Claim Missing Document
Check
Articles

Aktivitas Antikanker Ekstrak Aseton Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Terhadap Sel Vero dan MCF-7 Secara In Vitro Chusniasih, Dewi; Tutik, Tutik
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 9 No. 2 (2020): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v9i2.2458

Abstract

Sebagian besar pasien pengidap kanker mendapatkan kemoterapi yang melibatkan pemakaian obat antikanker, salah satunya adalah doksorubisin. Namun penggunaan doksorubisin dalam jangka waktu yang panjang bersifat racun bagi organ-organ penting. Oleh karena itu banyak dikembangkan penelitian untuk mencari senyawa antikanker lain yang bersifat alami guna meminimalisir efek samping dari obat antikanker tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antiproliferasi ekstrak aseton kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) pada sel kanker MCF-7 dan sel vero secara in vitro. Ekstrak kulit buah kakao diharapkan mampu menghambat pertumbuhan sel kanker sehingga dapat dikembangkan untuk pengobatan kanker. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Kulit buah kakao diekstraksi menggunakan aseton 80% dan dievaporasi hingga diperoleh ekstrak kental. Uji aktivitas antikanker dilakukan secara in vitro dengan metode MTT assay. Dari hasil pengujian diperoleh nilai IC50 dari analisis regresi dari konsentrasi ekstrak dan persentase inhibisi. Nilai IC50 ekstrak terhadap sel vero yaitu 528,13 ppm, sedangkan Nilai IC50 ekstrak terhadap sel MCF-7 yaitu 24,26 ppm.Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak aseton kulit buah kakao tergolong aktif dalam menghambat pertumbuhan sel kanker payudara MCF-7 dan tidak aktif menghambat pertumbuhan sel normal vero.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans DAN BAKTERI Staphylococcus aureus Dewi Chusniasih; Tutik Tutik; Nadia Syakira
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.606 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i2.3427

Abstract

Kulit buah kakao ini mengandung senyawa aktif flavonoid, dan saponin yang memiliki peran sebagai antimikroba, antivirus dan antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui uji aktivitas ekstrak kulit buah kakao terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dan bakteri Staphylococcus aureus untuk mengetahui konsentarsi ekstrak etanol kulit buah kakao yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dan bakteri Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antimikroba terhadap jamur Candida albicans dan bakteri Staphylococcus aureus yang dilakukan dengan metode sumuran. Hasil penapisan fitokimia ekstrak kulit buah kakao mengandung alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Pengujian aktivitas antimikroba diperoleh bahwa ekstrak etanol kulit buah kakao terhadap jamur Candida albicans mendapatkan hasil negatif dan bakteri  Staphylococcus aureus pada ekstrak etanol kulit buah kakao memiliki aktivitas pada konsentrasi 10% dengan daya hambat sebesar 5,6133 mm. Hasil uji ANOVA didapatkan hasil yang nilai yang signifikan 0,000 (P<0,05). Hasil data uji LSD pada konsentrasi 10% berbeda signifikan dengan konsentrasi 15%, 20%, 25%, kontrol positif dan kontrol negatif didapatkan hasil 0,000 (P < 0,05).
UJI EFEKTIVITAS ANTIJAMUR SABUN CAIR PEMBERSIH KEWANITAAN EKSTRAK ASETON DAUN JAMBU BIJI TERHADAP Candida albicans Dewi Chusniasih; Vida Elsyana; Arini Fauziah Susanti
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.408 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v1i2.1237

Abstract

Kandidiasis Vulvovaginitis (KVV) adalah salah satu jenis penyakit dari kandidiasis yang menyerang selaput lendir, yaitu ditandai dengan gatal didaerah vulva dan menimbulkan flour albus. Jamur Candida albicans adalah yang paling umum ditemui pada kasus KVV dan bersifat paling patogen. Daun jambu biji terbukti memiliki daya hambat terhadap jamur Candida albicans. Penelitian ini bertujuan menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dari ekstrak aseton daun jambu biji terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dan mengetahui efektivitas sediaan sabun cair ekstrak aseton daun jambu biji terhadap jamur Candida albicans. Pengujian KHM dan efektivitas sabun cair ekstrak aseton menggunakan metode difusi sumuran. Dengan konsentrasi 12,5 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml dan 100 mg/ml zona hambat yang dihasilkan berturut-turut dari konsentrasi sebesar 9 mm, 11 mm, 11,6 mm, 12,6 mm, 16 mm dan zona hambat dari sabun cair ekstrak aseton sebesar 15,6 mm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak aseton daun jambu biji memiliki konsentrasi KHM pada 12,5 mg/ml dan sabun cair ekstrak aseton daun jambu biji memiliki daya hambat terhadap Candida albicans.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN DUKU (Lansium domesticum) TERHADAP KEMATIAN LARVA INSTAR III Aedes aegypti Ismalia Husna; Dewi Chusniasih
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.869 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v2i2.1494

Abstract

Pendahuluan:Perlakuan diskriminatif penderita Kusta ditengah-tengah masyarakat memperburuk keadaanpenderita itu sendiri. Penderita Kustaberjuang untuk mencapai kesembuhan dari penyakitnya, disamping itu jugakeinginan untuk terlepas dari isolasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat tentang penyakit Kusta dan stigmatisasipenderitaKusta Di Desa Sidodadi Asri Wilayah Puskesmas Banjar Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015.Metode:Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan menggunakan metodependekatancross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah random sampling dari total 356 Kepala Keluarga (KK) yangada di wilayah Desa Sidodadi Asri dan yang diambil berjumlah 188 Kepala Keluarga.Setelah melengkapi datademografi dilanjutkan dengan mengajuan beberapa pertanyaan dalam penelitian ini meliputi instrument untukmengetahui dimensi pengetahuan masyarakat dengan 15 pertanyaan dan instrument untuk mengetahui dimensistigma pada penderita Kusta dengan 10 pertanyaan. Semua pertanyaan diajukan dalam waktu yang bersamaan.Analysisbivariat dalam penelitian ini menggunakan Uji Chi Square.Hasil: Dalam penelitian diperoleh pengetahuan tentang kusta sebagian besar dalam kategorikurang sebesar54,3 %, dan stigmatisasi masyarakat terhadappenderita kusta dengan sebesar 52,1 %. Hasil Uji Chi squarediperoleh p-value = 0,000 < 0,05Diskusi:disimpulkan ada hubungan pengetahuan dengan stigmatisasi masyarakat terhadap penderita penyakitkusta di Desa Sidodadi Asri Wilayah Puskesmas Banjar Agung KabupatenLampung Selatan tahun 2016.Pentingnya perawat yang bekerja di Puskesmas Banjar Agung Kabupaten Lampung Selatan lebih meningkatkanpenyuluhan tentang penyakit Kusta kepada masyarakat setempat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan,pengaruh yang membawa perubahan prilaku, dan akhirnya dapat memperlakukan penderita Kusta di daerahtersebut kearah yang lebih baik dan berdampak yang positif untuk kesembuhan penderita Kusta.Kata Kunci: Pengetahuan Kusta, Masyarakat, Stigmatisasi
FORMULASI PASTA GIGI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygiumpolyanthawight) SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN Streptococcus mutans Gusti Ayu Rai Saputri; Dewi Chusniasih; Eka Ananda Putri
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.929 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i1.2998

Abstract

Daun salam merupakan tanaman obat berbahan alami yang mengandung senyawa flavonoid, tanin, serta minyak atsiri yang memiliki khasiat salah satunya yaitu sebagai penghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans penyebab karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat minimum dari sediaan pasta gigi ekstrak daun salam dengan variasi konsentrasi 7,5%, 10%, 15%, 25%. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan diformulasikan dalam sediaan pasta gigi dengan konsentrasi 7,5%, 10%, 15%, 25%. Semua formulasi pasta gigi diuji mutu fisik kimia (organoleptis, homogenitas, pH) serta aktivitas antibakteri. Data yang diperoleh pada pengukuran daya hambat dianalisis secara statistik menggunakan metode One Way ANOVA pada taraf kepercayaan 95%. Hasil uji fitokimia ekstrak daun salam positif memiliki kandungan flavonoid, tanin, serta minyak atsiri. KHM pasta gigi ekstrak daun salam adalah 10% dengan diameter rata-rata hambat 3,53 mm. Data daya hambat menunjukan hasil yang berbeda signifikan dengan p value<0,05, kecuali pada kontrol negatif dan konsentrasi 7,5%. Kata kunci: Daun Salam, KHM, Streptococcus mutans
UJI AKTIVITAS VARIASI GELLING AGENT MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia-pericarpium) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Ade Maria Ulfa; Dewi Chusniasih; Theodora Octavia
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.375 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i1.4469

Abstract

Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat. Kandungan kimia pada ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia-pericarpium) yang tergolong sebagai antibakteri diharapkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah jeruk nipis yang mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus serta  mengetahui  gelling agent mana yang lebih baik antara HPMC atau Karbopol 940 pada  sediaan masker gel peel–off. Kulit buah jeruk nipis diekstrak menggunakan etanol 96% dengan menggunakan metode maserasi dan dibuat masing-masing konsentrasi yaitu 5%,10%,15%,20% dan 25%. Kemudiaan hasil ekstrak dilakukan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran dengan media Nutrient Agar. Bakteri staphylococcus aureus dengan konsentrasi terkecil didapat 1.59 mm dan konsentrasi terbesar didapatkan 11.54 mm. Pada sediaan masker gel peel-off formulasi yang digunakan yaitu masker gel peel-off gelling agent HPMC dan karbopol 940 didapat rata-rata zona hambat 11.55 mm dan 11.20 mm. Pengujian sifat fisik sediaan masker gel peel-off dapat disimpulkan masker gel peel-off (HPMC dan Karbopol 940) sama-sama memenuhi parameter pengujian sedangkan untuk daya hambat terhadap bakteri staphylococcus aureus, sediaan masker gel peel–off  gelling agent HPMC lebih baik dibandingkan masker gel peel–off  gelling agent karbopol 940.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAN METANOL KULIT PISANG KEPOK (Musa acuminata-xbalbisiana) PADA LARVA NYAMUK Aedes aegypti Selvi Marcellia; Dewi Chusniasih
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.133 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i2.3270

Abstract

Dengue fever is caused by Aedes aegypti mosquitoes. Using of synthetic larvicides has been so many impact on resistance and can damage the environment. Therefore, naturl larvaside by using ethanol and methanol extracts from kepok banana peel (Musa acuminata-xbalbisiana) againts the death of larvae of  Aedes aegypti instar III and IV. This research wasexperimental, with concentration of ethanol extract and methanol treatment of 0,5%, 0,75%, 1%, 2,5%, 5%, kontrol positif dan kontrol negatif controls in five replicaions. Larval mortality is calculated after the first 6 hours of death for up to 24 hours. Larvicidal activity data were analyzed with the Kruskal-Wallis test and probit test to find the LC50 value. The results of the study obtained the value of LC50 in ethanol extrack of kepok banana peels at 3,264% and methanol at 2,681%. LT50 values in the best ethanol and methanol extracts were obtained at a concentration of 5% of 12,136 hour and 12,979 hour.
EKSPLORASI POTENSI EKSTRAK ASETON KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) SEBAGAI INHIBITOR α-GLUKOSIDASE Dewi Chusniasih
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.488 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v2i1.1545

Abstract

Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit akibat gangguan metabolisme yang ditandai oleh keadaan hiperglikemia dan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Salah satu cara alternatif untuk mengatasi hiperglikemia adalah dengan mengurangi jumlah glukosa yang dapat diserap tubuh dengan menekan proses pencernaan karbohidrat oleh inhibitor enzim α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penghambatan α-glukosidase oleh ekstrak aseton kulit buah kakao menggunakan metode spektrofotometri. Serbuk simplisia kulit buah kakao dimaserasi dengan pelarut aseton 80%. Uji aktivitas penghambatan enzim αglukosidase menunjukkan bahwa ekstrak aseton kulit buah kakao menghambat aktivitas enzim α-glukosidase dalam kategori lemah dengan nilai IC50 712,86 µg mL-1
Uji Daya Larvasida Ekstrak Aseton Dan Etanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Terhadap Larva Aedes aegypti Dewi Chusniasih; Ade Maria Ulfa; Agung Kurniawan
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.137 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i2.5313

Abstract

Kulit buah kakao memiliki komponen fitokimia yang berpotensi sebagai larvasida alami. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan daya larvasida ekstrak aseton dan etanol kulit buah kakao (Theobroma cacao L.). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yang dianalisis secara deskriptif.Hasil uji efektivitas ekstrak aseton memiliki nilai rata-rata kematian larva lebih baik pada konsentrasi 2% sebesar 14,6 daripada nilai rata-rata kematian larva ekstrak etanol pada konsentrasi 2% sebesar 14. Berdasarakn hasil uji LC50 menunjukan ekstrak aseton kulit buah kakao efektif dalam membunuh larva Aedes aegypti  dengan nilai LC50 sebesar 1,9633% dan masuk dalam kategori kuat, sedangkan ektrak etanol memiliki nilai LC50 sebesar 1,9498% dan tergolong dalam kategori kuat.
PEMANFAATAN LIMBAH BIJI ALPUKAT (Persea Americana-semen) DALAM SEDIAAN GEL HAND SANITIZER PENGHAMBAT BAKTERI Staphylococcus aureus Dewi Chusniasih
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.941 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i1.2407

Abstract

Gel hand sanitizer telah banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tangan yang praktis dan mudah dibawa. Salah satu tanaman yang memiliki daya antibakteri adalah biji alpukat (Persea Americana-semen). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keefektifitasan ekstrak biji alpukat dalam sediaan gel hand sanitizer dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Ekstraksi biji alpukat menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Pengujian daya hambat bakteri dilakukan dengan menggunakan metode sumuran. Hasil  uji fitokimia  menunjukkan bahwa  ekstrak biji alpukat mengandung alkaloid, saponin, fenol, tanin, dan flavonoid. Penelitian ini menggunakan beberapa konsentrasi ekstrak biji  alpukat yaitu 0,2%,  0,4%,  0,6%,  0,8%,  1%, 2%,  3%,  4% dan kontrol positif dengan hasil dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus dengan rata-rata zona hambat berturut-turut 6,89 mm, 7,11 mm, 7,23 mm, 7,54 mm, 7,83 mm, 8,52 mm, 9,39 mm, 10,73 dan 12, 78 mm. Hasil uji antibakteri dianalisis menggunakan One Way ANOVA, pada hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan zona hambat yang signifikan (p=<0,005) antara seluruh konsentrasi ekstrak biji alpukat. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji alpukat maka semakin luas diameter zona hambat. Ekstrak biji alpukat dalam sediaan gel hand sanitizer efektif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus.