Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

COMPARISON OF THERAPY GUIDED IMAGERY WITH SLOW DEEP BREATHING RELAXATION IN REDUCE PLEASE PATIENT SCALE LAPARATOMI IN SEMICIDE ROOM ULIN BANJARMASIN 2017 Izma Daud; Muthmainnah Muthmainnah
CNJ: Caring Nursing Journal Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.757 KB)

Abstract

Surgical action is always associated with incisions / incisions that are traumatic or violent to the patient who cause various complaints and symptoms. One of the most common complaints is pain (Sjamsuhidajat and Jong, 2005). Guided imagery is a technique that uses the imagination of an individual with a guided imagination to reduce stress. This study aims to determine the effect of combination therapy of slow deep breathing and guided imagery relaxation on the scale of pain in patients post laparatomi surgery. Method: Using Quasi Experiment pre post test, sample of intervention group 33 respondents and control group 33 respondents. The intervention group was given combination therapy of slow deep breathing and guided imagery relaxation and analgetic according to room SOP and control group only given analgetic according to room SOP. Data analysis using Mann-Whitney Test with 95% confidence degree. Results: There was a significant difference in mean pain scale before and after the intervention of Slow deep breathing Relaxation, and there was also a significant difference in mean postoperative pain scale of laparotomy before and after intervention in the guided imagery group.
ASPHYXIA NEONATORUM PADA KEHAMILAN ATERM : (Studi Kasus di RSUD Ulin Banjarmasin) Nurhikmah Nurhikmah; Izma Daud; Ruslinawati Ruslinawati; Muthmainnah Muthmainnah
CNJ: Caring Nursing Journal Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.858 KB)

Abstract

Bayi yang mengalami asphyxia neonatorum bila tidak segera diberikan tindakan keperawatan, maka akan berakibat fatal bagi kelangsungan hidupnya. Diperkirakan bahwa sekitar 27% seluruh angka kematian neonatus di seluruh dunia disebabkan oleh asphyxia neonatorum. Angka kematian bayi menurut Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin yaitu pada tahun 2010 kelahiran mati sebanyak 36 kasus, kematian bayi baru lahir umur 0-7 hari sebanyak 48 kasus, kematian bayi baru lahir umur 8-28 hari sebanyak 5 kasus, dan yang lebih dari 28 hari sebanyak 5 kasus, sedangkan pada tahun 2011 angka kelahiran mati sebanyak 8 orang, kematian bayi baru lahir umur 0-7 hari sebanyak 56 kasus, kematian bayi baru lahir umur 8-28 hari sebanyak 10 kasus dan yang lebih dari usia 28 hari sebanyak 11 kasus. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa faktor yang mempengaruhi terjadinya asphyxia neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD Ulin Banjarmasin. Metode penelitian ini adalah survey analitik, dengan pendekatan cross sectional variabel bebasnya adalah Asphyxia Neonatorum dan Variabel terikatnya adalah faktor yang mempengaruhi. Instrumen penelitian adalah check list dengan uji analisis menggunakan regresi logistik ganda. berat badan yang sangat mempengaruhi terjadinya asphyxia neonatorum pada kehamilan aterm di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian menunjukkan bahwa nilai exp B Faktor BBL janin = 3.165 artinya bahwa faktor BBL janin mempunyai pengaruh 3.165 kali (95% CI 1,157 – 14,169) lebih besar dari variabel kontrol Faktor bayi dengan aspirasi sindrome mekonium. Peneliti menyarankan beberapa hal, yaitu : Bagi Instansi Pelayanan kesehatan, lebih meningkatkan lagi penyuluhan tentang Antenatal care dan nutrisi bagi ibu . dan bagi perkembangan ilmu riset keperawatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang asphyxia neonatorum.
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA TAHUN 2016 Izma Daud; Warjiman Warjiman
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i2.47

Abstract

Oleh karena semakin meningkatnya usia harapan hidup lansiadi dunia, lansia akan mengalami perubahan baik anatomis maupun fisiologis. Hal itu dapat menyebabkan masalah dalam bidang kesehatan, salah satunya mengalami masalah kualitas tidur. Kualitas tidur meliputi tidur laten, lama tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, pemakaian obat tidur dan disfungsi saat siang hari. Hal ini dapat di atasi salah satunya dengan terapi nonfarmakologi.Terapi nonfarmakologi yang dapat digunakan berupa Terapi Relaksasi Otot Progresif. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur pada lansia di Panti Tresna Werdha Budi Sejahtera Martapura. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pre and post test design, dengan jumlah sampel sebanyak 21 responden. dianalisis secara univariat dan bivariat. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p=0,025 (p value ≤ 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa relaksasi otot progresif mempunyai pengaruh dalam masalah kualitas tidur pada lansia. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perawat untuk menjadikan Terapi Otot Progresif sebagai salah satu intervensi keperawatan mandiri dan memasukkan Terapi Otot Progresif dalam protap penatalaksanaan pada lansia yang mengalami masalah kualitas tidur
EFEKTIVITAS EWS DAN RTS UNTUK MEMPREDIKSI OUTCOME PADA PASIEN CEDERA KEPALA DI RUANG IGD RSUD ULIN BANJARMASIN Izma Daud; Diah Retno Wulan; Mira Mira
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 12, No 2 (2021): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v12i2.745

Abstract

Latar Belakang Cidera kepala merupakan masalah kesehatan yang dapat menyebabkan gangguan fisik dan mental. Gangguan yang ditimbulan bersifat sementara maupun menetap, bersifat defisit kognitif, psikis, intelektual, serta gangguan fisiologis lainnya. Deteksi dini yang cepat dan tepat pada pasien trauma kepala menjadi evaluasi awal dan sangat diperlukan dalam pemberian asuhan keperawatan untuk mencegah perburukan kondisi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan EWS dan RTS pada tahap pengkajian oleh perawat.Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan keefektifan dan kelayakan penggunaan istrumen EWS dan RTS di ruang gawat darurat pada pasien cidera kepala.Metode Penelitian ini adalah penelitian Observasional Analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Analisa penelitian ini menggunakan teknik analisa data dengan uji Cohen’s Kappa  dengan membandingkan penilaian/pengukuran yang didapatkan oleh 2 orang observer penelitian untuk masing-masing instrumen terhadap 43 responden.Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa baik instrumen EWS maupun RTS sama-sama memiliki nilai kelayakan yang termasuk dalam kategori sangat baik (K=1.00) yang juga dapat digunakan secara bersamaan.Kesimpulan RTS memiliki nilai sensitifitas dan spesifitas yang lebih besar diantara keduanya. RTS dianggap lebih unggul dalam memperhitungkan faktor lain yang mungkin berperan dalam perburukan outcome dan prognosis. Diharapkan dapat dilakukan penelitian selanjutnya dengan jumlah responden yang lebih banyak dan perbandingan instrumen yang berbeda. Kata kunci: EWS, RTS, cidera kepala
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN ASMA PADA PASIEN ASMA BRONKIAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUIN RAYA BANJARMASIN Izma Daud; Alfian Mauriefle; Eka Damai Yanti
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 8, No 1 (2017): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.062 KB)

Abstract

Latar Belakang : Asma merupakan masalah kesehatan dunia yang tidak hanya terjangkit di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2015 jumlah penderita asma sebanyak 7.432 orang dan yang terbanyak terdapat di PuskesmasKuin Raya sebanyak 806 orang (10,84%). Terjadinya serangan asma salah satunya dapat disebabkan oleh kecemasan. Kecemasan dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang dapat menimbulkan serangan.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian asma pada pasien asma bronkial di wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin.Metode : Desain penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh pasien asma di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin sebanyak 68 orang dan sampel diambil berjumlah 41 orang dengan teknik porpusive sampling. Alat pengumpul data berupa kuesioner. Analisa data melalui uji Spearman Rank dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hasil : Hasil penelitian didapatkan tingkat kecemasan pada pasien asma sebagian besar dengan kategori sedang yaitu sebanyak 32 orang (78%) dan sebagian besar mengalami asma yang tidak terkontrol yaitu 33 orang (80,5%). Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian asmapada pasien di wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin dengan kekuatan korelasi sangat kuat (p value = 0,000 α 0,05 dan nilai r = 0,780)Simpulan : Bagi puskesmas dapat meningkatkan upaya konseling, informasi dan edukasi kepada pasien mengenai pencegahan kekambuhan penyakit asma yang salah satunya adalah cara menghindari rasa cemas yang dialami.Kata Kunci : Tingkat Kecemasan, Kejadian Asma
HUBUNGAN ACCESS BLOCK DENGAN PERBURUKAN KONDISI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD ULIN BANJARMASIN Julianto Julianto; Izma Daud; Sari Milyati
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.207 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.528

Abstract

Abstrak  Latar Belakang :Access block adalah situasi dimana pasien yang mengalami lama rawat di IGD 6 karena kurangnya akses ke ruang rawat inap dan kepadatan jumlah pasien yang tidak terkendali, dampaknya ditemukan bahwa semakin lama access block  semakin tinggi pula perburukan pasien dalam 24 jam.Tujuan : ini bertujuan untuk mengetahui hubungan access block dengan perburukan kondisi pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ulin Banjarmasin.Metode :Penelitian menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang diambil berjumlah 40 orang dengan teknik pengambilan accidental sampling. Analisis data melalui uji spearman rank.Hasil : Hasil uji dipapatkan nilai p hitung 0,000 (0,05) ada hubungan antara access block dengan perburukan kondisi pasien di instalasi gawat darurat RSUD Ulin Banjarmasi.Simpulan: Berdasarka hasil penelitian Ada hubungan antara access block dengan perburukan kondisi pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ulin Banjarmasin dengan nilai P= 0,000 nilai α = 0,05 dengan nilai koefisien korelasi 0,588 Kata kunci: Access Block, Perburukan Pasien. Abstract Background :Access block is a situation where patients who experience length of stay in the ED 6 due to lack of access to the inpatient room and uncontrolled density of patients, it is found that the longer the access block the higher the deterioration of patients in 24 hours.Purpose: This study aims to determine the relationship of access block with deteriorating condition of patients in Emergency Installation Ulin Hospital Banjarmasin.Method : The research method uses an analytical design with a cross sectional approach. The number of samples taken is 40 people using the accidental sampling technique. Data analysis through spearman rank test.Result: The test results obtained p value calculated 0,000 (0.05) there is a relationship between the access block and deterioration of the patient's condition at the Ulin Banjarmasin Hospital emergency department.Conclusion: Based on the results of the study, there is a relationship between the access block and the worsening of the patient's condition at the Emergency Department of RSUD Ulin Banjarmasin with a value of P = 0.000 value α = 0.05 with a correlation coefficient value of 0.588. Keywords: Access Block, Patient worsening 
PENGARUH TERAPI PIJAT KAKI TERHADAP STATUS HEMODINAMIK PADA PASIEN TERPASANG VENTILATOR DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD ULIN BANJARMASIN Izma Daud; Revina Nurul Sari
Journal of Nursing Invention Vol 1 No 1 (2020): Journal of Nursing Invention
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.229 KB)

Abstract

Ketidakstabilan hemodinamik pasien yang dirawat di ruang Intensive care unit (ICU). Faktor penyebabnya karena stressor yang berasal dari aspek fisiologis, psikologis, maupun lingkungan. Terapi yang diberikan untuk pasien di ICU didominasi oleh terapi farmakologi. Sementara berdasarkan teori keperawatan holistik, asuhan perawatan pada pasien dapat dioptimalkan dengan terapi komplementer seperti foot massage. Rancangan Penelitian menggunakan pra eksperimen dengan metode one group pre-post test design. Sampel penelitian berjumlah 31 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pada penelitian dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat pengaruh foot massage secara signifikan terhadap penurunan tekanan darah sistol 0.020 (<0.05), tekanan darah diastol 0.025 (<0.05), MAP 0.013 (<0.05), nadi 0.034 (<0.05), respirasi 0.001(<0.05) namun tidak terdapat pengaruh foot massage secara signifikan terhadap peningkatan saturasi oksigen 0.317 (>0.05). Foot massage dapat memperlancar sirkulasi darah, tekanan pada otot secara bertahap dapat mengendurkan ketegangan sehingga membantu memperlancar aliran darah ke jantung Hemodynamic instability of patients treated in the Intensive Care Unit (ICU). The cause factor is because of stressors that come from physiological, psychological, and environmental aspects. Therapy given to patients in the ICU is dominated by pharmacological therapy. While based on holistic nursing theory, care for patients can be optimized with complementary therapies such as foot massage. The research design uses pre-experimental with one group pre-post test design method. The research sample of 31 respondents using a purposive sampling technique. In the study analyzed using the Wilcoxon Test showed that there was a significant influence of foot massage on the decrease in systolic blood pressure 0.020 (<0.05), diastolic blood pressure 0.025 (<0.05), MAP 0.013 (<0.05), pulse 0.034 (<0.05), respiration 0.001 ( <0.05) but there was no significant effect of foot massage on increasing oxygen saturation by 0.317 (> 0.05). A Foot massage can accelerate blood circulation, pressure on the muscles can gradually relax the tension so that helps accelerate blood flow to the heart
PENGARUH TERAPI PIJAT KAKI TERHADAP STATUS HEMODINAMIK PADA PASIEN TERPASANG VENTILATOR DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD ULIN BANJARMASIN Izma Daud; Revina Nurul Sari
Journal of Nursing Invention Vol. 1 No. 1 (2020): Journal of Nursing Invention
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/jni.v1i1.9

Abstract

Background: Hemodynamic instability of patients admitted to the intensive care unit (ICU). It is caused by stressors that come from physiological, psychological, and environmental aspects. The therapy provided for patients in the ICU is dominated by pharmacological therapy. While based on holistic nursing theory, care for patients can be optimized with complementary therapies such as foot massage.Objective: to determine the effect of foot massage therapy on hemodynamic status in patients attached to ventilators.Methods: Research design using pre-experiment with one group pre-post test design method. The research sample amounted to 31 respondents using purposive sampling technique. The research was analyzed using the Wilcoxon test.Results: there is a significant effect of foot massage on reducing systolic blood pressure 0.020 (<0.05), diastolic blood pressure 0.025 (<0.05), MAP 0.013 (<0.05), pulse 0.034 (<0.05), respiration 0.001 (<0.05) but there is no significant effect of foot massage on increasing oxygen saturation 0.317 (>0.05).Conclusion: Foot massage can improve blood circulation, pressure on the muscles can gradually relax the tension so as to help facilitate blood flow to the heart.
HUBUNGAN ACCESS BLOCK DENGAN PERBURUKAN KONDISI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD ULIN BANJARMASIN Julianto Julianto; Izma Daud; Sari Milyati
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.528

Abstract

Abstrak  Latar Belakang :Access block adalah situasi dimana pasien yang mengalami lama rawat di IGD 6 karena kurangnya akses ke ruang rawat inap dan kepadatan jumlah pasien yang tidak terkendali, dampaknya ditemukan bahwa semakin lama access block  semakin tinggi pula perburukan pasien dalam 24 jam.Tujuan : ini bertujuan untuk mengetahui hubungan access block dengan perburukan kondisi pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ulin Banjarmasin.Metode :Penelitian menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang diambil berjumlah 40 orang dengan teknik pengambilan accidental sampling. Analisis data melalui uji spearman rank.Hasil : Hasil uji dipapatkan nilai p hitung 0,000 (0,05) ada hubungan antara access block dengan perburukan kondisi pasien di instalasi gawat darurat RSUD Ulin Banjarmasi.Simpulan: Berdasarka hasil penelitian Ada hubungan antara access block dengan perburukan kondisi pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ulin Banjarmasin dengan nilai P= 0,000 nilai α = 0,05 dengan nilai koefisien korelasi 0,588 Kata kunci: Access Block, Perburukan Pasien. Abstract Background :Access block is a situation where patients who experience length of stay in the ED 6 due to lack of access to the inpatient room and uncontrolled density of patients, it is found that the longer the access block the higher the deterioration of patients in 24 hours.Purpose: This study aims to determine the relationship of access block with deteriorating condition of patients in Emergency Installation Ulin Hospital Banjarmasin.Method : The research method uses an analytical design with a cross sectional approach. The number of samples taken is 40 people using the accidental sampling technique. Data analysis through spearman rank test.Result: The test results obtained p value calculated 0,000 (0.05) there is a relationship between the access block and deterioration of the patient's condition at the Ulin Banjarmasin Hospital emergency department.Conclusion: Based on the results of the study, there is a relationship between the access block and the worsening of the patient's condition at the Emergency Department of RSUD Ulin Banjarmasin with a value of P = 0.000 value α = 0.05 with a correlation coefficient value of 0.588. Keywords: Access Block, Patient worsening 
Hubungan Response Time Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pada Ruang IGD Rumah Sakit Daud, Izma; Julianto, Julianto; Aprilia, Hanura; Nasyir, Maulidan
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 14 No 3 (2023): SEPTEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertolongan gawat darurat memiliki sebuah waktu standar pelayanan yang dikenal dengan istilah waktu tanggap (response time) yaitu maksimal 5 menit. Pasien dengan kondisi medis yang memerlukan perawatan memiliki perasaan cemas dan ingin segera ditangani agar kondisinya tidak memburuk. Menganalisis hubungan Response Time dengan tingkat kecemasan pasien pada ruang IGD Rumah Sakit. Menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel sebanyak 38 perawat dan 38 pasien yang masuk ke ruang IGD rumah sakit. Teknik accidental sampling dan Instrumen HARS dan Observasi Respon Time dan menggunakan uji statistik Spearman Rank. Hasil uji statistik pada penelitian ini didapatkan nilai p value (0,000) < α (0,05) terdapat hubungan yang signifikan antara response time dengan tingkat kecemasan pasien di ruang IGD Rumah Sakit. Semakin lambat Respone Time maka akan semakin berat tingkat kecemasan yang dialami pasien.