Claim Missing Document
Check
Articles

Distribusi Spasial dan Ketebalan Hutan Mangrove terhadap Intrusi Air Laut di Kecamatan Cilacap Tengah Fauziyah, Nur Laily; Wahyu Setyaningsih; Dewi Liesnoor Setyowati; Wahid Akhsin Budi Nur Sidiq
Indonesian Journal of Conservation Vol. 13 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v13i1.5127

Abstract

Intrusi air laut merupakan salah satu masalah utama yang umum terjadi di wilayah pesisir. Kecamatan Cilacap Tengah merupakan salah satu kecamatan di pesisir selatan Jawa yang diduga mengalami intrusi air laut yang juga memiliki ekosistem hutan mangrove. Hutan mangrove dianggap mampu meminimalisir terjadinya intrusi air laut melalui sistem perakaran, batang, dan daunnya yang mampu beradaptasi dengan air asin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hutan mangrove terhadpa intrusi air laut yang dilakukan dengan menganalisis distribusi spasial dan ketebalan hutan mangrove terhadap intrusi air laut. Analisis yang digunakan yakni analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan mangrove tersebar di Kelurahan Kutawaru, Donan, dan Lomanis. Adapun ketebalan hutannya berkisar 0-867,3 m. Hasil pemetaan intrusi air laut menunjukkan bahwa di Kecamatan Cilacap Tengah terdapat daerah yang tidak terintrusi, intrusi sedang, dan intrusi tinggi. Berdasarkan hasil pemetaan di antara keduanya, menunjukkan bahwa di daerah yang bermangrove luas dan tebal tidak mengalami intrusi hingga mengalami intrusi sedang. Sedangkan daerah yang tidak bermangrove dan bermangrove tipis mengalami intrusi sedang hingga tinggi. Sehingga penanaman hutan mangrove harus dilakukan secara lebih merata di lahan-lahan yang tidak bermangrove sama sekali, mengingat keberadaan hutan mangrove berpengaruh terhadap kondisi intrusi air laut di Kecamatan Cilacap Tengah.
Empowering the Tambakrejo Area Community as a Smart and Disaster Resilient Village in Semarang City Martuti, Nana Kariada Tri; Hidayah, Isti; Sidiq, Wahid Akhsin Budi Nur; Saputro, Danang Dwi; Rahayu, RR. Sri Ratna
Jurnal Abdimas Vol. 28 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/9m777k53

Abstract

Tambakrejo Village is one of the areas in Semarang City that is often affected by flooding, administratively it is included in Gayamsari District. Being in a coastal area with an elevation close to sea level means that the Tambakrejo District area has the risk of flooding and tidal problems, where tidal disasters have so far submerged more than 2.5 hectares of land with 25 residents' houses lost. Flood and tidal conditions directly or indirectly affect all aspects of people's lives. The impact of disasters results in damage to facilities and infrastructure, disruption of social activities, education and public health. If this continues, it is feared that it will increase community vulnerability and decline. The aim of the DPIK program is to increase community capacity to have the independent ability to adapt in facing potential disasters and other impacts of climate change, through the Smart and Disaster Resilient Village movement.
Increasing Farmer Capacity Towards Protecting the Geographical Indication of Mount Ungaran Coffee Gustaman, Fulia Aji; Apristiai, Lelu Dina; Sidiq, Wahid Akhsin Budi Nur; Mutiatari, Dhita Prasisca; Budiansyah, Dadan
Jurnal Abdimas Vol. 28 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/nsznv207

Abstract

Kendal Regency is the 4th largest coffee producing area in Central Java Province with total production reaching 1,806.30 tons in 2021. Coffee production in Kendal Regency in 2021 was produced by Singorojo District amounting to 469 tons, Limbangan District amounting to 450 tons, Patean District amounting to 361 tons and Sukorejo District amounted to 322 tons. One of the coffee producing areas in Limbangan District is Ngesrepbalong Village where the majority of the type of coffee produced is robusta coffee. Based on initial observations of 17 coffee farmers who are members of the Berkah Wana Lestari coffee group in Ngesrepbalong Village, in the 2021 harvest season, the total coffee harvest reached 10.7 tonnes with a productivity level of 0.12 tonnes/ha. On average, each coffee tree in Ngesrepbalong Village produces 2 kilograms of wet coffee fruit (cherry) with a harvest ratio of once a year. The problems experienced by partners are (1) The coffee farming community does not yet know the importance of geographical indications for Mount Ungaran coffee products, there is no coffee farming community institution that focuses on inventory and documentation of geographical indications for Mount Ungaran coffee products, (2) There is no broad information base. land, productivity and detailed characteristics regarding Mount Ungaran coffee, (3) Limited equipment to support the production of organic fertilizer in coffee cultivation activities in Ngesrepbalong Village. Activities carried out by pioneering geographical indications include strengthening group institutions, facilitating facilities and infrastructure to support coffee cultivation, introducing geographical indications, participatory mapping of coffee land and preparing a geographic indication database.
Improving the Knowledge and Skills of Kelurahan Officials in Managing Data and Land Use Maps to Support Administrative Order in Semarang City Sanjoto, Tjaturahono Budi; Sriyanto, Sriyanto; Nugraha, Satya Budi; Sidiq, Wahid Akhsin Budi Nur
Jurnal SOLMA Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v11i1.7333

Abstract

Background: Kemajuan teknologi pada era industri 4.0 yang merupakan era digital menuntut segala informasi untuk mudah diakses termasuk informasi spasial. Salah satunya adalah informasi tentang pengunaan lahan di suatu wilayah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi perangkat kelurahan dalam mengelola data dan peta penggunaan lahan di wilayahnya. Metode: Mitra kegiatan pengabdian ini adalah perangkat Kelurahan Pakintelan, Kelurahan Sekaran dan Kelurahan Patemon. Peserta bimtek sejumlah enam orang perangkat dari ketiga kelurahan tersebut. Kegiatan dilakukan dengan memberikan bimbingan teknis (bimtek) untuk mengelola data dan peta penggunaan lahan. Hasil: Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan perangkat kelurahan dalam mengelola data dan peta penggunaan lahan di wilayah masing-masing. Selain itu tersedianya peta penggunaan lahan terbaru untuk ketiga kelurahan. Kesimpulan: Peningkatan pengetahuan dan keterampilan perangkat kelurahan dalam mengelola data dan peta penggunaan lahan dapat membantu dalam mewujudkan tertib administrasi di tingkat kelurahan di Kota Semarang.
EFEKTIVITAS BRT TAYO DALAM MENGURANGI KEMACETAN LALU LINTAS DI KORIDOR 4 KOTA TANGERANG Rachmasari, Danvie; Sidiq, Wahid Akhsin Budi Nur; Hariyanto, Hariyanto; Putro, Saptono
Jurnal Inovasi Konstruksi Vol 4, No 2 (2025): October
Publisher : Politeknik Pekerjaan Umum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56911/jik.v4i2.176

Abstract

Pertumbuhan penduduk dan tingginya mobilitas di Kota Tangerang menyebabkan meningkatnya volume kendaraan dan berdampak pada kemacetan lalu lintas, terutama di ruas jalan utama yang dilalui oleh layanan Bus Rapid Transit (BRT) Tayo Koridor 4. Metode pengumpulan data dengan survei lapangan, dokumentasi, studi dokumen, wawancara, dan kuesioner. Parameter yang diukur meliputi volume lalu lintas, kapasitas jalan, tingkat pelayanan jalan, faktor muat, waktu antara, kecepatan perjalanan, waktu sirkulasi, serta evaluasi kepuasan pelanggan terhadap aspek aksesibilitas, ketepatan waktu, tarif, maupun keamanan dan kenyamanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pelayanan jalan paling rendah selama 3 tahun berada di kategori LOS E dan D artinya kondisi lalu lintas berada di zona tidak stabil, hampir mendekati kapasitas jalan.  Sedangkan efektivitas operasional BRT masih belum optimal. Faktor muat tergolong rendah di sebagian besar waktu operasional, waktu antara tidak stabil terutama pada siang dan sore hari, kecepatan rata – rata perjalanan rendah, serta waktu sirkulasi tertinggi terjadi pada jam sibuk pagi dan sore. Dari sisi kepuasan pelanggan, aksesibilitas (77,8%) dan ketepatan waktu (72%) dinilai puas sedangkan tarif (81%), keamanan dan kenyamanan (85%) yang dinilai sangat puas. Namun, masih diperlukan optimalisasi manajemen lalu lintas dan perbaikan infrastruktur pendukung BRT sebagai solusi transportasi yang lebih efektif.
Dampak Spasial Kawasan Industri Terpadu Batang terhadap Alih Fungsi Lahan dan Implikasinya bagi Perencanaan Tata Ruang Maharanti, Luxiant Rizqika Putri; Juhadi, Juhadi; Banowati, Eva; Sidiq, Wahid Akhsin Budi Nur
Geomedia Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol. 23 No. 2 (2025): Geo Media : Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v23i2.90138

Abstract

Pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru, namun menyebabkan alih fungsi lahan besar yang memengaruhi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penelitian ini menganalisis dampak spasial KITB, termasuk proses, pola, dan struktur spasial serta implikasinya bagi perencanaan tata ruang. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif berbasis keruangan dengan analisis deskriptif, menggunakan data dari interpretasi citra satelit Sentinel-2A SR, survei lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Analisis Average Nearest Neighbor (ANN) mengindikasikan pola alih fungsi lahan yang mengelompok (Z-score < -2.58), terutama di wilayah penyangga KITB. 15.1% (3.226.16 Ha) lahan mengalami alih fungsi lahan yang terjadi baik pada lahan vegetatif seperti hutan tanaman dan semak belukar maupun lahan terbangun, lahan terbuka, perairan, dan pertanian. Ketidaksesuaian dengan RTRW disebabkan tumpang tindih kebijakan dan lemahnya pengawasan. Maka diperlukan intervensi kebijakan untuk meminimalkan dampak negatif dan mendorong penyesuaian RTRW yang berimbang dengan pengendalian konversi lahan.
Co-Authors Abdul Jabbar Abdul Jabbar Agus Ananto Widodo, Agus Ananto Amalia, Venny Amalia, Venny Amidi Amidi Ananto Aji, Ananto Andi Irwan Benardi, Andi Irwan Andin Irsadi Apik Budi Santoso Aprillia Findayani Apristiai, Lelu Dina Budiansyah, Dadan Dewi Liesnoor Setyowati Dhoni Hartanto DIMAS WICAKSONO Ditha Prasisca Mutiatari Etty Soesilowati Eva Banowati Fahrudin Hanafi, Fahrudin Falisah, Dwi Fiska Fauziyah, Nur Laily Fredy Hermanto, Fredy Fulia Aji Gustaman, Fulia Aji HARIYANTO HARIYANTO Haruman, Willar Isti Hidayah Juhadi Juhadi Juhadi Juhadi Khair, Amar Sharaf Eldin Krissantia Serlin Anjarlina M Nurul Huda Fadli Zaka M. Nurul Huda Fadli Zaka Maharanti, Luxiant Rizqika Putri Mahmud, Arif Khoir Margareta Rahayuningsih Nugroho Edi K Melati, Inaya Sari Mochamad Lutfi Mas’ud Mohammad Ilham Muhyidhin Mutiatari, Dhita Pracisca Mutiatari, Dhita Prasisca Nana Kariada Trimartuti Nanik Setyowati Nayam, Nasir Nur Kusuma Dewi Pradika Adi Wijayanto Priakusuma, Dwi Purnomo Adi Saputro Purwaningsih, Iis Purwaningsih, Widya Purwaningsih, Widya Rachmasari, Danvie Rahayu, Rr. Sri Ratna Rahma Hayati Ramadhan, Dani Ridwan, Arifin Rohmah, Arifah Nor Roisyah Budiati Saptono Putro Satya Budi Nugraha Somantri, Dadang Sri Mulyani Endang Susilowati, Sri Mulyani Endang Sriyanto Sriyanto Sriyanto Sriyanto Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti Sumarso, Muhammad Yunan Tjaturahono Budi Sanjoto Tjaturahono Budi Sanjoto Tjaturahono Budi Sanjoto Toriqo Gusniar Ramadhan Trimartuti, Nana Kariada Tsabit Azinar Ahmad WAHYU SETYANINGSIH Wiluyana, Ageng Ihsani Zulfikar Ardiansyah Fajri