p-Index From 2020 - 2025
8.734
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Humaniora

VARIASI PERSEPSI SISWA TERHADAP MAKNA HAKIKI DAN MAKNA KONTEKSTUAL KATA TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA Sufanti, Main; Sofyan, Aan; Sabardila, Atiqa; Rahmawati, Fitri Puji
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 15, No 1: Februari, 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to describe: (1) students’ perception of the essential meaning of the word tolerance on religious life and (2) students’ perception of  the contextual meaning of the word tolerance in religious life. The subjects were high school students Muhammmadiyah 1 and  2 Surakarta, total number of students,  97. Data were collected with an open questionnaire and interviews and analyzed with interactive analysis. The results showed that (1) threre were thirteen variations of students’ perception of the essential meaning of the word tolerance in religious life, (2) there were nine students’ perception of the contextual meaning of religious tolerance. Most of the thirteen perceptions were substantially similar to those of the KBBI (2007), however, having shorter and different wordings. The perception that semantically the same substance is dealing with respect other religions, while those with different wordings but semantically the same are not to insult, criticize, or make fun of other people of different religions, to know and understand other religious life, no discrimination to others, a sense of mutual need between one individual to another individual, tolerant of others, caring for others, respect other religions, maintaining good relations between people, not overbearing, giving opportunity to others, living in harmony, and mutual assistance in the community. The perception of the meaning of the word tolerance varies contextually as the following: having exactly the same wordings, having different wordings but semanti cally the same, and having different contextual meanings.
Pemilihan Cerita Pendek sebagai Materi Ajar Pembelajaran Sastra oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA di Surakarta Sufanti, Main; Nuryatin, Agus; Rohman, Fathur; Waluyo, Herman J.
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 19, No 1: Februari 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/humaniora.v19i1.6164

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (a) cara guru memilih cerita pendek yang diajarkan dalam pembelajaran sastra di SMA Surakarta, (b) alasan guru memilih cerita pendek dengan cara tersebut, dan (c) pertimbangan-pertimbangan guru dalam memilih cerpen. Tujuan ini dicapai dengan penelitian kualitatif deskriptif. Data berupa pernyataan guru tentang cara memilih cerpen dan alasannya. Sumber datanya adalah guru-guru bahasa Indonesia yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA di Surakarta. Teknik sampling yang diterapkan adalah purposive sampling, yaitu dipilih berdasarkan variasi kondisi sekolah: negeri, swasta, umum, dan keagamaan. Teknik pengambilan data dengan angket. Teknik analisis data dengan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian ini sebagai berikut. (1) Guru memilih cerita pendek dengan 3 cara yaitu: 78% guru memilih cerpen yang tercantum di dalam buku pelajaran, 11% guru memilih cerpen dari buku pelajaran dan menambah cerpen dari sumber lain, dan 11% memilih cerpen dari berbagai sumber dan sering mengesampingkan cerpen yang ada di buku pelajaran. (2) Alasan guru memilih cerita pendek dengan cara tersebut sebagai berikut; (a) Guru yang memilih cerpen dari buku pelajaran memiliki alasan: mudah didapatkan, semua siswa memiliki, lebih terprogram, biasanya sudah dibaca rumah sehingga KBM lebih mudah, lebih praktis, semua siswa sudah siap dengan cerpen yang diajarkan, dan merata untuk semua siswa, (b) Guru yang memilih cerpen dari buku pelajaran dan dari sumber lain memiliki alasan semua siswa telah mempunyai cerpen yang mempermudah proses pembelajaran dan dalam rangka memberi latihan untuk memperdalam pengetahuan siswa, guru memilih cerpen dari Koran, (c) Guru yang memilih cerpen dari berbagai sumber dan mengesampingkan cerpen yang dimuat di buku pelajaran memiliki alasan sebagai berikut: cerpen itu sangat banyak sehingga guru tidak bisa mengandalkan cerpen yang ada di buku pelajaran; bahan cerpen dalam buku pelajaran terbatas, padahal di luar kelas siswa berhadapan dengan dunia sastra yang begitu luas; perlu memberikan bacaan yang beragam; merupakan usaha membentengi siswa dari bacaan yang tidak mendidik, (3) Pertimbangan guru dalam memilih cerpen adalah: kepraktisan, isi cerita menarik, isi cerpen sesuai usia siswa, bebas dari pornograf dan SARA, mengandung nilai pendidikan, dan penanaman budi pekerti.
VARIASI PERSEPSI SISWA TERHADAP MAKNA HAKIKI DAN MAKNA KONTEKSTUAL KATA TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA Sufanti, Main; Sofyan, Aan; Sabardila, Atiqa; Rahmawati, Fitri Puji
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 15, No 1: Februari, 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/humaniora.v15i1.782

Abstract

The purpose of this study is to describe: (1) students? perception of the essential meaning of the word tolerance on religious life and (2) students? perception of  the contextual meaning of the word tolerance in religious life. The subjects were high school students Muhammmadiyah 1 and  2 Surakarta, total number of students,  97. Data were collected with an open questionnaire and interviews and analyzed with interactive analysis. The results showed that (1) threre were thirteen variations of students? perception of the essential meaning of the word tolerance in religious life, (2) there were nine students? perception of the contextual meaning of religious tolerance. Most of the thirteen perceptions were substantially similar to those of the KBBI (2007), however, having shorter and different wordings. The perception that semantically the same substance is dealing with respect other religions, while those with different wordings but semantically the same are not to insult, criticize, or make fun of other people of different religions, to know and understand other religious life, no discrimination to others, a sense of mutual need between one individual to another individual, tolerant of others, caring for others, respect other religions, maintaining good relations between people, not overbearing, giving opportunity to others, living in harmony, and mutual assistance in the community. The perception of the meaning of the word tolerance varies contextually as the following: having exactly the same wordings, having different wordings but semanti cally the same, and having different contextual meanings.
VARIASI PERSEPSI SISWA TERHADAP MAKNA HAKIKI DAN MAKNA KONTEKSTUAL KATA TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA Main Sufanti; Aan Sofyan; Atiqa Sabardila; Fitri Puji Rahmawati
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 15, No 1: Februari, 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/humaniora.v15i1.782

Abstract

The purpose of this study is to describe: (1) students’ perception of the essential meaning of the word tolerance on religious life and (2) students’ perception of  the contextual meaning of the word tolerance in religious life. The subjects were high school students Muhammmadiyah 1 and  2 Surakarta, total number of students,  97. Data were collected with an open questionnaire and interviews and analyzed with interactive analysis. The results showed that (1) threre were thirteen variations of students’ perception of the essential meaning of the word tolerance in religious life, (2) there were nine students’ perception of the contextual meaning of religious tolerance. Most of the thirteen perceptions were substantially similar to those of the KBBI (2007), however, having shorter and different wordings. The perception that semantically the same substance is dealing with respect other religions, while those with different wordings but semantically the same are not to insult, criticize, or make fun of other people of different religions, to know and understand other religious life, no discrimination to others, a sense of mutual need between one individual to another individual, tolerant of others, caring for others, respect other religions, maintaining good relations between people, not overbearing, giving opportunity to others, living in harmony, and mutual assistance in the community. The perception of the meaning of the word tolerance varies contextually as the following: having exactly the same wordings, having different wordings but semanti cally the same, and having different contextual meanings.
Pemilihan Cerita Pendek sebagai Materi Ajar Pembelajaran Sastra oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA di Surakarta Main Sufanti; Agus Nuryatin; Fathur Rohman; Herman J. Waluyo
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 19, No 1: Februari 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/humaniora.v19i1.6164

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (a) cara guru memilih cerita pendek yang diajarkan dalam pembelajaran sastra di SMA Surakarta, (b) alasan guru memilih cerita pendek dengan cara tersebut, dan (c) pertimbangan-pertimbangan guru dalam memilih cerpen. Tujuan ini dicapai dengan penelitian kualitatif deskriptif. Data berupa pernyataan guru tentang cara memilih cerpen dan alasannya. Sumber datanya adalah guru-guru bahasa Indonesia yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA di Surakarta. Teknik sampling yang diterapkan adalah purposive sampling, yaitu dipilih berdasarkan variasi kondisi sekolah: negeri, swasta, umum, dan keagamaan. Teknik pengambilan data dengan angket. Teknik analisis data dengan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian ini sebagai berikut. (1) Guru memilih cerita pendek dengan 3 cara yaitu: 78% guru memilih cerpen yang tercantum di dalam buku pelajaran, 11% guru memilih cerpen dari buku pelajaran dan menambah cerpen dari sumber lain, dan 11% memilih cerpen dari berbagai sumber dan sering mengesampingkan cerpen yang ada di buku pelajaran. (2) Alasan guru memilih cerita pendek dengan cara tersebut sebagai berikut; (a) Guru yang memilih cerpen dari buku pelajaran memiliki alasan: mudah didapatkan, semua siswa memiliki, lebih terprogram, biasanya sudah dibaca rumah sehingga KBM lebih mudah, lebih praktis, semua siswa sudah siap dengan cerpen yang diajarkan, dan merata untuk semua siswa, (b) Guru yang memilih cerpen dari buku pelajaran dan dari sumber lain memiliki alasan semua siswa telah mempunyai cerpen yang mempermudah proses pembelajaran dan dalam rangka memberi latihan untuk memperdalam pengetahuan siswa, guru memilih cerpen dari Koran, (c) Guru yang memilih cerpen dari berbagai sumber dan mengesampingkan cerpen yang dimuat di buku pelajaran memiliki alasan sebagai berikut: cerpen itu sangat banyak sehingga guru tidak bisa mengandalkan cerpen yang ada di buku pelajaran; bahan cerpen dalam buku pelajaran terbatas, padahal di luar kelas siswa berhadapan dengan dunia sastra yang begitu luas; perlu memberikan bacaan yang beragam; merupakan usaha membentengi siswa dari bacaan yang tidak mendidik, (3) Pertimbangan guru dalam memilih cerpen adalah: kepraktisan, isi cerita menarik, isi cerpen sesuai usia siswa, bebas dari pornograf dan SARA, mengandung nilai pendidikan, dan penanaman budi pekerti.
ADAPTASI PROGRAM MICROTEACHING BAGI CALON GURU BAHASA INDONESIA PADA MASA PANDEMI COVID-19 Main Sufanti; Dini Restiyanti Pratiwi; Khabib Sholeh
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 23, No 1: Februari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/humaniora.v23i1.19161

Abstract

This study aimed to describe the implementation of a microteaching program to pre-service Bahasa Indonesia teachers during the Covid-19 pandemic, the advantages of the program, and its weaknesses. Data related to the changes in the program when facing a pandemic, advantages of program changes, and weaknesses. Data obtained from the Microteaching course in the Indonesian Language and Literature Department in The Universitas Muhammadiyah Surakarta. Microteaching in the semester of 2019/2020 amounted to 209 students. Data were from observation techniques, questionnaires, and document analysis. The sample was selected randomly. Triangulation techniques and methods validated the data, the interactive term used for data analysis. The results of this study are as follows. (1) To deal with the Covid-19, there are no changes in the core stages of Microteaching, but it needs some adaptations to the implementation, such as learning tools, teaching practices, observation activities, and assessments. (2) The advantages of adapting this program are students have flexible time and place of practice, improved information technology capabilities, and the student experience varies as they can write more stories. (3) The weaknesses of the adaptation of this program are the workload of lecturers increases, student learning burden increases, limited interaction, and network problems
Co-Authors Aan Sofyan Abdul Ngalim Aditya, Mansyur Rohmat Agus Budi Wahyudi Agus Nuryatin Ahmad Ahmad Aida Fitriani, Aida Aisyah Nur Fadhilah Al Ma’ruf, Ali Imran Alfiya, Nisa Ali Imron Al-Ma’ruf Andi Haris Prabawa Anis Oktaviani An’Nisya Amelia Divani Atiqa Sabardila Aulia Sofia Nur Fadilah Ayu Setyowati, Putri Aziza Riangsari Bagiya Bagiya Beti Kurniawati Cahyati, Jeni Nur Cita Raras Nindya Pangesti Danang Tri Atmojo Danang Tri Atmojo, Danang Tri Devi Rafiyana Devita Dwi Ramawati DEWI SARTIKA Dian Lukiana Dini Restiyanti Pratiwi Dipa Nugraha Divani, An'Nisya Amelia Edi Sunjayanto Masykuri Eko Purnomo Ermira Nilansari Putri Fathur Rohman Fathur Rohman, Fathur Fatimah, Nur'aini Febriyanti, Rifiana Firman Fajar Asrori Fitri Puji Rahmawati Fitria Sukma Jannati Frida Nur Aini Gallant Karunia Assidik Hafiza Sana Mansoor Herman J. Waluyo Indah Prihatin Jeni Nur Cahyati Jeni Nur Cahyati Jeni Nur Cahyati Kautsari, Diva Akmalita Khabib Sholeh Khabib Sholeh Kusmanto, Hari Laili Etika Rahmawati Lukiana, Dian Luqmanul Hakim Mandasari, Yunita Mansoor, Hafiza Sana Markhamah Markhamah, M Markhamah, NFN Maryam Sri Muhaimini Melati Beauty Mellyonisa Athariq Samsulhadi Miftah Asyrofi Muhtar Miftakhul Huda Ningrum, Fitri Wahyu Noviafitri, Kartika Satya Noviana, Sinta Tri Nugraheni, Sekar Nur'aini Fatimah Nur'aini, Sa'diyah Nuraini Fatimah Nuraini Fatimah Nuraini Fatimah, Nuraini Nurheni, Awalia Nuskhatul Huwaida Umi Astutik Panca Dewi Purwati, Panca Prihatin, Indah Putri , Ermira Nilansari Putri, Ermira Nilansari Ramadhani, Lulu Reska Luckiyanti Reska Luckiyanti, Reska Riangsari, Aziza Rifa, Sabrina Khoir Rifiana Febriyanti Rini Nur hanifah Rohmadi Rohmadi Rumiyanto, Hedonal Sa'diyah Nur'aini Sekar Nugraheni SenoTaji, Achmad Dwi Sinta Tri Noviana Siti Hastutik Ubaidillah Amin Nurrohman Umami, Siti Aulia Umi Fadlilah, Umi Utomo, Ammar Faqih Vitri, Kartika Satya Novia Vrisca Putri Nur Sholekhah Waluyo, Herman J. Wijayanti, Olivia Septiana Setyo Winarni Winarni Winarni, nfn Windanty, Tyara Hastu Sekar Yeyen Syafitri Yogi Arga Jalu Pratama Yulianti, Nanda Zurisa Evana