Elianita, 2018, Analisis Kesulitan Keuangan Perusahaan Go Publik Sektor Pertambangan BatuBara di Indonesia. Dibawah bimbingan Bapak DR. Zainal Ilmi, S.E.,MBA dan Bapak Dr. Irsan Tricahyadinata, SE.,M.Si.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis pada perusahaan pertambangan batubara diindonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengunakan model Atlman Z-score dan Foster. Data yang digunakan berupa laporan keuangan tahun periode 2013 – 2015 yang telah dipublikasikan dan dari Teknik pengambilan sampel mengunakan purposive sampling dan hasilnya ada 10 perusahaan yang memenuhi kriteria.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian data Sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesia Stock Exchange (IDX). Hasil penelitian menunjukan bahwa Model model Altman Z-score dilihat dari tahun 2013 - 2015 dapat dikatakan ada 2 dari 10 perusahaan yang memiliki manajemen keuangan yang baik dan selama tahun 2013 – 2015 dalam kondisi Sehat / Baik walaupun pendapatan labanya dari tahun ke - tahun mengalami penurunan yang tidak signifikan, yaitu Perusahaan PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT. Atlas Resources, Tbk. Sedangkan ada 4 dari 10 perusahaan yang berada dalam kondisi Grey area dari tahun 2013 – 2015 yaitu PT. Adaro Energy,Tbk. PT. Elnusa, Tbk. PT. Samindo Resources, Tbk dan PT. Bumi Resources, Tbk. Dari analisa yang dilakukan di 10 perusahaan pertambangan batu bara terdapat 4 perusahaan yang dalam kondisi bangkrut dikarenakan memiliki manajemen yang tidak baik dan memiliki Hutang lebih besar dari pada pendapatan Penjualannya.Model Foster dapat diketahui dari analisis pada 10 perusahaan pertambangan batubara diketahui pada tahun 2013 – 2015 terdapat 3 perusahaan yang dalam kondisi Sehat yaitu : PT. Adaro Energy, Tbk. PT. Tambang Batubara Bukit Asam,Tbk. PT. Atlas Resources, Tbk. Terdapat juga 4 dari 10 perusahaan ini dalam kondisi yang tidak stabil seperti pada tahun 2013 PT. Ratu Prabu,Tbk, damn PT.Samindo Resources,Tbk dalam kondisi sehat namun pada tahun 2014 dan 2015 dalam Kondisi bangkrut, PT. Darma Henwa, Tbk. dan PT. Bumi Resources,Tbk pada tahun 2013 dan 2014 dalam kondisi Sehat namun pada tahun 2015 perusahaan ini mengalami penurunan atau dalam kondisi Bangkrut. Dan pada PT. Petrosea, Tbk dari tahun 2013 – 2015 mengalami kebangkrutan karena memiliki manajemen yang kurang baik pada perusahaannya.Dari hasil yang didapat dari kedua Model ini, dapat dilihat bahwa model analisis yang paling akurat adalah Model Atlman karena model ini dapat mengkategorikan analisis prediksi kebangkrutan dalam 3 kriteria : Sehat, Grey area dan Bangkrut. Dengan demikian apabila perusahaan dalam kondisi Grey area, maka perusahaan tersebut dapat memperbaiki dan mengambil langkah – langkah yang efektif dan efesien untuk mempertahankan Perusahaannya dalam persaingan ekonomi.