Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Web Pedia SOBAT sebagai Sumber Pengetahuan TOGA Pencegahan Stunting di Kota Bengkulu Wulandari, Septi; Sari, Delia Komala; Rahmawati, Suci; Azzahra, Farah; Lestari, Maida; Nurjanati, Dina; Rahmatullah, Febri; Hardiansyah, Yopan; Amanda, Mawar Adelia
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 8, No 2 (2025): MEI 2025
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v8i2.2968

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan yang menjadi prioritas utaman untuk ditanggulangi oleh pemerintah Indonesia. Di Indonesia sendiri, prevalensi stunting mencapai 37,2% dan telah terjadi penurunan hingga 30,8%, sedangkan di Provinsi Bengkulu pada kelompok umur 5-12 tahun 2018 kasus stunting sebesar 22,34% dan sebesar 22,46% di Kota Bengkulu. Indonesia memiliki tanaman-tanaman yang beragam dimana terdapat berbagai tanaman yang memiliki khasiat untuk mencegah stunting, untuk mensosialisasikan tanaman pencegah stunting digunakan website agar dapat diakses dengan mudah oleh berbagai kalangan. Kegiatan edukasi dilakukan di SD Negeri 86 Kota Bengkulu kepada siswa-siswi kelas 5 pada hari Senin tanggal 4 November 2024. Dapat  dilihat bahwa sebelum penyuluhan materi rata-rata persentase pengetahuan berada di bawah 60% sedangkan setalah tim pengabdi melakukan penyuluhan materi rata- rata persentase pengetahuan berada di atas 88%. Hasil dari persentase ini menunjukkan terdapat progres atau kemajuan terhadap pengetahuan yang didapatkan oleh siswa-siswi SD Negeri 86 Kota Bengkulu.
PENYULUHAN PENTINGNYA BUAH DAN SAYUR UNTUK TUMBUH KEMBANG ANAK DAN CARA MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR DI PANTI ASUHAN TITIPAN SUCI ADAM DAN HAWA TANAH PATAH Wulandari, Septi; Sari, Delia Komala; Handayani, Dian; Pratiwi, Reza; Rahmawati, Reza; Putri, Yona Harianti; Dominica, Dwi
Jurnal Abdimas Bencoolen Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/abdimas.2.1.9-13

Abstract

Panti asuhan merupakan lembaga usaha untuk meningkatkan kesejahteraan anak dalam pengentasan ketelantaran anak. Kondisi lingkungan dan kesehatananak di panti asuhan perlu diperhatikan, mengingat anak-anak memiliki hakyang sama untuk pemenuhan kesehatan dan kesejahteraannya. Selain itu, anak-anak juga merupakan investasi untuk membangun bangsa yang baik. PantiAsuhan Titipan Suci Adam dan Hawa merupakan salah satu panti asuhan yang terdapatdi Provinsi Bengkulu. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan melalui observasidan wawancara dengan pengurus panti asuhan didapatkan bahwa terdapatmasalah kebersihan lingkungan seperti belum adanya kotak sampah sehinggasampah berserakan , tidak ada tempat cuci tangan , dalam satu ruanganterdapat 6 tempat tidur yang tidak ada kelambu, kurangnya pengetahuananak panti dan staff tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) dan masih awamnya pengetahuan anak-anak panti asuhan tentang asupan gizi yang baik dan benar. Oleh sebab itu, program ini berfokus untuk diterapkannya PHBS dan penyuluhan tentang gizi di panti asuhan tersebut melalui penyuluhan dan games tentang sampah dan cucitangan menggunakan sabun. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan anak di panti asuhan untuk menerapkan PHBS.
EDUKASI PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA DAN CARA MENANGGULANGINYA Yona Harianti Putri; Delia Komala Sari; Rizki Oktarini; Hartadi, Ridwan; Lugastiningsih, Qori; Arisika; Khallissah Iz’zzah Aimar; Lia Ikhwan, Hikmah; Fatrisia Ananda, Liza; Salsabilah, Aliya
Andromeda: Jurnal Pengabdian Masyarakat Rafflesia Vol. 5 No. 1 (2025): ANDROMEDA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Rafflesia
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/andromeda.v5i1.42131

Abstract

Community service activities entitled "Education on Prevention of Anemia in Adolescents and How to Overcome It at Madrasah Aliyah Pancasila" aims to improve students' understanding of anemia, including its causes, symptoms, impacts, and prevention and management steps. Anemia, especially iron deficiency anemia, is a common health problem in adolescents, especially adolescent girls, which is often caused by unhealthy diets and low awareness of the importance of iron intake. The impacts include decreased concentration in learning, fatigue, and the potential for long-term health problems. Therefore, early education is very important to increase awareness and form healthy living behaviors. This activity is carried out through interactive counseling methods, distribution of educational brochures, screening of short videos, and discussion and evaluation sessions to measure the effectiveness of participants' understanding. The material presented includes the importance of consuming nutritious foods, sources of iron, the benefits of blood-boosting tablets, and the importance of routine health checks. It is hoped that through this activity, students will be able to understand and apply steps to prevent and overcome anemia independently, so that a sustainable healthy lifestyle is formed in everyday life. Keywords: Anemia, Adolescents, Nutrition Education, Iron, Madrasah
EVALUASI UJI SIFAT ALIR DAN STABILITAS SEDIAAN BODY BUTTER MINYAK ATSIRI JERUK KALAMANSI (Citrofortunella microcarpa (Bunge) Wijnands Siburian, Devi Melisa; Sari, Delia Komala; Banon, Charles; Nanda, Yogie Andika Tri; Wulandari, Septi; Amalia, Desy
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 12, No 2 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v12i2.732

Abstract

Body butter merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk perawatan kulit.Minyak atsiri jeruk kalamansi (Citrofortunella microcarpa (Bunge) Wijnands)memiliki kandungan senyawa limonen yang tinggi yang memiliki aktivitas sebagaiantioksidan sehingga dapat diformulasikan ke dalam sediaan body butter gunamenjaga kesehatan kulit. Stabilitas sediaan body butter ini sangat dipengaruhi olehkonsentrasi emulgator yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untukmegevaluasi sifat alir dan stabilitas sediaan body butter MAJK. Penelitian inidilakukan dengan membuat sediaan body butter MAJK sebanyak 5 formula dengankonsentrasi asam stearat : trietanolamin dengan perbandingan F-1 (1%:2%), F-2(5%:2,5%), F-3 (10%:3%), F-4 (15%:3,5%), dan F-5 (20%:4%). Hasil penelitianpada uji sifat alir menunjukan bahwa sediaan body butter MAJK masuk kedalam tipealir pseudoplastis dan hasil pengukuran nilai pH sediaan menujukkan bahwa semuaformula memiliki nilai pH yang stabil selama 4 minggu penyimpanan. Padapengukuran nilai viskositas menunjukkan bahwa sediaan tidak stabil selama 4minggu penyimpanan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sediaanbody butter MAJK masuk kedalam tipe alir pseudoplastis dan sediaan tidak stabilpada uji viskositas selama 4 minggu penyimpanan pada suhu ruang.
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI HPMC TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN EMULGEL MINYAK ESENSIAL DAUN EKALIPTUS (Eucalyptus globulus) Armelia, Suci; Sari, Delia Komala; Rahmawati, Suci; Putri, Dwi Kurnia; Wulandari, Septi
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 12, No 2 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v12i2.728

Abstract

Minyak esensial dari daun eucalyptus (Eucalyptus globulus) bisa digunakan sebagai bahan obat karena daun eucalyptus (Eucalyptus globulus) mengandung senyawa cineole yang memiliki sifat analgesik dan antiinflamasi. Salah satu bentuk sediaan topikal adalah sediaan emulgel yang diformulasikan dengan menggunakan Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) sebagai agen pembentuk gel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perbedaan konsentrasi HPMC terhadap sifat fisik emulgel. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium dengan analisis data metode deskriptif, menggunakan 3 formula dengan variasi konsentrasi HPMC yaitu F1 (HPMC 3%), F2 (HPMC 5%) dan F3 (HPMC 7%). Uji sifat fisik emulgel meliputi uji organoleptik yaitu berwarna putih, bau khas eucalyptus dan berbentuk semi kental dengan variasi tingkat kekentalan, uji pH dengan nilai rata-rata pada F1=7,29, F2=7,47 dan F3=7,61, uji daya lekat dengan nilai rata-rata pada F1=1,30 detik, F2=1,54 detik dan F3=1,85 detik, uji daya sebar dengan nilai rata-rata pada F1=7,29 cm, F2=7,47 cm dan F3=7,61 cm, dan uji viskositas dengan nilai rata-rata pada F1=11.000 cP, F2=12.250 cP dan F3=18.083 cP. Hasil uji menunjukkan bahwa seluruh formula memenuhi syarat mutu fisik sediaan. Selain itu terdapat pengaruh dari variasi konsentrasi HPMC terhadap sifat fisik sediaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi HPMC yang digunakan maka nilai pH, daya lekat, dan viskositas sediaan semakin besar, sehingga membuat nilai daya sebar menurun.
EVALUASI WAKTU HANCUR TABLET ASAM MEFENAMAT DENGAN VARIASI KONSENTRASI SODIUM STARCH GLYCOLATE SEBAGAI SUPERDISINTEGRAN MELALUI METODE GRANULASI BASAH Anjeliani, Cindy Choirina; Sari, Delia Komala; Sutanto, Teja Dwi; Dominica, Dwi; Ningrum, Karina Primatyas
BENCOOLEN JOURNAL OF PHARMACY Vol. 5 No. 2 (2025): Oktober
Publisher : UNIB PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/bjp.v5i2.43233

Abstract

Latarbelakang: Keberhasilan formulasi tablet sangat dipengaruhi oleh parameter mutu fisik, salah satunya adalah waktu hancur. Waktu hancur dapat memengaruhi bioavailabilitas obat, terutama pada zat aktif yang memiliki kelarutan rendah seperti asam mefenamat, sehingga pemilihan bahan penghancur seperti sodium starch glycolate (SSG) dan metode pembuatan yang tepat seperti granulasi basah sangat penting untuk memperbaiki kelarutan zat aktif. Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental berupa formulasi tablet dengan granulasi basah menggunakan SSG 1–5%, lalu diuji waktu hancurnya. Hasil dan Pembahasan: Waktu hancur masing-masing formula, F1 (1%), F2 (2%), F3 (3%), F4 (4%), F5 (5%) berturut-turut adalah 3,52 menit, 2,72 menit, 2,56 menit, 1,52 menit, dan 1,31 menit, kelima formula memenuhi syarat uji waktu hancur yang baik. Kesimpulan: Semakin meningkat konsentrasi SSG, maka waktu hancur tablet menjadi semakin cepat, dan sebaliknya. Uji statistik one way ANOVA menunjukkan variasi konsentrasi SSG berpengaruh signifikan terhadap waktu disintegrasi tablet asam mefenamat.
Pengaruh Variasi Konsentrasi Minyak Atsiri Serai (Cymbopogon Flexuosus) Terhadap Stabilitas Sediaan Lotion dengan Kombinasi Emulgator TEA dan Asam Stearat Khairani, Marah; Sari, Delia Komala; Putranto, Agus M.H; Wulandari, Septi; Dominica, Dwi
BENCOOLEN JOURNAL OF PHARMACY Vol. 5 No. 2 (2025): Oktober
Publisher : UNIB PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/bjp.v5i2.43562

Abstract

Minyak atsiri serai (Cymbopogon flexuosus) mengandung senyawa aktif seperti citral dan geraniol yang memiliki potensi sebagai pengawet alami dalam sediaan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variasi konsentrasi minyak atsiri seraiterhadap stabilitas fisik sediaan lotion yang diformulasikan dengan kombinasi emulgator asam stearat dan triethanolamine (TEA). Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental berupa formulasi Lotion yang dibuat dalam lima formula dengan konsentrasi minyak atsiri 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%. Evaluasi dilakukan terhadap parameter organoleptik, pH, daya sebar, daya lekat, danviskositas selama penyimpanan 28 hari. Hasil dan pembahasan: Hasil menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi minyak atsiri cenderung menyebabkan peningkatan daya sebar dan penurunan viskositas serta daya lekat, yang mengindikasikan gangguan kestabilan sistem emulsi. Namun, penambahan minyak atsiri serai juga menunjukkan peran sebagai pengawet alami, terbuktidari kemampuannya mempertahankan warna, aroma, dan tekstur sediaan selama penyimpanan. Kesimpulan: Minyak atsiri serai berpotensi digunakan sebagai pengawet alami dalam lotion, namun penggunaannya harus disesuaikan agar tidak mengganggu kestabilan fisik sediaan.
The Effect of Administration Platycerium bifurcatum (Cav.) C.Chr  Extract on Total Bilirubin Levels and Hepatosomatic Index Values of Ethanol-Induced Rats Saputra, Hendri; Pertiwi, Reza; Sari, Delia Komala; Wulandari, Septi; Rahmawati, Reza
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v7i1.49112

Abstract

The Liver is a vital metabolic organ. Liver injury is related to an inflammatory process that increases the hepatosomatic index (HSI). One indicator of liver damage is increased total bilirubin levels (hyperbilirubinemia). Currently, hyperbilirubinemia treatment is still limited to irradiation therapy and exchange transfusions, because there is no pharmacological specific treatment. This study aimed to evaluate the hepatoprotective effect of Platycerium bifurcatum (Cav.) C.Chr extract on total bilirubin levels and the hepatosomatic index (HSI) in male white rats. A laboratory-based experimental design was employed using a post-test only control group, involving 35 rats randomly assigned to seven groups: normal control, negative control, positive control (sacatonic active), solvent control (Na CMC), and treatment groups receiving ethanol extract at doses of 50 mg/kgBW, 100 mg/kgBW, and 200 mg/kgBW.The treatment was administered orally for 14 consecutive days. On the final day, all rats (except the normal group) were induced with absolute ethanol at 2 mL/200 gBW. After 12 hours, the animals were euthanized for liver and blood sample collection. Total bilirubin levels were measured, and the hepatosomatic index was calculated. Data were analyzed using one-way ANOVA followed by LSD post hoc test. The results demonstrated that administration of Platycerium bifurcatum (Cav.) C.Chr extract significantly reduced total bilirubin levels and HSI, particularly at doses of 50 mg/kgBW and 100 mg/kgBW, compared to the negative control group (p<0.05). These findings suggest that Platycerium bifurcatum (Cav.) C.Chr ethanol extract exhibits a hepatoprotective effect by reducing total bilirubin levels and HIS.
Drug utilization patterns and dosing appropriateness of antirheumatic drugs in outpatients with rheumatoid arthritis at Harapan dan Doa General Hospital, Bengkulu City, Indonesia Juniarti, Silvia; Rahmawati, Reza; Maryanti, Evi; Handayani, Dian; Sari, Delia Komala; Sari, Dwi Dominica; Pertiwi, Reza; Oktarini, Rizki; Wulandari, Septi
Pharmacy Reports Vol. 5 No. 2 (2025): Pharmacy Reports
Publisher : Indonesian Young Scientist Group and UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51511/pr.106

Abstract

Rheumatoid arthritis (RA) is an autoimmune disease that requires long-term treatment and careful management. Inappropriate therapy may increase morbidity and mortality; therefore, appropriate drug selection and prescribing are essential to improving healthcare quality, particularly in hospital settings. This study aimed to determine the prescribing patterns of medications for patients with rheumatoid arthritis at Harapan dan Doa General Hospital in Bengkulu City. A descriptive, quantitative design was employed, utilizing a total sampling technique. The results showed that, based on drug combination patterns, most patients received triple-drug therapy (46.66%), followed by dual therapy (31.61%) and monotherapy (21.64%). The most common monotherapy was etoricoxib (8.33%), while the most frequent two-drug combination was methotrexate and methylprednisolone (11.66%). The predominant three-drug combination consisted of methotrexate, methylprednisolone, and meloxicam (15%). Based on therapeutic class, the prescribed drugs included nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) (80%), corticosteroids (71.66%), disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs) (61.66%), and analgesics (10%). Although all prescribed drugs followed the recommended dosing guidelines, NSAIDs and corticosteroids were used more frequently than methotrexate. This pattern may reflect variations in clinical practice or differences in patient characteristics.