Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan

PENERAPAN TEKNOLOGI BIODRYING DALAM PENGOLAHAN SAMPAH HIGH WATER CONTENT MENUJU ZERO LEACHATE Purwono, Purwono; Hadiwidodo, Mochtar; Rezagama, Arya
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 13, No 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.179 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v13i2.75-80

Abstract

Pada tahun 2025, Indonesia diperkirakan akan menghasilkan sampah sebanyak 130.000 ton/hari. Sebagian besar sampah masih menjadi sumber penyebab polusi dan berpotensi mengurangi sumber air bersih. Jumlah limbah makanan relatif tinggi (> 60%) dan lainnya merupakan sampah yang dapat didaur ulang, seperti plastik, kertas, gelas, dan logam. Tetapi limbah makanan tidak dapat dilakukan daur ulang maupun sortir karena mengandung kadar air sangat tinggi hingga 74,5%. Limbah ini sangat berpotensi menghasilkan pencemar berupa lindi (leachate). Biodrying pengolahan sampah diharapkan mampu mengurangi volume lindi. Penambahan aerasi pada proses biodrying hanya menghasilkan lindi sebesar 1.279,5 ml dengan debit 3 liter/menit sedangkan tanpa aerasi menghasilakn lindi lebih banyak sebesar 1.607,5 ml. Suhu kompos tertinggi terjadi pada hari kedua mencapai 34 oC. Setelah hari keenam semua reaktor menunjukkan grafik kenaikan dan penurunan suhu sampah yang realtif seragam. Nilai pH berkisaran antara 6,09-8,88 dan nilai COD akhir pada reaktor kontrol tanpa aerasi sebesar 14.116,67 mg/l sedangkan COD paling rendah sebesar 13.360 mg/l yang dihasilkan dari reaktor dengan debit 2 l/m. Tujuan mencapai zero lechate belum tercapai tetapi proses biodrying mampu mengurangi volume lindi yang dihasilkan.
PENGOLAHAN AIR LINDI TPA JATIBARANG MENGGUNAKAN FENTON (H2O2 – Fe) Rezagama, Arya; purwono, purwono; Hadiwidodo, Mochtar; Yustika, Mia; Prabowo, Zuhda Nur
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 14, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.856 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v14i1.30-36

Abstract

Pembuangan lindi ini berpotensi mencemari lingkungan dan mengakibatkan gangguan kesehatan. Air lindi TPA Jatibarang dikategorikan sebagai lindi tua karena telah berusia lebih dari 10 tahun dengan nilai COD sebesar 4000 mg/l. Pengolahan lindi menggunakan proses fenton bertujuan untuk mengetahui efisiensi penyisihan kadar BOD, COD, warna di dalam lindi.  Variasi penelitian meliputi jumlah penambahan H2O2, dan Fe2O3. Reaksi penelitian menggunakan kolom batch yang diaduk menggunakan stirer. Pengolahan air lindi menggunakan fenton menunjukkaan hasil yang cukup baik dalam munurunkan beban limbah organik. Hal ini nampak secara jelas dari penguraian warna berkurang dari 3800 ptco dan 750 ptco. Pada pengolahan fenton Pada dosis Fe/H2O2 sebesar 1,14 gr dan 3,8 ml, penurunan warna yang paling signifikan mencapai 82% sebesar 140 ptco pada waktu proses 2 jam. fluktuasi penyisihan pada penurunan nilai COD. Proses fenton menunjukkan bahwa waktu pengolahan cukup mempengaruhi efisiensi penurunan parameter COD. Pada proses fenton terjadi presentase penurunan hingga 56 % pada 240 menit pada variasi 0,38 gr FeSO4 dan 3,8 ml H2O2. Beban organik yang ditunjukan dengan COD pada lindi awal berkisar 3800 mg/l kemudian di koagulasi flokulasi menjadi 2700 mg/l dan ketika di lakukan proses fenton berakhir pada 1000 mg/l untuk hasil terbaik Fluktuasi penurunan COD pada menit 60 hingga 180. Hasil pengolahan belum dapat memenuhi baku mutu air lindi pada yang terlampir pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor: 5 Tahun 2012. Namun, penguraian beban organik dan peningkatan rasio BOD/COD pada proses fenton dapat mengoptimalakan pengolahan biologi IPL eksisting berupa kolam oksidasi dapat berjalan dengan baik.
Penggunaan Nano-bio Koagulan dari Cangkang Keong Sawah (Pila ampullacea) untuk Menurunkan COD, Kekeruhan, dan TSS Limbah Cair Industri Farmasi Hadiwidodo, Mochtar; Ainurrofiq, Mohammad Naffah; Purwono, Purwono; Oktiawan, Wiharyanto
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 16, No 3 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.265 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v16i3.133-139

Abstract

Salah satu industry farmasi di Semarang, Jawa Tengah menggunakan koagulan Poly Alumunium Chloride (PAC) untuk mengolah limbah cair. Penggunaan PAC atas dasar kelayakan biaya dan efektivitas pengolahan. Apabila ditinjau dari aspek lingkungan, penggunaan koagulan sintetik dalam jumlah besar akan menimbulkan limbah lumpur yang sulit didegradasi, dan mampu mengubah tingkat keasaman air dan tanah disekitarnya, sehingga berdampak buruk bagi lingkungan. Pada penelitian ini kitosan digunakan sebagai nano bio koagulan untuk mengolah limbah cair industri farmasi. Variasi dosis nano bio koagulan dan kecepatan pengadukan dilakukan untuk mengevaluasi efisiensi penyisihan parameter Chemical Oxygen Demand (COD), kekeruhan, dan Total Suspended Solid (TSS), limbah. Nani bio koagulan dibuat dari Cangkang keong Sawah (Pila Ampullacea) dan ukuran biokoagulan dibuat skala  nano partikel dengan harapan mampu meningkatkan efektifitas penyisihan. Metode persiapan berupa deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi. Proses nano partikel menggunakan alat HEM, ukuran partikel diuji menggunakan SEM dan uji gugus fungsi menggunakan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan memiliki warna coklat abu-abu, ukuran partikel serbuk nano, kadar air 5,34 %, kadar abu 1,14 % dan derajat deasetil 25,27 %. Efisiensi penyisihan TSS yang tinggi sebesar 55,19 %, kekeruhan 64,73 % dan COD 55,63 %. Dosis yang optimum sebesar 200 mg/L dengan kecepatan pengadukan cepat 150 rpm. Nano biokoagulan kitosan paling efektif untuk menyisihkan kekeruhan dibandingkan dengan COD dan TSS limbah cair indutri farmasi.
STRATEGI PRODUKSI PUPUK ORGANIK CAIR KOMERSIAL DARI LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN (RPH) SEMARANG Oktiawan, Wiharyanto; Sarminingsih, Anik; Purwono, Purwono; Afandi, Mahfud
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 12, No 2 (2015): September 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.309 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v12i2.86-94

Abstract

Limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Semarang yang didominasi oleh rumen sapijika tidak diolah dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada manusia dan kerusakan lingkungan.Dampak negatif dari limbah adalah proses pembuangan dan pembersihannya memerlukan biayaserta efeknya dapat mencemari lingkungan. Hal ini mendorong adanya inovasi dan pengembanganteknologi pengolahan air limbah yang murah dan mudah operasional dan pemeliharaannya sertabiaya yang sedikit. Upaya meningkatkan keuntungan akan keberadaan limbah dilakukan caramengolah limbah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual. Keuntungan yang bisa diperolehdari proses pengolahan limbah tersebut menjadi biogas, bioenergi, dan pupuk. Pupuk yangmengandung magnesium yang tinggi yang beredar di pasaran biasanya berbentuk granul/ serbuk.Apabila tanaman mengalami kekurangan magnesium maka akan menyebabkan kuningnya daun danmenghambat proses fotosintesis yang terjadi di daun.Penambahan limbah garam pada penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kandunganunsur hara makro C,N,P,K, dan Mg, tidak mencemari lingkungan, tidak merusak struktur tanah, sertamudah dalam pengaplikasiannya. Variasi rasio serat kasar dengan cairan rumen bertujuan untukmengetahui kandungan paling optimum,antara lain: 100:0 ,75:25 , 50:50 , 25:75 , 0:100 (seratkasar:cairan rumen). Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan limbah garam tidakmempengaruhi terhadap kandungan unsur hara C-Organik dan Nitrogen, sedangkan pada kandunganFospor, Kalium, dan Magnesium memiliki pengaruh dari penambahan limbah garam. Kandunganunsur hara makro paling optimum yaitu C-Organik pada fermentor B1 sebesar 1,44%, Ntotal padafermentor B2 sebesar 0,73%, Fospor (P2O5) pada fermentor B3 sebesar 2,243%, Kalium padafermentor B3 sebesar 13,05, dan Mg pada fermentor B3 sebesar 26,82%. Meskipun demikian, pupukorganik cair ini belum memenuhi persyaratan teknis Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011tentang pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah
PENGGUNAAN TEKNOLOGI REAKTOR MICROBIAL FUEL CELLS (MFCs) DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK Purwono, Purwono; Hermawan, Hermawan; Hadiyanto, Hadiyanto
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 12, No 2 (2015): September 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.435 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v12i2.57-65

Abstract

Microbial Fuel Cells (MFCs) adalah bioreaktor yang mengubah energi kimia dari senyawaorganik menjadi energi listrik melalui reaksi katalitik mikroorganisme dalam kondisi anaerob. Tujuandari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi media terlekat (attached growth media) danvariasi konsentrasi COD awal terhadap efisiensi penyisihan konsentrasi COD dan energi listrik yangdihasilkan. Reaktor MFCs didesain dalam bentuk dual-chamber yang dihubungkan menggunakanjembatan garam. Kerikil dan bioball digunakan sebagi variasi media lekat pada kompartemen anodadan konsentrasi limbah awal divariasikan dari 0%, 25%, 50%, dan 100% dari konsentrasi COD limbahcair industri tahu asli dengan cara melakukan pengenceran.Hasil penelitian menunjukkan bahwamedia lekat kerikil dengan konsentrasi 50% menghasilkan arus listrik rata-rata tertinggi 7,25 µA danenergi listrik sebesar 179,54 mWh. Voltase dan enegi listrik pada kedua variasi tersebut semakin harisemakin menurun. Variasi konsentrasi 25%, 50%, dan 100% menghasilkan penurunan nilai effisiensipenyisihan COD masing-masing 41,41%; 39,90% dan 18,26%.Pada variasi 100% menghasilkanenergi listrik lebih rendah dari pada 50%. Kemungkinan hal ini karena adanya senyawa sulfida yangberperan sebagai akseptor elektron. Pembentukan senyawa sulfida ditandai dengan terbentuknyawarna hitam pada substrat. Efisiensi coulombic (εC) akibat perbedaan media lekat dan variasikonsentrasi berada pada kisaran 0,001-0,035%. Rendahnya εC kemungkinan karena adanya produkproduk fermentasi dan biofilm pada elektroda anoda yang menghambat transfer elektron menujuelektroda anoda seperti biomassa, bahan organik terlarut, gas H2 dan gas CH4
Pemanfaatan Kitosan dan Teknologi Plasma untuk Penyisihan COD, TSS, dan Warna pada Limbah Cair Industri Paper & Packaging Saphira, Debby Bella; Syakur, Abdul; Purwono, Purwono
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 14, No 2 (2017): September 2017
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.388 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v14i2.62-67

Abstract

Industri paper & packaging adalah industri yang menghasilkan limbah cukup banyak karena kegiatan produksi yang berlangsung terus-menerus. Salah satu limbah yang dihasilkan adalah limbah cair yang mengandung COD, TSS, dan warna yang tinggi dan berpotensi untuk mencemari lingkungan apabila tidak diolah. Pengolahan yang dilakukan adalah pretreatment koagulasi-flokulasi dan pengolahan selanjutnya dengan teknologi plasma tegangan tinggi. Hasil pengolahan menggunakan koagulasi-flokulasi menggunakan koagulan kitosan menunjukkan terjadinya penyisihan konsentrasi optimal pada dosis 40 mg/l dengan efisiensi penyisihan COD 81,35%, TSS 96,34%, dan warna 98,18%. Kemudian limbah diolah dengan teknologi plasma dengan tegangan tinggi 15 kV dan variasi waktu kontak 10, 20, 30, 40, 50 menit. Didapatkan hasil optimal pada waktu 50 menit pada penyisihan konsentrasi COD, TSS, maupun warna. Diketahui bahwa semakin lama waktu kontak limbah dengan plasma tegangan tinggi maka semakin banyak spesies aktif pendegradasi limbah seperti H•, OH•, dan H2O2 yang terbentuk sehingga pendegradasian limbah akan semakin lebih baik.Kata kunci: COD, Koagulasi-Flokulasi, Limbah Industri Paper & Packaging, Teknologi Plasma, TSS, Warna.
PENGGUNAAN BIOCATALYS ELECTROLYSIS DALAM PENURUNAN KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) LIMBAH DOMESTIK Oktiawan, Wiharyanto; Hadiwidodo, Mochtar; Purwono, Purwono
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 13, No 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.443 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v13i2.81-87

Abstract

Secara umum air limbah kegiatan rumah tangga (domestik) dibuang langsung menuju badan air seperti sungai dan danau. Pengolahan limbah cair secara biologis (aerob) sering menghasilkan lumpur dalam jumlah besar. Jumlah lumpur dapat dikurangi dengan pengolahan anaerob. Sistem bioelektrokimia merupakan salah satu terobosan teknologi yang memungkinkan untuk mengolah limbah sekaligus menghasilkan energi berupa gas metana. Penggunaan biocatalys electrolysis dapat mengatasi kelemahan proses anaerob secara konvensional dalam penurunan konsentrasi TSS dan COD limbah domestik salah satunya mampu menghasilkan gas H2 dari proses elektrolisis. Penambahan daya ekternal sebesar 6 volt mampu menyisihkan TSS sampai kadar 82 mg/l dari kadar semula 157 mg/l. Tegangan 12 volt mampu menurunkan kadar COD sampai 47,46 mg/l dari kadar awal 223 mg/l. Penyisihan TSS paling rendah pada waktu elektrolisis 15 menit dengan kadar 87 mg/l. Penambahan waktu elektrolisis sebanding dengan penurunan konsentrasi COD limbah domestik. Pada penelitian ini kualitas maupun kuantitas gas metana tidak diketahui secara jelas. Selain gas metan, produk fermentasi juga belum diketahui.
Tingkat Korosifitas Air Permukaan Hilir Rawa Pening pada Musim Kemarau dan Penghujan Purwono, Purwono; Oktiawan, Wiharyanto; Istirokhatun, Titik; Nurfaiz, Agus
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 17, No 3 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.763 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v17i3.215-222

Abstract

Corrosion is an important factor that can affect the quality of air used by humans. This has an impact on health and economic factors, damage to air distribution equipment. The level of corrosivity of surface water as raw water for drinking water is important to be examined before the water enters the processing process or other uses such as hydroelectric power (PLTA). This study aims to measure the level of water corrosivity on the surface of the Pening swamp during the dry and rainy seasons in 2018. Taking air samples on the surface of the Pening swamp, then carrying out laboratory tests on the parameters of air corrosivity. The results showed that the downstream surface of the Pening swamp was not corrosive in terms of pH, temperature, TDS, and chloride parameters. The pH value in the dry season (J1) is 7.00, while in the rainy (J2) it is 7.77 and is non-corrosive. The temperature values are 28.6oC and 29.3oC in the rainy and dry seasons, respectively. The TDS measurement results in the dry season are lower than the rainy season by a difference of 12 mg / l. In the dry season it is 141 mg / l and the rainy season is 153 mg / l. This increase probably came from geological material (geological material) such as rocks and soil around the Pening Swamp Lake. Other sources of TDS include urban land, road workers, agricultural land and pasture. Human activities also increase in the increase of TDS in water including domestic activities (bathing and washing), trade, and industry. Chloride levels were 2.19 mg / l and 3.19 mg / l. This research has implications for the users of Sungai Pening Swamp. The corrosivity of air measurement is also by microbiological parameters which need to be investigated further.
Eco Literacy in Z Generation Regarding Waste Management as a Critical Dimension of Sustainable Urban Green Space Purwono, Purwono; Setiyaningrum, Ika Feni; Silviani, Wahyu Dian; Fatmawati, Puput Yosi; Adji, Diva Permata
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 22, No 1 (2025): March 2025
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/presipitasi.v22i1.59-68

Abstract

Green spaces will only be adequately maintained with the active support of residents. Eco-literacy in the Z generation is essential in encouraging the behavior of those who care about the environment. The research was conducted using quantitative methods by sending questionnaires to Z-generation respondents. The questionnaire uses Likert scale including indicators scientific integration, program sustainability, internet literacy, the importance of waste management, concerns about waste, and volunteers. The majority of Z generation agrees that scientific integration educates them about environmental challenges and waste management. Concerning programmed sustainability, they are neutral about waste management programmed in schools. They appreciate environmental issues and try to educate the people using the internet. They feel good waste management will affect the environment, agree that Z generation is concerned about waste, and volunteer extensively for the environment. 
Optimizing Nutrient Removal in Agriculture Wastewater Using Electrocoagulation Technology Oktiawan, Wiharyanto; Sarminingsih, Anik; Hadiwidodo, Mochtar; Purwono, Purwono
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Article in Press 2025
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/presipitasi.v0i0.%p

Abstract

Water pollution contributes to water crises at the global level by reducing the quantity and quality of freshwater resources available to humans and ecosystems. Agricultural wastewater can contain chemicals such as pesticides, herbicides, fertilizers, and organic matter. If discharged without treatment, it can contaminate water sources such as rivers, lakes, and groundwater. This study aims to optimize operating parameters in the form of voltage, electrocoagulation time, and calcium concentration to maximize the removal rate of nitrogen compounds in agricultural wastewater. This study used response surface methodology (RSM) to optimize the operational conditions of electrocoagulation and achieve a high level of allowance without the need for additional coagulants from outside. The results showed that the lowest nitrate concentration was 2.960 mg/L (an 88.37% reduction from the initial concentration) under the conditions of 45 V voltage, 15 minutes of electrocoagulation time, and a calcium concentration of 7 mg/L.. The lowest ammonia concentration was 0.016 mg/L (99.37%) at variations in voltage, electrocoagulation time, and calcium concentration of 30 V, 1.5 minutes, and 4.5 mg/L, respectively. The addition of calcium can react with ions produced from the anode to form coagulants, such as calcium hydroxide, which helps remove nitrogen compounds. The optimal operating conditions for EC to set aside nitrate and ammonia concentrations of 3.709 mg/L and 1.338 mg/L, respectively, are 45 V, 15 minutes, and calcium concentrations are 5.09 mg/L.  Agricultural wastewater treatment using EC succeeded in removing iron up to 96.73% of the initial concentration. The magnesium concentration is very low at 0.001 mg/L
Co-Authors Adji, Diva Permata Adriani, Vita Afrilies, Marlia Hafny Agung Karuniawan AHMAD JUNAEDI Ainurrofiq, Mohammad Naffah Alfian Ma’arif Anas Dinurrohman Susila Anik Sarminingsih, Anik Annastasya Nabila Elsa Wulandari Ardhi Ristiawan Ardianto, Rian Arfianto, Irfan Arif Setia Sandi A. Arya Rezagama Bala Putra Dewa Basil, Noorulden Budi Nugroho Cahyani, Gesa Nur Deli, Syekh Zulfadli Arofah Dewa, Bala Putra Dharend Lingga Wibisana Dita Purwinda Anggrella Dyah, Dwi Tristining Eka Maulidiya, Sherly Eka Wardhani S., Eka Eso Solihin Fadillah, Arvin Muhammad Fakhri Zahi Mumtaza Fathurrahman, Haris Imam Karim Fatmawati, Puput Yosi Febria Cahya Indriani Fitriansyah, Muhammad Ramdhani Frisky, Aufaclav Zatu Kusuma Frutos, Roger Garunja, Evis Hadi Jayusman Hadiyanto Hadiyanto Hamdani, Kiki Kusyaeri Haq, Qazi Mazhar ul Hermanto Hermanto Hermawan Hermawan Husen, Fathurrohman I Ketut Suada Imam Ahmad Ashari, Imam Ahmad Indriyanto, Jatmiko Irdika Mansur Istiqomah, Hani Janu Saptari, Janu Jayusman, Hadi Josef, Hari Kusnanto Ketty Suketi Khairani Khairani KHOIRUN NISA Kurniawati, Ari Lutviana Mahfud Afandi, Mahfud Mangkunegara, Iis Setiawan Marhoon, Hamzah M. Marlin Sefrila Maulana, Haris Maya Melati Mei Ahyanti Mia Yustika, Mia Mochtar Hadiwidodo Mohamad Rahmad Suhartanto Mohammad Fatkhul Mubin, Mohammad Fatkhul Monica Puspa Dewi Muhammad Amin Bakri Mukhlishin , Mukhlishin Munif Ghulamahdi murwanto, bambang Nadia Nuraniya Kamaluddin Nandang Hermanto Novieta Hardeani Sari Nurfaiz, Agus Nurhalizah, Ria Suci Nurul Fajri Ramadhani, Nurul Fajri Nurwulan Purnasari Pangesti, Lintang Desy Pascawati, Nur Alvira Prabowo, Zuhda Nur Purwaningsih, Wida Putra, Jessa Syah Putri, Korisa Putri, Lystiana Dewi Rachman Hidayat Rahayu, Nur Laila Rahmaniar, Wahyu Restuono, Joko Rija Sudirja Rumbiwati, Rumbiwati Safa Kiana Salah, Wael A. Sandra Arifin Aziz Santoso, Dwi Andreas Saphira, Debby Bella Sarwono Sarwono Satriya Pranata Sefrila, Marlin Septin Puji Astuti Setiyaningrum, Ika Feni Setyo Supratno Sharkawy, Abdel-Nasser Silviani, Wahyu Dian Simanjuntak, Efendi Siti Aisah Sudirman Yahya Suryo Wiyono Syaiful Anwar Tazhdinov, Magomed Titik Istirokhatun Tri Baskoro Satoto, Tri Baskoro Tri Yulianti Tri Yulianti, Tri Trigunarso, Sri Indra Tristiyaningrum, Diana Tuny, Nurfitriyana Ulya, Annida Unnatiq Vranada, Aric Wiharyanto Oktiawan Wiwit Rahajeng Wulandari, Annastasya Nabila Elsa Y.Paidjo Y.Paidjo, Y.Paidjo Yuris Tri Naili