Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PERAN FEAR OF MISSING OUT, SELF CONTROL, POLA ASUH AUTHORITATIF TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK Irene Fanri Putri; Fransisca Iriani Roesmala Dewi
Journal of Social and Economics Research Vol 5 No 2 (2023): JSER, December 2023
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jser.v5i2.228

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat fear of missing out, self control, dan pola asuh authoritative berperan terhadap adanya prokrastinasi akademik dewasa awal. Prokrastinasi akademik merupakan kegiatan menunda yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran akademik. Prokrastinasi akademik ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini berasal dari dalam individu itu sendiri, seperti kurang bisa mengontrol diri dan juga memiliki pengalaman fear of missing out akan lingkungan sosial. Faktor eksternal berasal dari lingkungan individu yaitu pola asuh orang tua ataupun kondisi lingkungan sosial. Dewasa awal yang berusia 18 hingga 25 tahun, direkrut dalam penelitian ini dengan teknik non-probability sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan convenience sampling dengan metode snowball. Parrtisipan yang terlibat berjumlah 229 orang yang diperoleh melalui survei dengan menggunakan kuesioner Fear of Missing Out Scale, The Brief Self Control Scale, Alat ukur pola asuh authoritative yang diperoleh dari Bagian Riset dan Pengukuran Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, dan Tuckman’s Procrastination Scale. Teknik analisis data yang digunakan merupakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fear of missing out tidak berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik karena menunjukkan nilai signifikasi p > 0.05. Sedangkan self control berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik dengan nilai signifikasi p > 0.05, begitupun dengan pola asuh authoritative yang berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik dengan nilai signifikasi p > 0.05. Secara bersama-sama, fear of missing out, self control, dan pola asuh authoritative secara signifikan berperan terhadap prokrastinasi akademik dengan nilai signifikasi p > 0.05.
PENGASUHAN ORANGTUA TUNGGAL DAN KARAKTER HARDINESS REMAJA AKHIR Christine, Audreya; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Astri Anggraini
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora , dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i1.27796.2024

Abstract

Orangtua tunggal (single parent) merupakan fenomena yang terus meningkat pada masyarakat modern ini. Data Badan Pusat Statistik (BPs) tahun 2022, menunjukan jumlah ibu tunggal di Indonesia mencapai 7,9 juta orang dan jumlah ayah tunggal sebanyak 2,7 juta, dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia sebanyak 275,77 juta jiwa. Anak yang hanya diasuh oleh orangtua Tunggal akan merasakan efek dari hilangnya salah satu orangtuanya yang berpengaruh pada aspek kehidupan anak. Oleh karena itu hardiness penting dimiliki oleh individu yang hidup diasuh oleh orangtua tunggal, karena mereka dituntut untuk menghadapi keadaan keluarga yang tidak utuh. Sikap hardiness yang dimiliki remaja, akan membuat remaja mampu meminimalisir dampak dari pengasuhan orang tua tunggal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor yang membentuk karakter hardiness pada remaja akhir yang diasuh oleh orangtua tunggal. Penelitian ini menunjukkan cara pengasuhan orangtua tunggal, masalah yang dihadapi remaja setelah hilangnya salah satu orangtua, alasan dan motivasi remaja untuk hardiness. Faktor yang mendukung pembentukan karakter hardiness, dan karakter hardiness yang ada pada remaja akhir. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan penyebaran kuisoner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasilnya, individu dengan orangtua tunggal mampu mengatasi dan mengendalikan setiap permasalahan yang terjadi secara bertanggungjawab. Individu dengan hardiness yang baik juga memiliki tekad yang besar untuk bisa mengubah kehidupannya yang kurang baik, yang ditunjukkan dari sikapnya yang terus mau belajar dan aktif disetiap kesempatan.
PERANAN KESEPIAN TERHADAP KEKERASAN SIBER PADA REMAJA PEREMPUAN YANG AKTIF MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL Basel, Wiwin Charolina Putri; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Riana Sahrani
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 3 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i3.31872.2024

Abstract

Kekerasan siber dalam media sosial pada kalangan remaja menjadi fenomena yang serius dan perlu diperhatikan. Berbagai kasus kekerasan siber merupakan masalah kesehatan dalam masyarakat yang terus meningkat. Kesepian memiliki peran dalam terjadinya kekerasan siber di kalangan remaja perempuan yang aktif menggunakan media sosial. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kesepian dapat menjadi faktor resiko terjadinya kekerasan siber. Kekerasan siber merupakan penyerangan terhadap kesejahteraan fisik, psikologis dan emosional individu maupun kelompok. Kesepian adalah kondisi negatif yang dialami individu dan mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik. Tujuan penelitian untuk menguji peranan kesepian terhadap kekerasan siber pada remaja perempuan yang aktif menggunakan media sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional non-eksperimental. Teknik analisis data penelitian berdasarkan regresi. Partisipan penelitian merupakan 200 remaja perempuan berusia 17-24 tahun, aktif menggunakan media sosial dan pernah menjadi korban kekerasan siber selama kurang dari satu tahun. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Loneliness scale yang terdiri dari 20 pertanyaan dan Experiencing cyber violence scale yang terdiri dari 34 pertanyaan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kesepian dan kekerasan siber. Penelitian ini dapat menjadi edukasi untuk remaja perempuan korban kekerasan siber maupun masyarakat dalam menggunakan media sosial agar terhindar dari kekerasan siber.
Legal Protection of Intellectual Property Rights in Indonesia for SME Performance Sukania, I Wayan; Agustinus Purna Irawan; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Esanov Azamat Esirgapovich
Journal of Sustainable Development and Regulatory Issues (JSDERI) Vol. 3 No. 3 (2025): Journal of Sustainable Development and Regulatory Issues (JSDERI)
Publisher : Lembaga Contrarius Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53955/jsderi.v3i3.104

Abstract

Small and Medium Enterprises (SMEs) play an important role in economic growth, job creation, and driving innovation. However, the competitiveness of SMEs is often hampered by weak protection of intellectual capital assets, particularly in aspects of intellectual property related to SME trademarks. This article examines the urgency of establishing a comprehensive legal framework to protect intellectual capital assets, specifically in aspects of intellectual property related to SME trademarks, as a strategic effort to promote innovation and improve SME performance. The research method used is normative legal research with a legislative, conceptual, and comparative approach to the practice of intellectual property law protection with South Korea and Singapore. The findings demonstrate three central points. First, Indonesian culinary SMEs actively confront major obstacles in implementing legal protection for intellectual capital assets, particularly intellectual property. Complex registration bureaucracy, high administrative costs, weak law enforcement, and low literacy among business owners directly hinder their capacity to innovate and compete. Second, comparisons with South Korea and Singapore illustrate that states can significantly enhance SME competitiveness by integrating efficient intellectual property protection systems with economic incentives and by cultivating a strong legal culture. Third, Indonesia must design and implement a responsive, inclusive, and adaptable model of intellectual capital protection, particularly in the field of intellectual property. Policymakers can achieve this goal by simplifying regulations, strengthening regional institutions, and advancing public education. Through these measures, intellectual property will operate not merely as a legal safeguard but as a strategic asset that stimulates innovation, broadens access to financing, and empowers culinary SMEs to become a driving force in building a globally competitive creative economy.
PENGUATAN KOMPETENSI NUMERASI DAN LITERASI DIGITAL SISWA SD MELALUI PROGRAM SMART VILLAGE DI DESA CIHERANG Setyaningsih, Endah; Calvinus, Yohanes; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Hetty Karunia Tunjungsari; Sri Tiatri; Jap Tji Beng; Mei Ie; Novario Jaya Perdana; Desi Arisandi
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v8i1.34502

Abstract

Program Smart Village Universitas Tarumanagara dilaksanakan di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, untuk meningkatkan kompetensi numerasi dan literasi digital siswa sekolah dasar menghadapi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari pada Oktober 2024, melibatkan lima sekolah dasar yaitu SDN 01 Ciherang, SDN 02 Ciherang, SDN Caringin Nunggal, SDN Maleber, dan SDN Panyaweuyan. Metode kegiatan mencakup pengenalan literasi digital, pembelajaran numerasi interaktif, serta pre-test dan post-test untuk mengevaluasi peningkatan kompetensi siswa. Pendekatan pembelajaran yang digunakan bersifat interaktif dengan ice breaking dan permainan edukatif yang menarik minat belajar siswa. Data pre-test menunjukkan siswa menghadapi tantangan signifikan dalam memahami soal-soal ANBK, khususnya numerasi dan pengoperasian komputer. Setelah sesi intervensi, hasil post-test menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman numerasi dan kepercayaan diri siswa dalam menggunakan komputer. Program ini secara langsung mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4 tentang pendidikan berkualitas dan SDG 9 terkait inovasi dan infrastruktur teknologi di pedesaan. Tantangan utama selama kegiatan berupa keterbatasan fasilitas teknologi, rendahnya literasi awal siswa, serta kendala bahasa lokal yang menghambat komunikasi efektif. Melalui kolaborasi mahasiswa lintas disiplin ilmu dan interaksi yang hangat antara siswa dan mahasiswa, kegiatan ini berhasil menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menyenangkan, serta efektif. Program Smart Village UNTAR ini memberikan model intervensi pendidikan yang inovatif yang dapat direplikasi untuk mendukung transformasi pendidikan digital di daerah lain di Indonesia.
PERAN FEAR OF MISSING OUT, SELF CONTROL, POLA ASUH AUTHORITATIF TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK Irene Fanri Putri; Fransisca Iriani Roesmala Dewi
Journal of Social and Economics Research Vol 5 No 2 (2023): JSER, December 2023
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jser.v5i2.228

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat fear of missing out, self control, dan pola asuh authoritative berperan terhadap adanya prokrastinasi akademik dewasa awal. Prokrastinasi akademik merupakan kegiatan menunda yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran akademik. Prokrastinasi akademik ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini berasal dari dalam individu itu sendiri, seperti kurang bisa mengontrol diri dan juga memiliki pengalaman fear of missing out akan lingkungan sosial. Faktor eksternal berasal dari lingkungan individu yaitu pola asuh orang tua ataupun kondisi lingkungan sosial. Dewasa awal yang berusia 18 hingga 25 tahun, direkrut dalam penelitian ini dengan teknik non-probability sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan convenience sampling dengan metode snowball. Parrtisipan yang terlibat berjumlah 229 orang yang diperoleh melalui survei dengan menggunakan kuesioner Fear of Missing Out Scale, The Brief Self Control Scale, Alat ukur pola asuh authoritative yang diperoleh dari Bagian Riset dan Pengukuran Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, dan Tuckman’s Procrastination Scale. Teknik analisis data yang digunakan merupakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fear of missing out tidak berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik karena menunjukkan nilai signifikasi p > 0.05. Sedangkan self control berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik dengan nilai signifikasi p > 0.05, begitupun dengan pola asuh authoritative yang berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik dengan nilai signifikasi p > 0.05. Secara bersama-sama, fear of missing out, self control, dan pola asuh authoritative secara signifikan berperan terhadap prokrastinasi akademik dengan nilai signifikasi p > 0.05.
PENGENALAN APLIKASI MICROSOFT OFFICE UNTUK SISWA SDN 01 SIJUK Tejaputra; Audreya Christine; Griselda Artha Daeli; Riyadh Akbar; Steven Liauw; Fransisca Iriani Roesmala Dewi
Jurnal Serina Abdimas Vol 1 No 3 (2023): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v1i3.26160

Abstract

Pendidikan wajib diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Salah satu yang menopang pendidikan antara lain sekolah. Sekolah harus mengajarkan kepada siswa sehingga materi yang didapatkan dapat digunakan dalam kegiatan sehari – hari., melalui program wajib belajar 9 tahun. Program ini belum sepenuhnya dapat dilaksanakan setiap di propinsi. Artinya angka putus sekolah siswa masih terjadi. Salah satunya provinsi Kepulauan Bangka Belitung. SDN 01 Sijuk di kabupaten Belitung merupakan sekolah yang mengalami siswa putus sekolah. Fasilitas sekolah cukup lengkap namun masih ada kekurangan untuk fasilitas komputer. Selain itu, dengan tidak ada pelajaran komputer dalam kurikulum sekolah SD. Tim pengabdian masyarakat menawarkan program mengenal aplikasi Microsoft Office bagi siswa kelas 4 hingga 6 yang akan menginjak SMP. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat: pertama berkoordinasi dengan mitra (SDN 01 Sijuk) untuk mengatur pelaksanaan, kedua, penentuan materi kegiatan, tim memfokuskan untuk mengajarkan membuat dokumen dan poster sederhana sedangkan Microsoft PowerPoint belajar membuat presentasi sederhana. Langkah ketiga pelaksanaan, yaitu melakukan pelatihan dalam 1 hari pukul 09.00 hingga pukul 12.15. peserta berjumlah 30 siswa. Kegiatan ini mengajarkan siswa agar mampu menggunakan aplikasi untuk membuat dokumen, poster dan juga presentasi secara sederhana. Komputer atau laptop dipinjamkan oleh guru dan tim pengabdian kepada masyarakat. Hasil kegiatan, menunjukkan bahwa 50 % dari peserta (siswa) belum dapat mengingat dan memahami materi, mengingat peserta dari beberapa tingkatan kelas (klas 4 -klas 6). Setelah kegiatan, tim membuatkan buku saku Microsoft Office yang berisikan materi kegiatan pengajaran dan juga beberapa tambahan pelajaran. Buku saku digunakan sebagai alat bantu untuk siswa SDN 01 Sijuk mengenal aplikasi komputer dan membuka wawasan untuk penggunaan komputer. Sebagian besar siswa tidak mengerti penggunaan komputer yang diakibatkan tidak adanya kurikulum komputer di sekolah SD. Setelah kegiatan ini, tim memberikan saran untuk mitra mengenai perlunya pembekalan siswa untuk mengerti dalam menggunakan komputer.
RESILIENSI: KUNCI SUKSES FULL-TIME MOM Kirana, Liuciana Handoyo; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Riana Sahrani
Jurnal Serina Abdimas Vol 2 No 4 (2024): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v2i4.33643

Abstract

The role of a mother has a big influence in creating family happiness and prosperity. Most highly educated women are willing to leave office jobs and decide to become full-time mothers. However, as time went by, this full-time moms experienced parental burnout because of the new routine. Parental burnout is a fatigue syndrome caused by excessive chronic stress in carrying out one's role. This is caused by household work and childcare that are never completed in everyday life. As a result, full-time moms will feel physically and psychologically bored and exhausted. Resilience is resilience in facing challenges. Full-time moms who have resilience will be able to face parental burnout and achieve family well-being. Family well-being includes emotional and physical well-being within a family. The intervention in the form of a psychoeducational webinar with the theme "RESILIENCE: THE KEY TO FULL-TIME MOM SUCCESS" aims to open insight and provide knowledge to full-time moms who can have resilience in dealing with feelings of parental burnout and become strong mothers. Full-time moms will be equipped with the concept of self-resilience to increase resilience using the online webinar method via zoom media. The results of the difference test between pre-test and post-test scores show a high significant comparison, so it can be concluded that the psychoeducational webinar in Community Service is said to be effective because of the high percentage difference in the knowledge that participants have between before and after attending this webinar. ABSTRAK Peran seorang ibu sangat berpengaruh besar dalam menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga. Sebagian besar wanita berpendidikan tinggi rela meninggalkan pekerjaan kantor dan mengambil keputusan menjadi ibu rumah tangga (IRT) penuh waktu. Namun seiring berjalannya waktu, IRT penuh waktu ini mengalami parental burnout karena rutinitas yang baru. Parental burnout adalah sindrom kelelahan yang diakibatkan oleh stres kronis berlebihan dalam menjalankan peran. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak yang tak kunjung selesai dalam keseharian. Akibatnya IRT penuh waktu akan merasakan kejenuhan serta kelelahan secara fisik dan psikologis. Resiliensi adalah daya lenting dalam menghadapi tantangan. IRT penuh waktu yang memiliki resiliensi maka akan dapat menghadapi parental burnout dan mencapai kesejahteraan keluarganya. Kesejahteraan keluarga mencakup kesejahteraan emosional dan fisik di dalam sebuah keluarga. Intervensi dalam bentuk webinar psikoedukasi dengan tema “RESILIENSI: KUNCI SUKSES FULL-TIME MOM” bertujuan untuk membuka wawasan dan memberikan bekal pengetahuan kepada IRT penuh waktu dapat memiliki resiliensi dalam menghadapi perasaan parental burnout dan menjadi ibu yang tangguh. IRT penuh waktu akan diperlengkapi dengan konsep resiliensi diri untuk meningkatkan daya lenting dengan metode webinar secara daring melalui media zoom. Hasil uji perbedaan terhadap skor pre-test dan post-test menunjukkan perbandingan yang signifikan tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa webinar psikoedukasi dalam Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dikatakan efektif karena perbedaan presentase yang tinggi tentang pengetahuan yang dimiliki peserta antara sebelum dan setelah mengikuti webinar ini.
PSIKO-EDUKASI PENCEGAHAN KEKERASAN SIBER REMAJA PEREMPUAN DALAM BERMEDIA SOSIAL Basel, Wiwin Charolina Putri; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Riana Sahrani
Jurnal Serina Abdimas Vol 3 No 1 (2025): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v3i1.33666

Abstract

Social media is a platform that is actively used in everyday life to establish communication, especially among teenagers. The development of social media use has been followed by misuse of internet access such as cyber violence. Cyber violence is negative behavior and harms others in cyberspace, causing serious impacts on victims. Cyber violence in social media, especially gender-based, has become a mental health issue that needs to be considered by the community. Regarding the phenomenon of cyber violence, the PKM team took the initiative to conduct psycho-education to prevent cyber violence among adolescent girls in social media. The purpose of psycho-education is to empower women, fight for welfare and gender equality, and increase awareness of the dangers of cyber violence. The implementation of the psycho-education program uses a Webinar format that is conducted online. The main participants of the Webinar are adolescent girls who use social media. The results of the Community Service Webinar showed enthusiasm from adolescent girls and the community regarding this psycho-education. The Community Service Team realizes that there are still many people who need to be educated about the dangers of cyber violence and how to handle it. In this Webinar activity, participants were also able to receive and understand the material presented well, so that the psycho-educational Webinar was quite effective for the participating adolescent girls and the community. This shows that psycho-education help increase public awareness, especially among adolescent girls and victims of cyber violence to protect themselves, treat and provide support to victims of cyber violence. ABSTRAK Media sosial merupakan platform yang aktif digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjalin komunikasi, terutama di kalangan remaja. Perkembangan penggunaan media sosial ternyata diikuti dengan penyalahgunaan dalam akses internet seperti kekerasan siber. Kekerasan siber merupakan perilaku negatif dan merugikan orang lain di dunia maya sehingga menimbulkan dampak yang serius bagi korban. Kekerasan siber dalam bermedia sosial, khususnya berbasis gender telah menjadi isu kesehatan mental yang perlu diperhatikan masyarakat. Terkait fenomena kekerasan siber, tim PKM berinisiatif melakukan psiko-edukasi pencegahan kekerasan siber pada remaja perempuan dalam bermedia sosial. Tujuan psiko-edukasi untuk memberdayakan perempuan, memperjuangkan kesejahteraan dan kesetaraan gender, serta meningkatkan kesadaran akan bahaya kekerasan siber. Pelaksanaan program psiko-edukasi menggunakan format Webinar yang dilakukan secara daring. Peserta utama webinar merupakan remaja perempuan pengguna media sosial. Hasil dari webinar Pengabdian Kepada Masyarakat menunjukkan antusiasme dari remaja perempuan dan masyarakat terkait psiko-edukasi ini. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat menyadari bahwa masih banyak masyarakat yang perlu diedukasi terkait bahaya kekerasan siber dan cara menanganannya. Pada kegiatan webinar ini peserta juga dapat menerima dan memahami materi yang disampaikan dengan baik, sehingga webinar psiko-edukasi sudah cukup efektif bagi remaja perempuan dan masyarakat yang berpartisipasi. Hal ini menunjukkan bahwa psiko-edukasi membantu meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama pada remaja perempuan dan korban kekerasan siber untuk menjaga diri, mengobati maupun memberi dukungan kepada korban kekerasan siber.