Claim Missing Document
Check
Articles

Pelatihan Pengolahan Limbah Kulit Buah Pala menjadi Produk Minuman Fungsional di Desa Cisalak Kabupaten Cilacap Kavadya Syska; Ropiudin Ropiudin; Asep Budiman; Feriani Budiyah; Asti Dewi Nurhayati; Anri Kurniawan; Hanis Adila Lestari; Anjar Safitri; Riztina Dwi Setyasih
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 4 (2023): July
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8175888

Abstract

Fokus kegiatan ini yaitu memberikan pelatihan kepada masyarakat Desa Cisalak, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah dalam mengolah limbah kulit buah pala menjadi produk minuman fungsional yang bernilai ekonomi. Limbah kulit buah pala seringkali diabaikan dan menjadi sumber pencemaran lingkungan, sementara potensi ekonominya belum dimanfaatkan secara maksimal. Dalam pelatihan ini, disampaikan teknik pengolahan limbah kulit buah pala menjadi produk minuman fungsional yang berkualitas dan menyehatkan. Metode yang digunakan dalam Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini adalah pelatihan langsung kepada masyarakat Desa Cisalak. Materi pelatihan disajikan secara terstruktur dan praktis, meliputi pemilihan bahan baku yang baik, teknik pengolahan yang tepat, peningkatan sanitasi dalam proses produksi, dan teknik pengemasan (Syska & Ropiudin, 2022). Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan pengolahan limbah kulit buah pala menjadi produk minuman fungsional di Desa Cisalak menunjukkan bahwa masyarakat Desa Cisalak mampu mengolah limbah kulit buah pala menjadi produk minuman fungsional yang berkualitas tinggi dan menyehatkan dengan nilai ekonomi yang signifikan. Kegiatan ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat dalam pengembangan keterampilan pengolahan limbah, peningkatan pendapatan ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Diharapkan hasil kegiatan ini dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak terkait dalam upaya pengembangan produk olahan limbah buah pala secara berkelanjutan. Berdasarkan hasil analisis evaluasi menggunakan model CIPP (Context,  Input,  Process, and Product) pencapaian pelaksanaan kegiatan dengan persentase  83,2%  termasuk  dalam  kategori sangat  baik dengan tingkat kepuasan sebesar 88,5% dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan dari 44,5% menjadi 87,5%.
Sosialisasi Pemanfaatan Energi Terbarukan pada Pengolahan Minuman Fungsional Kulit Buah Pala untuk Pengembangan Wilayah Perdesaan Ropiudin Ropiudin; Kavadya Syska; Asep Budiman; Krissandi Wijaya; Purwoko Hari Kuncoro; Arief Sudarmaji; Susanto Budi Sulistyo; Feriani Budiyah; Anri Kurniawan; Asti Dewi Nurhayati
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 4 (2023): July
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8175988

Abstract

Fokus kegiatan ini yaitu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Desa Cisalak, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah tentang tentang pemanfaatan energi terbarukan dalam pengolahan produk minuman fungsional berbasis kulit buah pala. Desa Cisalak, sebagai wilayah perdesaan yang terisolasi, menghadapi tantangan akses terhadap sumber energi konvensional, sementara peluang akan permintaan produk minuman fungsional yang sehat terus meningkat. Oleh karena itu, pemanfaatan energi terbarukan dapat menjadi solusi yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini yaitu sosialisasi. Tim bekerja sama dengan masyarakat desa dan pemerintah desa untuk memperkenalkan dan menjelaskan konsep energi terbarukan, terutama dalam pengolahan minuman fungsional kulit buah pala. Dalam sosialisasi ini, ditekankan pentingnya pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada energi konvensional dan manfaatnya terhadap lingkungan serta ekonomi lokal. Diharapkan melalui kegiatan sosialisasi, masyarakat di Desa Cisalak akan memahami pentingnya pemanfaatan energi terbarukan dalam pengolahan produk minuman fungsional. Masyarakat akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memanfaatkan energi terbarukan dalam pengolahan minuman kulit buah pala secara berkelanjutan. Selain itu, kegiatan ini juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Cisalak. Berdasarkan hasil analisis evaluasi menggunakan model CIPP (Context,  Input,  Process, and Product) pencapaian pelaksanaan kegiatan dengan persentase  81,5%  termasuk  dalam  kategori sangat  baik dengan tingkat kepuasan sebesar 84,7% dan peningkatan pengetahuan dari 48,0% menjadi 81,0%.
Sosialisasi Pemanfaatan Energi Terbarukan pada Pengolahan Minuman Fungsional Kulit Buah Pala untuk Pengembangan Wilayah Perdesaan Ropiudin Ropiudin; Kavadya Syska; Asep Budiman; Krissandi Wijaya; Purwoko Hari Kuncoro; Arief Sudarmaji; Susanto Budi Sulistyo; Feriani Budiyah; Anri Kurniawan; Asti Dewi Nurhayati
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 4 (2023): July
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8175988

Abstract

Fokus kegiatan ini yaitu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Desa Cisalak, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah tentang tentang pemanfaatan energi terbarukan dalam pengolahan produk minuman fungsional berbasis kulit buah pala. Desa Cisalak, sebagai wilayah perdesaan yang terisolasi, menghadapi tantangan akses terhadap sumber energi konvensional, sementara peluang akan permintaan produk minuman fungsional yang sehat terus meningkat. Oleh karena itu, pemanfaatan energi terbarukan dapat menjadi solusi yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini yaitu sosialisasi. Tim bekerja sama dengan masyarakat desa dan pemerintah desa untuk memperkenalkan dan menjelaskan konsep energi terbarukan, terutama dalam pengolahan minuman fungsional kulit buah pala. Dalam sosialisasi ini, ditekankan pentingnya pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada energi konvensional dan manfaatnya terhadap lingkungan serta ekonomi lokal. Diharapkan melalui kegiatan sosialisasi, masyarakat di Desa Cisalak akan memahami pentingnya pemanfaatan energi terbarukan dalam pengolahan produk minuman fungsional. Masyarakat akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memanfaatkan energi terbarukan dalam pengolahan minuman kulit buah pala secara berkelanjutan. Selain itu, kegiatan ini juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Cisalak. Berdasarkan hasil analisis evaluasi menggunakan model CIPP (Context,  Input,  Process, and Product) pencapaian pelaksanaan kegiatan dengan persentase  81,5%  termasuk  dalam  kategori sangat  baik dengan tingkat kepuasan sebesar 84,7% dan peningkatan pengetahuan dari 48,0% menjadi 81,0%.
Pelatihan Pembuatan Biobriket sebagai Sumber Energi Pengolahan Gula Kelapa Kristal pada UMKM Gula Kelapa Kristal Desa Sunyalangu Kabupaten Banyumas Ropiudin Ropiudin; Dian Windy Dwiasi; Arief Sudarmaji; Kavadya Syska
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 7 (2023): Oktober
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8417935

Abstract

Fokus kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu pelatihan pembuatan biobriket sebagai sumber energi dalam pengolahan gula kelapa kristal di UMKM Gula Kelapa Kristal Desa Sunyalangu, Kabupaten Banyumas, khususnya Kelompok Gula Kelapa Sari Manggar. Penggunaan biobriket sebagai bahan bakar alternatif diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan menghasilkan energi yang ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu semi PRA (Participatory Rural Appraisal). Kegiatan pelatihan pembuatan biobriket kepada peserta (pengrajin gula kelapa kristal) dengan melibatkan praktik langsung. Selama pelatihan, peserta diberikan pemahaman tentang proses pembuatan biobriket menggunakan limbah biomassa yang tersedia di lokasi dan bahan perekat alami. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa pelatihan pembuatan biobriket efektif dalam meningkatkan pemahaman peserta tentang penggunaan limbah biomassa yang tersedia di lokasi sebagai bahan bakar alternatif. Peserta juga memperoleh pengetahuan tentang teknik pembuatan biobriket yang efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, terdapat peningkatan kesadaran tentang pentingnya penggunaan sumber energi terbarukan pada industri gula kelapa kristal. Melalui pelatihan ini, UMKM Gula Kelapa Kristal Desa Sunyalangu dapat mengadopsi penggunaan biobriket sebagai sumber energi pengolahan gula kelapa kristal. Dengan demikian, UMKM tersebut dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mengoptimalkan produksi dengan biaya energi yang lebih efisien. Pelatihan ini juga dapat menjadi model bagi UMKM serupa dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan untuk mencapai keberlanjutan industri gula kelapa kristal. Berdasarkan hasil analisis evaluasi menggunakan model CIPP (Context,  Input,  Process, and Product) pencapaian pelaksanaan kegiatan dengan persentase  83,2%  termasuk  dalam  kategori sangat  baik dengan tingkat kepuasan pelatihan sebesar 84,0%,  peningkatan pelatihan sebesar 80%, dan efektivitas praktik sebesar 82,0%.
Pelatihan Pengolahan Limbah Kulit Buah Pala menjadi Produk Minuman Fungsional di Desa Cisalak Kabupaten Cilacap Kavadya Syska; Ropiudin Ropiudin; Asep Budiman; Feriani Budiyah; Asti Dewi Nurhayati; Anri Kurniawan; Hanis Adila Lestari; Anjar Safitri; Riztina Dwi Setyasih
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 4 (2023): July
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8175888

Abstract

Fokus kegiatan ini yaitu memberikan pelatihan kepada masyarakat Desa Cisalak, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah dalam mengolah limbah kulit buah pala menjadi produk minuman fungsional yang bernilai ekonomi. Limbah kulit buah pala seringkali diabaikan dan menjadi sumber pencemaran lingkungan, sementara potensi ekonominya belum dimanfaatkan secara maksimal. Dalam pelatihan ini, disampaikan teknik pengolahan limbah kulit buah pala menjadi produk minuman fungsional yang berkualitas dan menyehatkan. Metode yang digunakan dalam Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini adalah pelatihan langsung kepada masyarakat Desa Cisalak. Materi pelatihan disajikan secara terstruktur dan praktis, meliputi pemilihan bahan baku yang baik, teknik pengolahan yang tepat, peningkatan sanitasi dalam proses produksi, dan teknik pengemasan (Syska & Ropiudin, 2022). Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan pengolahan limbah kulit buah pala menjadi produk minuman fungsional di Desa Cisalak menunjukkan bahwa masyarakat Desa Cisalak mampu mengolah limbah kulit buah pala menjadi produk minuman fungsional yang berkualitas tinggi dan menyehatkan dengan nilai ekonomi yang signifikan. Kegiatan ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat dalam pengembangan keterampilan pengolahan limbah, peningkatan pendapatan ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Diharapkan hasil kegiatan ini dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak terkait dalam upaya pengembangan produk olahan limbah buah pala secara berkelanjutan. Berdasarkan hasil analisis evaluasi menggunakan model CIPP (Context,  Input,  Process, and Product) pencapaian pelaksanaan kegiatan dengan persentase  83,2%  termasuk  dalam  kategori sangat  baik dengan tingkat kepuasan sebesar 88,5% dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan dari 44,5% menjadi 87,5%.
Pelatihan Pembuatan Biobriket sebagai Sumber Energi Pengolahan Gula Kelapa Kristal pada UMKM Gula Kelapa Kristal Desa Sunyalangu Kabupaten Banyumas Ropiudin Ropiudin; Dian Windy Dwiasi; Arief Sudarmaji; Kavadya Syska
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 7 (2023): Oktober
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8417935

Abstract

Fokus kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu pelatihan pembuatan biobriket sebagai sumber energi dalam pengolahan gula kelapa kristal di UMKM Gula Kelapa Kristal Desa Sunyalangu, Kabupaten Banyumas, khususnya Kelompok Gula Kelapa Sari Manggar. Penggunaan biobriket sebagai bahan bakar alternatif diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan menghasilkan energi yang ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu semi PRA (Participatory Rural Appraisal). Kegiatan pelatihan pembuatan biobriket kepada peserta (pengrajin gula kelapa kristal) dengan melibatkan praktik langsung. Selama pelatihan, peserta diberikan pemahaman tentang proses pembuatan biobriket menggunakan limbah biomassa yang tersedia di lokasi dan bahan perekat alami. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa pelatihan pembuatan biobriket efektif dalam meningkatkan pemahaman peserta tentang penggunaan limbah biomassa yang tersedia di lokasi sebagai bahan bakar alternatif. Peserta juga memperoleh pengetahuan tentang teknik pembuatan biobriket yang efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, terdapat peningkatan kesadaran tentang pentingnya penggunaan sumber energi terbarukan pada industri gula kelapa kristal. Melalui pelatihan ini, UMKM Gula Kelapa Kristal Desa Sunyalangu dapat mengadopsi penggunaan biobriket sebagai sumber energi pengolahan gula kelapa kristal. Dengan demikian, UMKM tersebut dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mengoptimalkan produksi dengan biaya energi yang lebih efisien. Pelatihan ini juga dapat menjadi model bagi UMKM serupa dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan untuk mencapai keberlanjutan industri gula kelapa kristal. Berdasarkan hasil analisis evaluasi menggunakan model CIPP (Context,  Input,  Process, and Product) pencapaian pelaksanaan kegiatan dengan persentase  83,2%  termasuk  dalam  kategori sangat  baik dengan tingkat kepuasan pelatihan sebesar 84,0%,  peningkatan pelatihan sebesar 80%, dan efektivitas praktik sebesar 82,0%.
Pendugaan Umur Simpan Gula Kelapa Kristal dalam Kemasan Vakum menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT) Model Arrhenius Kavadya Syska; Nita Saniah Nuroniah; Ropiudin Ropiudin
Rona Teknik Pertanian Vol 16, No 1 (2023): Volume No. 16, No. 1, April 2023
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v16i1.31499

Abstract

AbstractCrystal coconut sugar contains reducing sugar in crystal coconut sugar which can cause crystal coconut sugar to be hygroscopic and make crystal coconut sugar easily absorb water. Efforts to slow down the rate of deterioration of crystal coconut sugar products can be done by packaging. Storage of crystal coconut sugar by vacuum packaging is an effort to inhibit the absorption of moisture from the environment so as to extend its shelf life. The aims of this study were 1) to examine the effect of storage and packaging temperature on several quality parameters of crystalline coconut sugar in vacuum packaging and 2) to develop the Arhenius Model Accelerated Shelf Life Test (ASLT) method to predict the shelf life of crystalline coconut sugar in vacuum packaging. This study used dried crystalline coconut sugar which was packaged using three different types of packaging, namely polyethylene (PE), vacuum packaging, and aluminum foil and then stored using different temperatures, namely 30°C and 15°C. then stored for 5 weeks and observed every 7 days. The results of calculations using the Arrhenius equation for the shelf life of crystalline coconut sugar with 2 storage temperatures and 3 different packages respectively, namely, PE packaging with a temperature of 30°C 1160 days and a temperature of 15°C 1697 days, vacuum packaging a temperature of 30°C 1504 days, temperature 15°C 2155 days, aluminum foil packaging temperature 30°C 7685 days and temperature 15°C 7690 days.Keyword : Shelf life, crystal coconut sugar, vacuum packaging, ASLT, arrheniusAbstrakGula kelapa kristal memiliki kandungan gula pereduksi yang dapat menyebabkan produk bersifat higroskopis dan mudah menyerap air. Upaya untuk memperlambat laju kerusakan produk gula kelapa kristal dapat dilakukan dengan pengemasan. Penyimpanan gula kelapa kristal dengan pengemasan vakum merupakan upaya untuk menghambat penyerapan uap air dari lingkungan sehingga dapat memperpanjang umur simpannya. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengkaji pengaruh suhu penyimpanan dan kemasan terhadap beberapa parameter mutu gula kelapa kristal dalam kemasan vakum dan 2) mengembangkan Metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT) Model Arhenius untuk menduga umur simpan gula kelapa kristal dalam kemasan vakum. Penelitian ini menggunakan gula kelapa kristal yang sudah dikeringkan kemudian dikemas dengan menggunakan tiga jenis kemasan yang berberda yaitu, kemasan polietilen (PE), kemasan vakum, dan alumunium foil kemudian disimpan dengan menggunakan suhu yang berbeda yaitu suhu 30°C dan 15°C, disimpan selama 5 minggu dan dilakukan pengamatan setiap 7 hari sekali. Hasil perhitungan menggunakan persamaan Arrhenius umur simpan gula kelapa kristal dengan 2 suhu penyimpanan dan 3 kemasan yang berbeda berturut-turut yaitu, kemasan PE dengan suhu 30°C 1160 hari dan suhu 15°C 1697 hari, kemasan vakum suhu 30°C 1504 hari, suhu 15°C 2155 hari, kemasan alumunium foil suhu 30°C 7685 hari dan suhu 15°C 7690 hari.
Karakterisasi Pati Kimpul (Xanthosoma sagittifolium) dengan Modifikasi Heat Moisture Treatment Laksmi Putri Ayuningtyas; Kavadya Syska; Hikmah Yuliasari
Scientific Timeline Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : UNU Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Heat moisture treatment (HMT) refers to a physical method for altering physicochemical and molecular properties of root and tuber starches. Principally, the starch's moisture content is adjusted to 10-35% and then exposed to heat (90-120°C) above the glass transition and gelatinization temperature for 15 minutes until 16 hours. Low moisture content did not allow starch gelatinization. In this work, cocoyam starch was modified using HM, with the moisture content of 25% and heating temperature of 105°C for 4 hours. Results show that HMT did not disrupt the cocoyam starch granule structure, while it increased swelling power and water binding capacity and decreased oil binding capacity compared to native starch.
Efek Penambahan Pati Talas Belitung Terhadap Karakteristik Fisik dan Sensoris Nugget Ayam dengan Substitusi Jamur Tiram Hikmah Yuliasari; Kavadya Syska; Laksmi Putri Ayuningtyas
Scientific Timeline Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : UNU Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This work aimed to evaluate the effect of taro (Xanthosoma sagittifolium) starch addition as filler on the physical and sensory properties of oyster mushroom substituted chicken nugget. This research used a complete randomized design with two factors: 1) chicken and oyster mushroom proportion and 2) taro starch percentage. Additional taro starch percentages of 10% (K1), 20% (K2), and 30% (K3) significantly affect the hardness of chicken nuggets. On the other hand, the increasing proportion of oyster mushroom to chicken affect vice versa. The chicken and oyster mushroom proportion of 25:75 (F4) on the additional percentage of 20% (K2) and 30% (K3) showed a higher mean value than 10%taro starch addition (K1). The highest hedonic score was chicken nugget with 75% (F4) and 100% (F5) oyster mushroom addition, ranged from 3.80 (quite like) and 4.20 (like). In contrast, taro starch addition as filler had no significant effect on the nugget's hedonic score.
Pengendalian Hama Burung Pipit Menggunakan Gelombang Ultrasonik Pada Lahan Sawah Musim Kemarau di Tasikmalaya Anri Kurniawan; Reza Kusuma Nurrohman; Hanis Adila Lestari; Fenny Aprilliani; Triat Adi Yuwono; Ropiudin R; Kavadya Syska; Luthfi Wahab
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 8 (2023): November (In Progress)
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10085123

Abstract

Burung pipit menjadi salah satu ancaman bagi tanaman padi di sawah bagi petani yang menggunakan sistem irigasi di Desa Wandasari, Kecamatan Bojonggambir, Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan hama, termasuk burung pipit, dapat mengakibatkan penurunan produktivitas padi sebesar 50% hingga 80%. Petani telah mencoba berbagai cara untuk mengusir burung pipit, mulai dari berteriak-teriak, memasang sangkar perangkap, hingga metode seperti memasang kaleng dengan tali atau bahkan berburu burung pipit dengan senjata api. Namun, karena keterbatasan pengawasan sawah, seringkali petani tidak berhasil menghalau burung pipit, dan akibatnya tanaman padi mereka terancam. Salah satu solusi yang telah diimplementasikan adalah penggunaan teknologi gelombang ultrasonik untuk mengusir burung pipit tanpa membunuhnya. Teknologi ini terdiri dari perangkat elektronik yang menggunakan sensor PIR untuk mendeteksi kehadiran burung pipit. Mikrokontroler Arduino digunakan sebagai otak utama yang terhubung ke relay. Amplifier berfungsi untuk menghasilkan gelombang ultrasonik, dan lampu LDR digunakan sebagai indikator pergerakan burung. Perangkat ini ditenagai oleh panel surya dan baterai 12 volt yang dapat diisi ulang saat kondisi malam atau intensitas sinar matahari rendah. Perangkat ini dapat berputar mengikuti pergerakan burung pipit dan mengeluarkan gelombang ultrasonik pada frekuensi 25 - 34,5 KHz selama 30 menit, tergantung pada gerakan burung. Perangkat ini memiliki jangkauan deteksi maksimal hingga 15 meter. Penggunaan perangkat pengusir burung pipit ini berhasil mengurangi dampak burung pipit pada tanaman padi di sawah sebesar 95% dan meningkatkan hasil panen petani. Inisiatif penerapan teknologi ini diharapkan dapat diperluas dan dikembangkan di wilayah lain untuk manfaat yang lebih luas.