Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Biodjati

Struktur Vegetasi Hutan Mangrove dan Pemanfaatannya di Kampung Ababiaidi Distrik Supiori Selatan Kabupaten Supiori Maklon Warpur
Jurnal Biodjati Vol 1, No 1 (2016): November
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v1i1.1040

Abstract

Abstrak. Ekosistem hutan mangrove merupakan suatu vegetasi yang tumbuh di lingkungan estuaria pantai yang dapat ditemukan pada garis pantai tropika dan subtropika yang memiliki fungsi secara ekologi, biologi, ekonomi dan  sosial  budaya, namun  saat ini keberadaannya telah mengalami degradasi akibat pemanfaatan yang kurang tepat, dan/atau mengalami perubahan fungsi. Penelitian tentang struktur vegetasi hutan mangrove di kampong Ababiaidi Distrik Supiori Selatan Kabupaten Supiori dilakukan pada bulan November 2015 dengan tujuan untuk mengetahui struktur vegetasi hutan mangrove dan pemanfaatannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ekologi/biologi dan pendekatan antropologi. Dari hasil analisis vegetasi, ditemukan sebanyak 12 jenis tumbuhan mangrove.  Rhizophora apiculata merupakan jenis yang dominan pada tingkat pohon dengan nilai kerapatan 809,34 individu/Ha dengan indeks nilai penting (INP) 51,98  kemudian diikuti Rhizophora stylosa dengan nilai kerapatan 721,67 individu/Ha dengan dengan indeks nilai penting (INP) 44,01. Pada tingkat belta Rhizophora stylosa merupakan jenis yang dominan dengan nilai kerapatan 488,33 individu/Ha dengan dengan indeks nilai penting (INP) 63,26 kemudian Rhizophora apiculata dengan nilai kerapatan 416,67 individu/ Ha dengan dengan indeks nilai penting (INP) 49,32. Pada tingkat semai Rhizophora stylosa  merupakan jenis dominan dengan nilai kerapatan 916,67 individu/Ha dengan dengan indeks nilai penting (INP)  33,07 dan Rhizophora apiculata dengan nilai kerapatan 800 individu/Ha dengan  dengan indeks nilai penting (INP) 29,47. Berdasarkan hasil wawancara dari 12 jenis tumbuhan mangrove yang ditemukan dalam plot pengamatan 9 jenis dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, 11 sebagai sumber kayu bakar, 3 jenis sebagai obat-obatan dan 4 jenis untuk keperluan lainnya.Kata kunci: Hutan mangrove, kampung AbabiaidiAbstract. Mangrove forest is a vegetation that grows in the estuary beaches can be found on the shoreline tropical and subtropical who has the function of ecological, biological, economic and social culture, but now its existence has been degraded by the use of a less appropriate, and / or changing function. Research on the structure of mangrove forest vegetation in the village Ababiaidi Supiori District of Southern District Supiori conducted in November 2015 with the aim to determine the structure of mangrove forest vegetation and utilization. The method used in this research is the approach of ecological / biological and anthropological approach. From the analysis of vegetation, found as many as 12 species of mangrove plants. Rhizophora apiculata is the dominant species on the level of a tree with a density value of 809.34 individuals / ha with an important value index (IVI) 51.98 followed Rhizophora stylosa with a density value of 721.67 individuals / ha with the important value index (IVI) 44 01. At the level of Rhizophora belta stylosa is the dominant species with a density value of 488.33 individuals / ha with the important value index (IVI) 63.26 then Rhizophora apiculata with a density value of 416.67 individuals / ha with the important value index (IVI) 49 , 32. At the seedling stage Rhizophora stylosa a dominant species with a density value of 916.67 individuals / ha with the important value index (IVI) 33.07 and Rhizophora apiculata had density of 800 individuals / ha with the important value index (IVI) 29.47. Based on interviews of 12 mangrove species found in the observation plot 9 species used as building material, 11 species as a source of firewood, 3 species as drugs and 4 species for other purposes.Keywords: mangrove forests, Ababiaidi villages.
Co-Authors . Risakotta, Tesalonika K Aditya Krishar Karim Aditya Krishar Karim Agamawan, Lalu Panji I. Albida Rante Tasak, Albida Rante Ayomi, Erna Ferderika Baigo Hamuna Baigo Hamuna Baigo Hamuna Baransano, Natan Bara’padang, Barnabas Barnabas Barapadang Basa T Rumahorbo Berlian Yonanda Andrianto Efray Wanimbo Ervina Indrayani Finnyalia Napitupulu Floriana Kabelen Floriana Kabelen Helena G Burok Helena G. Burok Helena G. Burok, Helena G. Heri Purnomo Himawan Himawan Hisya, Muhammad Ign Joko Suyono Indrayani, Elvina Izaac, Fransina A. John D Kalor Johnson Siallagan JOHNSON SIALLAGAN Kainama, Tamara Louraine Jeanette Kalep Segenil Kalvin Paiki Kalvin Paiki Kedebak, Novita Korinus Rejauw Kristhopholus Rumbiak Kristhopolus K. Rumbiak Lalu Panji Imam Agamawan Linus Y. Chrystomo Linus Y. Chrystomo Linus Y. Chrystomo Lisiard Dimara Liyatin Gea Lolita Tuhumena Manalu, Janviter Manalu, Khristhoper Aris Arianto Manalu, Yanviter Mandey, Vera Kostansie Mantayborbir, Vyona Misbach, Imam Muhammad Hisyam Natan Baransano Pakpahan, Marianti Merry Paulangan, Yunus Pajanjan Pisi Bethania Titalessy Popi Ida Laila Ayer Ramba, Fitria Yunia Rejauw, Korinus Riando, Kopanye Rosye H.R. Tanjung Rumahorbo, Basa Tunggul Saramuke, Dina Mathilda Sialagan, Johnson Snahan, Amida Laurita Suharyadi Suharyadi Syamsuddin, Indri Hapsari Tangkelayuk, Herman Tatang Sutarman Tomasila, Leopold Arthur Tonapa, Veronika Gina Tuhumena, Lolita Constantia Umbekna, Sara Walukouw, Auldry F Wambrauw, Daniel Wanimbo, Timiron Yenusi, Tien Nova B. Yuliana H. Rumsarwir Yunus P. Paulangan Yunus Pajanjan Paulangan Yusak Maryunianta