Claim Missing Document
Check
Articles

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI HOLTIKULTURA DI KENAGARIAN SUNGAI NANAM KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (2001-2012) Fitria, Yun Roza; NURHUDA, Ahmad; Yulia, Refni
Pendidikan Sejarah Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Mahasiswa Pendidikan Sejarah Genap 2012-2013
Publisher : Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT YUN ROZA FITRIA (09020150) Economic Social Life Horticultural Farmers in Kenagarian Nanam River Valley Gumanti Solok District (2001-2012) Education Studies Program History STKIP PGRI Sumbar 2013.This thesis is a study of the socio-economic history by selecting the title of Socio  Economic Life of Farmers Horticultural Society in Kenagarian Nanam River Valley Gumanti Solok District ( 2001-2012 ) . It is interesting to discuss , because the development of horticultural farms can change the economy well. The following research issues : ( a) How do the peoples livelihood Nanam River before the development of horticultural farms , ( b ) What is the impact on the  lives of agricultural horticultural societies in Kenagarian Nanam River Valley  Gumanti Solok district .Skripi writing this using historical research methods consisting of four stages : heuristic, Criticism, Interpretation, and the Historiography of the stage   presentation of the results of a research thesis . 2001 people in Kenagarian Nanam  River Valley Gumanti Solok district began to focus horticulture crops in paddy fields . Prior to the public horticulture crops rely on rice as an economic resource. Transition ketanaman rice paddy crop horticulture occur because it can no longer  meet peoples lives . Agriculture horticulture can improve farmer incomes this can  be seen from the ownership of luxury items such as permanent housing, food,  clothing, educational improvement in Kenagarian Nanam River Valley Gumanti Solok district  Key word: Social, Economic, Farmers, Horticultural
Perkembangan Desa Wisata Lekuk 50 Tumbi Lempur Kabupaten Kerinci (2015-2020) Irvan Toni; Zusmelia Zusmelia; Refni Yulia
Galanggang Sejarah Vol 3 No 4 (2021): GALANGGANG SEJARAH: Publishing October 2021
Publisher : PAMA Aksara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lempur Village is located in Gunung Raya District which has the potential of abundant natural resources and a beautiful atmosphere, on the other hand, the majority of Lempur Village people work as farmers. In 2014 Lempur Village was an ordinary village just like other villages, the community was still not aware that the potential possessed by the village could be developed and become a tourist attraction so that it could create jobs for the local community. With abundant natural potential and complete with hills, mountains, waterfalls, lakes, flora, and fauna, it should be able to attract tourists to come. Research Objectives To describe the development of the Lekuk 50 Tumbi Lempur Tourism Village in Kerinci Regency 2015-2020, especially in the physical field and to describe the socio-economic impact of the development of the Lekuk 50 Tumbi Lempur Tourism Village on the Lempur community before and after the establishment of the tourist village. The method used in this historical research consists of 4 stages, namely: Heuristics, Source Criticism, Interpretation, and Historiography. The research results of Development Lekuk 50 Tumbi Lempur Tourism Village have made many good contributions to the community. One of them is the formation of job vacancies such as Travel Agent, Porter, Cafe. Most of the people who feel the economic impact of the development of the Lekuk 50 Tumbi Lempur Tourism Village are traders, including meatball, satay, chicken noodle, and even cafe traders. The social impacts of the development of tourist villages on the community are: The majority of people are starting to become aware of the cleanliness of the surrounding environment, the re-activation of art studios in the community, the culture of the Lempur Village community is starting to be known to people outside the area such as Tauh Dance.
FUNGSI KOPERASI SERBA USAHA EKONOMI DESA (KSU-ED) TERHADAP MASYARAKAT NAGARI TABEK TALANG BABUNGO, KABUPATEN SOLOK Yenti Welia; Witrianto Witrianto; Refni Yulia
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.074 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v2i2.1375

Abstract

Many efforts to improve the economy of the community, either by building it Rural Economy Business Multipurpose Cooperative (KSU-ED). Nagari Talang Babungo to improve the economy of the community and establish cooperative KSU-ED. After the founding of KSU-ED economy and the welfare of society is increasing, because the cooperative has helped to lend capital to improve the business community, and various efforts have been developed to improve the business community. KSU-ED Tabek have increasing from year to year, as evidenced by SHU (Business Profits) increasing so does the number of its members, and co-operatives are very active role in improving the local economy. The establishment of good cooperative impact people's lives, especially the members and its own management, its impacts, among others in the social and economic spheres of society.Berbagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat salah satunya dengan mendirikannya Koperasi Serba Usaha Ekonomi Desa (KSU-ED). Nagari Talang Babungo untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan koperasi mendirikan KSU-ED. Setelah berdirinya KSU-ED perekonomian dan kesejahteraan hidup masyarakat semakin meningkat, karena koperasi telah membantu meminjamkan modal untuk meningkatkan usaha masyarakat, dan berbagai macam usaha telah dikembangkan untuk meningkatkan usaha masyarakat. Perkembangan KSU-ED Tabek dari tahun ketahun semakin meningkat, terbukti dengan SHU (Sisa Hasil Usaha) yang semakin meningkat begitu juga dengan jumlah anggotanya, serta koperasi sangat berperan aktif dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Berdirinya koperasi membawa dampak baik bagi kehidupan masyarakat khususnya para anggota dan pengurusnya sendiri, dampak yang ditimbulkannya antara lain dalam bidang sosial dan ekonomi masyarakat.
PAUH MASA PERANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN 1945-1949 Refan Defri; Kaksim Kaksim; Refni Yulia
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 1 (2022): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v7i1.34191

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pauh sangat berperan dalam mempertahankan kemerdekaan tahun 1945-1949, di dukung dengan kondisi alam Pauh yang memiliki perbukitan melintang dari selatan ke utara (dari kelurahan Limau Manis Selatan sampai kelurahan Lambung Bukit) untuk dijadikan tempat persembunyian maupun tempat menyelamatkan diri dari gempuran penjajah dan juga terdapatnya beberapa aliran sungai yang merupakan benteng alami dari alam semakin menambah sulit untuk menaklukan daerah ini. Semua itu berguna pada perang mempertahankan kemerdekaan. Selain alam, juga terdapat pasukan-pasukan yang sudah begitu ternama dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Pada dekade mempertahankan kemerdekaan baik itu daerah Pauh maupun masyarakat Pauh sendiri sangat begitu berperan, bisa kita lihat ketika penyerangan ke Batu Busuk yang membuat Sekutu ketar ketir menghadapi para pejuang Republik. Tidak sampai disitu saja, puncaknya ketika agresi militer Belanda pertama pada tanggal 21 Juli 1947. Penyerangan serentak tersebut sampai di Pauh dan mendapat perlawanan dari para pejuang, namun karna kalah persenjataan dan jumlah maka para pejuang menyingkir dari Pauh. Pada malam itu juga Belanda membuat pos tepatnya di simpang Pasar Baru sekarang untuk semakin mendesak para pejuang. 
KECAMATAN BHATIN II PELAYANG PASCA PEMEKARAN DI KABUPATEN BUNGO 2005-2020 wiwik Asmawati; Zulfa Zulfa; Refni Yulia
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 2 (2021): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v6i2.28090

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk Mendeskripsikan Latar Belakang Proses Pemekaran Kecamatan Bhatin II Pelayang, (2) Untuk Mendeskripsikan Perkembangan Kecamatan Bhatin II Pelayang Setelah Pemekaran 2005-2020. Penelitian ini menggunakan metode dalam penelitian sejarah dengan langkah-langkah sebagai berikut, heuristik yaitu pengumpulan data. Kritik sumber yaitu melakukan pengujian terhadap keaslian data. Interpretasi yaitu memahami makna dan menafsirkan informasi yang telah terkumpul. Historiografi yaitu  penulisan hasil penelitian dalam bentuk ilmiah atau skripsi. Hasil dari penelitian ini perkembangan Kecamatan Bhatin II Pelayang setelah pemekaran mengalami perubahan dan kemajuan dari tahun ke tahun baik di aspek politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial budaya. Perubahan ini terlihat dari dari bertambah nya satu desa serta sarana dan prasarana pendidikan maupun kesehatan, pembangunan jalan, dan perkembangan kehidupan sosial ekonomi bagi masyarakat Kecamatan Bhatin II Pelayang.
BIOGRAFI LINDA PURNAMA: PENGUSAHA LA’LINDA BOUTIQUE DI KELURAHAN KAYU KUBU KECAMATAN GUGUK PANJANG KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2002-2018 Isnaini Putri; Zusmelia Zusmelia; Refni Yulia
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 2 (2021): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v6i2.28702

Abstract

La’Linda Boutique merupakan usaha busana yang didirikan oleh Linda Purnama. Tokoh ini layak diteliti karena hasil jahitannya meskipun sudah modern, tetapi tidak menghilangkan ciri khas Minangkabau. Penelitian ini bertujuan untuk melihat latar belakang kehidupan Linda Purnama, menjelaskan strategi Linda Purnama sebagai pendiri dan desainer usaha La’Linda Boutique, dan menjelaskan pencapaian prestasi Linda Purnama kota Bukittinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode sejarah, terdiri dari heuristik, kritik sumber, interprestasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa latar belakang  Kehidupan Linda Purnama berasal dari keluarga yang sederhana, orangtuanya berprofesi sebagai wirausaha, yang memiliki sifat gigih, bekerja keras, sehingga nilai inilah yang menurun ke Linda Purnama sukses dalam mengembangkan usaha. Dalam mengembangkan usaha La’Linda Boutique menggunakan  Strategi yang terbagi menjadi pada 4 hal yaitu: Strategi pemilihan Sumber Daya Manusia: 1), Karyawan harus perempuan, bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, komunikatif dan kreatif. 2),Strategi Pemasaran: Sistem pemasaran yang dilakukan oleh Linda Purnama dengan cara promosi melalui pameran, E-Commerce, sosial media. 3), Strategi pemilihan lokasi: Linda Purnama dalam memilih lokasi  untuk memproduksi barang yang akan dijual dengan cara memilih lokasi yang berdekatan dengan pusat kota, dan mudah dijangkau oleh konsumen.  3), Strategi penentuan harga: Linda Purnama dalam menentuka harga barang sesuai dengan lama pekerjaan, desain pakaian dan jenis  kain. Strategi inilah yang membuat La’Linda Boutique dapat berkembang dari waktu kewaktu. dilihat dari pencapaian prestasi Linda Purnama dari tahun 2002-2008: 1), La’Linda Boutique selalu menjadi tempat magang Siswa SMK dan Mahasiswa tata busana. 2), Mampu membuka cabang La’Linda Boutique di Payakumbuh Sumatera Barat. 3), dipercayai sebagai desainer pengusaha busana film Liam dan Laila.
PERKEMBANGAN WISATA BAHARI DI DESA TUAPEJAT KECAMATAN SIPORA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Rospita Erivera; Refni Yulia; Livia Ersi
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 2 (2021): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v6i2.28093

Abstract

Tuapejat merupakan salah satu Desa yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai dan merupakan salah satu Desa induk dari desa lainnya yang berada di pusat Kabupaten. Desa Tuapejat memiliki  potensi wisata alam yang menarik seperti wisata wisata pantai, surfing, menyelam. Potensi  yang dimiliki Desa Tuapejat mengalami peningkatan kunjungan wisatawan setiap bulan atau setiap tahun mengalami peningkatan. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perkembangan wisata bahari khususnya di Desa Tuapejat Kabupaten Kepulauan Mentawai. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah. Hasil penelitian ini diuraikan bahwa wisata bahari di Desa Tuapejat terdiri dari beberapa, antara lain Wisata pantai, wisata menyelam, wisata ombak Telescope. Wisata ini dikategorikan sebagai wisata bahari. Wisata pantai merupakan salah wisata yang paling banyak diminati para pengunjung  wisata yang datang di Tuapejat. Selain untuk  menikmati pantai wisatawan yang berkunjung juga dapat menikmati ombak. Wisatawan yang datang seperti wisatawan mancanegara sangat senang menikmati ombak dengan berselancar. Secara keseluruhan khususnya wilayah Sipora Utara objek wisata yang dapat dikunjungi yaitu Dermaga  Tuapejat, Pantai jati, Air Terjun Pajujurung, Taman Patung Sikerei, Pulau Umat Siteu dan Pulau  Awera. Namun tidak terlepas peran dari masyarakat dan pemerintah  terhadap perkembangan wisata di DesaTuapejat. Oleh karena itu kepada Pemerintahan Daerah agar dapat  membuat aturan-aturan dan evalusi agar pengembangan objek wisata bahari di Desa Tuapejat lebih berkembang.
Desa Sioban Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 1999-2018 Yulisa Teti; Refni Yulia; Zulfa zulfa
Bakaba : Jurnal Sejarah, Kebudayaan dan Kependidikan Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/bakaba.2020.v8i2.4364

Abstract

Sioban village has existed since 1945, when the goverment system  was still in the form of a Nagari, since 1999, Sioban village began to undergo canges, because Mentawai District had separated it self from Padang Pariaman Regency and established its own district, namely the Mentawai Island Regency. The Mentawai Island carry out governance, starting from thr division of the sub-district in 2009 in the Mentawai Islands, including the Sipora sub-district, which is the capital of the Sioban sub-district, which is divided into the North Sipora District and the South Sipora District. Based on the results of research since the establishment of the Mentawai Island District, the aim of which is to get out of its backwardness, has not been seen in Sioban Village, South Sipora Subdistrict, because it is seen from the development of the village, infrastructure and social communities that are still langging behind. You can see that in the village at this time there is no internet network, tlephone network is still difficult. Judging from the original Mentawai traditions, the village community, the village community has no longer been preserving these original traditions since the exixtence of government policies.
Nagari Adat di Minangkabau Dalam Tinjuan Sejarah Refni Yulia; Livia Ersi
Bakaba : Jurnal Sejarah, Kebudayaan dan Kependidikan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/bakaba.2021.v9i1.5866

Abstract

Nagari Adat in Minangkabau are autonomous nagari and part of the lowest nagari governance system in West Sumatra. The naming of adat nagari in West Sumatra is more for the sake of tourism, so that some nagari that have tourism potential were developed into adat nagari and promoted on a district and provincial basis. So that the first 4 traditional villages were chosen, namely, the Indudur angari, the Seribu Gadang Nagari, Pariyangan Nagari, and Jawi-Jawi villages. The four nagari have become national tourist destinations and have been visited by domestic and foreign tourists and were recorded in the tourist calendar in West Sumatra. The development of adat nagari ultimately spurred other nagari to develop their potential in their adat and tourism.
Revitalisasi Kawasan Kota Tua Padang Sebagai Salah Satu Alternatif Wisata Sejarah di Kota Padang Refni Yulia; Meri Erawati; Gusti Asnan; Nopriyasman Nopriyasman
Bakaba : Jurnal Sejarah, Kebudayaan dan Kependidikan Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.992 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2017.v6i2.2419

Abstract

Peninggalan sejarah mendatangkan keuntungan besar dalam bidang pariwista sejarah dan budaya. Padang sebagai kota warisan Kolonial Belanda juga memiliki bangunan bersejarah yang sudah dikategorikan sebagai benda cagar budaya. Berdasarkan Keputusan Walikota Padang nomor 3 tahun 1998 terdapat sebanyak 74 buah bangunan yang masuk kagori benda cagar budaya. Dewasa ini jumlah bangunan bersejarah yang masih bertahan semakin berkurang, seiring dengan kurangnya kontrol pemerintah dan juga terjadinya bencana alam. Untuk itu diperlukan keseriusan dan kesadaran sejarah dari semua pihak (stakeholder), baik itu pemerintah maupun jajaran industri pariwisata, termasuk masyarakat kota Padang  untuk mengembangkan dan melesratarikan pariwisata kota tua Padang. Karena potensi wisata yang ada di kota tua Padang sangat beragam dan menjual untuk wisata budaya, agama dan sejarah. Kota tua yang multi etnis dan beragam budaya yang juga eksis menjadi bagian kecil dari potensi wisata yang dapat dijual kepada wisatawan lokal, nasional maupun internasional. Semua itu hanya diperlukan kerjasama yang baik antar semua elemen masyarakat untuk saling menjaga dan melestarikan serta mengembangkan potensi kota tua yang ada. Jika hal itu terwujud pariwisata kota tua Padang akan memberikan kontribusi yang besar bagi pemerintah kota Padang melalui Pendapatan Asli Daerah  (PAD), perbaikan ekonomi bagi masyarakat setempat dan juga bisa menjadi alternatif wisata yang berbudaya, religi dan sejarah bagi Kota Padang. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kulitatif.