Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

KESIAPAN GURU MI/SD MENERAPKAN PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 Emilzoli, Mario
PEDAGOGIA Vol 19, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v19i1.32585

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat kesiapan guru khususnya pada jenjang Pendidikan Dasar (MI/SD) dalam mengimplementasikan pembelajaran dalam jaringan di tengah-tengah pandemi COVID-19. Guru pada jenjang MI/SD memiliki tantangan yang lebih berat dibandingkan pada jenjang menengah dan tinggi. Pada jenjang ini terdapat kompleksitas yang cukup tinggi baik dalam hal kompetensi guru terhadap penguasaan IT maupun kondisi siswa yang cenderung belum mampu melaksanakan pembelajaran secara mendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun subjek penelitian ini yaitu berjumlah 10 orang guru MI/SD yang berasal dari Kabupaten Bandung Barat, Jawab Barat yang dipilih melalui teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui survei. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tingkat pemahaman guru tentang konsep pembelajaran dalam jaringan tergolong Cukup (54%); (2) tingkat kesiapan pada aspek perencanaan pembelajaran dalam jaringan tergolong Sangat Tinggi (86,5%); (3) tingkat kesiapan pada aspek pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan tergolong Cukup (64,5%); (4) tingkat kesiapan pada asepek evaluasi pembelajaran dalam jaringan tergolong Sangat Rendah (30,5%). Secara umum kesiapan guru SD/MI berada pada kategori Cukup (60,5%), sehingga diperlukan peningkatan kualitas guru dalam menerapkan pembelajaran dalam jaringan melalui pelatihan atau workshop. AbstractThe COVID-19 pandemic has hit the world, including Indonesia and gavi an impact to implementation of educational activities. Educational activities that were previously held conventionally turned into online classes that need various technologies. In this case, teachers as an implementer need to have good readiness so that educational activities can run properly. This study aims to obtain information about the level of readiness of teachers, especially at the Primary Education in implementing online learning in the midst of the COVID-19 pandemic. The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. Subjects in this study were 10 teachers who came from West Bandung Regency, West Java who were selected through simple random sampling technique. Data collection was carried out through surveys. The results of this study indicate that (1) the level of teacher understanding of the concept of online learning is enought (54%); (2) the level of readiness in the planning aspects of learning in the network is classified as very high (86.5%); (3) the level of readiness in the aspect of implementing online learning is classified as enought (64.5%); (4) the level of readiness in the learning evaluation aspect of the network is classified as very low (30.5%). In general, SD / MI teachers' readiness is in the Enough category (60.5%), so it is necessary to improve the quality of teachers in implementing online learning through training or workshops.
LEARNING COMPETENCE IN MADRASAH IBTIDAIYAH TEACHER NETWORK IN WEST JAVA Mario Emilzoli; Pipih Nurhayati; Dzikra Fu'adiah
PEDAGOGIA Vol 20, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v20i3.51810

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi atas semakin meningkatnya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam jaringan sebagai upaya untuk senantiasa memfasilitasi siswa yang tidak dapat belajar secara langsung di sekolah selama masa Pandemi COVID-19. Peningkatan aktivitas pembelajaran dalam jaringan tersebut nyatanya memberikan masalah baru baik bagi guru, siswa maupun orang tua. Khusus guru, cukup banyak permasalahan yang ditemui, salah satu yang paling mendasar yaitu kurangnya pemahaman dan kemampuan guru dalam menyusun desain pembelajaran dalam jaringan dimana terdapat berbagai perbedaan terutama dalam hal pemanfaatan beberapa teknologi informasi dan komunikasi yang selama ini tidak terlalu diperhatikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali kompetensi yang dibutuhkan guru Madrasah Ibtidaiyah dalam penerapan pembelajaran dalam jaringan. Populasi yang terdapat di dalam penelitian ini adala seluruh guru MI di Jawa Barat dengan sampel yang dilibatkan yaitu sejumlah 300 orang guru melalui simple random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dalam hal mengumpulkan informasi tentang kebutuhan guru terkait kompetensi TIK dengan menggunakan instrumen pengukuran (Rating scale).
KOMPETENSI PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI JAWA BARAT Mario Emilzoli
EDUTECH Vol 21, No 3 (2022)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v21i3.52094

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi atas semakin meningkatnya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam jaringan sebagai upaya untuk senantiasa memfasilitasi siswa yang tidak dapat belajar secara langsung di sekolah selama masa Pandemi COVID-19. Peningkatan aktivitas pembelajaran dalam jaringan tersebut nyatanya memberikan masalah baru baik bagi guru, siswa maupun orang tua. Khusus guru, cukup banyak permasalahan yang ditemui, salah satu yang paling mendasar yaitu kurangnya pemahaman dan kemampuan guru dalam menyusun desain pembelajaran dalam jaringan dimana terdapat berbagai perbedaan terutama dalam hal pemanfaatan beberapa teknologi informasi dan komunikasi yang selama ini tidak terlalu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kompetensi guru MI di Jawa Barat terkait dengan pembelajaran dalam jaringan. Sampel penelitian ini berjumlah 100 orang guru yang berasal dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Bekasi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan instrumen pengukuran (Rating scale). Hasil penelitian menunjukkan tingkat kompetensi guru MI secara umum berada pada kriteria Rendah (67%) dengan rincian tingkat pemahaman konsep pembelajaran dalam jaringan berada pada kriteria Sangat Rendah (32%), tingkat kompetensi perencanaan pembelajaran berada pada kategori Sangat Tinggi (98%), tingkat kompetensi pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan berada pada kategori Rendah (69%) dan tingkak kompetensi penyusunan instrumen evaluasi pembelajaran berada pada kategori Rendah (68%). Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru MI dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam jaringan masih rendah khususnya pada aspek pemahaman mengenai konsep pembelajaran dalam jaringan.
PENINGKATAN KETERAMPILAN PENYUSUNAN MODUL AJAR DAN MODUL PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA KURIKULUM MERDEKA PADA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH Pipih Nurhayati; Mario Emilzoli; Dzikra Fu'adiah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 5 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i5.10047

Abstract

Abstrak: Seiring dengan diterbitkannya pedoman pelaksanaan kurikulum madrasah oleh Kementerian Agama pada tahun 2022. Madrasah berkesempatan secara mandiri mempersiapkan implementasi kurikulum Merdeka. Namun, sebagian besar madrasah belum mendapatkan wawasan dan praktik langsung dalam membuat perangkat pembelajaran pada Kurikulum Merdeka. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan dan praktik langsung dalam mempersiapkan perangkat ajar Kurikulum Merdeka berupa modul ajar dan modul proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin. Metode yang digunakan adalah metode ABCD dengan mengoptimalkan human capital dan technology capital Madrasah. Kegiatan pengabdian meliputi observasi lapangan, koordinasi dengan mitra, sosialisasi program, pelaksanaan program, dan evaluasi. Instrumen yang digunakan adalah rubrik penilaian produk, angket dan wawancara. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat peningkatan keterampilan penyusunan Modul Ajar dan Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang pada awalnya 32,35% menjadi 91,15%.Abstract: Along with the issuance of guidelines for implementing the madrasa curriculum by the Ministry of Religion in 2022. Madrasas have the opportunity to independently prepare for the implementation of a Merdeka curriculum. However, most of the madrasas have not received direct insight and practice in making teaching tools. Therefore, this service activity was carried out with the aim of adding insight and direct practice in preparing Merdeka curriculum teaching tools in the form of teaching modules and project modules for strengthening the Pancasila Student Profile and Rahmatan Lil Alamin. The method used is the ABCD method by optimizing the human capital and technology capital of Madrasas. Service activities include field observations, coordination with partners, program socialization, program implementation, and evaluation. The instruments used are product assessment rubrics, questionnaires and interviews. The results of the evaluation showed that there was an increase in skills in the preparation of Teaching Modules and Project Modules for Strengthening the Profile of Pancasila which was initially 32.35% to 91.15%.
PGMI STUDENTS' ABILITY TO DEVELOP SCIENCE LEARNING VIDEOS BASED ON PROBLEM BASED LEARNING MODELS Pipih Nurhayati; Dzikra Fu’adiah; Mario Emilzoli
Jurnal Muara Pendidikan Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Muara Pendidikan Vol 7 No 1, Juni 2022
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.182 KB) | DOI: 10.52060/mp.v7i1.758

Abstract

This study aims to determine the ability of PGMI students to integrate and develop MI science learning videos based on the PBL model. This study uses a quantitative descriptive method where the subject of this research is 30 students of the PGMI Study Program. Data were obtained through observation sheets, product assessment sheets and interview guidelines. The results showed that PGMI students had been able to integrate well (82.14) the PBL learning model in scenarios and the development of science learning videos in MI. PBL-based video learning is considered to be able to support students to learn independently (85,14). Technically, the assessment of sound and picture clarity still needs to be improved (67.86).
DESAIN KURIKULUM PELATIHAN DIGITALISASI PEMBELAJARAN KOLABORATIF BAGI WIDYAISWARA Syafril Ramadhon; Mario Emilzoli; Gema Rullyana
EDUTECH Vol 22, No 3 (2023)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v22i3.63147

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mengembangkan desain kurikulum pelatihan Digitalisasi Pembelajaran Kolaboratif bagi Widyaiswara di lingkungan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (PPSDM Migas KESDM). Pengembangan desain kurikulum disusun melalui (1) identifikasi kebutuhan dengan merujuk pada kondisi pembelajaran yang saat ini dilaksanakan di PPSDMA Migas dan pemahaman Widyaiswara terkait dengan pembelajaran kolaboratif berbasis digital, (2) konten pembelajaran kolaboratif berbasis digital, (3) strategi pembelajaran yang akan digunakan dan (4) strategi penilaian yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Adapun temuan penelitian ini diantaranya daftar kompetensi yang dibutuhkan Widyaiswara dalam menerapkan pembelajaran kolaboratif berbasis digital, konten pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran kolaboratif berbasis digital, penggunaan strategi pembelajaran student centered learning (SCL) dengan model pembelajaran berbasis kelompok dengan memanfaatkan platform digital google docs, google spreadsheet, google slide, explain everything dan whiteboard.fi. Dalam konteks strategi penilaian, pada desain kurikulum pelatihan digitalisasi pembelajaran kolaboratif pelatihan ini akan menggunakan penilaian formatif dan sumatif dengan memanfaatkan platform digital Quizizz. Adapun rekomendasi penelitian ini yaitu desain kurikulum yang telah disusun dapat dikembangkan lebih luas pada mata pelatihan yang bersifat praktif dan membutuhkan berbaga teknologi digital yang lebih variatif. This research was carried out with the aim of developing a Collaborative Learning Digitalization training curriculum design for Widyaiswara within the Oil and Gas Human Resources Development Center of the Ministry of Energy and Mineral Resources (PPSDM Migas KESDM). Curriculum design development is prepared through (1) identification of needs by referring to the learning conditions currently implemented at PPSDMA Migas and Widyaiswara's understanding related to digital-based collaborative learning, (2) digital-based collaborative learning content, (3) learning strategies that will be used and (4) assessment strategies that will be used in learning activities. The research approach used in this research is a quantitative and qualitative approach. The findings of this research include a list of competencies needed by Widyaiswara in implementing digital-based collaborative learning, relevant learning content for digital-based collaborative learning, the use of student centered learning (SCL) learning strategies with a group-based learning model using the digital platform google docs, google spreadsheet, google slides, explain everything and whiteboard.fi. In the context of assessment strategies, the curriculum design will use formative and summative assessments by utilizing the Quizizz digital platform. The recommendation of this research is that the curriculum design that has been prepared can be developed more widely in training courses that are practical in nature and require a more varied variety of digital technology.
URGENSI PEMBINAAN DAN PELATIHAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGEMBANGKAN MICROLEARNING BERBASIS KEARIFAN LOKAL Toto Fathoni; Dadi Mulyadi; Mario Emilzoli; Della Amelia; Ahmad Fajar Fadlillah; Cepi Riyana; Ambarwati Ambarwati; Amir Fiqih
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 5, No 2 (2023): BUDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/budimas.v5i2.10985

Abstract

Perkembangan teknologi secara tidak langsung telah merubah perilaku dan kebiasaan belajar generasi muda, yang salah satunya berimbas pada tergerusnya nilai-nilai kearifan lokal karena nilai tersebut mulai ditinggalkan. Oleh karena itu diperlukan langkah serius agar nilai-nilai kearifan lokal tersebut senantiasa terjaga khususnya bagi generasi muda. Salah satu upaya untuk melestarikan nilai kearifan lokal yaitu dengan mengembangkan microlearning berbasis kearifan lokal. Namun, upaya ini terbentur dengan terbatasnya keterampilan guru dalam memanfaatkan teknologi digital saat menyajikan muatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisis kompetensi guru dalam mengembangkan microlearning material berbasis kearifan lokal serta memetakan kearifan lokal apa saja yang memiliki urgensi untuk dikembangkan dalam bentuk microlearning. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif dengan subyek penelitian sebanyak 84 guru sekolah dasar di Kabupaten Kuningan yang terlibat dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi Teknologi Pendidikan UPI. Subyek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik survei menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner tes dan nontes. Temuan penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam mengembangkan microlearning masih sangat rendah. Lebih lanjut, temuan penelitian juga memetakan sepuluh kearifan lokal kuningan yang memiliki urgensi untuk dilestarikan. Selain itu didapatkan juga desain program pembinaan dan pelatihan untuk meingkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan microlearning material. Kata kunci: Kearifan Lokal, Kompetensi Guru, Microlearning Material.
Optimizing Student Creativity Program: A Framework for Effective Implementation in A Higher Education Institution Setting Dadi Mulyadi; Mario Emilzoli; Della Amelia; Ahmad Fajar Fadhlillah
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 16, No 2 (2024): AL-ISHLAH: JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v16i2.4719

Abstract

The Student Creativity Program (Program Kreativitas Mahasiswa or PKM) is a program initiated by the Ministry of Education and Culture that aims to guide students to be aware of and comply with regulations, be creative and innovative, objective, and cooperative in building intellectual personality. This study aims to develop a framework for optimizing PKM program in higher education institution. A well-designed framework is needed so that PKM can be implemented optimally. This research uses a qualitative approach using the Focus Group Discussion method involving various sources such as students (150 students), supervisors (20 people), and expert (2 people). Based on the research findings, an effective framework was obtained to increase the number and quality of PKM proposals at higher education institution with an emphasis on the synergy of the objectives of the PKM guidance program with institution vision, mission, objectives, strategy, and targets of the institution Main Performance Indicators. The conclusion of this study is that the PKM development design framework can improve the quality and quantity of PKM proposals within Higher Education Instition Setting.
TREN PENELITIAN HEUTAGOGI DI PENDIDIKAN TINGGI: SEBUAH ANALISIS BIBLIOMETRIK Hedar, Yusran; Tryono, F.X. Yudi; Ramadhon, Syafril; Priandani, Ai Pemi; Emilzoli, Mario
EDUTECH Vol 23, No 3 (2024)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v23i3.74885

Abstract

Higher education has undergone a significant transformation in recent decades due to technological developments, changing job market needs, and increased educational accessibility. Heutagogy, proposed by Stewart Hase and Chris Kenyon in 2000, emerged as an approach that prioritizes the independence and responsibility of learners in directing their learning process. This concept emphasizes learners as the main agent responsible for setting learning objectives, selecting resources, and evaluating learning outcomes. The main principles of heutagogy include independent learning, self-reflection, contextualization, and collaboration. In the digital era, heutagogy is increasingly relevant by utilizing online learning platforms, digital resources, and online collaboration tools. Research shows that heutagogy can improve learning motivation, student engagement, and the ability to apply knowledge in different contexts. This study uses bibliometric analysis to identify trends, key topics, and significant contributions to heutagogy literature in higher education and uncover existing research gaps.Dalam beberapa dekade terakhir, pendidikan tinggi mengalami transformasi signifikan akibat perkembangan teknologi, perubahan kebutuhan pasar kerja, dan peningkatan aksesibilitas pendidikan. Heutagogi, yang diusulkan oleh Stewart Hase dan Chris Kenyon pada tahun 2000, muncul sebagai pendekatan yang mengutamakan kemandirian dan tanggung jawab peserta didik dalam mengarahkan proses belajarnya sendiri. Konsep ini menekankan peserta didik sebagai agen utama yang bertanggung jawab untuk menetapkan tujuan pembelajaran, memilih sumber daya, dan mengevaluasi hasil belajar. Prinsip utama heutagogi mencakup belajar mandiri, refleksi diri, kontekstualisasi, dan kolaborasi. Dalam era digital, heutagogi semakin relevan dengan memanfaatkan platform pembelajaran daring, sumber daya digital, dan alat kolaborasi online. Penelitian ini menggunakan analisis bibliometrik untuk mengidentifikasi tren, topik utama, dan kontribusi signifikan dalam literatur heutagogi di pendidikan tinggi, serta mengungkap kesenjangan penelitian yang ada. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini menunjukkan bahwa heutagogi dapat meningkatkan motivasi belajar, keterlibatan mahasiswa, dan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks yang berbeda.
Micro-curriculum design of educational technology product-oriented in entrepreneurship courses Mario Emilzoli; Ai Pemi Priandani
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 2 (2024): Inovasi Kurikulum, May 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i2.69225

Abstract

Most universities in Indonesia have organized entrepreneurship courses through study programs according to their respective characteristics. However, many entrepreneurial product outputs from these courses remain irrelevant to the field of expertise in the study program, including the Educational Technology study program. A course's output or achievement can be conditioned through the curriculum or the context of the course, known as the micro curriculum. Based on this, this study aims to produce a micro curriculum design for entrepreneurship courses oriented towards educational technology products. The method used is Design-Based Research (DBR), which involves needs analysis, curriculum design, construction, evaluation, and reflection. The results showed that the curriculum design developed met the needs of entrepreneurial competencies relevant to the educational technology industry. In addition, this study also provides recommendations related to learning content, learning strategies, and assessment models that can be used to support the effectiveness of the designed curriculum. Hopefully, this curriculum can help students understand entrepreneurial theory and apply it to make innovative educational technology products. AbstrakMayorititas perguruan tinggi di seluruh Indonesia pada dasarnya telah menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan melalui program studi sesuai dengan ciri khas masing-masing. Namun, masih banyak ditemui luaran produk kewirausahaan dari mata kuliah tersebut tidak relevan dengan bidang keahlian yang terdapat pada program studi, tidak terkecuali pada program studi Teknologi Pendidikan. Luaran atau capaian dari sebuah mata kuliah pada dasarnya dapat dikondisikan melalui kurikulum atau dalam konteks mata kuliah dikenal dengan kurikulum mikro. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain kurikulum mikro mata kuliah kewirausahaan yang berorientasi pada produk teknologi pendidikan. Metode yang digunakan adalah Design Based Research (DBR), yang melibatkan analisis kebutuhan, desain dan konstruksi kurikulum, serta evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain kurikulum yang dikembangkan mampu memenuhi kebutuhan kompetensi kewirausahaan yang relevan dengan industri teknologi pendidikan. Selain itu, penelitian ini juga memberikan rekomendasi terkait konten pembelajaran, strategi pembelajaran, dan model penilaian yang dapat digunakan untuk mendukung efektivitas kurikulum yang dirancang. Diharapkan, kurikulum ini dapat membantu mahasiswa tidak hanya memahami teori kewirausahaan, tetapi juga menerapkannya dalam pembuatan produk teknologi pendidikan yang inovatif.Kata Kunci: kewirausahaan; mikro kurikulum; teknologi pendidikan