Claim Missing Document
Check
Articles

PERSILANGAN BUDAYA DALAM PERGERAKAN MIGRASI AWAL MANUSIA KE INDONESIA DALAM PERSPEKTIF BUDAYA VISUAL DI SUMATERA UTARA Donny Trihanondo; Didit Endriawan
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i1.1200

Abstract

Theories regarding early human migration to the archipelago have been widely expressed by researchers. Some believe that Indonesian inhabitants originated from Yunan (Austroasiatic), Taiwan (Austronesian) even from other places. This research seeks to present alternative studies of early civilizations using a visual culture approach. Visual culture at issue is a culture of artifacts including clothing, houses, visual arts, written alphabet, and so forth. The findings obtained from this study are hypotheses that Indonesia is a place of cultural crossing that at least involves elements from the Austroasiatic, Austronesian, and other Asian nations (South Asia and the Middle East). Therefore, in Indonesia there is no such thing as a native or migrant. This research is a preliminary research that requires further studies relating to increasing public understanding about the origin of the Indonesian nation. Thus, it is expected to give contribution to harmony between ethnic groups in Indonesia.Keywords: Early Civilization , Visual Arts , Archipelago________________________________________________________________ Teori mengenai migrasi manusia awal ke Nusantara telah banyak disampaikan oleh para peneliti. Ada yang mengatakan bahwa manusia Indonesia bearasal dari Yunan (Austroasiatik), Taiwan (Austronesia) bahkan dari tempat-tempat lainnya. Penelitian ini berusaha untuk menghadirkan alternatif kajian peradaban awal tersebut menggunakan pendekatan budaya visual. Budaya visual yang dimaksud adalah budaya berbentuk artefak dan dapat meliputi bentuk pakaian, bentuk rumah, seni rupa, abjad tulisan, dan lain sebagainya. Temuan yang didapatkan dari penelitian ini adalah hipotesis bahwa Indonesia adalah tempat persilangan budaya yang paling tidak melibatkan unsur-unsur dari bangsa Austroasiatik, Austronesia, serta Asia lainnya (Asia Selatan dan Timur Tengah). Oleh karenanya, di Indonesia tidak ada yang dinamakan kaum pribumi ataupun pendatang. Penelitian ini merupakan penelitan awal, sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman masyarakat terkait asal-usul bangsa Indonesia ini, sehingga dapat berkontribusi pada keharmonisan antar suku bangsa yang ada di Indonesia.Kata Kunci: Peradaban Awal, Seni Rupa, Nusantara
MENGGALI NILAI-NILAI SPIRITUALITAS PADA KARYA-KARYA TISNA SANJAYA Didit Endriawan; Donny Trihanondo
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2021): VISUAL ARTISTIK DALAM TEKNIK DAN POLA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v9i2.1726

Abstract

INTERPRETASI SPIRITUALITAS PADA KARYA SENI PATUNG AMRIZAL SALAYAN Didit Endriawan; Donny Trihanondo
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 3, No 1 (2015): REALITAS TRADISI DALAM PERSEPSI VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v3i1.387

Abstract

The spirituality experienced from one person to another person is vary from person to person. Spirituality has two meaning, the personal spirituality and religious spirituality. The first one is the experience of one's personal spirituality that have an impact on his personal consciousness and/or influence attitudes and behavior, without concerningthe beliefs of that person. While religious experience is spirituality that experience of someone who has a relationship with the religion that he embraced so that these experiences have an impact on his attitudes and behavior.To a certain point artist spiritual experience has a special meaning in his life. The experience can be an inspiration to the artists represented into anartwork. One Indonesian artists whose works are laden with spiritual values are Amrizal Salayan, and AD Pirous. Salayan Amrizal track record as one of the Indonesian artists is without doubt. His works in every exhibition presents many contemplative visual form, for example, his work entitled “Manusia Daun Pisang”, “Ia Ada dengan Ketiadaannya”, and others.With an aesthetic approach to Islam and Art Language, in this study, the discussion focused on the works Amrizal Salayan, AD. Pirous and others to study about spiritual values contained in their works.Keywords: Spirituality, Artworks, Artists in Indonesia, Islamic Aesthetics, Art Language__________________________________________________________________ Pengalaman spiritualitas antara satu orang dengan orang lain tentunya berbeda-beda. Spiritualitas memiliki dua pemahaman yaitu spiritualitas personal dan spiritualitas religius. Spiritualitas personal yaitu pengalaman seseorang yang berdampak pada kesadaran pribadinya sehingga mempengaruhi sikap dan perilakunya, terlepas dari agama apapun terhadap orang tersebut. Sedangkan spiritualitas religius yaitu pengalaman seseorang yang memiliki hubungan dengan agama yang dia anut sehingga pengalaman tersebut berdampak pada sikap dan perilakunya. Bagi seorang seniman tertentu pengalaman spiritual memiliki arti khusus dalam kehidupannya. Pengalaman tersebut mampu menjadi inspirasi sehingga seniman tersebut merepresentasikannya menjadi sebuah karya seni. Salah satu seniman Indonesia yang karya-karyanya sarat dengan nilai-nilai spiritual adalah Amrizal Salayan. Rekam jejak Amrizal Salayan sebagai salah satu seniman Indonesia tidak diragukan lagi. Karya-karyanya dalam setiap pameran banyak menghadirkan wujud visual yang kontemplatif, contohnya karyanya yang berjudul “Manusia Daun Pisang”, “Ia Ada dengan Ketiadaannya”, dan lain-lainnya. Dengan pendekatan estetika Islam dan Bahasa Rupa, pada penelitiannya ini, pembahasannya fokus pada karya-karya Amrizal Salayan untuk dikaji soal nilai-nilai spiritualitas yang terkandung di dalamnya. Kata Kunci: Spiritualitas, Karya Seni Rupa, Seniman Indonesia, Estetika Islam, Bahasa Rupa
MENGGALI KREATIVITAS KARYA RADEN SALEH DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI SENI Didit Endriawan
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i1.1201

Abstract

Raden Saleh was the only Indonesian famous as a European-style painter. His biography, works, polemics, controversies, etc, have been written within studies of  Indonesian visual art histories. Therefore, the writer attempts to investigate the acculturation process of culture or arts brought from Europe to Indonesia by him. During his long stay in Europe, Raden Saleh had gotten many experiences and refined his painting skills. In the context of Indonesian visual arts of 19th century, he was the only Indonesian painter recorded in Indonesian visual art history books. Later, history recorded Affandi, Sudjojono, Basuki Abdullah and other painters enlivened the world of Indonesian paintings in the 20th Century. Regarding this, viewed from the theories of Art Psychology, Raden Saleh had a remarkable sense of creativity. In this study, the writer seeks to explore Raden Saleh’s creativity values by using Art Psychology approach.Keywords: Raden Saleh, Visual Arts, Changes, Indonesia, Creativity________________________________________________________________ Raden Saleh, satu-satunya orang yang namanya populer di Indonesia sebagai tokoh seni lukis bergaya Eropa. Biografinya, karya-karyanya, polemik-polemiknya, kontroversinya, dan lain-lainnya banyak ditulis dalam kajian-kajian sejarah seni rupa Indonesia. Oleh karena itu, penulis mencoba melihat dari sisi lain terutama tentang proses akulturasi kebudayaan/ kesenian yang dibawa Raden Saleh dari Eropa ke Indonesia. Dari durasi yang lama di Eropa, Raden Saleh mendapatkan banyak pengalaman dan semakin matang dari sisi skill melukisnya. Dalam konteks seni rupa Indonesia, pada abad 19, dalam catatan buku-buku sejarah seni rupa Indonesia, Raden Saleh menempati 100% satu-satunya tokoh seni lukis Indonesia. Setelah Raden Saleh baru dicatat nama tokoh Affandi, Sudjojono, Basuki Abdullah dan seterusnya yang meramaikan dunia seni lukis Indonesia pada abad ke 20. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam teori Psikologi Seni, Raden Saleh memiliki daya kreatif yang luar biasa. Pada kajian ini, penulis mencoba menggali nilai-nilai kreativitas Raden Saleh dengan pendekatan Psikologi Seni.Kata Kunci: Raden Saleh, Seni Rupa, Perubahani, Indonesia, Kreativitas
MENGEDUKASI MASYARAKAT AKAN PENTINGNYA LIMBAH INDUSTRI GARMEN PADA KAMPUNG CANGKUANG MENJADI PRODUK UNGGULAN DESA BESERTA PEMASARANNYA Leni Cahyani; Nellyaningsih; Rahmat Hidayat; Sampurno Wibowo; Agus Maolana Hidayat; Donny Trihandono; Didit Endriawan
AMALIAH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 4 No. 2 (2020): Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LP2M UMN AL WASHLIYAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/ajpkm.v4i2.517

Abstract

Desa Cangkuang merupakan salah satu wilayah yang ada di kawasan industri di daerah Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Desa Cangkuang diapit oleh pabrik yang bergerak di cotton mill, manufacture (umumnya pemintalan benang hingga pakaian), dan food production. Kawasan industri di Rancaekek wajib memperhatikan aspek lingkungan, pasalnya kawasan perbatasan antara Kabupaten Bandung dengan Sumedang tersebut menghasilkan limbah cair B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang datang dari industri tekstil, tenun, dan garmen. Infrastruktur pengelolaan limbah terpadu dirasa sangat mendesak dibangun di setiap kawasan industri. Setiap industri juga harus didorong menguasai manajemen pengelolaan limbah. Tentunya hal ini memerlukan komitmen semua pihak untuk segera memulihkan kondisi lingkungan disana. Sehingga dalam membangun industri berwawasan lingkungan dan berkelanjutan bukan hanya sekedar slogan, tapi memang membutuhkan realisasi. Dengan keadaan pandemi covid sekarang ini metode yang digunakan berupa serah terima materi pelatihan kepada perwakilan desa cangkuang untuk didistribusikan kepada masyarakat pengrajin melalui karang taruna, penyerahan website untuk penjualan secara online dilakukan kepada perwakilan kepala desa.
JEJAK AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN KALIMANTAN DI TAMAN PURBAKALA CANDI AGUNG DI AMUNTAI, KALIMANTAN SELATAN [TRACES OF ACCULTURATION BETWEEN JAVA AND KALIMANTAN AT THE CANDI AGUNG ARCHAEOLOGICAL PARK IN AMUNTAI, SOUTH KALIMANTAN] Soni Sadono; Didit Endriawan
Naditira Widya Vol 15 No 2 (2021): NADITIRA WIDYA VOLUME 15 NOMOR 2 OKTOBER 2021
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v15i2.462

Abstract

Tulisan ini membahas situs-situs Candi Agung, Tiang Mahligai Junjung Buih, dan Pertapaan Pangeran Suryanata di Taman Purbakala Candi Agung, Provinsi Kalimantan Selatan. Tujuan penelitian ini adalah memahami akulturasi budaya asli dan asing yang telah terjadi pada ketiga situs tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan arkeologi dan semiotika budaya dengan mengelaborasi aspek-aspek kualitatif datanya. Aspek-aspek yang dibahas adalah bentuk dan fungsi candi, nama dan fungsi situs pemandian dan pertapaan, nama-nama tokoh legenda yang terkait dengan keberadaan candi, dan peristiwa-peristiwa dalam legenda. Subjek kajian terdiri atas dua aspek dokumentasi, yaitu visual (foto-foto situs) dan verbal (legenda). Subjek visual berupa dokumentasi pribadi pada tahun 2010. Subjek verbal terdiri atas buku-buku dan jurnal-jurnal yang membahas subjek penelitian, yaitu Hikayat Banjar, Hikayat Lambung Mangkurat, dan Tutur Candi. Hasil penelitian menunjukkan adanya akulturasi budaya Jawa dan Kalimantan, baik dalam bentuk bangunan candi, keberadaan situs pertapaan, nama-nama tokoh legenda, dan juga peristiwa.This paper discusses the sites of Candi Agung, Tiang Mahligai (bathing) Junjung Buih, and Pertapaan (hermitage) Pangeran Suryanata in the Archaeological Park of Candi Agung, South Kalimantan Province. The purpose of this study is to understand the acculturation between native and foreign cultures that had occurred at the three sites. This research uses the archaeological and cultural semiotics approach by elaborating the qualitative aspects of the data. The aspects discussed are the form and function of the temple, the name and function of the bathing and hermitage sites, the names of the legendary figures associated with the existence of the temple, and the events mentioned in the legend. The subject of the study consists of two aspects of documentation, i.e. visual (photos of the site) and verbal (legends). Visual subjects were of personal documentation obtained in 2010. Verbal subjects consist of books and journals that discuss the research subject, i.e. Hikayat Banjar, Hikayat Lambung Mangkurat, and Tutur Candi. Research results showed the occurrence of acculturation of Javanese and Kalimantan cultures, both in the form of temple buildings, the existence of hermitage sites, names of legendary figures, and cultural events.
PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN MODEL PEMASARAN PRODUK-PRODUK HASIL UMKM DI PESANTREN AL-KHOLILI Leni Cahyani; Asep Sufyan Muhakik; Didit Endriawan; Tri Haryotedjo; Harrie Lutfie; Rahmat Hidayat; Sampurno Wibowo; Donny Trihanondo; Soni Sadono
Jurnal Akrab Juara Vol 6 No 5 (2021)
Publisher : Yayasan Akrab Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Digitalisasi menjadi semakin penting karena melalui suatu aplikasi/platform, pesantren dapat memasarkan produk ataupun menyampaikan pesan dakwah ke masyarakat luas tanpa harus melakukan tatap muka. Pengabdiaan kepada masyarakat ini pelaksanaannya membantu dalam membimbing pelaku UMKM di pesantren, dan juga bisa menjadi e-commerce (perdagangan elektronik) yang bisa memasarkan ke luar pesantren baik secara offline dan online. Dan produk-produk masyarakat yang dibina oleh pesantren menjadi jembatan, sehingga kehadiran pesantren sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan menciptakan sistem agar seseorang dapat bertranskaksi dengan mudah hanya dengan menggunakan handphone, memasarkan produknya juga dapat dilakukan secara online. Ternyata di pesantren Al-Kholili saat ini sudah memiliki produk UMKM-nya sendiri, dan juga sudah digerakkan melalui gerakan OPOP (one pesantren one product). Namun dalam memasarkan produk UMKM yang dihasilkan di pondok pesantren tersebut tentu ada kendala yang dihadapi. Maka dibutuhkan adopsi teknologi digital yang tepat, yang sekiranya dapat mendukung penuh model pemasaran digital untuk memudahkan dan memperluas pemasaran produk hasil UMKM di pesantren tersebut, terlebih pada masa pemulihan pademi COVID-19 seperti saat ini.
PAMERAN "DARI AKAL TURUN KE HATI" SEBAGAI BENTUK EKSISTENSI KEKINIAN SENI RUPA ISLAM INDONESIA Didit Endriawan
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 1 (2024): TRADISI KARYA RUPA DESAIN
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v12i1.3512

Abstract

Sejak Islam masuk dan menyebar di Indonesia, pengaruhnya terasa di banyak tempat dan banyak bidang. Salah satunya bidang seni rupa yang hingga hari ini masih tetap exist dan bahkan berkembang di Indonesia. 90% penduduk Indonesia beragama Islam sehingga hal tersebut menjadi wajar adanya. Sebagaimana India yang mayoritas warganya Hindu, maka wajar jika Hindu mempengaruhi tatanan hidup di India. Pameran seni rupa Islam “Dari Akal Turun Ke Hati“ menjadi bukti penting terkait eksistensi Seni Rupa Islam Indonesia kekinian. Pameran tersebut diselenggarakan pada bulan suci Ramadhan 1445 H, di Loman Park Hotel Jogjakarta. Ciri khas pada pameran “Dari Akal Turun Ke Hati” adalah steril dari penggambaran makhluk bernyawa seperti manusia, hewan, dan lainnya, dengan kata lain sesuai syariat Islam, fiqih berkesenian. Ciri khas tersebut membedakan dengan pameran-pameran lainnya atau sebelumnya namun punya spirit yang sama yaitu melestarikan bahkan mengembangkan seni rupa Islam di Indonesia. Kata Kunci: akal, hati,existensi, seni rupa, Islam, Indonesia Since Islam entered and spread in Indonesia, its influence has been felt in many places and many fields. One of them is the field of fine arts which to this day still exists and is even developing in Indonesia. 90% of Indonesia’s population is Muslim so this is normal. As India has a majority of Hindu citizens, it is natural that Hinduism influences the way of life in India. The Islamic art exhibition “From the Mind to the Heart” is important evidence regarding the existence of contemporary Indonesian Islamic Art. The exhibition was held in the holy month of Ramadan 1445 H, at Loman Park Hotel Jogjakarta. The characteristic of the exhibition “From the Mind Down to the Heart” is the sterility of depictions of animate creatures such as humans, animals and others, in other words, in accordance with Islamic law, artistic jurisprudence. This characteristic differentiates it from other or previous exhibitions but has the same spirit, namely preserving and even developing Islamic fine arts in Indonesia. Keywords: mind, heart, existence, fine arts, Islam, Indonesia
Evolusi Diri dalam Karya Fotografi Konseptual Menggunakan Media Tape Art Sari, Nesthi Rasika; Endriawan, Didit; Rachmawanti, Ranti
KalaTanda Vol 3 No 2 (2021): Kalatanda
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/kalatanda.v3i2.6409

Abstract

Seperti makhluk hidup pada umumnya manusia juga mengalami evolusi baik secara fisik maupun juga non fisik. Hal ini menjadi sebuah gagasan penulis dalam penciptaan karya tugas akhir yang berjudul “Evolusi Diri Dalam Karya Fotografi Konseptual Menggunakan media Tape Art” bertujuan untuk menvisualisakan evolusi dalam diri dengan penggabungan media tape art membentuk fotografi konseptual. Latar belakang penulis mengambil tema ini dikarenakan setiap individu manusia melewati kesulitan dalam perubahan dirinya yang baru sekaligus dapat menjadi pengingat untuk penulis sendiri. Teknik fotografi yang akan diperlihatkan pada fotografi konseptual ini yaitu backlight dengan cahaya yang diarahkan pada belakang objek juga media tape art sehingga hasil yang dihasilkan akan lebih berfokus pada gestur dan satu warna serta memperlihatkan tape art dengan cahaya yang diarahkan pada belakang objek tersebut.
Analisis Nilai Estetika pada Karya Foto Yazid Albistami dalam Buku Foto "Ruang Ingatan" Rahmadani, Devi Fadlika Wulan; Endriawan, Didit; Yuningsih, Cucu Retno
KalaTanda Vol 3 No 2 (2021): Kalatanda
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/kalatanda.v3i2.6525

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian yang mengkaji nilai estetika pada buku foto “Ruang Ingatan” karya Yazid Albistami asal Bukittinggi dengan tema isu keluarga. Yazid Albistami menggunakan objek manusia, benda dan bayangan sebagai representasi dari pesan yang ingin di sampaikan di dalam buku foto karyannya. Hal ini ia lakukan sebagai bentuk curhatan yang tidak dapat tersampaikan secara langsung kepada keluarganya. Karya yang dibuat di dalam buku foto tersebut merupakan jenis fotografi seni. Tujuan adanya penelitian ini untuk mengetahui nilai estetika yang terkandung di dalam karya foto Yazid Albistami dalam buku foto “Ruang Ingatan” dan mengetahui cara seniman dalam menyampaikan pesan dalam buku foto “Ruang Ingatan”. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Penulis mendapatkan data melalui proses wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Pada penelitian ini penulis menggunakan tujuh sampel karya pada buku foto ‘“Ruang Ingatan” sebagai objek penelitian. Hasil penelitian pada tujuh sampel karya tersebut terdapat nilai estetika yang terkandung seperti unsur-unsur rupa (garis, warna, ruang, gelap terang), dasardasar penyusunan (kontras, irama, gradasi), dan hukum penyusunan (keseimbangan, simplisitas, proporsi).
Co-Authors Adrian Permana Zen Agus Maolana Hidayat Akbar, Muhammad Rafid Delma Alghifari, Muhammad Raihan Alifia, Aura Diffa Fata Alkautsar, Muhammad Ashiil Rizki Amalia Prameisti, Yusi Amalia, Shalvinna Amalia, Varajuba Suci Apriani, Destia Aqsha, Daffa Muhammad Ariyantiningsih, Aisyiyah Arvi, Rivano Asep Sufyan Muhakik Aufa, Syauqi Yahya Azizah, Alya Nur Azwar, Azwin Carlos Siagian, Fransiscus Cucu Retno Yuningsih Donny Trihandono Donny Trihanondo Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Dyah Perwitasari Edwin Buyung Syarif Fadhilla, Alya Fathana, Nur Iman Febriana, Sheva Pahlevi Febriyanti, Siti Annisa Firdaus Azwar Ersyad, Firdaus Azwar Firdaus, Amira Fitran, Muhammad Raihan Ganjar Gumilar Haniif, Raden Ajeng Aszhaafira Farrassayu Harrie Lutfie Haya, Alfatiana Fadia Hernandi, Wira Adhistira Huriyah, Hanin Iqbal Prabawa Wiguna Ircham Kamal, Rahma Zahara Kamal, Rizkia Nurfaiza Kusumanugraha, Sigit Leni Cahyani Lussy, Restu Ayuningtiyas Madjiid, Syahjidan Husien Malik, Yuhendra Maulidya, Zahra Muhammad Firdaus Muliandini, Rizkia Raihana Nabilah, Siti Nurul Nazori, Futrawan Nellyaningsih Nugraha, Farhan Nurmiladiah, Syahda Yaqiq Perdana, Ahmad Zakhi Danang Pramudyawardhani, Dyah Ayu Salsabila Pratama, Febrian Aggy Putra, Ivan Guritno Putra, Muhammad Bayu Eka Qorinsyah Rachmawati, Ranti Rahmadani, Devi Fadlika Wulan Rahmat Hidayat Rahmat Hidayat Ramadhan, Axel Ridzky Ramadhani, Avisha Ersya Ramandiaz, Azmi Rifaldi Ranti Rachmawanti Rizqillah, Aprillayalia Aghnia Rosa Anggraeni, Rosa Salamah, Nadia Afifatus Samhana, Betari Sampurno Wibowo Sari, Nesthi Rasika Setiawan, Rheza Putra Situmorang, Eka Christian Soni Sadono Sukarso, Dwie Alfhyandy Tampaty, Shaddam Alfi Teddy Ageng Maulana Tedjasukmana, Zerlinda Andini Tistian, Erda Zen Tri Haryotedjo Vega Giri Rohadiat Wicaksana, Rama Satria Zulfahmi, Hafidh Zaky Wahyu