Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA

Pengaruh Lioprotektant Terhadap Karakteristik Nanopartikel Artesunat-Kitosan Yang Dibuat Dengan Gelasi Ionik-Pengeringan Beku Abhimata Paramanandana; Retno Sari; Pawahid Pawahid; Eryka A. Novarinandha; Widji Soeratri
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 3 No. 2 (2016): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.667 KB) | DOI: 10.20473/jfiki.v3i22016.74-80

Abstract

Latar belakang: Nanopartikel merupakan partikel dengan rentang ukuran diameter antara 1 - 1000 nm. Nanopartikel Artesunat-Khitosan diformulasikan menjadi nanopartikel menggunakan metode gelasi ionik-pengering beku ditujukan untuk melindungi bahan obat dari peruraian selama proses pembuatan. Untuk memperoleh produk dari pengeringan beku yang baik, optimasi lioprotektan sangat diperlukan. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik fisik nanopartikel Artesunat-Khitosan yang diformulasikan dengan tiga lioprotektan yang berbeda: sukrosa, trihalosa dan maltodekstrin menggunakan metode pengeringan beku. Metode: Pembuatan nanopartikel dilakukan menggunakan gelasi ionik dengan tripolifosfat sebagai crosslinker. Evaluasi nanopartikel kering meliputi: morfologi, sifat fisik, spektrum inframerah dan redispersabilitas. Hasil: Data deferential thermal analysis (DTA) menunjukkan, penambahan lioprotektan menjebak artesunat dalam sistem nanopartikel chitosan, dimana formula tanpa penambahan lioprotektan tidak ditemukan artesunat di dalam matriks chitosan. Pemeriksaan morfologi menggunakan scanning electron microscopy (SEM) menunjukkan nanopartikel dengan 2,5% maltodextrin memiliki permukaan yang halus dan bentuk yang speris. Selain itu, maltodextrin menunjukkan efek perlindungan selama pengeringan beku, laju pengendapan yang lebih lambat dan kemampuan untuk redipersi yang lebih baik dibandingkan dengan sukrosa dan trehalosa. Lioprotektan dengan konsentrasi tinggi menunjukkan redispersibilitas nanopartikel artesunat-chitosan yang lebih baik. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan lyoprotectant mempengaruhi karakterisitik nanopartikel artesunat-chitosan.
Aktivitas Antibakteri dan Stabilitas Sediaan Gel Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix folium) Luky Hayuning Les; Isnaeni Isnaeni; Widji Soeratri
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 6 No. 2 (2019): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v6i22019.74-80

Abstract

Pendahuluan: Daun jeruk (Citrus hystrix folium) mengandung minyak esensial 1-1,5%, menunjukkan aktivitas antibakteri. Bahan aktif yang berkontribusi sebagai aktivitas antibakteri mengandung senyawa dengan gugus  alkohol dan aldehida yang mendenaturasi protein sel bakteri. Tujuan: mengevaluasi efektivitas dan stabilitas antibakteri gel yang mengandung minyak esensial hasil isolasi dari daun Citrus hystrix terhadap Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus. Metode: Formulasi gel minyak atsiri dibuat menggunakan karbomer 940 sebagai gelling agent. Aktivitas antibakteri gel yang mengandung minyak atsiri dievaluasi terhadap Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus dengan gel yang mengandung 1% klindamisin sebagai kontrol positif dengan metode difusi agar. Hasil: Sediaan Gel efektif terhadap Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus. Diameter rata-rata zona hambatan pertumbuhan sebelum dan sesudah penyimpanan selama 4 minggu adalah 16,75 mm, dan 17,65 mm. Aktivitas hambatan terhadap dua bakteri uji relatif lebih kecil daripada gel klindamisin. Gel memiliki stabilitas fisik yang baik ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan pada konsistensi, warna, bau, viskositas dan pH yang diamati selama penyimpanan 4 minggu. Gel menghasilkan warna putih kekuningan dan bau jeruk yang khas, sedangkan gel kontrol menunjukkan warna kuning transparan dan berbau tween. Kesimpulan: Gel minyak atsiri jeruk secara efektif menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus, stabil setelah penyimpanan selama 4 minggu, oleh karena itu prospektif untuk dikembangkan sebagai bahan baku untuk gel anti jerawat.
Pengaruh Penambahan SPACE terhadap Karakteristik dan Stabilitas Gel Freeze Dried Amniotic Membrane Stem Cell-Metabolite Product Ria Hanistya; Tristiana Erawati; Cita Rosita Sigit Prakoeswa; Fedik Abdul Rantam; Widji Soeratri
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 7 No. 2 (2020): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v7i22020.59-65

Abstract

Pendahuluan: Sebagai organ terluas yang menyusun tubuh manusia, kulit menjadi salah satu lokasi penting dalam menghantarkan obat atau bahan aktif tertentu ke dalam tubuh manusia. Beberapa bahan aktif berbentuk makromolekul dengan berat molekul lebih dari 500 Da tidak dapat menembus stratum korneum sehingga membutuhkan bantuan penetration enhancer. SPACE (Skin Penetrating and Cell Entering) merupakan rangkaian molekul peptida berukuran kecil yang berpotensi bekerja sebagai enhancer dalam menghantarkan makromolekul dengan cara yang tidak invasif. Namun SPACE merupakan enhancer golongan baru sehingga efek penambahan SPACE terhadap karakteristik dan stabilitas fisik pada formulasi sediaan gel masih belum banyak diketahui. Tujuan: Penelitian kali ini bertujuan untuk mengevaluasi efek pemberian SPACE pada karakteristik dan stabilitas fisik sediaan gel freeze dried Amniotic Membrane Stem Cell-Metabolite Product. Metode: Karakteristik fisik sediaan gel freeze dried AMSC-MP dengan SPACE dievaluasi menggunakan parameter organoleptis (warna, bau, bentuk, tekstur), pH dan diameter sebar sediaan. Stabilitas fisik sediaan akan dievaluasi dengan menguji karakteristik fisik sediaan selama 30 hari penyimpanan. Hasil: Gel freeze dried Amniotic Membrane Stem Cell memiliki pH sekitar 6,1 dan diameter sebar sediaan sekitar 6,0 cm. Seluruh hasil pengujian karakteristik masih memenuhi rentang yang dipersyaratkan. Hasil uji karakteristik dianalisis menggunakan statistika metode ANOVA satu arah dan tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar formula. Semua formula F1, F2, F3 dan F4 stabil selama 30 hari penyimpanan. Kesimpulan: Penambahan SPACE tidak mempengaruhi karakteristik dan stabilitas fisik sediaan gel freeze dried Amniotic Membrane Stem Cell-Metabolite Product.
Karakteristik dan Stabilitas Fisik Krim Amniotic Membrane Stem Cell Metabolite Product dengan Penambahan SPACE Peptide Nisa Qurrota Ayun; Tristiana Erawati; Cita Rosita Sigit Prakoeswo; Widji Soeratri
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 7 No. 1 (2020): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v7i12020.19-25

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan growth factor dalam kosmetika adalah upaya yang menjanjikan dalam mengatasi masalah penuaan, namun juga menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk pengaplikasiannya. Karakteristik dan stabilitas fisik merupakan parameter yang penting dalam formulasi sediaan, utamanya pada sediaan kosmetika yang mengandung growth factor karena dapat berpengaruh langsung terhadap efektifitas kandungan zat aktifnya. Tujuan: Mengevaluasi pengaruh perbandingan Amniotic Membran Stem Cell Metabolite Product (AMSC-MP) dan SPACE peptide (F1 = 1:0; F2 = 1:1; F3 = 1:2; F4 = 1:3) terhadap karakteristik dan stabilitas fisik krim antiaging AMSC-MP yang mengandung growth factor. Metode: Uji karakteristik sediaan dievaluasi dengan parameter organoleptis, pH dan daya sebar. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan mengevaluasi karakteristik sediaan selama 21 hari penyimpanan. Hasil: Sediaan krim yang mengandung AMSC-MP dengan SPACE peptide memiliki karakteristik; rentang pH 5,8 - 6,5 hasil uji statistik dengan metoda ANOVA satu arah menunjukan perbedaan bermakna, daya sebar sediaan antara 5,6 - 7,2 cm hasil uji dengan metoda Kruskal Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna, bau sedikit amis, warna putih susu dan tekstur lembut. Hasil uji stabilitas terhadap nilai pH dan daya sebar menunjukkan bahwa formula krim dengan penambahan berbagai konsentrasi SPACE peptide stabil selama penyimpanan 21 hari. Kesimpulan: Peningkatan konsentrasi SPACE peptide meningkatkan pH sediaaan namun tidak mempengaruhi daya sebar, bau, warna dan tektur sediaan. Semua formula sediaan krim AMSC-MP dengan  SPACE peptide stabil selama 21 hari penyimpanan.
Pengaruh Asam Hialuronat-Space Peptide terhadap Karakteristik, Stabilitas Fisik Gel Amniotic Membran-Stemcell Metabolite Product Rina Mutya Suzliana; Tristiana Erawati; Cita Rosita Sigit Prakoeswa; Fedik Abdul Rantam; Widji Soeratri
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 7 No. 2 (2020): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v7i22020.66-73

Abstract

Pendahuluan: Amniotic membran stem cell metabolite product (AMSC-MP) merupakan metabolit produk yang diperoleh dari Amniotic membrane yang diisolasi dan dikultur yang kemudian ditumbuhkan dalam medium terkondisi. AMSC-MP mengandung banyak growth factor dan sitokin yang sangat berguna sebagai antiaging. Growth factor dan sitokin yang pada umumnya berukuran besar lebih dari 20 KDa menyebabkan AMSC-MP membutuhkan formulasi khusus untuk penggunaannya secara topikal. Pada penelitian ini digunakan asam hialuronat dikombinasi dengan SPACE peptide yang memiliki fungsi sebagai enhancer makromolekul untuk formulasi sediaan gel AMSC-MP sebagai antiaging. Untuk memastikan kualitas dan stabilitas suatu sediaan, maka perlu dilakukan uji karakteristik fisik dan uji stabilitas fisik sediaan tersebut. Tujuan: Mengevaluasi pengaruh penambahan asam hialuronat (0; 0,01; 0,02; 0,04 %) yang dikombinasi SPACE peptide terhadap karakteristik dan stabilitas dari formulasi sediaan gel AMSC-MP. Metode: Karakteristik fisik sediaan gel freeze dried AMSC-MP dengan penambahan asam hialuronat yang dikombinasi SPACE peptide dievaluasi dengan menggunakan parameter organoleptis (warna, bau, konsistensi dan tekstur), pengukuran pH dan kapasitas penyebaran. Pengujian stabilitas fisik dievaluasi dengan pengukuran pH dan kapasitas penyebaran sediaan setelah penyimpanan selama 28 hari. Hasil: Hasil uji karakteristik dan stabilitas fisik sediaan gel AMSC-MP menunjukkan penampilan fisik yang baik, gel transparan dengan konsistensi kental, lembut dengan bau yang khas. Nilai pH sekitar 5,26 - 5,37 dan kapasitas penyebaran pada 6,13 - 6,50. Semua formula stabil selama 28 hari penyimpanan. Kesimpulan: Penambahan kombinasi asam hialuronat dan SPACE peptide pada formulasi tidak merusak karakteristik dan stabilitas fisik sediaan gel AMSC-MP pada penyimpanan selama 28 hari.
Karakteristik dan Stabilitas Fisik NLC-Koenzim Q10 dalam Sleeping Mask dengan Minyak Nilam Fransisca Dita Mayangsari; Tristiana Erawati; Widji Soeratri; Noorma Rosita
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 2 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i22021.178-186

Abstract

Pendahuluan: Minyak nilam memiliki efek antioksidan dan peningkat penetrasi. Minyak tersebut berpotensi meningkatkan efektivitas produk sleeping mask dengan Koenzim Q10 (KoQ10) yang dimuat dalam Nanostructured Lipid Carriers (NLC) sebagai kosmetik anti-penuaan. Tujuan: Membandingkan karakteristik dan stabilitas fisik dari NLC-KoQ10 yang dimuat dalam sleeping mask dengan dan tanpa minyak nilam. Metode: Preparasi NLC-KoQ10 menggunakan metode High Shear Homogenization. NLC-KoQ10 dicampur dengan hydrogel dan minyak nilam, untuk F2. Sedangkan untuk F1 tanpa minyak nilam. Setelah itu diamati karakteristik dan stabilitas fisiknya yang meliputi organoleptik, pH, dan viskositas. Uji stabilitas fisik diamati pada suhu ruang selama 90 hari. Hasil: Uji karakteristik fisik menunjukkan bahwa F1 memiliki bau seperti oleum cacao, sedangkan F2 memiliki bau khas minyak nilam dan sedikit bau seperti oleum cacao. F1 memiliki nilai pH 6,036 ± 0,011, sedangkan F2 memiliki nilai pH 6,062 ± 0,020. Tidak ada perbedaan yang signifikan. Namun, F1 dan F2 memiliki nilai viskositas yang berbeda. F1 memiliki nilai viskositas 199,2 ± 0,7 cp, sedangkan F2 memiliki nilai viskositas 175,6 ± 7,9 cp. Uji stabilitas fisik menunjukkan bahwa F1 dan F2 memiliki skala nilai pH berkisar 6,055 - 6,336 dan viskositas 175,6 - 239,7 cp. Nilai viskositas F1 mengalami peningkatan setelah hari ke-60, sedangkan F2 pada hari ke-90. Kesimpulan: Berdasarkan uji karakteristik dan stabilitas fisik dapat disimpulkan bahwa F1 dan F2 memiliki bau dan viskositas yang berbeda, dan F2 lebih stabil daripada F1.
Physicochemical Characteristics, Stability, and Irritability of Nanostructured Lipid Carrier System Stabilized with Different Surfactant Ratios Dyah Rahmasari; Noorma Rosita; Widji Soeratri
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 9 No. 1 (2022): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v9i12022.8-16

Abstract

Background: One of the vital variables affecting the stability and the characteristics of the Nanostructured Lipid Carrier (NLC) is the surfactant concentration. Using the two combinations of surfactants can cause higher stability and a better characteristic of NLC. Tween 80 and Span 20 are anionic surfactants whose combination has not been studied for use in NLC systems. Objective: Determine the effect of different surfactant ratios of Tween 80 and Span 20 on the physicochemical characteristics, stability, and irritability of NLC using the High Shear Homogenization (HSH) method. Methods: Four different surfactant ratios were used in the NLC formulation, in which the ratio of Tween 80:Span 20 were 5:5, 6:6, 7:7, and 8:8, respectively. In this NLC system, cetyl palmitate served as solid lipid, medium-chain triglyceride (CrodamolTM) as liquid lipid, Tween 80, and Span 20 as surfactant components. NLC was characterized for organoleptic, viscosity, pH, zeta potential, particle morphology, particle size, and polydispersity index (PDI), then evaluated for stability using the real-time and freeze-thaw method, and irritability effect. Results: The different ratios of Tween 80 and Span 20 had no significant effect on the particle size, PI, and irritation score of the NLC system. On the other hand, it influenced all formulas' pH value, viscosity, zeta potential, and stability. Conclusions: The different ratios of surfactant combination affect the characteristics and stability of the NLC system.
The Effect of Decyl Glucoside on Stability and Irritability of Nanostructured Lipid Carriers-Green Tea Extract as Topical Preparations Rufaidah Azzahrah; Noorma Rosita; Djoko Agus Purwanto; Widji Soeratri
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 9 No. 3 (2022): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v9i32022.220-228

Abstract

Background: Green Tea Extract (GTE) is a natural antioxidant compound that can protect the skin from photocarcinogenesis (DNA damage due to ultraviolet exposure). GTE has low stability, which needs a delivery system such as Nanostructured Lipid Carriers (NLC) with decyl glucoside (DG) as a natural surfactant that at the right concentration can produce a significantly small particle size which can improve the stability of the NLC. Objective: To determine the effect of DG usage on the characteristics, physical stability, and irritability of NLC-GTE preparation. Methods: NLC-GTE preparation used the High Shear Homogenization (HSH) method with three formulas, which contained DG 2%, 2.5%, and 3% consecutively. Afterwards, the characteristic and physical stability tests were conducted using the thermal cycling method for three cycles with two different temperatures (48 hours/cycle, 2 - 8°C and 40°C). The irritability test used Hen's Egg Test on the Chorioallantoic Membrane (HET-CAM) method. Results: Characteristic test of organoleptic showed that all formulas were white, odorless, and had a semi-solid consistency. However, the pH, particle size, and polydispersity index values from all formulas were within the normal range of values. The physical stability test result showed that 3% DG was the most stable formula. This formula was within the non-irritating range of values in HET-CAM. Conclusion: NLC-GTE with an increased concentration of DG as a surfactant can improve the characteristics and physical stability of the preparation. F3 (3% DG) is the best formula compared to other formulas and indicates non-irritating in the HET-CAM test.
Characteristic and Physical Stability of Anti-Aging Green Tea Extract (GTE) on NLC with Argan Oil as Liquid Lipid Anita Natalia Suryawijaya; Tutiek Purwanti; Djoko Agus Purwanto; Widji Soeratri
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 9 No. 2 (2022): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v9i22022.115-124

Abstract

Background: Green tea extract is a hydrophilic antioxidant that is difficult to penetrate. A nanostructured lipid carrier (NLC) delivers a system consisting of solid-liquid lipids that can improve penetration. Argan oil is a vegetable oil that can be used as a liquid lipid in NLC, reducing particle size and increasing penetration by hydrating the skin. Objective: To determine the formula of NLC green tea extract (NLC-GTE) with liquid lipid argan oil, which has good characteristics and is stable. Methods: Preparation of NLC-GTE used the High Shear Homogenization with solid lipids (cetyl palmitate-glyceryl stearate) - liquid lipids (argan oil) NLC-GTE1 (50:50), NLC-GTE2 (70:30), and NLC-GTE3 (90:10). Characteristic tests included organoleptic, pH, particle size (PS), and polydispersity index (PI). The physical stability test (organoleptic, pH, PS, and PI) used the thermal cycling method (3 cycles six days). Result: NLC-GTE1 – NLC-GTE2 has an odor of argan oil. NLC-GTE3 has odorless. NLC-GTE1 – NLC-GTE3 has a pH scale from 5.782-5.784; PS ranges from 359.73–432.56 nm; PI ranges from 0.175-0.257. The statistical analysis results showed no significant difference between NLC-GTE1 – NLC-GTE3 in pH and PI, there was a significant difference in PS NLC-GTE1; NLC-GTE2 against NLC-GTE3. Physical stability test NLC-GTE2 – NLC-GTE3 phase separation occurs. The statistical analysis results showed no significant difference in pH values NLC-GTE1 – NLC-GTE3 "‹"‹before and after storage; there was a significant difference in NLC-GTE3 before and after storage. Conclusion: NLC-GTE1 was a formula with good characteristics and stability.
Effect of Alpha-Lipoic Acid on the Characteristics and Physical Stability of NLC-Green Tea Extract Fairuz Yaumil Afra; Widji Soeratri; Djoko Agus Purwanto
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 9 No. 3 (2022): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v9i32022.229-234

Abstract

Background: The addition of alpha-lipoic acid in Nanostructured Lipid Carrier-Green Tea Extract (NLC-GTE) has potential to increase effectiveness of anti-aging preparations. It happened because alpha-lipoic acid can increase stability and antioxidant activity. Objective: Comparing the physical characteristics and stability of NLC-GTE with or without alpha-lipoic acid. Methods: NLC-GTE manufactured using the High Shear Homogenization method. NLC-GTE was divided into two formulas, without the addition of alpha-lipoic acid for F1 and with the addition of alpha-lipoic acid for F2. The characteristics and physical stability were tested, including organoleptic, pH, particle size, and polydispersity index. Stability test was held using the thermal cycling method. Results: Based on characteristic test, it was found that F2 had larger particle size value than F1. The average particle size value of F1 is 313.9 ± 0.76 nm and 423.4 ± 0.75 nm for F2. The F1 and F2 preparations had a polydispersity index value below 0.3, so they were homogeneous. The average pH value of F1 is 5.998 ± 0.01, and F2 is 4.798 ± 0.004. The physical stability test showed a difference before and after the sixth day in particle size and pH, but it was still in the range, so it was safe. However, there was a separation in F1 after day 6. Conclusion: Based on the characteristics and physical stability tests, F1 (without alpha-lipoic acid) and F2 (with alpha-lipoic acid) had differences in particle size and pH. From the physical stability test, it can be concluded that F2 is more stable than F1.