Claim Missing Document
Check
Articles

Pembuatan Sabun Padat Transparan Berbasis Bahan Minyak Jarak (Castor Oil) Dengan Penambahan Bahan Aktif Ekstrak Teh Putih (Camellia sinensis) Asri Widyasanti; Dwiyan Nugraha; Dadan Rohdiana
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 1, No 2 (2017): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v1i2.50

Abstract

Ekstrak teh putih mengandung senyawa katekin yang tinggi. Kandungan tersebut dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penambahan ekstrak teh putih pada sabun padat transparan berbasis minyak jarak dapat menambah aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui proses pembuatan sabun padat transpran, mengetahui formulasi penambahan ekstrak teh putih, mengetahui sabun terbaik analisis berdasarkan karakteristik fisiko-kimia, aktivitas antibakteri, dan organoleptik, serta kesesuaian sabun dengan SNI 06-3532-1994. Perlakuan konsentrasi ekstrak teh putih adalah 1,5 % (b/v) dengan penambahan sebesar  A = 0% (b/v), B = 0,5% (b/v), C = 1,0% (b/v), dan D = 1,5% (b/v) dari 300 gram basis sabun. Pengujian sampel sabun meliputi sifat fisika-kimia, aktivitas antibakteri, dan organoleptik. Hasil sabun terbaik berdasarkan nilai pembobotan sifat fisika-kimia dan aktivitas antibakteri adalah sampel sabun penambahan ekstrak teh putih 1 % b/v (C) mencapai 3,39. Nilai hasil analisis sampel perlakuan C adalah kadar air dan zat menguap 24,48%, jumlah asam lemak 1,13%, kadar asam lemak bebas 0,21%, kadar fraksi tak tersabunkan 0,94%, nilai pH 10,67, kekerasan 0,0037 mm/gram/detik, stabilitas busa 44,4% dan diameter daya hambat 18,5 mm. Hasil sabun terbaik berdasarkan nilai pembobotan organoleptik adalah sabun kontrol (A) mencapai 2,75. Kata kunci : Sabun Padat Transparan, Minyak Jarak, Ekstrak Teh Putih, Aktivitas Antibakteri, Sifat Fisiko-Kimia
STUDI KANDUNGAN KATEKIN DAN TURUNANNYA SERAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI SERTA KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK PRODUK TEH MURREI DAN TEH CAMELLIA-MURREI Evy Damayanthi; Clara Meliyanti Kusharto; Rohayati Suprihatini; Dadan Rohdiana
Media Gizi dan Keluarga Vol. 32 No. 1 (2008): Media Gizi dan Keluarga
Publisher : Media Gizi dan Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT. It was reported that the Camellia tea contained of poliphenol 25-35 percent and other compounds which is goodfor health. Whereas bioactive compound i.e. Catechin and its derivatives ofgreen tea have been reported to have a beneficial effects on human health for example as anti cancer to prevent stroke and heart disease. The objectives ofthis research were to study the effect ofvariety and processing ofcamelliamulberry tea on bioactive compounds i. e. catechin and its derivatives; and to conduct organoleptic test. The Clone Gambung 7 and 9 of Camellia sinensis var. assamica; Kanva and Morus multicaulis of varieties of mulberry were used as main ingredients. Mulberry leaves were processed by enzymatic oxidative and non enzymatic oxydative, while Camellia leaves processed with non- enzymatic oxidative reaction. Thereafter, Camellia and mulberry was mixed in to ratio I: 1 (w/w, db). The chemical analysis for the content of theaflavin, tannin, cafein, catechin and its derivatives and organoleptic test were successfully conducted. The study showed the theaflavin, tannin and cafein content for fresh mulberry are 0,0690 and 0,0555 percent (db); 0,229 and 0,451 percent(db); 0,683 and 0.465 percent (db), correspo'ldingly. Theaflavin and tannin compounds of mulberry tea were found least content than Camellia-mulberry tea. There are three good formulas of Camellia-mulberry tea: start with a high rank M multicaulis-nonoxidizedGambung 7; Kanva-nonoxidized-Gambung 9 and M multicaulis-nonoxidized-Gambung 7, where mean value oftheaflavin mid tannin are 2.7968 percent db; 2.7/73 percent db; and 2.6575 percent db, correspondingly. A highest value of catechin was found in M multicaulis-oxidized-Gambung 7 (2.85%). The highest value of total catechin Kanvanonoxidized- Gambung 9 (3.91%), andfollowed by M multicaulis-nonoxidized-Gambung 7 (2.57%); and was M multicaulis-oxidized-Gambung 7 (2.33%). Organoleptic test of these formulas have moderate value, fairly sweet and strenght.Keywords Catechin, poliphenol. Camellia sinensis var. assamica, mulberry, tea. oxidative reaction
DIVERSIFIKASI PRODUK BERBASIS TEH PADA INDUSTRI PANGAN, FARMASI, DAN KOSMETIK Diversification of Tea Based Products in the Food, Pharmaceutical and Cosmetic Industry Mukhammad Iqbal Prawira-Atmaja; Dadan Rohdiana
Perspektif Vol 17, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v17n2.2018.150-165

Abstract

ABSTRAKTeh adalah minuman populer di dunia yang memiliki manfaat kesehatan. Selama periode 2006-2016 jumlah produksi dan konsumsi teh dunia meningkat signifikan. Intenational Tea Committee melaporkan bahwa jumlah produksi teh dunia di tahun 2016 mencapai 5,46 Juta Ton dengan jumlah konsumsi rata-rata mencapai 5,1 juta Ton. Namun, peningkatan produksi dan konsumsi teh tidak berbanding lurus dengan harga jual teh dipasaran. Rerata harga teh di rumah lelang berkisar US$ 2,6/kg.Indonesia merupakan negara produsen teh ke 7 dengan sumbangsih 3% dari total ekspor dunia. Tahun 2016 produksi teh Indonesia mencapai 125.000 Ton menurun 7% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan jumlah produksi teh tersebut salah satunya dikarenakan luas area tanaman teh dalam beberapa tahun terus mengalami penurunan dan banyak beralih fungsi menjadi tanaman hortikultura. Selain itu biaya produksi seperti upah buruh, pengelolaan lahan, dan utilitas yang terus meningkat berdampak terhadap semakin sedikit margin keuntungan yang diperoleh. Perkembangan dan terobosan teknologi dewasa ini telah banyak berperan di dalam mengembangkan keragaman produk berbasis teh. Diversifikasi produk berbasis teh mampu meningkatkan nilai tambah dan nilai jual produk tersebut. Keragaman produk berbasis teh telah banyak diaplikasikan dan dimanfaatkan pada industri pangan, industri farmasi, maupun industri kosmetik kecantikan. Meskipun begitu, kestabilan senyawa bioaktif teh seperti polifenol, katekin, theaflavin, dan senyawa bioaktif lainnya masih menjadi isu utama. Masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kestabilan senyawa bioaktif teh pada saat pengolahan, pengemasan dan penyimpanan, dan selama distribusi hingga ke tangan konsumen. Pemanfaatan bagian tanaman teh yang lain seperti biji dan bunga teh perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Pemanfaatan tersebut diharapkan bisa mendukung pohon industri teh dan mampu meningkatkan keragaman produk berbasis teh di masa mendatang. Review ini merangkumkan diversifikasi produk berbasis teh yang telah banyak dikomersialkan di pasaran dan memiliki nilai jual yang tinggi.ABSTRACTTea is a popular beverage in the world that have health benefits. Over the period 2006-2016 the amount of tea production and consumption in the world increased significantly. International Tea Committee reported that amount of world tea production in 2016 reached 5.46 million tons with total consumption reaching 5. 1 million tons. However, the increase in tea production and consumption is not directly proportional to the selling price of tea in the market. The average price of tea at the auction house is around US $ 2.6 / kg. Indonesia is the 7th tea producing country with a contribution of 3% of total world exports. In 2016 Indonesian tea production reached 125,000 tons, down 7% compared to the previous year. Decrease the amount of tea production due to a decline in the area of tea and many converted into horticultural crops. The condition is worsen by the increasing cost of processing production in the plantation and in the factory so that the profit margin obtained is very low. Recently developments and technological breakthroughs have much role in developing diversified tea products so as to increase the selling tea products. The diversity of tea-based products have been widely applied in the food industry, the pharmaceutical industry, as well as beauty cosmetic industries. Nevertheless, the stability of bioactive compounds such as tea polyphenols, catechins, theaflavins, and other bioactive compounds still a major issue. Further research is still needed to determine the stability of tea bioactive compounds during processing, packaging and storage, and during distribution to consumers. Utilization of other plant parts such as seed tea and flower tea needs to be done further research. The utilization is expected to support the tea industry tree and be able to increase the diversity of tea-based products in the future. This review we will summarize the diversification of tea-based products that have been widely commercialized on the market and have high selling points
Kompatibilitas Jamur Entomopatogenik Paecilomyces fumosoroseus dengan Beberapa Bahan Aktif Pestisida Secara In Vitro Fani Fauziah; Dadan Rohdiana
Jurnal Agro Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/801

Abstract

Untuk mengurangi penggunaan pestisida di perkebunan teh, maka salah satu upaya pengendalian hama yang dapat dilakukan adalah mengkombinasikan aplikasi pestisida dengan jamur entomopatogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompatibilitas antara jamur P. fumosoroseus  dengan beberapa bahan aktif pestisida di laboratorium. Perlakuan dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 jenis bahan aktif yaitu metomil, bifentrin, imidakloprid, tembaga oksida dan metidation pada taraf konsentrasi sesuai rekomendasi lapang (RL), 0,5x RL dan 2x RL. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa diantara kelima jenis bahan aktif pestisida yang diuji, metidation memiliki tingkat toksisitas yang paling tinggi. Persentase produksi spora tertinggi sebesar 13,77% ditunjukkan oleh perlakuan bifentrin 2x RL. Combining application of pesticides and entomopathogenic fungi is an alternative way for controlling pest in order to reduce pesticides application in the tea field. This research was aimed toexamine the compatibility of Paecilomyces fumosoroseus tosome active agents of pesticide in laboratory. Completely Randomized Block Designed (CRBD) with 5 active agents: methomyl, bifenthrin, imidacloprid, copper oxide and metidation in three different concentration was employed in this study, which was based on the existing field recommendation (FR): 0,5x FR and 2x FR. The results showed that among the five tested pesticides, metidation appeared to be the most toxic agentto P. fumosoroseus. Meanwhile, the highest percentage of spore production was counted in bifenthrin 2x RL (13,77%.)
Evaluation of inhibitory effect of Green Tea effervescent tablet on linoleic acid oxidation Dadan Rohdiana; Sri Raharjo; Murdijati Gardjito
Indonesian Journal of Pharmacy Vol 16 No 2, 2005
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Skip Utara, 55281, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.34 KB) | DOI: 10.14499/indonesianjpharm0iss0pp76-80

Abstract

Evaluation of the inhibitory effect of green tea effervescent tablet (TETH) on linoleic acid oxidation was carried out. TETH had the highest inhibitory effect on linoleic acid as compared with BHA, BHT, α-tocopherol and TETH-C. On tenth days incubation, TETH inhibited of linoleic acid oxidation is 50.64% followed by TETH-C, α-tocopherol, BHT and BHA as 33.83%; 33.40%; 29.51% and 26.39% respectivelly. TETH had a inhibitory effect is 1.5 times more than TETH-C and α-tocopherol or 1.7 and 1.9 times more than BHT and BHA respectivelly.Key words: inhibitory effect, green tea effervescent tablet, linoleic acid oxidation
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI LIMA BELAS JENIS MUTU TEH HITAM ORTODOKS ROTORVANE DAN TEH PUTIH (CAMELLIA SINENSIS VAR. ASSAMICA) PADA STAPHYLOCOCCUS AUREUS ATCC 6538 Muhamad Insanu; Ida Maryam; Dadan Rohdiana; Komar Ruslan Wirasutisna
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 42 No. 1 (2017)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKCamellia sinensis (L.) Kuntze atau teh merupakan tumbuhan yang berasal dari suku theceae, digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.  Secara tradisional teh digunakan sebagai obat kumur hal ini diperkuat oleh beberapa penelitian sebelumnya yang membuktikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri yang ada pada rongga mulut antara lain Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antibakteri dari lima belas mutu teh hitam dan teh putih yang diekstraksi dengan pelarut yang berbeda kepolaran. Serbuk simplisia daun teh diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut dengan kepolaran yang meningkat, yaitu n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ekstrak difraksinasi menggunakan ekstraksi cair-cair. Seluruh ekstrak dan fraksi diuji aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus ATCC6538 menggunakan metode mikrodilusi dan difusi agar. Fraksi yang paling kuat aktivitas antibakterinya diuji menggunakan biaoautografi. Hasil percobaan menunjukkan ekstrak etanol teh putih memiliki aktivitas antibakteri yang paling kuat dengan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) 78,13 μg/mL, sedangkan berbagai macam ekstrak teh hitam KHM-nya bervariasi antara 625-2500 μg/mL. Fraksi etil asetat dari ekstrak etanol teh putih memiliki aktivitas paling kuat dengan nilai KHM 156,25 μg/mL. Hasil bioautografi fraksi etil asetat menunjukkan hambatan pertumbuhan bakteri S. aureus pada nilai Rf 0,5 dan 0,76. Berdasarkan reaksi warna kedua nilai Rf ini termasuk golongan  flavonoid.Kata kunci: antibakteri, Staphylococcus aureus, teh putih, teh hitam orthodoxEVALUATION ON ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF FIFTEEN DIFFERENT CLASSES OF ORTHODOX ROTORVANE BLACK TEA AND WHITE TEA (CAMELLIA SINENSIS VAR. ASSAMICA) AGAINST STAPHYLOCOCCUS AUREUS ATCC 6538ABSTRACTCamellia sinensis (L.) Kuntze or tea is a plant belonging to Theaceae family. It can be classified into four different classes, which are black tea, oolong tea, green tea and white tea. Traditionally, tea was used as a mouthwash. It was strengthened by previous researches; tea had antibacterial activity especially against bacteria that live in the oral cavity such as Staphylococcus aureus. The aim of this study was to evaluate the antibacterial activity of 15 different classes of black tea and white tea which were extracted by various organic solvents. The crude drugs were obtained by maceration using three different solvents, which were n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. The extract was fractionated by liquid-liquid extraction. All extracts and fractions were evaluated their antibacterial activity using microdilution and disc diffusion. The strongest antibacterial fraction was continued to bioautography assay. Based on the result the ethanol extract of white tea showed the strongest activity with the Minimum Inhibition Concentration (MIC) was 78.13 μg/mL while the other extracts of black tea were ranged between 625-2500 μg/mL. Ethyl acetate fraction of white tea ethanol extract had MIC value which was 156.25 μg/mL.  Bioautography showed the rf values of 0.5 and 0.76 inhibited the growth of bacteria. Based on spot test, they were flavonoid compounds.Keywords: antibacterial, Staphylococcus aureus, white tea, orthodox black tea
Total Polyphenol, Rehydration Ratio, and Liquor Color of Different Grade Green Tea M Iqbal Prawira-Atmaja; Beauty Azhary; Sugeng Harianto; Hilman Maulana; Shabri Shabri; Dadan Rohdiana
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v3i2.5116

Abstract

Tea is a non-alcoholic beverage that is widely consumed after water with potential health benefits. In general, tea processing divided into three types, non-enzymatic oxidation process (green tea), semi-oxidation (oolong tea), and with enzymatic oxidation (black tea). The sorting and grading is a stage in controlling the quality of green tea. This study aims to determine the characteristics of different grades of green tea on the total polyphenols, liquor color, and rehydration ratio. The results showed that the pekoe/pecco grade had the highest total polyphenol and rehydration ratio compared to other grades. Pekoe grade has a greenish yellow  and brighter liquor color. Application of good agriculture practice (GAP) and plucking of fresh tea leaves should be considered to obtain more grade pekoe in the green tea processing.
KARAKTERISTIK MUTU EKSTRAK TEH PUTIH (Camellia sinensis) HASIL METODE MASERASI BERTINGKAT DENGAN PELARUT n-HEKSANA, ASETON 70% DAN ETANOL 96% Asri Widyasanti; Dinda Nuraini Maulfida; Dadan Rohdiana
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 8, No 4 (2019): Desember
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1135.375 KB) | DOI: 10.23960/jtep-l.v8i4.293-299

Abstract

Teh putih merupakan salah satu jenis teh yang memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan karena mengandung polifenol paling tinggi diantara jenis teh lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mutu ekstrak teh putih serta mengetahui nilai kandungan polifenolnya dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi bertingkat. Pada proses ekstraksi, bubuk teh putih dicampurkan dengan tiga jenis pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang berbeda secara berturut-turut yaitu, n-heksana (non polar), aseton 70% (semi polar) dan etanol 96% (polar). Parameter yang diuji meliputi identifikasi bahan baku (kadar air, kadar abu serta kadar serat) dan mutu ekstrak (rendemen parsial, rendemen total, kadar sisa pelarut, warna, bobot jenis dan kadar polifenol). Hasil penelitian menyatakan pada pengujian identifikasi bahan baku sudah memenuhi RSNI 2014. Perbedaan jenis pelarut yang digunakan mempengaruhi nilai mutu ekstrak teh putih yang dihasilkan. Nilai polifenol tertinggi dihasilkan dari pelarut etanol 96% sebesar 17,551% sudah memenuhi RSNI 2014, sedangkan untuk pelarut n-heksana sebesar 5,704% dan pelarut aseton 70% sebesar 8,516% belum memenuhi RSNI 2014. Warna dari ketiga ekstrak berada pada kromatisitas kuning, merah dan kuning kemerahan.
UJI EFEK DIURETIK SEDUHAN TEH PUTIH (Camellia seninsis L.) pada MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER Dytha Andri Deswati; Dadan Rohdiana; Sari Agustin
Jurnal Sabdariffarma Vol 9, No 1 (2021): SABDARIFFARMA
Publisher : Prodi Farmasi - Universitas Al Ghifari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jsfar.v2i1.28

Abstract

Diuretik adalah adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan  menunjukan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Teh putih merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai penyegar salah satu manfaat teh putih adalah diuretik . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik dari seduhan teh putih Sebanyak 25 ekor mencit jantan putih galur Swiss Webster yang dibagi menjadi 5 kelompok uji dengan dosis yang diberikan  aquadest 0,5 ml, furosemid 0,26 mg/g BB mencit, dosis I dosis 2,6 mg/g BB mencit, dosis II dosis 5,2 mg/gBB mencit, dosis III 10,4mg/g BB mencit. Pemberian sediaan pada mencit dari setiap kelompok secara peroral dan menggunakan metode Lipschitz. Pengujian dilakukan dengan mengukur volume urin yang keluar selama 6 jam dan pengukuran kadar Na+ dan K+ dalam urin. Data yang diperoleh dianalisis dengan one way ANOVA. Hasil penelitian menunjukan pemberian  seduhan Teh putih (Camellia sinensis.L) dapat menghasilkan volume urin yang paling besar yaitu pada dosis III 10,4 mg/20g BB dan mendekati volume urin kelompok pembanding (furosemid) secara statistik. Secara statistik berbeda bermakna dibandingkan dengan volume kelompok kontrol  normal dengan taraf α=0,05. ). Kadar Na+ dan K+ yang paling baik terkandung dalam urin pada dosis III (10,4  mg/20g BB). Efek diuretik yang ditimbulkan seduhan teh  putih mendekati efek diuretik pembanding yaitu furosemid
Ekstraksi Teh Putih Berbantu Ultrasonik pada Berbagai Amplitudo Asri Widyasanti; Tri Halimah; Dadan Rohdiana
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.332 KB) | DOI: 10.17728/jatp.2295

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh amplitudo yang berbeda terhadap sifat fisikokimia ekstrak teh putih dengan menggunakan Ultrasound Assisted Extraction (UAE). Ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut etanol 96% serta ukuran bubuk teh putih 18 mesh. Sonikasi digunakan pada amplitudo 25, 50, 75 dan 100%. Metode yang digunakan adalah percobaan laboratorium dengan analisis deskriptif. Parameter uji yang dilakukan meliputi rendemen total, kadar sisa pelarut, bobot jenis, warna, dan kadar polifenol. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan penggunaan amplitudo pada proses ekstraksi mempengaruhi nilai rendemen ekstraksi dan mutu ekstrak dengan penggunaan amplitudo 100% sebagai perlakuan terbaik dengan nilai rendemen total sebesar 67,35%; nilai bobot jenis filtrat 0,8241; bobot jenis ekstrak sebesar 1,0306; dan kadar polifenol sebesar 0,90 mg asam galat ekivalen/g bobot kering. Hasil menunjukkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan maserasi dengan rendemen ekstraksi hasil maserasi 60,12 %; nilai bobot jenis filtrat 0,8163; bobot jenis ekstrak sebesar 1,0053; dan kadar polifenol sebesar 0,64 mg asam galat ekivalen/g bobot kering. Karakteristik warna ekstrak etanol teh putih seluruh perlakuan amplitudo dan maserasi menghasilkan kromatisitas warna merah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh teknik sonikasi pada sifat fisikokimia ekstrak teh putih dan ekstraksi menggunakan amplitudo 100% menghasilkan nilai rendemen dan kadar polifenol terbaik. Extraction of White Tea by Ultrasound Assisted Extraction at Various AmplitudeAbstractThe purpose of this study was to determine the effect of different amplitudes on physicochemical properties of white tea extract using Ultrasound Assisted Extraction (UAE). Ethanol was used as solvent and material size was 18 mesh. This research used amplitude: 25, 50, 75, and 100%. The method used laboratory experiment using descriptive analysis. The parameters were total extraction total yield, residual solvent content, specific gravity, colour, and total polyphenol. The result showed that the amplitude in extraction process influenced the yield and the quality of the extract. As much as 100% amplitude was the best treatment resulted in total yield of 67.35%; the specific gravity of filtrate was 0.8241; the specific gravity of extract was 1.0306; and the polyphenol content was 0.90 mgGAE /g dryweight. The result of UAE showed a better result than hot maceration with total yield of 60.12%; specific gravity of filtrate was 0.8163; specific gravity of extract was 1.0053; and polyphenol content was 0.64 mgGAE /g dry weight. Colour characteristics of white tea ethanol extracts from all operating amplitude and hot maceration were resulting in red colour. As conclusion, ultrasound technique provided the physicochemical properties changes of extract and 100% amplitude was resulting best value of yield and polyphenol content.••••••
Co-Authors A Rustamsyah A Rustamsyah, A Achmad Imron Rosyadi Adang Firmansyah Akhmad Endang Zainal Hasan Amalia Rahma Ananda, Marsha Radhia Andita Mega Priantiwi Andita Mega Priantiwi, Andita Mega Andri Agustav Wirabudi Angga Rusdinar Anik Setiawati Anik Setiawati, Anik Ardi Rustamsyah Ardi Rustamsyah Arista Budiman Arista Budiman, Arista Asep W. Perdana Asri Widyasanti Awaliah, Nisa Azmi, M. Haikal Beauty Azhary Bina Lohita Sari Budi Setiawan Cece Sumantri Citra Ratu Pelangi Citra Ratu Pelangi, Citra Ratu Clara Meliyanti Kusharto Darningsih, Sri Dede Zainal Arief, Dede Zainal DIMAS ANDRIANTO Dinda Nuraini Maulfida Dini Febrianty Dong Ho Lee Dudung Ahmad Suganda Dwi Putra, Januar Hafiz Dwiyan Nugraha Dytha Andri Deswati, Dytha Andri Ekatama, Novriana Evy Damayanthi Faillah, Umi Lutfiatul Fani Fauziah Farddani, Chintya Listiarsi Fauzan, Fajar Akmal Fauzi, Ridho Hadi Riyadi Hanipah, Anida Hanny Hafiar Hasna Zakiyah Heddy Julistiono Heri Aryadi Hidayat, Taufik Septiyan Hijaya, Andi Hilman Maulana Hilman Maulana Hilman Maulana I Gusti Bagus Wiksuana Ida Maryam Ika D. Mayangsari Ikrawan, Yusep Isti Agnia Lutfiah Isti Agnia Lutfiah, Isti Agnia Komar Ruslan Wirasutisna Komar Ruslan Wirasutisna Kristin, Julia M Iqbal Prawira-Atmaja M. Iqbal Prawira-Atmaja Mamay Somantri Mamay Somantri, Mamay Marlinda Adham Maryam, Ida Mimin Kusmiyati, Mimin Miranti Putri Utami Muhamad Alvin Adriyan Muhamad Insanu Muhammad Insanu Muhammad Iqbal Prawira-Atmaja Mukhammad Iqbal Prawira-Atmaja Mukhammad Iqbal Prawira-Atmaja Murdijati Gardjito Novi Susanti Nuni Yunita Nuni Yunita, Nuni Nurlita, Selvi Nurzanah, Fitri Prawira-Atmaja, Mukhammad Iqbal Rachmat Mauludin Rahayu, Dien Puji Rendy Munadi Rimbawan , Rimbawan Rimbawan Rina Martini Rohayati Suprihatini Rosialani, Resa Rosyanne Kushargina Rosyanne Kushargina Sahara, Putri Siti Sari Agustin Shabri Shabri Shabri Shabri Shabri Shabri Shabri Shabri Shabri Shabri, Shabri Siti Hajar Siti Hajar Sri Anna Marliyati Sri Raharjo SUGENG HARIANTO Sugeng Harianto Sugeng Harianto Sugeng Haryanto SUHARYANTO SUHARYANTO Syumillah Saepudin Tri Halimah Tri Panji Yayat Sudaryat Yunita Al-Azzahra Yusianto Yusianto Yusianto Yusianto, Yusianto Zahra, Nur Adni Azkia Zanil Musa