Teripang merupakan salah satu komoditas perikanan bernilai ekonomis tinggi. Seiring dengan meningkatnya permintaan teripang, adanya indikasi upaya penangkapan berlebih yang tidak seimbang dengan ketersediaan sumberdaya teripang dapat mengancam keberadaan populasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepadatan dan distribusi jenis teripang berdasarkan kondisi habitat serta keterkaitannya dengan parameter lingkungan perairan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November - Desember 2024 di perairan pesisir Selatan Pulau Laut, Kotabaru. Pengumpulan data teripang menggunakan metode purposive random sampling dengan teknik belt transect pada keempat stasiun yang mewakili habitat teripang. Pengambilan data teripang, kerapatan lamun, tutupan karang dan parameter lingkungan perairan dilakukan secara in-situ. Keterkaitan jenis teripang dengan parameter lingkungannya dianalisis dengan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA). Teripang yang ditemukan di lokasi penelitian terdiri dari 6 jenis (Holothuria scabra, H. atra, H. leucospilota, Stichopus horrens, S. ocellatus, dan Actinopyga miliaris), dengan kisaran kepadatan sebesar 0,12 ind/m² hingga 0,19 ind/m². Hasil pengukuran parameter lingkungan perairan pada lokasi penelitian diperoleh suhu 27,7-30,30C, salinitas 28,2-33,0‰, pH 7,3-8,5, DO 4,31-5,34 mg/l, dan kedalaman 0,1-2,2 m. Pola distribusi teripang cenderung mengelompok dengan nilai Id sebesar 3,20-14,03. Keberadaan teripang menunjukan nilai keanekaragaman sedang (H’ = 0,9-1,4), keseragaman tinggi (E = 0,8) dan dominansi tergolong stabil (C = 0,3-0,4). Secara keseluruhan, kualitas perairan masih sesuai untuk mendukung pertumbuhan teripang. Sebagian besar jenis teripang ditemukan dominan pada habitat pasir berlumpur yang berasosiasi dengan lamun. Tiga jenis teripang berasosiasi tinggi dengan lamun Thalassia hemprichii sehingga semakin tinggi kerapatan lamun akan diikuti oleh tingginya kepadatan teripang.