Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Factor Influencing Willingness to Pay for Prediabetes Screening and Prevention Program: A Systematic Review Rochmanov, Janne; Kristina, Susi Ari; Yasin, Nanang Munif
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 15, No 2
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.95004

Abstract

Background: IDF, or The International Diabetes Federation predicts that by 2045, there will be 783 million adults (12,2%) with diabetes globally, up from 540 million (10,5%) in 2021 projects that by 2045, there will be 783 million adults (12,2%) with diabetes globally, up from 540 million (10,5%) in 2021. Research has shown that lifestyle modifications, such as changes in diet and exercise, can significantly reduce the chance that prediabetes patients will get diabetes.Objectives: The aim of this systematic review was to examine the factor influencing willingness to pay (WTP) for prediabetes screening and prevention programs.Methods: Between October and December 2023, relevant keywords were used to search Scopus, PubMed, Sage, and Web Science for articles published between 2006 and 2023. This provided the necessary information. The Quality assessment of the studies was assessed using JBI for Cross–Sectional studies.Results: Finally, a total of eight studies were selected for review. Over 90% of the participants were men, and most had experience as health workers. Overall, respondents accepted it well with a positive prevalence of high willingness to pay, namely more than 78.9%. The most frequently used method for measuring WTP was CVM (25%) and DCM (25%).Conclusion: Despite the fact that some people would prefer to pay more, the results demonstrated that WTP was comparatively high when screening tests and preventative were provided for free or at a reasonable cost. It is recommended to increase people's awareness and motivation for lay people with diabetes.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Empiris pada Pasien Sepsis di Intensive Care Unit RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung: Evaluation of Empirical Antibiotic use in Patients at Intensive Care Unit RSUD Dr. H. Moeloek Purnamasari, Desy; Yasin, Nanang Munif; Andayani, Tri Murti
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v11i2.8683

Abstract

Sepsis merupakan kondisi mengancam jiwa yang terjadi akibat adanya penurunan fungsi organ yang berkaitan dengan infeksi. Salah satu terapi yang diberikan pada awal diagnosis sepsis dan menentukan keberhasilan terapi selanjutnya adalah pemberian antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat berkaitan dengan kejadian resistensi dan dapat menyebabkan peningkatan keparahan penyakit, peningkatan biaya perawatan, komplikasi dan bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik empiris pada pasien sepsis di ICU. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain cohort retrospectiive. Subyek penelitian ini didapatkan dari data rekam medik pasien dengan diagnosis sepsis yang dirawat di ICU RSUD Dr. H. Abdul Moeloek pada Januari 2019 – Agustus 2024. Evaluasi antibiotik dilakukan secara kualitatif dan dikaji berdasarkan literatur dengan metode Gyssens. Hasil penelitian ini adalah 123 pasien dengan 192 regimen antibiotik empiris. Antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah ceftriaxone (37,5%) dengan indikasi penyebab sepsis terbanyak adalah pneumonia (76,6%). Hasil analisis gyssens terdapat 134 regimen (69,8 %) yang tepat dan 58 regimen (30,2%) dinilai tidak tepat dengan kategori V (tidak ada indikasi penggunaan antibiotik) sebanyak 10 kasus (5,2%), kategori IVa (ada antibiotik lain yang lebih efektif) sebanyak 25 kasus (13,0%), kategori IIIa (durasi pemberian terlalu panjang) sebanyak 14 kasus (7,3%), kategori IIIb (durasi pemberian terlalu singkat) sebanyak 3 kasus (1,6%), kategori IIa (dosis tidak tepat) sebanyak 5 kasus (2,6%) dan kategori IIb (interval tidak tepat) sebanyak 1 kasus (0,5%). Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik secara tepat dan rasional perlu ditingkatkan.
Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi, Mikroorganisme, dan Sensitivitas Antibiotik Pada Pasien Ulkus Kaki Diabetik : Kajian Literatur Maulidiah, Rizka; Yasin, Nanang Munif; Nuryastuti, Titik
Majalah Farmaseutik Vol 21, No 2 (2025)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v21i2.94342

Abstract

Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien diabetes yaitu adanya ulkus yang berisiko terjadi infeksi yang dapat berkibat gangguan neurologis dan pembuluh darah perifer pada bagian ekstremitas bawah. Ulkus ditandai dengan terjadinya kerusakan kulit yang disertai dengan menghilangnya epitel yang bisa meluas hingga dermis dan lapisan yang lebih dalam. Penulisan artikel ini bertujuan melihat faktor yang mempengaruhi, mikroorganisme, dan sensitivitas antibiotik pasien ulkus diabetikum.  Penelitian ini dilakukan dengan metode PRISMA dengan mencari data pada database seperti Scopus. Hasil yang didapatkan dari review yaitu faktor yang dapat mempengaruhi komplikasi ulkus diabetik diantaranya yaitu usia, jenis ulkus, kedalaman dan derajat ulkus, kekambuhan, tingkat obesitas, BMI, penggunaan antibiotik yang tidak tepat, dan osteomielitis mempunyai hubungan dengan infeksi MDR pada pasien infeksi kaki diabetik bakteri gram negatif yang sering ditemukan yaitu Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella penumonia, Proteus mirabillis, dan Escherichia coli. Sedangkan bakteri gram positif yang sering ditemukan yaitu Staphylococcus aureus dan Enterococcus faecalis. Bakteri gram negatif mempunyai sensitivitas yang baik terhadap amikasin, sedangkan vancomysin, teicoplanin, dan tigecycline mempunyai sensitivitas yang baik pada bakteri gram positif.
Evaluasi Kuantitatif Penggunaan Antibiotik Pada Anak dengan Pneumonia di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada A., Diki Aprianto; Sari, Ika Puspita; Yasin, Nanang Munif
Majalah Farmaseutik Vol 21, No 3 (2025)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v21i3.97655

Abstract

Infeksi parenkim pada paru merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit pneumonia, tepatnya dikantung kecil yang disebut alveoli. Untuk mengurangi hal itu terjadi diperlukan adanya intervensi perawatan yaitu penggunaan antibiotik sebagai salah satu terapi utama untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penggunaan antibiotik empiris dan/atau definitif pada pasien anak dengan pneumonia di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional pada pasien rawat inap yang berusia 0 hingga £18 tahun. Hasil penelitian ini diperoleh penggunaan antibiotik pasien anak dengan pneumonia periode 1 Januari hingga 31 Desember 2022 didapatkan nilai total DDD sebesar 1248,35 DDD/100 hari rawat dengan nilai DDD antibiotik tertinggi adalah gentamisin sejumlah 538,16 DDD/100 hari rawat dan nilai DDD antibiotik terendah adalah seftazidim 2,39 DDD/100 hari rawat inap. Segmen yang termasuk dalam DU 90% diantaranya gentamicin, sefiksim dan azitromisin, sefotaksim serta segmen yang temasuk dalam DU 10% diantaranya seftriakson, ampisillin, siprofloksasin, amoksisillin klavulanat, amoksisillin, amikasin, kotrimoksazol, dan seftazidim.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Faktor – Faktor yang Memengaruhi Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Kulon Progo Anni, Anni; Yasin, Nanang Munif; Andayani, Tri Murti
Majalah Farmaseutik Vol 21, No 3 (2025)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v21i3.105125

Abstract

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang ditandai dengan kadar glukosa diatas normal secara menahun. Indonesia kini menduduki peringkat kelima yang sebelumnya peringkat ketujuh dengan jumlah diabetes melitus sebanyak 19,5 juta jiwa. Edukasi merupakan salah satu bentuk pelayanan kefarmasian oleh apoteker untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pada pasien diabetes melitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh edukasi dengan penambahan booklet terhadap pengetahuan dan kepatuhan pasien diabetes melitus di Puskesmas Kota Surabaya. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan quasi experimental design dengan metode pretest and posttest design with control group. Metode pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Penelitian ini dilakukan secara prospektif di Puskesmas Kota Surabaya pada periode Oktober 2024 hingga Januari 2025. Pretest dan intervensi pertama dilakukan pada mingggu ke-1 dan dua minggu berikutkan di minggu ke-3 akan dilakukan edukasi kembali untuk mengingatkan responsden, pada minggu ke-5 akan dilakukan Posttest. Instrumen yang digunakan kuesioner DKQ-24 untuk pengetahuan, kuesioner MARS-5 untuk kepatuhan. Penelitian terdiri dari 90 pasien dengan masing-masing kelompok 45 pasien. Hasil analisis deskriptif menunjukan tidak ada perbedaan antar kelompok pada data karateristik subjek (p>0.05). Hasil analisi bivariat menunjukan adanya pengaruh edukasi pada pengetahuan (p=0.000) dan kepatuhan (p=0.000) sehingga dapat disimpulkan pemberian edukasi menggunakan booklet dapat meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2.