Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Relasi Dakwah Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Pembentuk Karakter Santri Siswanto, Heru
Fikroh Jurnal Studi Islam Vol. 9 No. 1 (2025): Juni 2025: Fikroh Jurnal Studi Islam
Publisher : Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memberikan pengajaran, pendidikan, dan keteladanan setiap detik dan menit serta setiap jam dari seorang kyai kepada santrinya. Pendidikan dalam pondok pesantren bertujuan menempa diri santri menjadi pribadi yang mandiri mengembangkan semangat kebersamaan, yang meliputi sikap tolong-menolong, kesetiakawanan, dan persaudaraan sesama santri. Dari sisi pembinaan karakter individual, pesantren mengajarkan sikap hemat dan hidup sederhana yang jauh dari sifat konsumtif. Peran pondok pesantren di Indonesia bukan hanya sebagai lembaga pendidikan tetapi berperan juga sebagai lembaga keagamaan yang menjadi basis dalam proses pembentukan karakter umat. Di dalam pondok pesantren diajarkan dasar-dasar ilmu untuk membentuk karakter umat, karena pada dasarnya memiliki karakter yang yang baik adalah kewajiban yang harus dimiliki para santri Ketika sudah terjun ke Masyarakat. Sebagai misi dakwah dalam bentuk memberikan keteladanan. Dengan demikian, pondok pesantren sebagai institusi pendidikan Islam, sangat potensial untuk pembentukan sumber daya manusia dan potensial menuju terwujudnya kecerdasan dan kesejahteraan bangsa dan berkarakter yang baik. Tidak sedikit da’wah yang bisa dilakukan melalui pondok pesantren, baik da’wah yang menyampaikan ajaran Islam, maupun dakwah tentang kehidupan dan tentunya untuk pembentukan karakter umat. Kata Kunci : Pondok pesantren, Lembaga Pendidikan, Karakter Santri
Pengaruh Lingkungan dan Gaya Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran SKI di MA Pancasila Kota Bengkulu Siswanto, Heru; Asmara; Jelita, Dian
GHAITSA : Islamic Education Journal Vol. 4 No. 2 (2023): Juni
Publisher : Yayasan Darusssalam Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62159/ghaitsa.v4i2.577

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah, 1) untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI di MA Pancasila Bengkulu, 2) Untuk mengetahui gaya belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI di MA Pancasila Bengkulu dan 3) untuk mengetahui lingkungan dan gaya belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI di MA Pancasila Bengkulu. Hasil penelitian adalah 1) terdapat pengaruh lingkungan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI di MA Pancasila Kota Bengkulu, yang berarti Ha1 diterima dan Ho1 ditolak, 2) terdapat pengaruh gaya belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI di MA Pancasila Kota Bengkulu, yang berarti Ha2 diterima dan Ho2 ditolak dan ada pengaruh pengaruh antara pelaksanaan lingkungan dan gaya belajar terhadap Motivasi Belajar pada mata pelajaran SKI di MA Pancasila Kota Bengkulu, yang berarti Ha3 diterima dan Ho3 ditolak.
Legal Protection Of Separated Creditors In Executing Mortgage Rights On Bankrupt Assembled As Seen In The Face Of Dignified Justice Heru Siswanto; Yusriyadi; Muh. Afif Mahfud
KRTHA BHAYANGKARA Vol. 19 No. 1 (2025): KRTHA BHAYANGKARA: APRIL 2025
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/krtha.v19i1.3763

Abstract

Problem in Article 56 related creditors separatist and preferential is suspension execution goods guarantee for 90 days after debtor stated insolvent , which then can shortened to 2 months . The main obstacles faced creditors separatist is ambiguity about product insolvency — including determination and statement —which causes difficulty in do execution. Theory of justice dignified emphasize importance certainty law and accessibility information as part from solution practical For problem This is for overcome obstacle mentioned , it is suggested existence reformulation in product insolvency and increase transparency as well as accessibility minutes , so that creditors separatist can utilise 2 month period with more effective . Legislators are expected can add editorial regarding the deadline delivery information insolvency as well as ensure easy and transparent access​ For increase justice in the process of execution guarantee.
PEMBINAAN KECERDASAN INTRAPERSONAL (DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI) Siswanto, Heru
Al-Muttaqin : Jurnal Studi, Sosial, dan Ekonomi Vol. 6 No. 02 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Sabilul Muttaqin Mmojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63230/al-muttaqin.v6i02.290

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui bagaimana pembinaan kecerdasan intrapersonal dalam membentuk kemandirian anak usia dini. 2) mengetahui proses pembinaan kecerdasan intrapersonal dalam membentuk kemandirian anak usia dini. 3) mengetahui adanya pengaruh positif yang muncul setelah dilakukan pembinaan kecerdasan intrapersonal pada kemandirian anak usia dini. 4) mengetahui adanya faktor pendukung dalam kecerdasan intrapersonal pada anak usia dini. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan library research atau kajian Pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan pembinaan kecerdasan intrapersonal dalam membentuk kemandirian anak usia dini membawa pengaruh positif, proses pembinaan kecerdasan intrapersonal dalam membentuk kemandirian anak usia dini menggunakan metode belajar melalui bermain dengan menerapkan praktek langsung sesuai dengan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari hasilnya sangat memuaskan, adanya pengaruh positif yang muncul setelah dilakukan pembinaan kecerdasan intrapersonal pada kemandirian anak usia dini, adanya faktor pendukung dalam kecerdasan intrapersonal pada anak usia dini menjadi bekal dasar di keberlangsungan melanjutkan ke jenjang Pendidikan selanjutnya.
Implementasi Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Blimbing III Kota Malang Siswanto, Heru
At-Ta’dib: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol 2 No 01 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Sabilul Muttaqin Mmojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Keberadaan pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolahan belum banyak mengubah suatu keadaan. Ini disebabkan karena terjadinya sistem dikotomi pendidikan, dimana pelajaran umum dianggap lebih utama dibanding Pendidikan Agama Islam. kalaupun kompetensi dan potensi guru Pendidikan Agama Islam itu memadai, terkadang kehilangan nyalinya untuk bisa mengembangkan strateginya dalam menyampaikan Pendidikan Agama Islam di sekolah. Ini akan mengakibatkan dalam proses penyampaian pembelajaran pendidikan agama Islam kepada peserta didik jelas dianggap menoton. Ini akan mengakibatkan tidak berhasilnya sebuah pembelajaran di kelas. Ini perlu adanya suatu bentuk strategi yang handal, supaya pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum menarik minat peserta didik. Berbicara mengenai strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum itu tentunya tidak cukup dengan strategi, harus ada tidak lanjut dan harmonisasi hubungan antara guru agama dengan guru umum serta masyarakat setempat. Berkaitan dengan hal tersebut, didalam pembahasan penelitian ini akan di bahas tentang profil pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Blimbing III Kota Malang, dan upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama di SDN tersebut. Metode penelitian yang di gunakan dalam peneliti ini adalah metode penelitian kualitatif. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian kasus, karena penelitian ini dilakukan secara intensif, terinci dan mendasar tentang suatu lembaga, dimana peneliti mengambil kasus “Implementasi Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Blimbing III Kota Malang.” Kata Kunci: Implementasi, Pengembangan, Pembelajaran.
Penyuluhan Hukum tentang Kreatifitas Siswa Sekolah Sebagai Content Creator pada Media Sosial Ditinjau dari Hukum Bisnis di Madrasah Aliyah Negeri (MAN ) 13 Jakarta Selatan Atmoko, Dwi; Noviriska; Baihaki, Ahmad; M. Hutagalung, Jantarda; Nainggolan, Indra Lorenly; Siswanto, Heru; Sugeng
Abdi Bhara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2025): Abdi Bhara : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/htw8rc33

Abstract

The development of digitalization is something that has become a necessity in all levels of society and all fields of activity, including education. The use of technology for society is used to support activities. The dependence of society on the use of social media, through various social media tools such as Facebook, Instagram, Twitter, Tik Tok and others, opens up new job opportunities related to technology and digitalization. Digitalization allows for wider relationships, so it is often used in the fields of marketing and production. Social media is a platform that allows its users to create, share, and participate in content. In this case, there is a need for legal recognition through counseling related to protection for content creator business actors. The increase in the use of social media by students then opens up new opportunities in pursuing a profession in the digital era, one of which is becoming a Content Creator. The content created is not only useful for the fields of production and marketing, but can also be useful for Education, where students can use it in relation to learning and Education. Content creation in the layman's view is considered easy, but in fact it is not, because a content creator needs to think about engagement, awareness, personal branding. With this understanding, it is necessary for students of MAN 13 South Jakarta to get an introduction to becoming a content creator and how to get legal protection in running the business, so that they do not experience obstacles in starting to create content.
Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Pendidikan Kesetaraan Paket B di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Diknas Kota Malang Siswanto, Heru
An-Najmu: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1 No 02 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Sabilul Muttaqin Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63230/annajmu.v1i02.202

Abstract

ABSTRACT This research aims to 1. Find out how School Based Management (MBS) is implemented in the Malang City National Education Learning Activity Studio (SKB). 2. Know what factors hinder its implementation. And 3. Know what efforts have been carried out to overcome these inhibiting factors. This research is included in qualitative research, therefore the approach used is a qualitative descriptive approach. Meanwhile, the type of research is a case study. The results of this research show that the implementation of MBS in the Learning Activities Studio (SKB) of the Malang City National Education Office takes into account the seven basic school components that must be managed well. In relation to efforts to overcome the factors that hinder its implementation by implementing the Independent Curriculum development program on an ongoing basis, the development of teaching and education staff is carried out by encouraging teachers/tutors and business staff to develop their academic abilities, in the program for the development and fulfillment of facilities and infrastructure is carried out by utilizing funds APBD, APBN, DIPA, explore sources of funds originating from community participation through Committees, besides that programs are also determined based on a priority scale. Keywords: School Based Management
Construction of Knowledge and Learning Experience to Build Digital Literacy in Marginal Communities Rivo Nugroho; Sjafiatul Mardliyah; Heru Siswanto; Monica Widyaswari; Teguh Dewangga
Journal of Nonformal Education Vol. 10 No. 2 (2024): Equivalency education and community education
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jone.v10i2.4826

Abstract

Digital literacy is a construction of knowledge and experience for suburban communities in using social media, with various ways used by the community to appreciate the presence of digital technology to help people work online, as well as appreciation from marginal communities along with the development of digital literacy into a construction of knowledge and experiential study. This study employs a qualitative approach with a case study method, focusing on 10 informants who are members of the Mulung Village community, active members of a youth organization, and community facilitators. The research results show that the construction of knowledge and learning experiences in building digital literacy for marginalized communities in marginal communities, which is manifest in community appreciation for the presence of digital technology, which provides convenience, new insights, and benefits as informal learning within the family, acting a mass communication tool, as a forum for the younger generation to discuss, social interaction in cyberspace, and generating consumer behavior in society, as well as an exploration of the younger generation's skills and knowledge in using social media. In conclusion, digital literacy can foster community connection among marginalized communities through mass communication, independent learning experiences, and social media forums, fostering tolerance and empathy, and fostering support for digitalization through a sense of empathy and community support. The study's novelty lies in its in-depth exploration of the interplay between digital literacy, community engagement, and empowerment, particularly for marginalized groups. It demonstrates how digital literacy can foster a sense of belonging, tolerance, and empathy within the community, ultimately leading to a more inclusive and supportive environment for digitalization.