Claim Missing Document
Check
Articles

Effectiveness of Innovative Ergonomic Models in Preventing Occupational Fatigue in Rice Farmers Aswin, Budi; Rini, Willia Novita Eka; Hidayati, Fajrina
The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health Vol. 13 No. 2 (2024): The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ijosh.v13i2.2024.194-200

Abstract

Introduction: Ergonomic work hazards are potential hazards that can negatively affect the health of farmers. One of the ergonomic hazards that farmers often experience is fatigue. This study aims to analyze the effectiveness of innovative ergonomic models and the preparation of balanced calorie needs in preventing work fatigue in rice farmers. Methods: The type of research used is a randomized controlled trial (RCT) design, which is the most powerful design to evaluate the intervention used, namely the effectiveness of innovative ergonomic models and the preparation of balanced calorie needs in preventing occupational fatigue in rice farmers. The population in this study were all farmers in Pudak Village, Kumpeh Ulu Subdistrict, Muaro Jambi Regency, totaling 238 people. The number of research samples was 68 farmers has taken using simple random sampling technique. Data were analyzed to determine the effectiveness of innovative ergonomic models using the ANOVA test with (α = 0.05). Result: There was a difference in the effectiveness of innovative ergonomic models in preventing work fatigue between at least two groups of rice farmers. Conclusion: the provision of stretching and snacks coupled with rest periods is most effective in preventing occupational fatigue. As for occupational fatigue, the provision of stretching, snacks, and rest time and the provision of simple education on the hazards of work ergonomics are effective in preventing occupational fatigue in rice farmers.
Pelatihan Gerakan Peregangan dalam Upaya Menurunkan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) Pada Pengrajin Batik di Kelurahan Ulu Gedong Kota Jambi Novita Eka Rini, Willia; Aswin, Budi; Hidayati, Fajrina
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2021): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.955 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v5i3.17009

Abstract

Pekerja dari sektor informal masih belum mendapatkan perhatian dari segi keselamatan dan kesehatan kerjanya. Usaha pengrajin batik merupakan salah satu sektor informal yang ada di Kota Jambi yang pekerja nya menghabiskan waktu lama dengan sikap kerja duduk dan pekerjaan yang monoton sehingga perlu diperhatikan masalah ergonominya. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, peregangan mampu memberikan penurunan terhadap keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) yang merupakan salah satu jenis keluhan terbanyak yang dialami oleh para pengrajin batik. Pelatihan gerakan peregangan yang dilakukan kepada para pengrajin batik di Kelurahan Ulu Gedong bertujuan untuk menambah wawasan para pengrajin batik terkait keselamatan dan kesehatan kerja serta pentingnya gerakan peregangan. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi peninjauan lokasi, pendekatan kepada stakeholder terkait, pelaksanaan pertemuan dengan pemilik usaha dan pengrajin batik yang akan dibina guna pembentukan kader K3, pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan kegiatan peregangan secara berkala, serta evaluasi kegiatan. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan para pengrajin batik, terbentuknya kader K3, serta terlaksananya kegiatan peregangan secara berkala di tempat kerja.
Pelatihan Pembuatan Kompos Dari Sampah Organik Rumah Tangga Dengan Komposter Ember Novita Eka Rini, Willia; Aswin, Budi; Hidayati, Fajrina
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2021): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.609 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v5i3.17010

Abstract

Sampah merupahan sesuatu yang tidak berguna dan tidak dikehendaki keberadaanya. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat mendatangkan masalah lingkungan maupun masalah kesehatan. Salah satu cara mengatasi dampak negatif sampah adalah mengolah sampah berbasis masyarakat. Sampah organik rumah tangga perlu disikapi dengan pengelolaan sampah menggunakan metode sederhana salah satu dengan cara komposting. Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk mengelola sampah organik rumah tangga menjadi kompos. Kegiatan pengabdian dilaksanakan di RT. 23 dan 31 Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi. Proses pembuatan kompos dilakukan dalam komposter 15L menggunakan bioaktivator EM-4. Hasil pengabdian ini yaitu meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai tata cara pembuatan kompos organik dari sampah organik rumah tangga dan meningkatnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Identification Of A Comprehensive Healthy School Model In The Prevention Of Diarrheal Disease In Elementary Schools Fajrina Hidayati; Andree Rahmat; Adila Solida; Evy Wisudariani
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 15 No 3 (2024): Jurnal Kesehatan Volume 15 Nomor 3 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v15i3.1176

Abstract

Diarrhea is a disease that is often suffered by children and toddlers, where one of the factors is influenced by the environment and hygiene behavior. The incidence of diarrhea in Jambi City has increased every year, so it is necessary to identify the implementation of the Comprehensive Health School Model (CHSM). Identifying the implementation of CHSM can help identify how the implementation of diarrhea prevention in schools. The purpose of this study was to identify the implementation of CHSM for the prevention of diarrhea in elementary schools in Jambi City. This research is a descriptive observational study. The samples in this study were 13 public elementary schools in Jambi City. The results of the study from 3 CHSM assessment criteria, it is known that the physical environment criteria (clean water facilities meet the requirements (69.2%), latrine facilities on average meet the requirements (69.2%), most of the primary schools waste water disposal facilities do not meet the requirements (76.1%), and most of the waste disposal facilities meet the requirements (92.3%)), teaching and learning criteria more than half of primary schools (53.8%) are appropriate and implement teaching and learning about healthy schools, sanitation and clean and healthy living behavior in schools, school policy criteria are known that most schools already have and implement policies on healthy schools. The principal in a school has a very important role and responsibility in managing the school in terms of academic and non-academic matters, especially in providing maintenance on school sanitation facilities. Sanitation management involves all school members and related parties, such as committee members, parents of students, and other interested parties. Good sanitation management improves the school community's ability to utilize a clean, healthy and beautiful school environment.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DI DESA TANJUNG GENTING TAHUN 2024 Tetrianti, Lia; Nasution, Helmi Suryani; Hidayati, Fajrina; Rini, Willia Novita Eka; Lesmana S, Oka
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.43899

Abstract

Buang air besar sembarangan masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Desa Tanjung Genting, dengan angka kejadian BABS yaitu 58 kasus di tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dilaksanakan di Desa Tanjung genting pada bulan oktober 2024- maret 2025 dengan 232 populasi yaitu Kepala (KK) dan 92 sampel. Teknik pengambilan sampel ialah simple random sampling. Variabel penelitian yaitu perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pengetahuan, sikap, nilai-nilai budaya, tingkat pendapatan dan kepemilikan jamban sehat. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner dan observasi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square di aplikasi SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukan proporsi masyarakat perilaku BABS sebesar (58,7%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku BABS yaitu pengetahuan (PR= 2,6 (95% CI: 1,6 –4,2); P-value= 0,000), sikap (PR = 4,5 (95% CI: 2,2 – 8,8; P-value= 0,000), Nilai- nilai budaya (PR = 6,6 (95% CI: 2,6 – 16,7 ; P-value= 0,000), tingkat pendapatan (PR = 5,4 (95% CI: 1,4 – 20,2 ; P-value= 0,000) dan kepemilikkan jamban sehat  (PR = 3,5 (95%) CI: 1,6 – 7,2, P-value= 0,000). Kesimpulan penelitian ini adalah Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) berhubungan dengan,pengetahuan kurang, sikap negatif, nilai-nilai budaya negative, pendapatan yang rendah dan tidak memiliki jamban sehat.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PENGENDALIAN DBD DI KELURAHAN MAYANG MANGURAI KOTA JAMBI Albari, Rahmat Rafi; Lesmana, Oka; Syukri, Muhammad; Hidayati, Fajrina; Sari, Puspita
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.43910

Abstract

Infeksi Dengue dapat menyebabkan berbagai manifestasi klinis, mulai dari demam ringan hingga kondisi serius seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom Syok Dengue (SSD), yang berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Kelurahan Mayang Mangurai di Kota Jambi merupakan salah satu wilayah dengan angka kejadian DBD yang tinggi, dengan peningkatan kasus dari 12 pada tahun 2022 menjadi 18 pada tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap kejadian DBD di wilayah tersebut dengan menggunakan metode kuantitatif dan desain cross-sectional serta teknik Systematic Random Sampling terhadap 96 responden. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan pencegahan DBD (p-value = 0.000, PR = 3.253; 95% CI = 2.034–5.203) dan antara sikap masyarakat dengan pencegahan DBD (p-value = 0.014, PR = 1.867; 95% CI = 1.152–3.026). Sebanyak 63,5% responden memiliki pengetahuan yang baik, namun 50% menunjukkan sikap negatif dan 44,8% memiliki perilaku pencegahan DBD yang tidak baik. Temuan ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan DBD di Kelurahan Mayang Mangurai, Kota Jambi
HUBUNGAN FAKTOR HOST DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL V KOTA JAMBI Sipahutar, Tia Anggita; Hidayati, Fajrina; Lanita, Usi; Lesmana, Oka; Syukri, Muhammad
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.43990

Abstract

Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Jambi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2024, Puskesmas Paal V melaporkan 66 kasus, menjadikannya sebagai wilayah dengan jumlah kasus tertinggi kedua di kota ini. Dalam tiga tahun terakhir, Puskesmas Paal V secara konsisten berada dalam tiga besar fasilitas kesehatan dengan angka kasus DBD tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan, tindakan pencegahan, keberadaan tempat penampungan air, sistem pengelolaan sampah, serta keberadaan jentik nyamuk dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Paal V pada tahun 2025. Penelitian ini menggunakan desain studi Case Control dengan total 62 responden, yang terdiri dari 31 individu dalam kelompok kasus dan 31 dalam kelompok kontrol. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tindakan pencegahan (p-value = 0,000; OR = 0,022), keberadaan tempat penampungan air (p-value = 0,000; OR = 23,143), sistem pengelolaan sampah (p-value = 0,000; OR = 0,037), serta keberadaan jentik nyamuk (p = 0,000; OR = 48,533) dengan kejadian DBD. Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian DBD (p-value = 0,772; OR = 0,713). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tindakan pencegahan DBD, keberadaan tempat penampungan air, sistem pengelolaan sampah, dan keberadaan jentik nyamuk dengan kejadian DBD. Namun, tingkat pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Paal V Kota Jambi pada tahun 2025
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE, PERILAKU KONSUMSI JAJANAN DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI 143 KOTA JAMBI Labibah, Sovia; Kasyani, Kasyani; Hidayati, Fajrina; Perdana, Silvia Mawarti; Azhary, Muhammad Rifqi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.44223

Abstract

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan Masyarakat yang menjadi perhatian serius terutama pada kelompok usia anak sekolah. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diare menempati peringkat ketiga sebagai penyebab utama kematian pada anak usia 0–9 tahun dengan estimasi 494.683 kematian setiap tahunnya. Di Indonesia, Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 mencatat prevalensi diare sebesar 8,8% pada anak-anak, dengan cakupan pelayanan kesehatan yang masih rendah, yaitu hanya 31,7%. Di Provinsi Jambi, jumlah kasus diare meningkat dari 98.315 kasus pada tahun 2021 menjadi 100.259 kasus pada tahun 2023. Kota Jambi tercatat sebagai wilayah dengan kasus tertinggi, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu, dengan 510 kasus yang didominasi oleh kelompok usia 5–12 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene, perilaku konsumsi jajanan, dan status gizi dengan kejadian diare pada siswa SDN 143 Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional dan teknik total sampling terhadap 46 responden. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 43,5% siswa mengalami diare. Terdapat hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan kejadian diare (p=0,003), sedangkan perilaku konsumsi jajanan (p=0,372) dan status gizi (p=1,000) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Disimpulkan bahwa personal hygiene merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada siswa sekolah dasar.
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH Putra, Rio Mapin; Hidayati, Fajrina; Lesmana S, Oka; Fitri, Adelina; Kasyani, Kasyani
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.44952

Abstract

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah penyakit pernapasan yang menyerang  hidung, faring, laring, dan sinus. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. ISPA merupakan penyebab utama kematian pada balita. ISPA termasuk 10 penyakit terbanyak menurut profil Kesehatan dinas Kesehatan kota Jambi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian ISPA pada balita dan kondisi yang paling mempengaruhi terjadinya ISPA tersebut. Metode penelitian kuantitatif, menggunakan desain   cross sectional, dengan Sampel penelitian diambil menggunakan Teknik stratifield random sampling. Populasi dalam penelitian adalah balita yang ada di wilayah kerja puskesmas payo selincah dengan pengambilan sampel sebanyak 105 responden. hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kepadatan hunian (p-value= 0,010), luas ventilasi (p-value= 0,053), suhu (p-value= 0,025), dan kelembapan (p-value= 0,012) dengan kejadian ISPA pada balita. terdapat hubungan tidak signifikan antara paparan asap rokok (p-value= 0,835), dan penggunaan obat nyamuk bakar (p-value= 0,845) dengan kejadian ISPA pada balita. kelembapan merupakan variabel yang paling dominan dengan p-value= 0.038, dengan PR sebesar 3,033, artinya balita yang tinggal di rumah dengan kelembapan yang tidak memenuhi syarat 3 kali berisiko terkena ISPA. Balita yang tinggal di rumah dengan kondisi tidak memenuhi syarat Kesehatan dapat meningkatkan risiko terjadinya ISPA. Masyarakat di sarankan untuk membuka ventilasi secara berkala agar menjaga suhu dan kelembapan tetap ideal, mengurangi kebiasaan merokok di dalam rumah, dan mengurangi penggunaan obat nyamuk bakar dengan memasang kasa nyamuk pada lubang angin rumah dalam mengendalikan nyamuk.
Inisiasi Posyandu Remaja Melalui Pembentukan Duta APD (Anti Penyakit Degeneratif): Initiation of Youth Posyandu Through the Formation of APD Ambassadors (Anti Degenerative Disease) Solida, Adila; Amir, Andy; Wisudariani, Evy; Hidayati, Fajrina; Wardiah, Rizalia
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Kesehatan Vol. 5 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Kejadian penyakit degeneratif yang merupakan bagian dari Penyakit Tidak Menular (PTM), masih menjadi penyebab utama kematian di dunia dan banyak wilayah Indonesia. Sementara itu, upaya pencegahan penyakit degeneratif yang bersentuhan dengan kelompok umur remaja masih jarang dilakukan seperti pembentukan Posyandu Remaja, termasuk di Desa Sungai Duren. Belum terdapat pos kesehatan yang memberikan pelayanan peduli remaja di Desa Sungai Duren, sementara terdapat banyak remaja bermukim (mahasiswa usia di bawah 21 tahun) dengan beragam gaya hidup yang berisiko terhadap penyakit degeneratif. Kegiatan dilaksanakan pada bulan September tahun 2024 di Desa Sungai Duren melalui 3 pertemuan pada minggu pertama, minggu kedua dan minggu ketiga. Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan menginisiasi pos pelayanan terpadu yang peduli kesehatan remaja (posyandu remaja) untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan serta kemampuan remaja dalam mencegah terjadinya penyakit degeneratif serta menyebarluaskan kemampuan yang mereka miliki kepada masyarakat di lingkungan tempat tinggal sebagai upaya menekan pertambahan kasus penyakit degeneratif melalui pembentukan Duta Anti Penyakit Degeneratif (Duta APD) di Desa Sungai Duren. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian edukasi, pengembangan keterampilan mempraktikkan gaya hidup CERDIK serta pendampingan menjadi Duta APD. Hasil kegiatan terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan pada peserta antara sebelum dan sesudah kegiatan PPM (p=0,000). Sebanyak 80% peserta PPM merasakan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit degenerative dan menyatakan sikap siap menjadi Duta APD di lingkungan tempat tinggal. Abstract: The incidence of degenerative diseases, which are part of Non-Communicable Diseases (PTM), is still the main cause of death in the world and in many parts of Indonesia. Meanwhile, efforts to prevent degenerative diseases in contact with the adolescent age group are still rarely carried out, such as the establishment of Youth Posyandu, including in Sungai Duren Village. There is no health post that provides youth care services in Sungai Duren Village, while there are many residential teenagers (students under 21 years of age) with various lifestyles who are at risk of degenerative diseases. This community service activity aims to initiate an integrated service post that cares about adolescent health (adolescent posyandu) to increase the understanding, skills and abilities of adolescents in preventing the occurrence of degenerative diseases and to disseminate their abilities to the community in their living environment in an effort to suppress the increase in cases of degenerative diseases. through the formation of Anti-Degenerative Disease Ambassadors (APD Ambassadors) in Sungai Duren Village. Activities carried out include providing education, developing skills to practice the CERDIK lifestyle and mentoring to become APD Ambassadors. The results of the activity showed a significant difference in knowledge among participants between before and after the PPM activity (p=0.000). As many as 80% of PPM participants felt an increase in knowledge and understanding about degenerative diseases and expressed an attitude of being ready to become APD Ambassadors in their living environment.