Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENGOLAHAN AIR BERSIH LAYAK KONSUMSI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SEDERHANA DI DESA PADANG SAKTI KECAMATAN MUARA SATU LHOKSEUMAWE Deassy Siska; Zulkifli Zulkifli; Ahmad Nayan; Azhari Azhari; Sherly Ramadhani; Poppy Mayang Sari
Jurnal Teknologi Terapan and Sains 4.0 Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Terapan & Sains
Publisher : Jurnal Teknologi Terapan and Sains 4.0

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1976/tts 4.0.v3i1.6948

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan air bersih sudah menjadi masalah yang sangat umum dan belum diatasi di sebagian besar wilayah negara Indonesia pada umumnya terutama di daerah-daerah pedesaan dan daerah terpencil. Pemenuhan kebutuhan air harus memenuhi standar baku kualitas air bersih. Desa Padang Sakti Kecamatan Muara Satu merupakan daerah air payau sehingga masih menemukan kesulitan dalam memperoleh air bersih. Air payau di wilayah desa Padang Sakti merupakan sumber air baku yang potensial untuk diolah menjadi air bersih. Upaya yang akan dilakukan dalam pengolahan   dan pembuatan   alat teknologi sederhana  air payau  menjadi air bersih yang layak konsumsi  ini adalah bertujuan untuk mengolah dan menciptakan menciptakan air yang bersih yang memenuhi standar kualitas air bersih yang sesuai dengan PERMENKES RI NO.416/Menkes/Per/ IX/1990, yaitu pH 5,5 kekeruhan 28 NTU, tingkat intensitas warna yang sangat tinggi 347 Pt-Co, besi 0,62 mg/l, zat organik 18,4 mg/l dan total coliform 17x102 MPN. Serta memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya air bersih untuk kesehatan. Dalam program pengabdian bagi Masyarakat ini metode pelaksanaannya yakni melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya air bersih, melakukan pembuatan alat teknologi sederhana sistem pengolahan air payau menjadi air bersih dan melakukan proses pengolahan air menjadi air bersih yang layak konsumsi terdiri dari proses netralisasi, oksidasi untuk menghilangkan kandungan zat besi atau mangan, proses koagulasi-flokulasi, proses pengendapan, proses penyaringan atau filtrasi serta proses disinfeksi untuk membunuh kuman yang ada di dalam air.
ANALISIS AKUSTIK RUANG MENGGUNAKAN SOFTWARE ECOTEC PADA GOR ACC CUNDA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Deassy Siska; Sofyan Sofyan; Fasdarsyah Fasdarsyah; Mukhlis Mukhlis; M Fauzan; Ahmad Nayan
Jurnal Teknologi Terapan and Sains 4.0 Vol 2, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Terapan & Sains
Publisher : Jurnal Teknologi Terapan and Sains 4.0

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1976/tts 4.0.v2i2.4810

Abstract

Gor Cunda ACC merupakan bangunan multifungsi untuk menunjang pembelajaran akademik Universitas Malikussaleh. Gedung multifungsi ini digunakan sebagai tempat aktifitas seminar, pertunjukan, konferensi, wisuda dan sebagai tempat repsepsi pernikahan. Gor  merupakan bangunan untuk menu-angkan kegiatan berolahraga yang bertujuan sebagai sarana pencapaian prestasi dalam bidang olahraga. Bangunan Gor tersebut beralih fungsi menjadi gedung pertunjukan karena kurangnya wadah untuk fasilitas pertunjukan pada universi-tas Malikussaleh. Fasilitas yang ada didalam gedung tersebut lebih mengarah untuk aktifitas pertunjukan di atas  panggung yang saling berinteraksi dengan penonton hal itu merupakan tipologi dari ruang auditorium. Gedung ini akan terus aktif dan semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dosen, para tokoh dan masyarakat untuk mengadakan beberapa acara resmi atau pertunjukan.  Perubahan fungsi berpengaruh dengan bunyi atau kebisingan yang ada didalam ruang. Penelitian ini menganalisa system akustik ruang pada GOR ACC Cunda Lhokseumawe menggunakan software Ecotec. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi untuk penggunaan material dan dapat menjadi referensi dalam mendesain akustik bangunan dan menjadi rekomendasi desain yang sesuai standarisasi agar mencapai kriteria kenyamanan akustik didalam gedung.Key Words : Akustik, GOR, Ecotec, Bangunan
ANALISA STUKTUR MIKRO MATERIAL KOMPOSIT POLIMER BERPENGUAT SERBUK CANGKANG KERANG Ahmad Nayan; Teuku Hafli
Malikussaleh Journal of Mechanical Science Technology Vol 6, No 1 (2022): Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
Publisher : Malikussaleh University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/mjmst.v6i1.8184

Abstract

Material komposit karena keunikannya yang memliki sifat mekanik dan sifat fisik berbanding terbalik dengan material logam menjadi daya tarik tersendiri bagi para peneliti untuk menemukan komposisi yang sesuai gabungan beberapa material.  Sifat mekanik yang paling menonjol dari material komposit polimer adalah memili kekuatan yang lebih besar dari materila logam tapi memiliki bobot berat yang lebih ringan.  Penggunaan material alami sebagai penguat semakin banyak dilakukan penelitian untuk menghindari penggunaan bahan sintesis yang bersifat tidak dapat perbaharui seperti serat gelas. Cangkang kerang yang memiliki sifat keras dan ringan merupakan salah satu alternatif penguat pada bahan komposit. Penenlitian ini menggunakan partikel cangkang kerang sebagai penguat material komposit dengan variasi fraksi volume 20%, dan 40% untuk menganalisa bentuk mikro struktur yang menyebabkan menurunya kekautan tarik.  Spesimen dipersiapkan dengan menggunakan metode pencampuran manual.   Spesimen untuk pengujian uji tarik merujuk pada standar ASTM D638–02 bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik komposit partikel cangkang kerang dan mengetahui bentuk patahan struktur mikro material komposit melalui pengujian morfologi SEM (Scanning Electron Microscope). Hasil dari pengujian kekuatan tarik pada fraksi volume 40% dengan nilai rata-rata sebesar 103 MPa, dengan regangan tarik 0,69%, sementara pada rata-rata dengan nilai sebesar 102,57 MPa, regangan tarik sebesar 0,62%. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi patahan dengan menggunakan SEM. Menunjukkan hasil patahan yang terbagus terdapat pada komposit dengan ukuran pengisi 200 Mesh dan komposisi pengisi 40%.
Penerapan Teknologi Tepat Guna Kompor Roket Biomassa Sebagai Solusi untuk Penghematan Penggunaan Kayu Bakar Adi Setiawan; Ahmad Nayan; Mulkia Farhan; Yogi Arieandi
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2022): Vol.8, No.1(2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/abdi.v8i1.14182

Abstract

Kompor merupakan salah satu peralatan yang menghasilkan panas yang tinggi yang dihasilkan dari proses pembakaran untuk kebutuhan rumah tangga seperti memasak dan memanaskan bahan makanan. Di daerah terpencil dan sering mengalami kelangkaan bahan bakar gas, diperlukan suatu teknologi tepat guna kompor roket biomassa sebagai alternatif alat memasak yang murah dan aman dalam pengoperasian. Desa Pantan Sinaku, Kabupaten Bener Meriah, Aceh merupakan salah satu daerah terpencil yang membutuhkan teknologi ini. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, persoalan ini coba diatasi melalui beberapa tahapan kegiatan mulai dari (i) menyusun desain dan kebutuhan material untuk kompor roket, (ii) menguji-coba kompor dengan metode water boiling test (WBT) dan (iii) memperkenalkan teknologi kompor roket ke masyarakat. Pada pengujian awal kompor roket biomassa, diambil nilai hasil uji pembakaran tempurung kelapa dengan metode hot start, cold start dan simmer. Selanjutnya saat di lokasi, diuji penggunaan bahan bakar berupa kayu mangga dan kayu ranting kering. Dari hasil uji kompor roket diperoleh bahan bakar kayu mangga memiliki nilai efisiensi thermal paling tinggi yaitu 36% saat cold start, 42% hot start dan 41% simmer. Sedangkan nilai efisiensi termal terendah didapat saat memasak air menggunakan bahan bakar tempurung kelapa dengan nilai efisiensi 22% cold start, 18% hot start dan 25% simmer. Memasak dengan kayu ranting memiliki nilai efisiensi termal mencapai 31% cold start, 25% hot start dan 50% simmer. Teknologi yang diperkenalkan ini mendapat minat dan respon yang positif dari warga Desa Pantan Sinaku.
Evaluation of Fluid Flow Velocity Variations on the Plate Heat Exchanger Performance Andika Syahputra; Asnawi Asnawi; Ahmad Nayan; Alchalil Alchalil; Nurul Islami
TRANSMISI Vol 19, No 1 (2023): March 2023
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v19i1.9650

Abstract

Heat exchanger expected to high effectiveness of heat transfer. Type of plate heat exchanger was more efficient compare to another heat exchangers in industrial applications with pressure less than 30 bar. The increased velocity of cold fluid flow has an impact to increase the performance of heat exchanger by  heat transfer rate (Q), heat transfer coefficient (U), and the effectiveness of heat exchanger (ε). The increased velocity of cold fluid flow also incresing the heat transfer rate. The study carried out by variation of the cold fluid velocity at 0.03 m/s, 0.037 m/s, 0.045 m/s, 0.051 m/s and 0.059 m/s. Inlet hot fluid temperature (Th,i) at 45°C and cold fluid temperature (Tc,i) at 27°C constant. The results shows Q value from the original 1570.71 Watt to 1916.16 Watt on the hot side and 1751.89 Watt to 2187.01 Watt on the cold side. The U value from the original 1180.46 W/m2.°C becomes 1408,75 W/m2. °C. The ε value increased from 60.33% to 75.69%. The increasing of  cold fluid velocity directly proportional to the the heat transfer rate (Q) and performance of the plate heat exchanger. This Phenomenon due to the faster circulation of the cold fluid, which causes the cold fluid to quickly return to its initial temperature (Th,i), an than increasing the plate heat exchanger's performance.
Tensile Strength Comparison of Polymer Composite Materials Reinforced by Three Types of Bamboo Fiber Treated With 5% aq. NaOH Solution Ahmad Nayan; Muhammad Yusuf; Deassy Siska
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 3, No 2 (2023)
Publisher : Department of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52088/ijesty.v3i2.322

Abstract

The specimens were prepared with polyester polymer reinforced with natural fiber from three types of bamboo, namely Gigantochloa Apus, Bambusa vulgaris, and Bambusa blumeana. Their tensile properties were compared and investigated. In this paper, the specimen utilization of hand-wet layup processes of polyester resin with natural fibers. The fibers were treated with 5% NaOH solution to remove hemicellulose and create better debonding between matrix and fiber. Bamboo-reinforced composite of 3 types of bamboo with fractions 60% volume is thorn bamboo, Bambusa vulgaris, Gigantochloa Apus, and bamboo wipe without alkali. Of the three types of bamboo, the highest tensile strength of Gigantochloa Apus was soaked using NaOH with an average value of 37.06 MPa, with a tensile strain of 4.11%. In contrast, the lowest tensile strength value is Gigantochloa Apus which was not immersed in NaOH with an average of 13.79 MPa, a tensile strain of 2.54%. This matter shows the effect of immersion on tensile strength bamboo fiber composite. The results of the tensile strength of each type of bamboo obtained in this research, among others, bamboo thorn's tensile strength of 22.81 MPa, Bambusa vulgaris tensile strength of 16.69 MPa, bamboo apus 37.06 MPa, and Gigantochloa Apus without alkali 13.79 MPa. The observations show that Gigantochloa Apuscomposites are suitable for use as alternative tensile materials.
Formulasi dan fabrikasi biofoam dari limbah padi sebagai pengganti styrofoam kemasan makanan dengan menggunakan teknik thermopress Willy Ivan Lucky; Ahmad Nayan; Nurul Islami; Abdul Rahman
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol. 18 No. 2 (2023): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v18i2.469

Abstract

Styrofoam as food packaging has a bad impact on the environment and the human body because it is made of benzene compounds. The purpose of this research is to look for environmentally friendly and safe food packaging alternatives in the form of biofoam made from waste rice plants and tapioca flour as natural adhesives. The biofoam fabrication process as food packaging is done by mixing straw waste that has been mashed with tapioca solution until it is homogeneous and has a higher viscosity, and then printing using a tool. Thermopress uses a pressure of 9,801 MPa (100 kg) with a temperature of 120°C for 14 minutes of pressing. The variations used are the use of mesh 40, 60, and 80 for the level of roughness of rice straw that has been treated in a crusher. The results of Biofoam testing with the three mesh variations 40, 60, and 80 can decompose inside soil for 28 days, and the results of testing with a mesh of 40 found low water absorption resistance with a weight gain of 36%, and the heat resistance test experienced a weight gain of 1.681%, meanwhile, biofoam with a mesh of 60 has added weight after testing water absorption of 23%, and the heat resistance test has a weight gain of 1%. And on biofoam with mesh 80, there was a weight gain after testing water absorption of 15% and resistance to heat with an increase in weight of 1%.
Pemanfaatan Teknologi Kompor Roket Biomassa untuk Mengurangi Ketergantungan Terhadap Bahan Bakar Fosil di Desa Keude Krueng Kecamatan Kuta Makmur Aceh Utara Ahmad Nayan; Adi Setiawan; Asnawi Asnawi; Deassy Siska; Rina Ridara; Indah Ayu Pertiwi
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 1, No 1 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Dikara Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Keude Krueng kecamatan Kuta Makmur Aceh Utara merupakan desa yang sering mengalami ganguan pasokan gas LPG bersubdisi. Saat ini gas LPG merupakan bahan bakar utama untuk keperluan memasak rumah tangga. Sebagai alternatif solusi untuk mengantisipasi kelangkaan LPG sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap satu jenis bahan bakar, maka dirancang sebuah kompor roket biomassa untuk kebutuhan rumah tangga yang berbahan ranting kayu dan limbah biomassa lainnya yang mudah diperoleh di lingkungan desa. Kompor roket merupakan kompor tungku yang terbuat dari besi dengan bentuk seperti cerobong asap dengan bahan bakar kayu/ biomassa. Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan dengan memberikan edukasi dan bimbingan tentang cara penggunaan kompor roket biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil. Bimbingan yang dilakukan bertujuan agar masyarakat lebih menyadari akan pentingnya memanfaatkan limbah kayu ranting yang terdapat di desa mereka untuk dijadikan bahan bakar disaat LPG dan minyak tanah mengalami kelangkaan. Hasil dari kegiatan ini adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat bahwa limbah yang berada disekitar mereka dapat dimanfaatkan secara efisien bagi kebutuhan rumah tangga secara aman dan ramah lingkungan.
STUDI PENGELASAN SMAW PADA SAMBUNGAN KAMPUH V TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA AISI 1050 Muhammad Habibi; Akmal, Akmal; Ahmad Nayan; Muhammad; Alchalil
Mechonversio: Mechanical Engineering Journal Vol. 7 No. 1 (2024): JUNI 2024
Publisher : Univervitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/mmej.v7i1.16733

Abstract

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji kekuatan sambungan las V pada baja AISI 1050 dengan elektroda 7016 menggunakan proses pengelasan SMAW, serta untuk melakukan pengujian tarik dengan standar ASTM E8 dan pengujian impak dengan standar ASTM E23. Variasi arus yang digunakan dalam proses pengelasan adalah 100A, 125A, dan 150A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus pengelasan memiliki dampak signifikan terhadap kekuatan sambungan las. Pengujian menunjukkan bahwa arus 150A menghasilkan tegangan tarik tertinggi dengan nilai rata-rata 63,76 kgf/mm², sementara arus 100A menghasilkan tegangan tarik terendah dengan nilai rata-rata 38,13 kgf/mm². Untuk pengujian impak, arus 150A memberikan ketahanan impak terbaik dengan nilai kekuatan impak rata-rata 3,68 J/mm², sedangkan arus 100A menghasilkan kekuatan impak terendah dengan nilai rata-rata 1,53 J/mm². Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan arus menghasilkan peningkatan panas yang dihasilkan, yang memungkinkan elektroda mencair dengan lebih sempurna, sehingga menghasilkan sambungan las yang lebih kuat. Namun, peningkatan arus tidak selalu menghasilkan sambungan yang lebih baik; ada kondisi di mana hasil las dapat rusak jika arus yang digunakan terlalu besar, karena setiap material memiliki titik lebur yang berbeda. Pengelasan dapat mengalami kerusakan jika panas yang dihasilkan melebihi titik lebur material yang digunakan.
Pemanfaatan Serat Bambu Apus Sebagai Bahan Pembuatan Helm Safety Syahputra, Amri; Nayan, Ahmad; Adhiya Putra, M. Iqbal; Aljufri, A; Suryadi, S
Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology Vol 8, No 1 (2024): Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
Publisher : Malikussaleh University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/mjmst.v8i1.17285

Abstract

The use of apus bamboo fiber material as an alternative material to fiber glass in the materials sector, especially in safety helmets, is now becoming increasingly well known to people. This is because the advantages of this natural fiber reinforced composite material are environmentally friendly, lighter weight, relatively cheap price, excellent mechanical properties, and easy to obtain. So the aim of this research is to determine the process of making safety helmets using the vacuum infusion method and to determine the strength of free fall test specimens reinforced by apus bamboo fiber. As a result of the vacuum infusion method, the safety helmet that is made has a smoother surface with the same thickness. The resulting helmet has a bottom length of 30 cm, width 22 cm, height 14 cm and top length 24 cm. The free fall test uses variations in height from a fall distance of 1 meter, 2 meters and 3 meters. Meanwhile, the loads are 0.694 kg and 1.563 kg. The results of the potential energy sensor for a load of 0.694 kg at a height of 1 meter is 5.59 joules, a load of 0.694 kg at a height of 2 meters is 12.39 joules, and a load of 0.694 kg at a height of 3 meters is 19.18 joules. Meanwhile, sensor data for a load of 1,563 kg at a height of 1 meter is 14.11 joules, a load of 1,563 kg at a height of 2 meters is 29.42 joules, and a load of 1,563 kg at a height of 3 meters is 44.74 joules.