Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Hidrolisis Lignoselulosa Hasil Pretreatment Pelepah Sawit (Elaeis guineensis Jacq) menggunakan H2SO4 pada Produksi Bioetanol Nada Mawarda Rilek; Nur Hidayat; Yusron Sugiarto
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.4 KB) | DOI: 10.21776/ub.industria.2017.006.02.3

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah  mengetahui pegaruh konsentrasi asam dan waktu hidrolisis terhadap kadar gula total serta kadar gula reduksi. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancang Acak Kelompok (RAK) faktorial 2 faktor yaitu konsentrasi H2SO4 dan lama waktu hidrolisis. Faktor pertama terdiri dari tiga level yaitu 0,4M, 0,6M dan 0,8M, sedangkan faktor kedua terdiri dari tiga level yaitu 60 menit, 80 menit dan 100 menit dari rancangan tersebut diperoleh sembilan kombinasi. Pada setiap kombinasi dilakukan tiga ulangan (27 sampel). Selanjutnya, dilakukan uji kadar gula total menggunakan refraktometer dan kadar gula reduksi menggunakan Nelson Somogyi. Data kemudian dianalisis menggunakan ANOVA dan uji DMRT 5%. Hasil pengamatan menunjukkan kandungan gula total tertinggi saat proses hidrolisis adalah perlakuan H2SO4 0,6M dengan waktu 100 menit yaitu 10,7%. Berdasarkan uji Anova dan DMRT5% bahwa kedua faktor perlakuan berpengaruh signifikan terhadap kadar gula dan berbeda nyata. Gula reduksi  yang dihasilkan pada proses hidrolisis sebesar 19,29%. Dari bahan tersebut didapatkan etanol hasil fermentasi sebesar 4%.Kata kunci: bioetanol, gula, hidrolisis, pelepah sawit AbstractThe purpose of this research was to determine the effect of acid concentrations and hydrolysis time. Randomized Completely Block Design were arranged in a factorial with two factors : H2SO4 concentrations were 0.4M, 0.6M, 0.8M and hydrolysis time were 60 minutes, 80 minutes, 100 minutes. Each combination repeated three times. Samples were tested of total sugar content using refractometer and were tested of reducing sugar using Nelson Somogyi. Data were analyzed used two-ways ANOVA and conducted further test using the DMRT 5%. The result showed that the highest total sugar content is 10.7% in the treatment of H2SO4 concentration  0.6M and hydrolysis time 100 minutes. Based on ANOVA and DMRT test, all factors had significantly effect of the percentage of sugar. Beside that, in this research also have reduction sugar about 19.29% from sugar content of result hydrolysis process. Pretreatment oil palm frond using H2SO4 was produced 4% etanol after fermentation.Keywords: bioetanol, hydrolysis, oil palm frond, sugar
Rancang Bangun Kotak Fermentasi Biji Kakao Berbasis Mikrokontroler Untuk Meningkatkan Fermentasi Rico Chrisnanda P.; Akhmad Zainuri; Yusron Sugiarto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Abstract
Pengaruh Penambahan Natrium Metabisulfit dan Suhu Pemasakan dengan Menggunakan Teknologi Vakum terhadap Kualitas Gula Merah Tebu Dewi Maya Maharani; Rini Yulianingsih; Shinta Rosalia Dewi; Yusron Sugiarto; Dina Wahyu Indriani
agriTECH Vol 34, No 4 (2014)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.259 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9430

Abstract

Brown sugar as sucrose is derived from evaporated sugar cane molasses. Evaporation is the foodstuffs’ process which is commonly used during the manufacture of sugar cane. This process evaporates the sugar cane molasses to produce concentrate. This research was aimed to assess the influence of sodium metabisulphite against physical and chemical properties of sugar cane using vacuum evaporator. In other hand, this reserach examined the influence of temperature on vacuum evaporator for chemical and physical properties of sugar cane. Sugar cooking was done at -700 mmHg below atmospheric pressure, with variations in heating temperature of 60, 70 and 80 C, and with the addition of sodium metabisulphite 0.1; 0.3 and 0.5 g/l sugar cane molasses. The larger addition of sodium metabisulphite in the processing of sugar cane, the higher ash content generated while the green and blue colors of red sugar cane were getting smaller. The higher cooking temperature, the lower the moisture content, ash content, color intensity of red, green and blue of sugar cane. The higher the cooking temperature, the higher the degree of hardness or texture, color preference level, the taste and texture of sugar cane. Based on statistical analysis, cooking temperature affects the moisture content, ash, and the reduction sugar of cane brown sugar. While the addition of sodium metabisulfite gives effects on ash, reduction sugar and the total dissoluble solids of sugar cane. Based on the parameters of chemical properties, physical, organoleptic tests and SNI requirements of sugar cane, the addition of sodium metabisulphite variation of 0.3 g/l and a heating temperature of 80o C in processing sugar cane into brown sugar have shown the most excellent quality. The value of each parameter based on the best treatments as follows: chemical and physical parameters with 8.97 % of water content, 8.29% of reduction sugar, 0.96 % of ash content, 0.50% of total dissoluble solid, 15.68 kg/cm2 of hardness value, while for organoleptic parameters for color 5.50, flavor 5.04 and texture 5.36.ABSTRAKGula merah sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu yang diuapkan. Penguapan merupakan proses pengolahan bahan pangan yang umumnya digunakan pada pembuatan gula merah tebu, dimana proses ini menguapkan sebagian besar nira untuk menghasilkan produk yang kental (konsentrat). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan natrium metabisulfit terhadap sifat fisik dan kimia gula merah tebu yang dihasilkan dari penggunaan vacuum evaporator, dan mengkaji pengaruh suhu pemasakan pada vacuum evaporator terhadap sifat fisik dan kimia gula merah tebu. Pemasakan gula dilakukan pada tekanan -700 mmHg di bawah tekanan atmosfir, dengan variasi suhu pemasakan 60, 70 dan 80o C dan dengan penambahan natrium metabisulfit 0,1; 0,3 dan 0,5 g/l nira. Semakin besar penambahan natrium metabisulfit dalam pengolahan gula merah tebu, semakin tinggi kadar abu yang dihasilkan sedangkan intensitas warna hijau dan biru gula merah tebu semakin kecil. Semakin tinggi suhu pemasakan, semakin rendah kadar air, kadar abu, intensitas warna hijau dan biru gula merah tebu. Semakin tinggi suhu pemasakan, semakin tinggi tingkat kekerasan atau tekstur, tingkat kesukaan warna, rasa dan tekstur gula merah tebu. Berdasarkan analisis statistik, perlakuan suhu pemasakan berpengaruh terhadap kadar air, kadar abu dan gula reduksi gula merah tebu. Sedangkan perlakuan penambahan natrium metabisulfit berpengaruh terhadap kadar abu, gula reduksi dan total padatan tak terlarut pada gula merah tebu. Berdasarkan parameter sifat kimia, fisik, uji organoleptik dan persyaratan SNI gula merah tebu, penambahan natrium metabisulfit 0,3 g/l dan suhu pemasakan 80o C dalam pengolahan nira tebu menjadi gula merah menunjukkan kualitas yang paling baik. Nilai masing-masing parameternya dari perlakuan terbaik sebagai berikut: parameter kimia dan fisik dengankadar air 8,97%, gula reduksi 7,96 %, kadar abu 2,65%, total padatan tak larut 0,60 %, nilai kekerasan 15,68 kg/cm2, parameter organoleptik denganwarna 5,50, rasa 5,04 dan tekstur 5,36.
Temperature Controlled Bioreactor : Teknologi Pengolahan Biokompos dari Kotoran Kambing Etawa di Kelompok Masyarakat (POKMAS) KALIANDRA, Desa Poncokusumo, Kabupaten Malang Suroto suroto; Arifuddin arifuddin; Hernadi Septoaji Putranto; Vagga Satria; Roshida Wulandari; Gunomo Djojowasito; Yusron Sugiarto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.365 KB)

Abstract

Desa Poncokusumo merupakan sentra agrobisnis di wilayah Malang setelah daerah Batu. Komoditas unggulan desa ini adalah buah apel dan beberapa produk holtikultura lainnya seperti tomat dan kubis. Letak geografis desa berada di dataran tinggi sekitar lereng kawasan Bromo Tengger Semeru (BMTS) dengan kondisi iklim yang sejuk yang sesuai untuk pengembangan sektor peternakan kambing etawa. Saat ini tidak kurang dari 50 peternak yang mulai merintis usaha peternakan kambing di kawasan Desa Poncokusumo dan tergabung dalam Kelompok Masyarakat (POKMAS) Kaliandra. Tujuan dari alat ini  yaitu, untuk mengatasi masalah kotoran kambing etawa di Kelompok Masyarakat Kaliandra, desa Poncokusuma. Selain itu juga untuk mengetahui pembuatan pupuk kompos dengan Temperature Controlled Bioreactor yang efektif dan efisien. Dan yang terakhir adalah sosialisasi dan pengembangan teknologi Temperature Controlled Bioreactor di Kelompok Masyarakat Kaliandra. Pembuatan kompos dimulai dari pengecilan ukuran bahan sehingga dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos. Kemudian tahap penyusunan tumpukan, bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecilan ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan, desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain memanjang dengan dimensi panjang x lebar x tinggi = 2m x 1,2m x 1,75m. Namun dalam kondisi di lapang ukuran dimensi Bioreaktor menyesuaikan ukuran kebutuhan skala produksi sehingga kapasitas produksi lebih banyak. Setelah itu tahap pembalikan, pembalikan dilakukan untuk membuang panas yang berlebihan. Setelah itu tahap penyiraman, secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan. Lalu tahap pematangan, setelah pengomposan berjalan 12-14 hari, suhu tumpukan akan semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan.
Uji Performansi Alat “Digital Formaldehyde Meter” Pendeteksi Kandungan Formalin pada Makanan Famelian Regeista; Ary Musthofa Ahmad; Yusron Sugiarto; Agung Heru Yatmo; Halimatus Sa'diyah; Alifian Juantono Sahwal
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.669 KB)

Abstract

Hasil uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan dari 700 sampel produk makanan yang diambil dari Jawa, Sulawesi Selatan dan Lampung, 56% mengandung formalin. Bahaya penyalahgunaan formalin dapat menyebabkan penyakit. Pemerintah, khususnya BPOM dan masyarakat membutuhkan alat pendeteksi formalin untuk mengetahui kandungan formalin secara tepat, namun saat ini belum tersedia pendeteksi yang cepat, akurat dengan harga terjangkau.“Digital Formaldehyde Meter” menggunakan teknologi Electronic Nose merupakan alternatif pendeteksi formalin yang inovatif. alat ini dirancang dengan sistem digital, sinyal input dideteksi dari deret sensor TGS (TGS 2600, dan 2611) kemudian diproses dengan bantuan mikrokontroler yang diperkuat oleh preamplifier dan digitalkan oleh sebuah digital LCD (Liquid Crystal Display) ke digital convertor sehingga dapat memunculkan nilai kandungan formalin yang aktual. Untuk mengetahui kinerja alat tersebut dilakukan suatu uji performansi alat dengan melakukan pengujian beberapa komponen penting di dalamnya, seperti sensor, mikrokontroler, LCD, Pengujian alat secara keseluruhan dengan melakukan pengujian pada sample padat dan sample cair. Proses kalibrasi alat “Digital Formaldehyde Meter” di uji sebanyak 3 kali ulangan dengan pembanding alat spektrometer uv didapatkan rata – rata eror alat 2,93%, sehingga dapat dipastikan alat “Digital Formaldehyde Meter” dapat di implementasikan untuk mengatasi permasalahan kasus penyalahgunaan formalin dengan mengetahui kandungan formalin secara cepat dan akurat. Kata Kunci: Formaldehyde, Digital Formaldehyde Meter, Electronic Nose dan Deret Sensor
Analisis Kandungan Abon Ikan Patin (Pangasius pangasius) dengan Treatment Alat “Spinner Pulling Oil” sebagai Pengentas Minyak Otomatis Bambang Dwi Argo; Yusron Sugiarto; Alvian Budhi Irianto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.113 KB)

Abstract

Desa Banturejo merupakan sebuah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Koperasi Wanita (KOPWAN) Srikandi menangkap peluang bisnis dengan menjadikan sumber ikan – ikan yang berada di Bendungan Selorejo menjadi produk abon ikan salah satunya adalah abon ikan patin (Pangasius pangasius). Abon ikan merupakan produk olahan makanan dari hasil perikanan yang dibuat dari daging ikan melalui kombinasi dari proses penggilingan, penggorengan, serta penambahan bahan pembantu dan bahan penyedap terhadap daging ikan tersebut. Namun permasalahan yang dihadapi KOPWAN Srikandi yakni mutu dari abon yang dihasilkan masih memiliki kadar minyak yang tinggi sehingga menyebabkan produk abon ikan tersebut tidak tahan lama. “Spinner Pulling Oil” merupakan alat pengentas minyak otomatis yang dilengkapi dengan alat pengukur waktu sehingga dapat mengeluarkan kandungan minyak yang terdapat didalam abon ikan. Dalam memasarkan produk abon ikan ke kalangan konsumen, maka abon tersebut harus memenuhi persyaratan Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk abon. Adapun syarat – syarat dalam pengujian kimia  pada abon ikan atau yang lebih di kenal uji kandungan PROKSIMAT meliputi : kadar lemak, kadar protein, kadar abu, kadar air, dan kadar karbohidrat. Hasil pengujian PROKSIMAT menunjukkan kadar lemak 24,82%; kadar protein 34,14; kadar air 2,59; kadar abu 5,56; dan kadar karbohidrat 32,89. Hasil ini telah memenuhi persyaratan Badan Standarisasi Nasional (BSN) .
Rancang Bangun dan Uji Performansi Alat Pencahayaan Otomatis Berbasis Photoperiodic pada Pembenihan Kentang (Solanum tuberosum L.) dalam Greenhouse di Desa Sumberbrantas Kota Batu Lia Amaliyah; Akbar Setyo Pambudi; Adriansyah Galih Prasetya; Yusron Sugiarto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Sumberbrantas merupakan salah satu desa penghasil kentang di Provinsi Jawa timur. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas benih kentang, beberapa petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Anjasmoro III melakukan pembenihan kentang di dalam greenhouse. Namun, letak geografis lahan pertanian yang berada di kaki gunung Arjuno menyebabkan kurangnya pencahayaan dan pembenihan kentang menjadi tidak optimal. Berdasarkan photoperiodic-nya kentang memerlukan pencahayaan maksimal 16 jam/hari, sedangkan di Desa Sumberbrantas kentang hanya mendapatkan pencahayaan 10 jam/hari. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan penerapan alat pencahayaan otomatis berbasis photoperiodic untuk optimalisasi pembenihan kentang di dalam greenhouse. Alat ini didesain khusus untuk memberikan pencahayaan tambahan pada pembenihan kentang di dalam greenhouse secara otomatis berdasarkan photoperiodic-nya. Dalam sistem kerjanya alat ini dibantu oleh sensor fotodioda dan mikrokontroler ATMEGA16. Pada penelitian ini digunakan 15 lampu TL fluora dan 3 buah sensor fotodioda untuk greenhouse pembenihan berukuran 24m x 5m. Dalam aplikasinya alat ini mampu meningkatkan diameter benih kentang hingga 8,128 mm dan penambahan massa sebesar 31,3 gram.   Kata kunci: kentang, mikrokontroler, pencahayaan, pembenihan,  photoperiodic
Rancang Bangun Alat “Digital Formaldehyde Meter” Pendeteksi Kandungan Formalin pada Makanan dengan Teknologi Berbasis Instrumen Electronic Nose Alifian Juantono Sahwal; Ary Musthofa Ahmad; Yusron Sugiarto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.669 KB)

Abstract

Maraknya kasus penyalahgunaan formalin pada bahan makanan merupakan salah satu masalah yang mengancam keamanan pangan nasional. Hasil uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan dari 761 sampel produk makanan yang diambil dari Jawa, Sulawesi Selatan dan Lampung, 56% mengandung formalin. Bahaya penyalahgunaan formalin dapat menyebabkan penyakit, baik efek kronik atau akut. Pemerintah, khususnya BPOM dan masyarakat luas membutuhkan alat pendeteksi formalin untuk mengetahui kandungan formalin secara tepat, namun saat ini belum tersedia pendeteksi yang cepat dengan harga terjangkau. Rancang bangun piranti pengukur formalin dengan “Digital Formaldehyde Meter” yang pengimplementasian teknologi Electronic Nose merupakan alternatif untuk menghasilkan alat pendeteksi yang cepat dan akurat. “Digital Formaldehyde Meter” dirancang dengan sistem digital, sinyal input dideteksi dari deret sensor TGS (TGS 2600, dan 2611), kemudian diproses dengan bantuan mikrokontroler yang diperkuat oleh preamplifier dan digitalkan oleh sebuah digital LCD (Liquid Crystal Display) ke digital convertor.   Kata kunci: Sensor TGS 2600, Sensor TGS 2611, mikrokontroller
Rancang Bangun Mesin Ultrafiltrasi Berbasis Membran Selulosa Asetat Serta Penerapannya dalam Proses Filtrasi Sari Buah Belimbing di UKM Mulyasari Malang Adi Mas Sulthon; Agus Susanto; Yusron Sugiarto; Wahyunanto Agung Nugroho; Bambang Susilo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.532 KB)

Abstract

Ultrafiltrasi merupakan salah satu teknologi penjernihan yang dapat diterapkan untuk mengatasi rendahnya kualitas produk sari belimbing UKM Mulyasari. Tujuan dari penelitian ini ialah: 1) untuk menghasilkan rancangan mesin ultrafiltrasi yang praktis dan ekonomis; 2) untuk mengetahui performansi mesin ultrafiltrasi; 3) untuk mengetahui kesetimbangan massa  proses ultrafiltrasi; serta 4) untuk mengetahui pengaruh penggunaan mesin ultrafiltrasi terhadap kualitas produk, tingkat produksi, serta efektifitas dan efisiensi kerja. Uji performansi dilakukan menggunakan 4 perlakuan tekanan kerja, yaitu 0,5; 1,0; 1,5; dan 2 bar. Variabel tetap yang digunakan berupa volume sari buah masing-masing 15 L dan waktu filtrasi  5  menit. MORFIN (Modified Ultrafiltration Machine) merupakan mesin ultrafiltrasi yang dibuat  praktis setinggi 100 cm dengan biaya operasional Rp18.000,00/bulan. Hasil pengujian menunjukkan laju filtrasi terbesar  terjadi pada tekanan 2 bar,  yakni 111,6 L/jam. Di samping itu, rasio massa permeate-retentate mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan tekanan kerja. Rasio massa permeate-retentate terbesar terjadi pada tekanan 2 bar yakni 8,089:5,44 (kg), atau dengan persentase 60,6:39,34 (%). Di lain hal, hasil pengujian menunjukkan permeate memiliki kualitas yang lebih baik. Ini berdampak pada peningkatan umur simpan produk dari 10 hari menjadi 60 hari. Pengaplikasian mesin ultrafiltrasi di UKM Mulyasari mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga 4 kali lipat. Selain itu, kualitas produk serta efektifitas dan efisiensi kerja juga mengalami peningkatan.   Kata kunci: penjernihan, performansi, permeate, praktis, retentate  
Uji Performansi Mesin "Spinner Pulling Oil" sebagai Pengentas Minyak Otomatis dalam Peningkatan Produktifitas Abon Ikan Patiin (Pangasius pangasius) Helmi Fadhlurrahman Felayati; Bambang Susilo; Yusron Sugiarto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.321 KB)

Abstract

Desa banturejo merupakan desa yang berada di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa yang memiliki komoditas perikanan yang tinggi karena adanya Bendungan Selorejo. KOPWAN (Koperasi Wanita) Srikandi telah banyak menjual produk pengolahan pangan termasuk berbahan dasar ikan. Abon ikan patin (Pangasius pangasius) merupakan salah satu produk yang dihasilkan. Akan tetapi permasalahan yaitu mutu abon ikan yang memiliki kadar minyak yang tinggi sehingga menyebabkan daya simpan abon yang tidak tahan lama. Alat “spinner pulling oil” merupakan pengentas minyak otomatis yang memanfaatkan gaya sentrifugal. Spinner pulling oil memiliki timer sebagai pengatur waktu agar pekerjaan lebih efektif dan effisien dengan kecepatan putaran 1076 rpm serta kapasitas keranjang bahan sebesar 10 kg. Untuk mengetahui kinerja alat tersebut dilakukan uji performansi alat dengan melakukan pengujian alat secara keseluruhan dengan melakukan pengujian pada abon ikan untuk mengetahui kadar minyak yang terkandung setelah pengentasan. Pengujian dilakukan pada sampel abon ikan dengan lama waktu pengentasan yang berbeda yaitu 0,2,4,6,8, dan 10 menit. Hasil pengujian di analisa waktu optimal dan kebutuhan energinya. Pada pengujian didapatkan waktu optimal pengentasan yaitu pada menit ke 6 dengan kadar lemak 25,49%. Energi yang dibutuhkan untuk proses pengentasan selama 6 menit sebesar 0,0519 KWh, sehingga biaya yang harus dikeluarkan yaitu sebesar Rp. Rp. 55,79,-.   Kata kunci : Spinner Pulling Oil, Abon Ikan, Performansi 
Co-Authors Abdul Manab Adi Mas Sulthon Adriansyah Galih Prasetya Adriansyah Galih Prasetya Agung Heru Yatmo Agung Heru Yatmo Agus Susanto Akbar Setyo Pambudi Akbar Setyo Pambudi Alifian Juantono Sahwal Alifian Juantono Sahwal Alvian Budhi Irianto Alvian Budhi Irianto Ameiga Cautsarina Putri Atrinto, Ameiga Cautsarina Putri Anang Lastriyanto Andri Hermanto Angky Wahyu Putranto Arifuddin Arifuddin Ary Musthofa Ahmad Ary Mustofa Ahmad Asy Syukri, Khoirul Anam Bambang Dwi Argo Bambang Rahadi Widiatmono Bambang Susilo BAMBANG SUSILO Dewi Maya Maharani Dewi Maya Maharani Dina Wahyu Indriani Dina Wahyu Indriani Dyah Ayu Agustiningrum, Dyah Ayu Emy Sudarwati Endrika Widyastuti Fajri Anugroho, Fajri Famelian Regeista Farida Rahayu Galih, Adriansyah Gunomo Djojowasito Gunomo Djoyowasito Halimatus Sa'diyah Hariadi Darmawan, Hariadi Helmi Fadhlurrahman Felayati Hernadi Septoaji Putranto Indrawan Cahyo Adilaksono, Indrawan Cahyo Irawati, Maghfira Selia Irnia Nurika Izza, Ni'matul Juan ZHANG Khoirul Anam Asy Syukri La Choviya Hawa Lia Amaliyah Lia Amaliyah Luchman Hakim Luristya Nur Mahfut, Luristya Nur Maharani, Galvina Maryam Maharsih, Inggit Kresna Mifzal, Adib Maula Mufidah, Elya Muhammad Agung Nugraha Mujaroh Khotimah, Mujaroh Munaya, Syahidah Arqa Musthofa Lutfi Nada Mawarda Rilek Nada Mawarda Rilek, Nada Mawarda Nimas Mayang Sabrina Sunyoto, Nimas Mayang Sabrina Normalasari, Lisa Novalia Kusumarini Nugrayani, Thalia Reninang Nur Aulya Fauzia Nur Hidayat Putra, Reza Rienaldy Rachman Hartono Ria Dewi Andriani Rico Chrisnanda P. Rini Yulianingsih Roshida Wulandari Rotinsulu, Amalia Christina Shinta Rosalia Dewi Shinta Rosalia Dewi, Shinta Rosalia Sudarma Dita Wijayanti Suroto suroto Tjokro, Gabriela Ulinnuha, Arini Robbil Izzati Vagga Satria Veliska, Audrya Nasywa Wahyunanto Agung Nugroho Wardani, Retno Ningtyas Tri Widhy Hayuhardhika Nugraha Putra Wijayanti, Ulimaz Rahma Wiranti, Tiara Yusuf Hendrawan Yusuf Wibisono Zainuri, Akhmad