Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi implementasi manajemen risiko berbasis Artificial Intelligence (AI) pada sektor konstruksi, khususnya dalam pembangunan Gedung Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Jakarta oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Kompleksitas proyek konstruksi di era Industri 5.0 menghadirkan tantangan besar seperti koordinasi antar pihak yang kurang optimal, perubahan rencana mendadak, volume data yang besar, serta risiko teknis dan operasional. Pendekatan tradisional dalam manajemen risiko seringkali tidak mampu memenuhi kebutuhan akan kecepatan, akurasi, dan adaptabilitas yang tinggi. Teknologi AI menawarkan solusi inovatif melalui kemampuan otomatisasi identifikasi risiko, analisis prediktif berbasis data historis, evaluasi risiko real-time, optimasi mitigasi, dan pemantauan berkelanjutan. Dalam konteks proyek RSPON, AI digunakan untuk mengelola berbagai aspek seperti pengelolaan sumber daya manusia, material, alat berat, waktu, dan anggaran. Proses ini melibatkan integrasi algoritma machine learning, analitik big data, dan sistem berbasis IoT untuk memitigasi risiko yang dapat memengaruhi keberhasilan proyek. Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui wawancara semi-terstruktur, observasi langsung, dan analisis dokumen proyek. Data kuantitatif juga digunakan untuk mengevaluasi efisiensi waktu, penghematan biaya, dan pengurangan risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan AI secara signifikan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, menurunkan potensi keterlambatan, dan mengoptimalkan alokasi sumber daya. Namun, implementasi AI dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti kebutuhan investasi awal yang besar, ketergantungan pada data berkualitas tinggi, dan kesiapan tenaga kerja dalam menghadapi transformasi digital. Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dalam literatur manajemen risiko berbasis teknologi dan menawarkan panduan praktis bagi perusahaan konstruksi dalam mengadopsi AI. Implikasi kebijakan mencakup kebutuhan untuk pengembangan infrastruktur teknologi, pelatihan tenaga kerja, dan kerangka regulasi yang mendukung transformasi digital di sektor konstruksi. Dengan demikian, implementasi AI dalam manajemen risiko dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industri konstruksi di era digital.