Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

SOSIALISASI SEHAT MENTAL MENJALANI PERAWATAN PCOS Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Cindy Arlinda Christanty
PROSIDING SERINA Vol. 1 No. 1 (2021): PROSIDING SERINA III 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.757 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v1i1.17646

Abstract

PCOS is one of the leading causes of infertility, hirsutism, and oligomenorrhea in women. Women who experience PCOS have a high potential to experience physical and mental health problems. The impact of PCOS on physical health has been widely discussed by experts in the medical field. However, the impact of PCOS on the mental health of women with PCOS is still very limited and needs to be followed up. In this outreach activity, the mental health of women with PCOS will focus on discussing the importance of resilience and grit to encourage women with PCOS to bounce back from the situation they face and be able to move consistently in undergoing PCOS treatment, especially in undergoing a healthy lifestyle treatment program where women with PCOS often finds it difficult to stay consistent with the program.PCOS merupakan salah satu penyebab utama infertilitas, hirsutisme, dan oligomenorea pada perempuan. Perempuan yang mengalami PCOS memiliki potensi yang tinggi untuk mengalami masalah kesehatan fisik dan kesehatan mental. Dampak PCOS terhadap kesehatan fisik telah cukup banyak dibahas oleh para ahli yang bergerak di bidang medis. Akan tetapi, dampak PCOS bagi kesehatan mental perempuan dengan PCOS masih sangat terbatas dan perlu ditindaklanjuti. Pada kegiatan sosialisasi ini, kesehatan mental perempuan dengan PCOS akan difokuskan pada pembahasan mengenai pentingnya relisiensi dan grit untuk mendorong perempuan dengan PCOS bangkin kembali dari situasi yang dihadapinya dan mampu bergerak secara konsisten dalam menjalani perawatan PCOS terutama dalam menjalani program perawatan pola hidup sehat dimana perempuan dengan PCOS seringkali merasa kesulitan untuk tetap konsisten menjalani program tersebut. 
PENDAMPINGAN GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN BELITUNG DALAM MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN STEM (SCIENCE TECHNOLOGY ENGINEERING AND MATHEMATICS) MENGGUNAKAN IOT (INTERNET OF THINGS) Jap Tji Beng; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Claudia Fiscarina; Desella Chandra; Felicita Mauli; Layla Adila Ramadhani; Sri Tiatri
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i1.16075

Abstract

The influence of technological development brought about a sophisticated concept called IoT or the Internet of Things. In order to keep up with the progress of industrial era 4.0, preparation is needed to improve student competence. Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) education can improve IoT-related competencies. Collaboration between the use of IoT and STEM learning is expected to help students prepare for the future. Therefore, research on STEM Learning through IoT has been conducted for the last two years. Based on the results of this research, this PKM (Community Service) aims to provide assistance to elementary school teachers in Belitung Regency in the introduction of STEM learning through the implementation of IoT media. The methods in implementing the community service are: (a) data collection through questionnaires, prior to the implementation of Teacher Mentoring, (b) implementation of Teacher Mentoring in the form of lectures on IoT, STEM, and the benefits of STEM learning through IoT, (c) discussions and reflections on the material, (d) QnA session, and (e) data collection after Teacher Mentoring session. Furthermore, the data from the questionnaire was processed using quantitative methods. 75 teachers were assigned to attend this PKM, however, only 72 questionnaire data was collected. The result of the PKM recorded through QnA and questionnaires filled out by the teacher is that this PKM was able to help teachers understand more about the meaning of STEM by IoT. The STEM learning model through IoT is considered by the teachers to be able to provide positive benefits for students. Teachers expect similar materials related to technological advances to be given to students in the future.ABSTRAK:Pengaruh perkembangan teknologi di dunia menghasilkan suatu konsep canggih dengan sebutan IoT atau Internet of Things. Untuk menghadapi kemajuan zaman di era industri 4.0 diperlukan persiapan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Pendidikan STEM atau Science, Technology, Engineering, and Mathematics dapat menjadi wadah dalam meningkatkan kompetensi terkait IoT tersebut. Kolaborasi antara pemanfaatan IoT dengan pembelajaran  STEM diharapkan dapat mempersiapkan siswa menghadapi masa depan. Oleh sebab itu, penelitian mengenai Pembelajaran STEM melalui IoT telah dilaksanakan selama dua tahun terakhir. Berbasis hasil penelitian tersebut, PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) ini bertujuan untuk memberikan pendampingan guru Sekolah Dasar di Kabupaten Belitung dalam pengenalan pembelajaran STEM melalui implementasi media IoT. Metode dalam pelaksanaan PKM adalah: (a) pengumpulan data melalui kuesioner, sebelum pelaksanaan Pendampingan Guru, (b) pelaksanaan Pendampingan Guru berupa ceramah mengenai IoT, STEM, dan manfaat pembelajaran STEM melalui IoT, (c ) diskusi dan refleksi mengenai materi yang diperoleh, (d) tanya jawab, (e) pengumpulan data sesudah Pendampingan Guru. Selanjutnya data dari kuesioner diolah dengan menggunakan metode kuantitatif.  Guru yang ditugaskan hadir dalam PKM ini adalah 75 orang, namun data kuesioner yang terkumpul adalah 72.  Hasil dari PKM yang terekam melalui tanya jawab dan kuesioner yang diisi oleh guru antara lain, bahwa PKM ini telah dapat membuat para guru menjadi lebih paham arti STEM dengan IoT.  Model pembelajaran STEM melalui IoT ini dinilai guru dapat memberikan manfaat positif bagi pada siswa.  Para guru mengharapkan materi-materi sejenis yang terkait dengan kemajuan teknologi dapat diberikan di kemudian hari.
Peranan Stres Akademik Terhadap Subjective Well-Being dengan Perceived Social Support sebagai Moderator pada Mahasiswa Magang Atau Bekerja Barirahma Martinasia Islahuddiny; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Meylisa Permata Sari
Provitae: Jurnal Psikologi Pendidikan Vol. 15 No. 2 (2022): Provitae: Jurnal Psikologi Pendidikan
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/provitae.v15i2.20894

Abstract

In this era of rapid growth on technology literacy, students as a bridge between the world of school and work hold great responsibilities and are required to work in a fast-paced environment, more complex than their predecessors. As students who are doing internships or working, they have two responsibilities, namely academic and professional at the same time. This can cause students to experience poor learning patterns due to lack of time management skills and tend to multi-task. Those who have many academic and other demands but are unable to cope with them will experience academic stress. In addition, time management is closely related to the work-life balance phenomenon. This can affect the low subjective well-being. Thus, academic stress can affect the decline of subjective well-being in students who are doing internships or working. This study aims to examine the relationship between academic stress and subjective well-being moderated by perceived social support. Data was collected by distributing questionnaires using the Perceived Academic Stress Scale (PAS), Satisfaction With Life Scale (SWLS), Scale of Positive and Negative Experience (SPANE), and Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) with 387 participants using linear regression quantitative research design. The result shows that p < 0.05 for regression and p > 0.05 for moderation analysis. Thus, show that there is an influence between academic stress and subjective well-being and social support cannot strengthen the effect of academic stress and subjective well-being.
INTERVENSI ILUMINANSI DAN OTOMATISASI ON/OFF LAMPU RUANG KELAS UNTUK MENCAPAI KENYAMANAN VISUAL DAN HEMAT ENERGI Endah Setyaningsih; Yohanes Calvinus; Joni Fat; Fransisca Iriani Roesmaladewi
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.22721

Abstract

the quality of room lighting are the level of lighting/illuminance, light color, and glare. The classroom as a place for learning and teaching requires quality lighting. This study uses a classroom for case studies, namely at Perti Tomang Islamic Vocational School, West Jakarta, but is limited in terms of illuminance. Based on measurements, the illuminance of this classroom does not meet SNI room lighting standards. For this reason, illumination interventions are needed in the classroom, in the form of increased lighting. Improved lighting has an impact on increasing the use of electric power, for this reason efforts are needed to save energy. The problem is how to increase lighting and save energy at the same time. The purpose of this study was to determine the number of classroom lamps so that they achieve illuminance according to SNI, but still achieve energy saving. The research method is to make a classroom model with lighting that meets SNI and there are automation on/off room lights. The step is in the form of a simulation using dialux software, so that the number of lights that must be added can be known. The method for saving energy is by installing an on/off automation system for classroom lights. The results obtained from this study are an increase in average illuminance from 213.8 lux to 350 lux and is in accordance with SNI, so that visual comfort can be achieved. The on/off automation intervention was carried out by installing 3 motion sensors with the Doppler effect microwave sensor type in the classroom. The lights will turn on if there is movement of students or teachers entering the room, and the lights will turn off if there are no students or teachers. Thus, the lamp is not continuously lit for 10 hours. Based on this intervention, 14,004 KWH of electrical energy can be saved for 1 (one) month. Keywords: intervention; illuminance; light on/off automation; visual comfort; energy saving Abstrak Kenyamanan visual adalah rasa nyaman dari indra penglihatan seseorang terhadap pencahayaan ruangan yang berkualitas. Parameter yang menentukan pencahayaan ruang berkualitas yaitu tingkat pencahayaan/iluminansi, warna cahaya, dan kesilauan. Ruang kelas sebagai tempat belajar, memerlukan pencahayaan yang berkualitas. Penelitian ini menggunakan ruang kelas untuk studi kasus, yaitu di SMK Islam Perti Tomang Jakarta Barat, namun dibatasi tentang iluminansi. Berdasarkan hasil pengukuran, iluminansi rata-rata ruangan kelas ini, belum memenuhi standar pencahayaan ruang sesuai SNI. Untuk itu diperlukan intervensi iluminansi pada ruang kelas, berupa peningkatan pencahayaan. Peningkatan pencahayaan berdampak pada peningkatan penggunaan daya listrik, untuk itu diperlukan usaha penghematan energi. Permasalahannya adalah bagaimana melakukan peningkatan pencahayaan dan sekaligus hemat energi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jumlah lampu ruang kelas sehingga mencapai iluminansi sesuai SNI, namun hemat energi. Metoda penelitian adalah membuat model ruang kelas dengan pencahayaan yang memenuhi SNI dan ada otomatisasi on/off lampu ruang. Langkahnya berupa simulasi dengan menggunakan software dialux, sehingga dapat diketahui jumlah lampu yang harus ditambahkan. Metode untuk penghematan energi berupa pemasangan sistem otomatisasi on/off lampu ruang kelas. Hasil penelitian adalah adanya peningkatan iluminansi rata-rata dari 213,8 lux menjadi 350 lux yang telah sesuai SNI, sehingga kenyamanan visual dapat tercapai. Intervensi otomatisasi on/off, dilakukan dengan pemasangan berupa 3 sensor gerak dengan tipe sensor gelombang mikro efek Doppler pada ruangaan kelas. Lampu akan menyala jika ada gerakan siswa atau guru yang memasuki ruangan, dan lampu akan mati jika tidak ada siswa atau guru. Jadi lampu tidak terus menerus menyala selama 10 jam.  Adanya intervensi ini, terjadi penghematan energi listrik sebesar 14,004 KWH selama 1 (satu) bulan.
PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA DESA GIRITENGAH UNTUK MEWUJUDKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN Titin Fatimah; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Endah Setyaningsih
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v6i2.23011

Abstract

The Covid-19 pandemic that has hit the world since the end of 2019 has had a very significant impact. However, apart from the impacts and challenges posed by Covid-19, it turns out that there are positive opportunities for rural areas, because they have proven to be more resilient in facing difficulties during the pandemic. The Borobudur area is a world heritage area that needs to be preserved. Currently Borobudur is one of the 5 Super Priority Tourism Destinations set by the Ministry of Tourism and Creative Economy. Currently the tourism trend in the Borobudur area is starting to develop in the form of alternative tours to the surrounding villages. The problem is the current development and management for the 20 potential villages are insufficient. For this reason, a strategy is needed to develop villages in the Borobudur area to become qualified tourism destinations. One of these villages was chosen as the research locus/place, namely Giritengah Village. Based on previous research, it was found that Giritengah village has problems including: a lack of quality human resources and a lack of awareness and participation of residents. It can be seen the lack of harmony in the relationship between communities, so that it becomes an obstacle in managing village tourism. In addition, the lack of facilities to support tourism activities at each existing destination, so it is necessary to prepare tourist facilities to support comfort and safety, both during the day and at night. The aim of the research is to formulate the development concept of rural tourism destinations which includes designing tourism destination and its supporting facilities, and then strengthening tourism awareness behavior for the local community. The research method used: mixed qualitative and quantitative methods (mix-method). Data collection techniques used field observations, interviews, literature studies, Focus Group Discussions (FGD), questionnaires and simulations. The results obtained are an increase in the tourism awareness of the Giritengah community, tourism destination design, and area lighting design for selected destination. Keywords: destination development; tourist village; area lighting design; sustainable tourism; Borobudur Abstrak Pandemi Covid-19 yang melanda dunia yang terjadi sejak akhir 2019 memberikan dampak yang sangat signifikan. Namun, selain dampak dan tantangan yang ditimbulkan oleh Covid-19, ternyata ada peluang positif bagi pedesaan, karena terbukti lebih tangguh menghadapi kesulitan selama masa pandemi. Kawasan Borobudur merupakan sebuah kawasan world heritage yang perlu dilestarikan. Saat ini Borobudur menjadi salah satu dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang ditetapkan Kemenparekraf. Saat ini tren wisata di kawasan Borobudur mulai berkembang berupa wisata alternatif ke desa sekitarnya. Permasalahannya, pengembangan dan pengelolaan lebih lanjut untuk 20 desa di Borobudur belum optimal. Untuk itu diperlukan strategi pengembangan desa-desa di Kawasan Borobudur untuk menjadi destinasi pariwisata yang berkualitas. Salah satu desa tersebut dipilih sebagai lokus/tempat riset, yaitu Desa Giritengah. Berdasarkan riset sebelumnya ditemukan, Desa Giritengah memiliki permasalahan antara lain: kurangnya kualitas SDM pengelola dan kurangnya kesadaran dan partisipasi warga, dapat dilihat kekurangharmonisan hubungan antar komunitas, sehingga menjadi kendala dalam pengelolaan pariwisata desa. Selain itu, minimnya fasilitas penunjang kegiatan wisata pada masing-masing destinasi yang ada, sehingga perlu penyiapan fasilitas wisata untuk mendukung kenyamanan dan keamanan, baik wisata di siang hari maupun malam hari. Tujuan penelitian untuk menyusun konsep pengembangan destinasi wisata pedesaan yang meliputi penataan kawasan objek kunjungan, fasilitas pendukung, dan penguatan perilaku sadar wisata bagi pengelola dan masyarakat. Metode penelitian menggunakan metode gabungan antara kualitatif dan kuantitatif (mix-method). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi lapangan, wawancara, studi literatur dan Focus Group Discussion (FGD), kuesioner dan simulasi. Hasil yang didapatkan adalah peningkatan sadar wisata masyarakat Giritengah, desain kawasan, dan desain pencahayaan kawasan destinasi terpilih.
HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK X Dian Rahmania Satiri; Fransisca Iriani Roesmala Dewi
Jurnal Humanipreneur Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Humanipreneur
Publisher : Ikatan Dosen Katolik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.884 KB) | DOI: 10.53091/jhup.v1i1.13

Abstract

Siswa SMK merupakan sekolah menengah kejuruan yang setara dengan sekolah menengah atas. Kurikulum di SMK lebih menekankan pada praktik kerja, sehingga lulusan SMK akan menjadi manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja. Dalam melaksanakan kegiatan praktik kerja, siswa harus memiliki motivasi belajar yang tinggi. Dibutuhkan keterlibatan orangtua untuk mendukung dan memfasilitasi kebutuhan pendidikan siswa. Selain itu, siswa SMK akan lebih bertanggung jawab dalam mencapai tujuannya. Penelitian ini melibatkan 100 siswa aktif di SMK X Kota Tangerang sebagai responden dengan karakteristik usia 15 hingga 19 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimental. Pengambilan data dengan alat ukur Parental Involvement dan Academic Motivation Scale. Hasil analisis data dengan korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara keterlibatan orangtua dengan motivasi belajar pada siswa SMK X (r = 0,220; p = 0,028<0,05). Semakin besar keterlibatan oangtua, maka semakin tinggi motivasi belajar siswa SMK X.
Hedonism Lifestyle on The Behavior of Visiting Tourism Objects During The Covid-19 Pandemic Yenita Yenita; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Mario Devotyasto
International Journal of Application on Economics and Business Vol. 1 No. 1 (2023): February 2023
Publisher : Graduate Program of Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ijaeb.v1i1.726-732

Abstract

The influence of a hedonistic lifestyle on the behavior of those visiting tourist attractions during the pandemic turned out to have quite an impact on the level of individual hedonism in several age groups. A hedonistic lifestyle comes from negative emotions that arise from within each individual who has a desire to buy the product or service he likes. Of course, the changes in the impact that occurred in the COVID-19 pandemic have limited the number of visits and reduced costs, causing the behavior of tourists visiting tourist attractions during the COVID-10 pandemic to be very high. This study is qualitative research by conducting interviews with tourists who visit tourist attractions during the pandemic. This study involved six participants who were willing to be interviewed. The data analysis technique uses an interactive model of qualitative data analysis from Miles and Huberman, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing or verification, which are interactively interconnected during and after data collection. This study aims to explore the factors that encourage the emergence of a hedonistic lifestyle in consumer behavior when visiting tourist attractions. One of the factors is the individual's desire to be satisfied in a culinary destination by buying the product or service he likes. Based on the results of the study, the main factor that supports a hedonistic lifestyle is a high enough income so that a person can buy whatever they want without thinking too much. Most of the participants expressed no remorse or coercion in fulfilling these wishes. It's all based on the high needs of life and self-satisfaction.
PSIKOEDUKASI KENALI EFIKASI DIRI: ENERGI BAGI MOTIVASI DAN POTENSI PADA SISWA SMA X Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Ruslinda Desiana Ginting
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v6i2.25866

Abstract

SMA X is a favorite school in Pekanbaru City, Riau. The conditions of favorite schools result in dif erences in theexperiences felt by students. There are students who have high self-ef icacy and there are also those who have lowself-ef icacy. Students with low self-ef icacy feel unsure of their ability to complete assignments and achieve desiredgoals. Intervention in the form of psychoeducation with the theme "recognize self-ef icacy: energy for motivationand potential" aims to anticipate this. Students need to be introduced to a concept called self-ef icacy. Thiscommunity service activity aims to increase understanding, knowledge and skills for SMA X students regarding theconcept of self-ef icacy using lecture/knowledge transfer and of line mentoring methods. Self-ef icacy is a student'sbelief in their ability to carry out and complete tasks to achieve the desired goals. The results of the dif erence teston students' pre-test and post-test scores show that there is a significant dif erence between the pre-test and post-testresults, so it can be concluded that psychoeducation has an influence on students' understanding of self-ef icacy.Psychoeducation in community service activities is said to be ef ective because psychoeducation is ef ective inchanging perceptions and increasing students' understanding or cognition regarding self-ef icacy. Students withhigh self-ef icacy are confident in their ability to complete assignments and are able to achieve the expected targets.With high self-ef icacy, it can motivate students to explore their maximum potential and achieve achievements. ABSTRAK SMA X adalah sekolah favorit di Kota Pekanbaru, Riau. Kondisi sekolah favorit mengakibatkan perbedaanpengalaman yang dirasakan oleh para siswa. Ada siswa yang mempunyai efikasi diri yang tinggi dan ada pula yangmemiliki efikasi yang rendah. Siswa dengan efikasi diri rendah merasa tidak yakin akan kemampuannya dalammenyelesaikan tugas dan mencapai tujuan yang diinginkan. Intervensi dalam bentuk psikoedukasi dengan tema“kenali efikasi diri: energi bagi motivasi dan potensi” bertujuan untuk mengantisipasi hal tersebut. Siswa perludiperkenalkan kepada suatu konsep yang disebut efikasi diri. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuanuntuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada para siswa SMA X mengenai konsepefikasi diri dengan metode ceramah/transfer ilmu dan pendampingan secara luring. Efikasi diri merupakankeyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam melakukan maupun menyelesaikan tugas untuk meraih tujuan yangdiinginkan. Hasil uji perbedaan terhadap skor pre-test dan post-test para siswa menunjukkan terdapat perbedaanyang signifikan antara hasil pre-test dan post-test sehingga dapat disimpulkan bahwa psikoedukasi berpengaruhterhadap pemahaman siswa mengenai efikasi diri. Psikoedukasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat inidikatakan efektif karena psikoedukasi efektif mengubah persepsi dan meningkatkan pemahaman atau kognitif siswamengenai efikasi diri. Siswa dengan efikasi diri yang tinggi yakin akan kemampuannya dalam menyelesaikan tugasdan mampu mencapai target yang diharapkan. Dengan efikasi diri tinggi maka dapat memotivasi siswa untukmenggali potensi yang maksimal dan meraih prestasi.
DAMPAK IMPLEMENTASI MBKM PADA KOGNITIF MAHASISWA UNIVERSITAS X: REKOMENDASI PENINGKATAN MBKM DI PTS Jap Tji Beng; Keni Keni; Nafiah Solikhah; Rita Markus Idulfilastri; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Mira Bella; Nina Perlita; Sri Tiatri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.16077.2022

Abstract

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah suatu program yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) sejak tahun 2020. Universitas Tarumanagara telah berkomitmen dalam menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai bagian dari kurikulum sejak tahun 2020. Sejalan dengan kebijakan MBKM, upaya Kemendikbudristek menjaga mutu Perguruan Tinggi adalah dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU). Salah satu sub indikator yang keberhasilan terdapat pada IKU-7, yaitu mahasiswa terlibat dalam kelas yang kolaboratif dan partisipatif. Penelitian ini bertujuan melihat dampak implementasi kelas kolaboratif dan partisipatif pada mahasiswa yang teribat dalam MBKM, khususnya dalam bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Kabupaten Belitung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu qualitative descriptive dengan pendekatan participatory ethnography. Peneliti terdiri atas 7 dosen dan 6 mahasiswa pelaksana 3 PKM di Kabupaten Belitung. Partisipan yang menjadi sasaran  penelitian ini adalah  6 Mahasiswa MBKM yang terlibat dalam Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi dan wawancara sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan acara PKM di Kabupaten Belitung. Penelitian menghasilkan tiga temuan dalam aspek kognitif yaitu: (a) kegiatan pembelajaran kolaboratif dan partisipatif meningkatkan pengetahuan mahasiswa MKBM mengenai pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat; (b) meningkatkan kemampuan analisis pada mahasiswa; dan (c) meningkatkan kemampuan dalam hal problem solving pada mahasiswa. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai gambaran dampak pelaksanaan MBKM, dan selanjutnya dapat menjadi rekomendasi untuk peningkatan MBKM di perguruan tinggi swasta.
IDE BUNUH DIRI PADA REMAJA KORBAN PERUNDUNGAN: KEBERFUNGSIAN KELUARGA DAN KUALITAS HUBUNGAN PERTEMANAN SEBAGAI PREDIKTOR Indira Mustika Tandiono; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Naomi Soetikno
Jurnal Psikologi Vol 13, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2020.v13i2.3307

Abstract

Perundungan menjadi salah satu masalah remaja yang dapat berdampak munculnya ide bunuh diri. Remaja yang memiliki ide bunuh diri memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi ide bunuh diri pada remaja yaitu keluarga dan teman. Penelitian ini bertujuan menguji peran keberfungsian keluarga dan kualitas hubungan pertemanan terhadap ide bunuh diri remaja korban perundungan. Jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan melibatkan partisipan remaja sebanyak 748 berusia 13-19 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah Beck Suicide Ideation (B-SSI), Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scales (FACES-II) dan Family Communication Scale (FCS), dan Friendship Quality Scale (FQS). Teknik analisis regresi linier digunakan dan hasilnya menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga dan kualitas hubungan pertemanan memiliki peran yang signifikan terhadap ide bunuh diri remaja korban perundungan (R2= 0.164). Keberfungsian keluarga memiliki peran lebih besar dibandingkan kualitas hubungan pertemanan (β= - 0.409, p= 0.000). Fungsi keluarga yang semakin baik akan menurunkan ide bunuh diri remaja korban perundungan. Kualitas hubungan pertemanan tidak berperan signifikan terhadap ide bunuh diri karena faktor lain yang mempengaruhi, seperti proses berbagi cerita dalam pertemanan, penguatan afeksi negatif saat bercerita dengan teman, dan rasa kesepian. Penelitian ini memperlihatkan gambaran peran fungsi keluarga dan pertemanan yang berkaitan dengan remaja korban perundungan. Untuk itu, dalam keluarga dengan korban perundungan dapat mempertahankan komunikasi dan fleksibilitas antar anggota keluarga untuk menurunkan ide bunuh diri.