ChatGPT sebagai bentuk perkembangan Artificial Intelligence dapat menjadi solusi bagi pembelajar maupun pengajar. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap sejauh mana kesalahan interpretasi ChatGPT terhadap mubtada’ dan khabar, serta membandingkannya dengan 3 kitab klasik, yaitu kitab An-Nahwu Al-Wã?ih karya Ali Al-Jãrim dan Mu??afã Am?n, kitab Al-Jur?miyyah karya Muhammad bin Dawud as-?anhaji, serta kitab Jãmi’ Ad-Dur?s karya Mu??afã Al-Galãyain?. Penelitian ini termasuk kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data berupa dokumen dan analisis data menggunakan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ChatGPT dapat menunjukkan teori mubtada’ dan khabar secara tepat. Akan tetapi dalam hal interpretasi, masih banyak ditemukan kesalahan. ChatGPT memberi ketentuan interpretasi mubtada’ dan khabar sebagai berikut: 1] mubtada’ berupa kata benda, 2] mubtada’ harus terletak pada awal kalimat, dan 3] khabar berupa kata kerja atau kata sifat. Hal ini berbeda dengan interpretasi ahli bahasa Arab dalam kitab klasik, yaitu: 1] mubtada’ berupa kata benda, 2] pada umumnya, mubtada’ terletak di awal kalimat, 3] khabar berupa kata benda (isim), 4] khabar dapat berupa kata kerja (fi’il) jika kata kerja tersebut bersambung dengan subjek (fã’il), 5] pada umumnya, khabar terletak setelah mubtada’, 6] khabar ada kalanya terletak sebelum mubtada’ apabila terdiri dari jãr wa majr?r dan ?araf. ChatGPT as a form of Artificial Intelligence development can be a solution for learners and teachers. The purpose of this study is to reveal the extent of ChatGPT's misinterpretation of mubtada' and khabar, and compare it with 3 classic books, namely An-Nahwu Al-Wã?ih by Ali Al-Jãrim and Mu??afã Am?n, Al-Jur?miyyah by Muhammad bin Dawud as-?anhaji, and Jãmi' Ad-Dur?s by Mu??afã Al-Galãyain?. This research includes qualitative which is descriptive. Data collection in the form of documents and data analysis using content analysis. The results showed that ChatGPT can show the theory of mubtada' and khabar precisely. However, in terms of interpretation, there are still many errors. ChatGPT stipulates the interpretation of mubtada' and khabar as follows: 1] mubtada' is a noun, 2] mubtada' must be located at the beginning of the sentence, and 3] khabar is a verb or adjective. This is different from the interpretation of Arabic linguists in the classics, namely: 1] mubtada' is a noun, 2] in general, mubtada' is located at the beginning of a sentence, 3] khabar is a noun (isim), 4] khabar can be a verb (fi'il) if the verb is connected to the subject (fã'il), 5] In general, khabar is located after mubtada', 6] khabar sometimes occurs before mubtada' when it consists of jãr wa majr?r and ?araf.