Kasus stunting masih menjadi permasalahan nasional dan tidak hanya terjadi di Aceh. Upaya_penanganan stunting pada bayi-balita berbasis masyarakat penting dilakukan dengan_pemberdayaan kader. Pengetahuan dan keterampilan kader yang belum optimal dapat menyebabkan pemberdayaan kader masih kurang efektif. Studi kasus ini bertujuan untuk menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada agregat bayi-balita stunting dengan pemberdayaan kader di Desa Rumpet, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar. Pengkajian keperawatan komunitas yang dilakukan menggunakan metode observasi dan wawancara. Hasil pengkajian ditetapkan dua diagnosis yaitu ketidakefektifan koping komunitas dan kesiapan meningkatkan literasi kesehatan. Perencanaan disusun untuk mencapai status kesehatan komunitas, pengetahuan perilaku kesehatan, dan pengarahan perawatan mandiri melalui pemberian edukasi terkait stunting yang berfokus pada gizi seimbang, pelatihan pengukuran antropometri, dan penyuluhan komunikasi efektif. Implementasi edukasi stunting dan pengukuran antropometri pada bayi-balita serta penyuluhan komunikasi efektif menggunakan metode ceramah dan demonstrasi kepada 5 kader Posyandu. Hasil evaluasi menggunakan pre-test terkait pengetahuan stunting didapatkan 1 kader (20%) berpengetahuan baik. Hasil pre-test terkait pengetahuan komunikasi efektif didapatkan 3 kader (60%) berpengetahuan baik. Sedangkan hasil post-test terkait pengetahuan stunting dan komunikasi efektif didapatkan 5 kader (100%) berpengetahuan baik dan hasil lembar checklist setelah pelatihan pengukuran antropometri para kader (100%) sudah mampu melakukan pengukuran antropometri dengan benar. Kesimpulan yang didapatkan yaitu kader memiliki peningkatan pengetahuan secara kognitif namun pada skill yang diharapkan untuk dapat dipraktekkan perlu diulang dan diberikan pelatihan secara kontinu oleh pihak terkait terutama puskesmas.