Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

WHAT TOURISM PRODUCT ATTRIBUTES ARE DOMINANT INFLUENCING REVISIT INTENSION TO CULINARY TOURISM DESTINATION? Ingkadijaya, Rahmat; Bilqis, Linda Desafitri Ratu; Nurlaila, R. Nirmalasari
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v10i2.33447

Abstract

Culinary tourism is a form of tourism that is currently developing. Studies on the preferences of culinary tourists will be beneficial for the development of this form of tourism in the future. This study analyzes the influence of tourism product attributes: tourist attraction, accessibility, and amenities on revisit intention to a culinary tourism area. This study used a survey method. The questionnaire was distributed to 100 domestic tourists who visited the culinary tourism area in Bogor City, Indonesia. Methods of data analysis using descriptive analysis, multiple regression, F-test, and T-test. This study indicated that tourist attraction has a positive and significant effect on revisit intention, while accessibility and amenities do not affect revisit intention. However, tourist attraction, accessibility, and amenities simultaneously have a positive and significant effect on revisit intention. This study concluded that the dominant attribute of culinary tourism products is a tourist attraction that includes a variety of food and distinctiveness.
Berwisata ke Jakarta dengan Kemacetannya Ratnaningtyas, Heny; Nurbaeti, Nurbaeti; Asmaniati, Fetty; Bilqis, Linda Desafitri Ratu
Jurnal Manajemen Perhotelan dan Pariwisata Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpp.v4i2.43701

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perjalanan wisatawan nusantara dan mancanegara ke kota Jakarta dengan kemacetan lalu lintas. Penelitian ini bersifat kualitatif, bersumber dari wawancara mendalam dengan wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke tempat wisata di kota Jakarta. Hasil penelitian ini, cara mengatasi kemacetan yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta adalah: (1) Mengeluarkan kebijakan pengendalian kepemilikan kendaraan pribadi; (2) Menerapkan sistem jalan berbayar; (3) Kebijakan Sistem Transportasi Umum Terintegrasi; (4) Memperluas pembangunan flyover/underpass; (5) Revitalisasi Pejalan Kaki/ Trotoar. Kemudian ada beberapa cara bagi wisatawan yang ingin berwisata ke tempat wisata di Jakarta meskipun terjadi kemacetan: 1) Memutuskan berwisata pada hari libur atau hari raya Idul Fitri; (2) Menjauhi bepergian selama jam kerja dan pulang kerja; (3) Tidak mengikuti arus kemacetan; (4) memanfaatkan transportasi umum; (5) Membuka aplikasi di smartphone seperti akun Twitter TMC Polda Metro Jaya dan google maps serta aplikasi waze; (6) Undang teman yang sudah lama tinggal di Jakarta; (6) Menggunakan jasa ojek online; (7) Meninggalkan  keberangkatan pesawat/kereta/bus pada sore hari.
Penampilan Pramusaji Dan Citra Restoran Di Kabupaten Bogor (Cisarua – Cipayung) Amalia Mustika; Mochammad Achmadi; Linda Desafitri
Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol 22 No 3 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.254 KB) | DOI: 10.30647/jip.v22i3.1168

Abstract

This study aims to determine whether the grooming standards affect the image of the restaurant. The study conducted in the scope of the Regional of Bogor. This research used descriptive method correlation and unit of analysis of this research was employees of restaurant in Cisarua and Cipayung, with number of respondents was 32 persons. The results of the study have shown that the grooming of waiter variable significantly influence the image of restoran with 0.584, it meant between grooming of waiter and the image of restoran had a sufficient or moderate relationship. the grooming of waiter could explain the influence in the image of the restoran at regional of Bogor for 34.11%. and the balance 65.89% is explained by other variables which did not included in the this research.
Penerapan Strategi “Work Family Conflict” Wanita Pekerja Sektor Pariwisata Dalam Berkontribusi Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus Di Jakarta Selatan) Devita Gantina; Amalia Mustika; Nurima Rahmitasari; Linda Desafitri
Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol 22 No 3 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.656 KB) | DOI: 10.30647/jip.v22i3.1169

Abstract

Fenomena work-family conflict ini semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, baik terhadap wanita bekerja itu sendiri, keluarganya maupun bagi organisasi tempat dia bekerja. Beberapa dampak negatif secara individual diantaranya adalah berkurangnya kepuasan baik dalam bekerja maupun dalam kehidupan rumah tangga, ketegangan dan stress pada diri wanita bekerja, gangguan kesehatan, dan ketidak harmonisi dan hubungan dengan anggota keluarga lain. Sedangkan dari sisi organisasi work-family conflict akan mengakibatkan berkurangnya komitmen karyawan pada pekerjaan yang akhirnya dapat mendorong perputaran tenaga kerja yang tinggi pada organisasi/ high turnover (Poelmans, 2001). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, dilaksanakan secara cross- sectional, teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner. Responden adalah wanita yang sudah menikah atau pernah menikah, yang bekerja di Hotel, Pusat Perbelanjaan, Restoran Dan Sekolah Pariwisata didaerah Jakarta Selatan. Penerapan Work Family Conflict pada wanita sektor pariwisata menunjukan mean terbesar ada pada kuesioner “merubah rencana” dengan nilai 3.53 dan terkecil ada pada kuesioner “tuntutan pada pekerjaan dengan nilai 2.26. Sedangkan untuk variabel y, yaitu strategi coping, mean terbesar ada pada kuesioner “Planning” dengan nilai 4.04 dan terkecil ada pada kuesioner “Suppression Of Competing Activities”dengan nilai 3.31. Sehingga dapat disimpulkan bahwa para wanita pekerja sektor Pariwisata melakukan strategi coping untuk meredakan stress dalam bekerja dengan melakukan Planning yaitu berusaha berpikir mengenai bagaimana caranya mengatasi sumber stres. Diketahui kontribusi pendapatan wanita terhadap total pendapatan kelurga secara keseluruhan wanita pekerja sektor industri pariwisata memberikan kontribusi sebesar 58,76% dalam perekonomian keluarga.
Persepsi Guru Dan Dosen Tentang Homestay Dalam Melakukan Kegiatan Wisata Edukasi Sekolah Linda Desafitri Ratu Bilqis; Irfal Irfal; Amalia Mustika
Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol 26 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Pariwisata
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30647/jip.v26i1.1463

Abstract

Educational tourism can be a means of socializing and fostering a sense of pride and love for culture and the nation where tourism activities are carried out by visitors and are primarily aimed at obtaining education and learning. In conducting educational tours, accommodation is needed, one of which is a Homestay. The purpose is to determine the perceptions of teachers and lecturers about Homestays as an alternative accommodation for educational tours. The research method is descriptive quantitative method which was conducted on 100 respondents consisting of junior high school, vocational / high school teachers and university lecturers in Jakarta using quota sampling. The conclusion of this study is that the perception with motives prefers living in a Homestay because the price is relatively cheaper in conducting educational tours and it is recommended that Homestay owners can offer more than 1 (one) room or room so that more accommodating students or students who will stay in the tourist village area and for teachers and lecturers to keep choosing Homestay as a place to stay for their students or students for educational activities, in order to help government programs to improve the economy of local residents in a tourist village. Keywords: Lecturers; Teacher;, Homestay; Perception; Educational Tourism
Pengaruh Citra Merek dan Harga Terhadap Minat Beli di Koi Thé Mall Central Park Jakarta Linda Desafitri RB; Rahmat Ingkadijaya; Sheila Canistha Angelina
Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol 26 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Pariwisata
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30647/jip.v26i2.1544

Abstract

This study aims to determine brand image and price on buying interest at Koi Thé Mall Central Park Jakarta. The research method used in this research is multiple linear regression with quantitative qualitative research. The population in this study are consumers of Koi Thé Mall Central Park Jakarta. The sample in this study amounted to 100 respondents. The sampling technique used is purposive sampling. The results of the study partially brand image and price have a significant effect on buying interest at Koi Thé Mall Central Park Jakarta. Brand image is a seller's promise to consistently provide certain benefits and services to buyers. Prices are adjusted to the benefits received by consumers, where consumers want the price paid in accordance with the benefits received. It is recommended that Koi Thé improve its brand image by expanding its sales market, so that consumers can find KOI Thé products in the area where consumers live. Koi Thé must be able to regulate and determine the price of the product properly in accordance with the quality and quantity of the product so as not to lose competition with other bubble drink brands. Keywords: Brand Image, Price, Buying Interest
The Effect of Tourists’ Experience Towards Revisit Intention at Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Rahmat Ingkadijaya; Linda Desafitri RB; Poppy Wira Pertiwi
JURNAL PENDIDIKAN DAN KELUARGA Vol 12 No 02 (2020): Jurnal Pendidikan dan Keluarga
Publisher : Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jpk/vol12-iss02/831

Abstract

Perkampungan Budaya Betawi Area is cultural preservation designated by the Jakarta government as a location for the preservation and development of Betawi culture. As one of the cultural tourism destinations in the center of the Capital that always strives to maintain and improve all important aspects that have an impact on the sustainability of the tourist destination itself. The Tourists mostly come from West Java, Jabodetabek, and Foreign. Therefore, the authors conducted a pre-study on tourists’ revisit intention of Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan which produces that tourists revisit intention is low. Implementing the customer experience to be expected could increase the revisit intention to Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. This type of research was descriptive quantitative, the survey method used was the questioner with a sample size of 100 respondents. Data analysis technique was using the multiple regression techniques. These results show there is a partial influence on customer experience consisting of comfort, education, hedonic, novelty, safety, and beauty to tourists’ revisit intention of Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. The beauty dimension of the customer experience variable got the highest score and the intention to recommend in revisit intention got the highest score
WHAT TOURISM PRODUCT ATTRIBUTES ARE DOMINANT INFLUENCING REVISIT INTENSION TO CULINARY TOURISM DESTINATION? Rahmat Ingkadijaya; Linda Desafitri Ratu Bilqis; R. Nirmalasari Nurlaila
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v10i2.33447

Abstract

Culinary tourism is a form of tourism that is currently developing. Studies on the preferences of culinary tourists will be beneficial for the development of this form of tourism in the future. This study analyzes the influence of tourism product attributes: tourist attraction, accessibility, and amenities on revisit intention to a culinary tourism area. This study used a survey method. The questionnaire was distributed to 100 domestic tourists who visited the culinary tourism area in Bogor City, Indonesia. Methods of data analysis using descriptive analysis, multiple regression, F-test, and T-test. This study indicated that tourist attraction has a positive and significant effect on revisit intention, while accessibility and amenities do not affect revisit intention. However, tourist attraction, accessibility, and amenities simultaneously have a positive and significant effect on revisit intention. This study concluded that the dominant attribute of culinary tourism products is a tourist attraction that includes a variety of food and distinctiveness.
Peningkatan Kapasitas Kelompok Penggerak Pariwisata dalam Pengelolaan Desa Wisata Berkelanjutan di Desa Cipasung, Kabupaten Kuningan Rahmat Ingkadijaya; Linda Desafitri Ratu Bilqis
Jurnal Pemberdayaan Pariwisata Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Pemberdayaan Pariwisata
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STP Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.445 KB) | DOI: 10.30647/jpp.v2i2.1436

Abstract

Banyak desa di Indonesia mencanangkan dirinya menjadi desa wisata. Namun tidak semuanya dapat berkembang dan bertahan. Salah satu unsur penting dalam pengembangan dan keberlanjutan desa wisata adalah pihak pengelola. Permasalahannya, apakah pengelola memiliki kapasitas yang memadai untuk mengelola desa wisatanya?. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelompok penggerak pariwisata sebagai pengelola desa wisata mengenai pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan. Hasil penyuluhan menunjukkan bahwa pada reaction level, para peserta pelatihan menyatakan materi pelatihan bermanfaat dan sesuai dengan posisi/tugas mereka saat ini. Pada learning level, mereka menyatakan memahami materi yang disampaikan dan berkeinginan untuk mempelajarinya lebih jauh. Pada behaviour level, mereka menyatakan akan menerapkan apa yang telah mereka ketahui dari pelatihan tersebut dalam tugas/posisi mereka saat ini. Kata Kunci: Pariwisata Berkelanjutan; Desa Wisata; Kelompok Penggerak Pariwisata; Desa Cipasung
Berwisata ke Jakarta dengan Kemacetannya Heny Ratnaningtyas; Nurbaeti Nurbaeti; Fetty Asmaniati; Linda Desafitri Ratu Bilqis
Jurnal Manajemen Perhotelan dan Pariwisata Vol. 4 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpp.v4i2.43701

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perjalanan wisatawan nusantara dan mancanegara ke kota Jakarta dengan kemacetan lalu lintas. Penelitian ini bersifat kualitatif, bersumber dari wawancara mendalam dengan wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke tempat wisata di kota Jakarta. Hasil penelitian ini, cara mengatasi kemacetan yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta adalah: (1) Mengeluarkan kebijakan pengendalian kepemilikan kendaraan pribadi; (2) Menerapkan sistem jalan berbayar; (3) Kebijakan Sistem Transportasi Umum Terintegrasi; (4) Memperluas pembangunan flyover/underpass; (5) Revitalisasi Pejalan Kaki/ Trotoar. Kemudian ada beberapa cara bagi wisatawan yang ingin berwisata ke tempat wisata di Jakarta meskipun terjadi kemacetan: 1) Memutuskan berwisata pada hari libur atau hari raya Idul Fitri; (2) Menjauhi bepergian selama jam kerja dan pulang kerja; (3) Tidak mengikuti arus kemacetan; (4) memanfaatkan transportasi umum; (5) Membuka aplikasi di smartphone seperti akun Twitter TMC Polda Metro Jaya dan google maps serta aplikasi waze; (6) Undang teman yang sudah lama tinggal di Jakarta; (6) Menggunakan jasa ojek online; (7) Meninggalkan  keberangkatan pesawat/kereta/bus pada sore hari.