjung
Jurnal Niara Vol. 16 No. 2 (2023): September
Publisher : FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/niara.v16i2.16232

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan kelembagaan layanan penyuluhan pertanian lokal, menganalisis kegiatan penyuluh pertanian melakukan dalam adaptasi pelayanan penyuluhan pertanian pada kondisi kelembagaan pelayanan penyuluhan pertanian lokal yang berubah, dan mengidentifikasi faktor/komponen penting kerangka kerja pelayanan penyuluhan pertanian berkelanjutan kepada petani. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena sosial di masyarakat melalui data-data yang dikumpulkan kemudian dianalisa secara mendalam untuk menemukan jawaban. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pada kelembagaan pelayanan penyuluhan pertanian di tingkat desa yang langsung dirasakan oleh petani telah terjadi perubahan yang dari awalnya penyuluhan pertanian hanya dilakukan oleh penyuluh pertanian yang berada pada lembaga seperti BPP atau perusahaan swasta dengan program penyuluhan yang cendrung tidak sesuai dengan kebutuhan dan minat petani. Sekarang petani mencari kebutuhan layanan penyuluhan pertanian secara mandiri tidak terbatas hanya pada penyuluh pertanian yang telah ada, petani juga mendatangi petani yang berhasil dalam mengembangkan komoditas sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Beberapa petani juga menjadi inisiator lokal untuk melakukan layanan penyuluhan berupa berbagi informasi yang berkaitan dengan usaha tani, baik tentang dana usaha, sarana produksi, cara budidaya terbaru yang terjangkau, penanganan pasca panen serta pemasaran yang berkaitan dengan komoditas yang sedang diusahakan maupun komoditas yang akan diusahakan. Adaptasi layanan penyuluhan pertanian di tingkat desa yang berhubungan langsung dengan petani dilakukan dengan mengutamakan kebutuhan petani. Petani yang memutuskan jenis usahatani yang akan dilakukan lalu layanan penyuluhan pertanian mengikuti sesuai dengan keputusan petani tersebut. Kerangka kerja penyuluhan pertanian yang diperoleh dari penelitian ini berupa penyuluhan pertanian yang mengutamakan keuntungan bagi petani dengan penyesuaian pada sumberdaya yang tersedia dan pengelolaan inovasi yang dilakukan secara menyeluruh untuk satu jenis usahatani
Problems Of Adopting Artificial Insemination (AI) In Cattle (Case Study In Kamang Baru District, Sijunjung Regency) Ricky Aprinaldi; Hery Bachrizal Tanjung; Fuad Madarisa
Jurnal Niara Vol. 16 No. 3 (2024): Januari
Publisher : FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/niara.v16i3.18480

Abstract

Artificial Insemination has proven to be the right technology to improve genetic quality. AI technology is also predicted to be a breakthrough technology that can improve livestock quality. It's just that this technology is not adopted optimally. It is alleged that there are problems (problematics) that occur at the grassroots farmer level. However, the problem has not been scientifically proven. This is the background to the birth of this research. This research aims to mdescribe and analyze the problems of adopting AI for cattle in Kamang Baru District, Sijunjung Regency and Describe and analyze factors related to the problems of adopting AI for cattle in Kamang Baru District, Sijunjung Regency. This research method is qualitative with a case study approach. The results of this research found that problems with the adoption of artificial insemination biotechnology in Sijunjung Regency exist at each stage of adoption. The problem at the knowledge stage is that disinformation arises and causes knowledge about IB to not spread properly. The problem with the persuasion stage is the emergence of calls to abandon artificial insemination biotechnology using disinformation. The problem with the decision-making stage states that there are breeders who do not make decisions independently, resulting in inaccurate assumptions when they fail. And, the implementation of AI which has to be used is problematic for semi-intensive farmers, they have difficulty getting calves of the best quality which of course results in a decrease in selling prices, so that they find it increasingly difficult to build pens which are considered expensive
Kompetensi Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Urban Farming di Tiga Kota Provinsi Sumatera Barat Pitra Neli; Hery Bachrizal Tanjung; Devi Analia
Jurnal Niara Vol. 18 No. 2 (2025): September
Publisher : FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/47qcsr23

Abstract

Penelitian ini mengkaji dan menganalisis kompetensi penyuluh dalam pengembangan urban farming di tiga Kota Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan bulan April s.d Juni 2024 pada tiga kota di Sumatera Barat, yaitu : Kota Padang, Kota Padang Panjang, dan Kota Bukittinggi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kompetensi Penyuluh Pertanian dalam pelaksanaan urban farming di tiga kota Provinsi Sumatera Barat dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi Penyuluh Pertanian dalam pengembangan urban farming di tiga kota Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengambilan sampel secara sensus terhadap 36 Penyuluh Pertanian di tiga kota Provinsi Sumatera Barat yang mendampingi urban farming sejak tahun 2016. Adapun alat analisis tujuan pertama yaitu menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan alat ukur yaitu skala likert. Selanjutnya, untuk tujuan kedua yaitu menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian pada tujuan pertama menunjukkan bahwa tingkat kompetensi Penyuluh Pertanian berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 38,9% yang meliputi dimensi penguasaan inovasi dengan kategori sedang sebesar 38,9%, pemahaman potensi wilayah dengan kategori sedang sebesar 55,6%, pemahaman potensi agribisnis di perkotaan dengan kategori sedang sebesar 36%, dan pemahaman kebutuhan petani dengan kategori sedang sebesar 33,3%. Hasil penelitian pada tujuan kedua menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan berdasarkan taraf kepercayaan 5% terhadap kompetensi penyuluh dalam pengembangan urban farming yang nilai Sig. dibawah 5% yaitu : pendidikan formal (0,020), sikap (0,013), dan keterampilan (0,022). Kata Kunci : Kompetensi, Penyuluh Pertanian, Urban Farming
Analisis Fungsi Kelompok Wanita Tani Pengolahan Hasil Pertanian di Kabupaten Pasaman Anna Ummi Khaira; Hery Bachrizal Tanjung; Fuad Madarisa
Jurnal Niara Vol. 18 No. 2 (2025): September
Publisher : FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/53kw5v77

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang analisa fungsi kelompok wanita tani di Kabupaten Pasaman. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2024 pada kelompok wanita tani pengolahan hasil pertanian. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis pelaksanaan fungsi KWT pengolahan hasil pertanian di Kabupaten Pasaman, dan (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi KWT pengolahan hasil pertanian di Kabupaten Pasaman. Penelitian ini menggunakan survey dengan pendekatan kuantitatif dalam pengumpulan data dari populasi semua anggota kelompok KWT pada 10 (sepuluh) KWT pengolahan hasil pertanian di kabupaten Pasaman. Adapun alat yang digunakan untuk tujuan pertama penelitian ini diperoleh dari hasil perhitungan skor total nilai yang dijawab responden dibagi dengan total nilai maksimal kuisioner dikali 100% dengan rincian sebagai berikut : (1) sangat rendah (1-25), rendah (26-50), sedang (51-75), dan tinggi (76-100). Sedangkan analisis untuk tujuan penelitian kedua adalah Partial Least Squarw (PLS). Hasil Penelitian pada tujuan pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan fungsi KWT pengolahan hasil pertanian di Kabupaten Pasaman dinilai berada pada kriteria tinggi 69,8% untuk wahana belajar, wahana kerjasama dengan kriteria tinggi 61,4%, unit produksi dengan kriteria sedang, 45,8% dan unit usaha 52,1% dengan kriteria tinggi. Hasil penelitian pada tujuan kedua menunjukkan bahwa faktor – faktor yang berpengaruh terhadap fungsi KWT pengolahan hasil pertanian di Kabupaten Pasaman meliputi : karakteristik responden/KWT (pengalaman berusahatani), peran penyuluh  (inisiator), dukungan pasar (permintaan produk), dan dinamika kelompok (struktur kelompok).
PERAN BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) DALAM PENYULUHAN KOMODITI PANGAN (STUDI KASUS DI KABUPATEN TANAH DATAR) Wahyuni, Sri; Helmi, Helmi; Tanjung, Hery Bachrizal; Oktavia, Yenny
Jurnal AGRISEP JURNAL AGRISEP VOL 18 NO 02 2019 (SEPTEMBER)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.425 KB) | DOI: 10.31186/jagrisep.18.2.235-248

Abstract

The process of achieving food security in Indonesia is inseparable from the role of extension as the educative technical personnel and empowerment of farmers. The extention is incorporated and authorized into the agricultural scope organization unit to carry out extension activities, one of which is the AEC. The research aims to look at the role of the AEC in extention food commodities. This type of research was descriptive which was designed qualitatively using the focus group discussion (FGD) method which aimed to explored specific problems related to the role of the AEC in Tanah Datar District. The results showed that the AEC in Tanah Datar District had carried out its role in conducting food commodity counseling well, but it was still not optimal due to limited facilities and infrastructure, accommodation and financing, and lack of resources and extension staff. In addition, the role of extensions has only reached the aspect of providing inputs, cultivation and harvesting. Extensions had not fully helped independent farmers in marketing matters. Therefore, it is important to increase the role of extension agents so that they can carry out their functions properly in conducting food commodity counseling.
Optimalisasi Peran Petani Millenial Dalam Usahatani Sayuran sebagai Pendukung Rumah Pangan Lestari di Desa Kelising Kabupaten Bulungan Zulhafandi; Aulia, Wella; Agang, MW; Santoso, Dwi; Mubarak, Ahmad; Hendris, Hendris; Arbain, Muhammad; Banyuriatiga, Banyuriatiga; Khaerunnisa, Khaerunnisa; sari, Nove Kurnianti; Tanjung, Hery Bachrizal
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v5i1.336

Abstract

Millennial farmers are a young generation who have great potential in bringing positive changes in the agricultural sector. To maintain food security and the environment, it takes an active role of farmers, especially millennial farmers, in developing vegetable farming as a supporter of sustainable food houses. With the number of productive age population, it allows them to be actively involved in maintaining family food security by utilizing yard land to be planted with vegetables and various medicinal plants. Service activities were carried out in Kelising Village, Sekatak District, Bulungan Regency, North Kalimantan. The mechanism of activities is divided into several stages, namely survey, socialization, training and evaluation of activities. Training activities are the main activities in this service by providing training through skills in cultivating land/planting media, vegetable cultivation, vegetable care and marketing. This service activity was followed by quite high enthusiasm from the people of Kelising Village because previously they did not want to be involved in agriculture due to wrong perceptions about agriculture. With the assistance, training and motivation provided, it is hoped that the interest of the community, especially the young ones, to become millennial farmers will increase and it is hoped that Kelising Village can become a leader in the use of yard land through its millennial farmers.
Pola Perencanaan Penyuluhan Peternakan Berbasis Jaringan Untuk Mendukung Kemandirian Pangan Nagari di Sumatera Barat Basyar, Basril; Madarisa, Fuad; Tanjung, Hery Bachrizal
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 2 (2023): Vol 17 No. 02 OKTOBER 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i2.4821

Abstract

ABSTRAK: Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membuat kebijakan dalam bentuk program Nagari/Desa Mandiri Pangan untuk mewujudkan kemandirian pangan. Melalui program tersebut, nagari penerima manfaat program mendapatkan bantuan sesuai dengan kebutuhan nagari.  Hasil evaluasi, Program Nagari Mandiri Pangan belum mampu mencapai tujuannya secara maksimal.Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah teridentifikasinya Pola Perencanaan Penyuluhan Peterenakan Berbasis Jariangan Peternak untuk Mendukung Kemadirian Pangan Hewani Nagari di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode mixed methods research melalui model Exploratory Sequantial Design.  Jenis penelitian ini yaitu studi kasus. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 orang dan ditambah dengan 10 orang informan. Data penelitian dikupulkan dengan menggunakan teknik wawancara, kuesioner, observasi dan dokumentasi. Lokasi penelitian ini adala di 3 nagari dan 1 kelurahan yang tersebar di 4 kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif melalui alat analisis sintesis. Hasil dari penelitian ini menemukan pola perencanaan penyuluhan peternakan yang disusun oleh penyuluh yaitu menggunakan pendekatan partisipatif. Pendekatan partisipatif ini dapat terlaksana dikarenakan adanya kekuatan jaringan antar pelaku disektor peternakan. Sehingga partisipasi mereka dapat menjadi kekuatan dalam menyusun perencanaan penyuluha peternakan dalam rangka membantu pencapaian ketahanan pangan nagari.Kata Kunci: penyuluh, perencanaan partisipatif, partisipasi, pembangunan.  
Analysis of the Development of Food Crops in Supporting Sustainable Agriculture in West Pasaman Regency Sukarli, Sukarli; Syahni, Rahmat; Elfindri, Elfindri; Tanjung, Hery Bachrizal
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 5 No. 10 (2025): Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v5i10.52242

Abstract

The food crop subsector plays a crucial role in regional development by contributing to food security, farmer welfare, and rural economic stability. West Pasaman Regency, one of the main food production centers in West Sumatra, has significant potential but faces challenges such as productivity fluctuations, land conversion, and socio-economic issues among farmer households. This research, titled Analysis of the Development of Food Crops in Supporting Sustainable Agriculture in West Pasaman Regency, aims to identify the economic, social, and environmental conditions of the subsector and formulate holistic recommendations for supporting sustainable agriculture. The study employs secondary data analyzed descriptively, quantitatively, and qualitatively, using trend analysis and Shift Share to evaluate competitiveness. Results indicate that the food crop subsector in West Pasaman is projected to grow by 1.67% in 2024, higher than the provincial rate of 0.57%. The positive Competitive Effect suggests a local competitive advantage. However, unstable rice GDP and productivity, an increasing poor population, and ongoing land conversion remain threats to sustainability. Based on the analysis, strategic recommendations focus on three pillars: (1) economic—boosting productivity through eco-friendly technology, diversification, and downstream processing; (2) social—strengthening farmer institutions, regenerating agricultural labor, and ensuring food-based social protection; and (3) environmental—protecting productive land, conserving resources, and promoting sustainable cultivation practices. Overall, the development of the food crop subsector must adopt a holistic approach to enhance regional competitiveness and achieve sustainable development goals.
Analisis Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Oleh Empat Lembaga Di Desa Sipora Jaya Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai Priyono, Eko; Tanjung, Hery Bachrizal; Wahyuni, Sri
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2024): Juli
Publisher : UPPM Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppp.v21i1.1152

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimanakah perencanaan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian dan evaluasi penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh empat lembaga di Desa Sipora Jaya Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Penelitian ini meggunakan  metode kualitatif  dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena - fenomena sosial di masyarakat petani melalui data - data yang dikumpulkan dan dianalisa secara mendalam. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, 1.) Empat lembaga belum menyusun perencanaan penyuluhan pertanian secara lengkap dan  tertulis sesuai dengan pedoman, perencanaan penyuluhan hanya dibuat pada saat akan memberikan materi penyuluhan kepada penerima manfaat sehingga kegiatan penyuluhan tidak memiliki pedoman yang tetap terkecuali lembaga LSM Field yang sudah mempunyai jadwal penyuluhan yang rutin dengan materi yang sudah disepakati sebelumnya. 2.) Pelaksanaan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh lembaga LSM Field bersifat learning by doing atau belajar sambil berbuat, sementara petani maju lebih memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh penerima manfaatnya, sementara lembaga panti KAUM lebih ke praktek langsung dilahan dan memberikan contoh kepada penerima manfaatnya dan penyuluh pemerintah lebih cenderung ke penyampaian informasi - informasi yang berkaitan dengan inovasi tertentu dari program pemerintah. 3.) Evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh empat lembaga hanya dilakukan pada evaluasi materi penyuluhan pertanian, evaluasi belum dilakukan pada program, media dan metode penyuluhan pertanian.
Local Champions Berkarakter Kewirausahaan Sosial dan Strategi Penyuluhan untuk Pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaaan Swadaya Defitriani, Defitriani; Madarisa, Fuad; Silfia, Silfia; Tanjung, Hery Bachrizal
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i2.57760

Abstract

This study aims to describe the characteristics of local champions based on social entrepreneurship as well as effective extension strategies in the development of Independent Agriculture and Rural Training Centers (P4S). Local champions are defined as individuals or groups who play an important role in leading and driving positive change in communities, especially in agricultural and rural contexts. This research uses qualitative and quantitative methods with a case study approach, which was carried out at P4S Permata Ibu as a pilot and P4S Agrotourism Arizafarm as a target. The results of the study show that local champions with the spirit of social entrepreneurship have a crucial role in growing and developing P4S. Characteristics such as strong leadership, social commitment, ability to innovate, networking skills, and managerial skills are key to their success. With the right support from stakeholders, they can be significant agents of change in improving the well-being of farmers and rural communities. The spirit of social entrepreneurship owned by local champions includes values such as honesty, active community involvement, fair profits, and concern for the environment. In addition, effective extension strategies include a participatory approach, the application of information technology, and close collaboration with various parties, including governments, universities, the private sector, and non-governmental organizations. The conclusion of this study is that the sustainable development of P4S requires support from local champions with the spirit of social entrepreneurship and the implementation of effective counseling strategies.