p-Index From 2020 - 2025
5.398
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Edu-Sains: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Reaktor CHEMICA Jurnal Teknik Kimia JUIMA : Jurnal Ilmu Manajemen Prosiding Semnastek Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Jurnal Riset Akuntansi Terpadu Sari Pediatri Paediatrica Indonesiana JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN INDONESIA Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat JIM UPB (Jurnal Ilmiah Manajemen Universitas Putera Batam) Sains Natural: Journal of Biology and Chemistry Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia Jurnal Mina Sains Eksis: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis Jurnal Sains Sosio Humaniora Jesya (Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah) Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan Entrepreneurship Jurnal Dedikasi Pendidikan Jurnal Gentala Pendidikan Dasar Procuratio : Jurnal Ilmiah Manajemen Kurs : Jurnal Akuntansi, Kewirausahaan dan Bisnis Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Journal of the Indonesian Medical Association : Majalah Kedokteran Indonesia Jurnal Eduscience (JES) Jurnal Inovasi Ekonomi Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat BALABA (JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA) Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika (MIMS) Jurnal Daya Mas : Media Komunikasi dan Informasi Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti (JAICB) JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Jurnal Cahaya Mandalika Bisnis Net : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Relativitas : Jurnal Riset Inovasi Pembelajaran Fisika Jurnal Ekonomi Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (JEBMA) INVOICE : JURNAL ILMU AKUNTANSI Jurnal Luminous: Riset Ilmiah Pendidikan Fisika Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat JAKA (Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Auditing) Journal of Fibers and Polymer Composites Jurnal Edu Sosial : Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Jurnal Manajemen Dan Akuntansi Medan Joong-Ki
Claim Missing Document
Check
Articles

Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 – 18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia 2017 Hartono Gunardi; Cissy B. Kartasasmita; Sri Rezeki Hadinegoro; Hindra Irawan Satari; Soedjatmiko Soedjatmiko; Hanifah Oswari; Hardiono D Pusponegoro; Jose R Batubara; Arwin AP Akib; Badriul Hegar; Piprim B Yanuarso; Toto Wisnu Hendrarto
Sari Pediatri Vol 18, No 5 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.754 KB) | DOI: 10.14238/sp18.5.2017.417-22

Abstract

Ikatan Dokter Anak Indonesia melalui Satuan Tugas Imunisasi mengeluarkan rekomendasi Imunisasi IDAI tahun 2017 untuk menggantikan jadwal imunisasi sebelumnya. Jadwal imunisasi 2017 ini bertujuan menyeragamkan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan RI khususnya untuk imunisasi rutin. Jadwal imunisasi 2017 juga dibuat berdasarkan ketersediaan kombinasi vaksin DTP dengan hepatitis B seperti DTPw-HB-Hib, DTPa-HB-Hib-IPV, dan dalam situasi keterbatasan atau kelangkaan vaksin tertentu seperti vaksin DTPa atau DTPw tanpa kombinasi dengan vaksin lainnya. Hal baru yang terdapat pada jadwal 2017 antara lain: vaksin hepatitis B monovalen tidak perlu diberikan pada usia 1 bulan apabila anak akan mendapat vaksin DTP-Hib kombinasi dengan hepatitis B; bayi paling sedikit harus mendapat satu dosis vaksin IPV (inactivated polio vaccine) bersamaan (simultan) dengan OPV-3 saat pemberian DTP-3; vaksin DTPw direkomendasikan untuk diberikan pada usia 2,3 dan 4 bulan. Hal baru yang lain adalah untuk vaksin influenza dapat diberikan vaksin inaktif trivalen atau quadrivalen, vaksin MMR dapat diberikan pada usia 12 bulan apabila anak belum mendapat vaksin campak pada usia 9 bulan. Vaksin HPV apabila diberikan pada remaja usia 10-13 tahun, pemberian cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan; respons antibodi setara dengan 3 dosis. Vaksin Japanese Encephalitis direkomendasikan untuk diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah endemis atau pada turis yang akan bepergian ke daerah endemis. Vaksin dengue direkomendasikan untuk diberikan pada anak usia 9-16 tahun dengan jadwal 0, 6, dan 12 bulan. Dengan pemberian imunisasi sesuai rekomendasi, diharapkan anak-anak Indonesia terlindungi dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. 
Penilaian Early Language Milestone Scale 2 (Elm Scale 2) Pada Anak dengan Keterlambatan Bicara Martira Maddeppungeng; Soedjatmiko Soedjatmiko
Sari Pediatri Vol 9, No 2 (2007)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.509 KB) | DOI: 10.14238/sp9.2.2007.93-100

Abstract

Latar belakang. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangTujuan Penelitian. Mendapatkan gambaran umum pada anak dengan keterlambatan bicara/bahasa denganmenggunakan ELM scale 2.Metode. Penelitian deskriptif potong lintang dilakukan pada 49 anak berusia 1-36 bulan denganketerlambatan bicara di Poliklinik Tumbuh Kembang RSUP Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RSIAHermina Bekasi, pada bulan September sampai Desember 2006.Hasil. Persentase anak dengan gangguan bicara ekspresif 22 (44,9%). Berdasarkan nilai persentil skor,terbanyak 30 (61,2%) mempunyai nilai basal pada auditori ekspresif < 2, dan 19 (38,8%) yang mempunyainilai persentil skor 2-98. Walaupun nilai ini berada pada rentang skor 2-98, anak yang mempunyai persentilskor 2,5,10 tetap didapatkan fail menurut umur pada rentang 75-90%( non critical item) penilaian ELMscale 2. Hal ini masih lebih baik dibanding jika anak mempunyai nilai skor standar <2 dengan keterlambatanjauh di bawah normal untuk umur yang sama.Kesimpulan. Dengan penilaian ELM scale 2 pada anak keterlambatan bicara, dapat jelas terlihatketerlambatan terjadi pada sektor Auditori Ekspresi (AE), Auditori Reseptif (AR) atau Visual. Point skoryang rendah pada Auditori Reseptif merupakan petunjuk perlunya pemeriksaan pendengaran pada anakketerlambatan bicara
Rekomendasi Satgas Imunisasi Sri Rezeki S Hadinegoro; Soedjatmiko Soedjatmiko
Sari Pediatri Vol 8, No 1 (2006)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.154 KB) | DOI: 10.14238/sp8.1.2006.84-92

Abstract

Menghadapi masalah kesehatan anak dunia, Indonesia tidak dapat berdiam diri namunharus turut berpartisipasi aktif. Pakar WHO menegaskan bahwa dalam upaya pencegahanpenyakit infeksi, dua hal yang harus menjadi perhatian utama ialah penyediaan air bersihdan imunisasi. Munculnya resistensi antibiotik pada beberapa mikroorganisme, keadaanimunokompromais, peningkatan kesehatan anak dengan risiko tinggi, telah memicupara ahli memalingkan arah untuk mencapai upaya pencegahan yang paripurna. Dalamsatu dasa warsa terakhir, imunisasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesatseiring dengan kemajuan teknik rekayasa genetika dan biomolekuler. Masuknya vaksinbaru sebagai hasil teknologi modern yaitu vaksin influenza trivalen (TIV) dan vaksinpneumokokus (PCV7) memerlukan panduan penggunaannya yang dituangkan dalamRekomendasi Satgas Imunisasi IDAI.
Penilaian Perkembangan Bayi Risiko Tinggi dan Rendah pada Usia 3 dan 6 Bulan dengan Instrumen Bayley Scales of Infant and Toddler DevelopmentEdisi III Rini Purwanti; Imral Chair; Soedjatmiko Soedjatmiko
Sari Pediatri Vol 14, No 1 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp14.1.2012.24-9

Abstract

Latar belakang. Enam bulan pertama kehidupan merupakan kesempatan emas untuk melakukan deteksi dini gangguan tumbuh kembang. Bayi risiko tinggi (risti) merupakan kelompok yang rentan terhadap keterlambatan perkembangan. Contoh instrumen penilaian perkembangan yang terbaru adalah Bayley scales of infant and toddler developmentEdisi III (Bayley III).Tujuan.Mengetahui gambaran keterlambatan perkembangan bayi risiko tinggi dan rendah pada usia 3 dan 6 bulan.Metode. Penelitian kohort prospektif dilakukan terhadap bayi risti yang mendapat perawatan di Unit Neonatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan bayi risiko rendah di empat Posyandu serta Poliklinik Tumbuh Kembang RSCM selama periode Mei – Desember 2010. Penilaian perkembangan dilakukan dengan instrumen Bayley III pada usia koreksi 3 dan 6 bulan. Hasil. Proporsi laki-laki lebih banyak pada kedua kelompok. Proporsi gagal tumbuh pada kelompok risti lebih banyak dan meningkat pada usia 6 bulan (20,6% vs 3,6%). Median nilai komposit pada area area kognitif dan motorik lebih rendah untuk bayi risti (p<0,05). Risiko relatif gangguan perkembangan untuk area kognitif, komunikasi, motorik dan adaptif pada usia 6 bulan adalah 3,1 (IK95% 1,29-7,91), 3,5 (IK95% 1,4-11,7), 4,1 (IK95% 1,5-11,5), dan 4 (IK95% 1,23-135). Jumlah morbiditas berpengaruh terhadap kejadian keterlambatan di seluruh area pada usia 6 bulan (p<0,05). Kesimpulan. Perkembangan bayi risti di area kognitif dan motorik pada usia 3 dan 6 bulan terlambat. Risiko keterlambatan perkembangan lebih jelas terlihat pada usia yang lebih tua. Banyaknya morbiditas perinatal mempengaruhi derajat keterlambatan.
Gambaran Bullying dan Hubungannya dengan Masalah Emosi dan Perilaku pada Anak Sekolah Dasar Soedjatmiko Soedjatmiko; Waldi Nurhamzah; Anastasia Maureen; Tjhin Wiguna
Sari Pediatri Vol 15, No 3 (2013)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp15.3.2013.174-80

Abstract

Latar belakang. Prevalensi bullying pada anak SD di Indonesia belum diketahui.Tujuan. Mengetahui gambaran dan prevalensi bullying, pemahaman pelajar mengenai istilah bullying, hubungan antara status bullying dengan masalah emosi, dan perilaku serta prestasi akademis.Metode. Penelitian potong lintang dengan subyek pelajar SD kelas V usia 9-11 tahun di SDN Cikini 02 Pagi dan SDS Tunas Bangsa pada bulan Oktober 2011. Bullying dinilai menggunakan Olweus Bully/Victim Questionnaire yang dimodifikasi, sedangkan masalah emosi dan perilaku dideteksi menggunakan self-report Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). Prestasi akademis dinilai berdasarkan nilai rapor tengah semester.Hasil. Penelitian dilakukan pada 76 subyek dan didapatkan prevalensi bullying 89,5%. Tidak terdapat perbedaan jenis kelamin pada subyek yang terlibat dalam bullying. Sebagian besar subyek yang terlibat bullying berusia >9 tahun. Subyek dengan status sosio-ekonomi rendah cenderung menjadi korban, sedangkan subyek dengan status sosio-ekonomi menengah dan tinggi cenderung menjadi korban sekaligus pelaku. Tipe bullying tersering adalah fisik. Pelaku bullying terbanyak adalah teman sebaya. Bullying paling sering terjadi di ruang kelas pada waktu istirahat sekolah. Dampak bullying jangka pendek tersering yang dialami korban adalah perasaan sedih. Sebagian besar korban melaporkan bullying yang dialaminya kepada orang lain. Hanya 22% subyek yang mengetahui istilah bullying dengan tepat. Tidak didapatkan hubungan antara status bullying dengan masalah emosi dan perilaku maupun prestasi akademis.Kesimpulan. Prevalensi bullying pada murid kelas V SDN Cikini 02 Pagi dan SDS Tunas Bangsa 89,5%. Pemahaman tentang istilah bullying pada anak SD di Jakarta Pusat rendah. Tidak didapatkan hubungan antara status bullying dengan masalah emosi dan perilaku maupun prestasi akademis.
Sensori Integrasi: Dasar dan Efektivitas Terapi Elina Waiman; Soedjatmiko Soedjatmiko; Hartono Gunardi; Rini Sekartini; Bernie Endyarni
Sari Pediatri Vol 13, No 2 (2011)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp13.2.2011.129-36

Abstract

Terapi sensori integrasi, sebagai bentuk terapi okupasi, mulai populer diberikan untuk tata laksana anak dengan berbagai gangguan perkembangan, belajar, maupun perilaku. Namun dasar teori, bentuk gangguan pemrosesan sensori, dan efektivitas terapi umumnya belum diketahui secara luas di kalangan dokter spesialis anak. Bukti sahih tentang manfaat terapi sensori integrasi untuk tata laksana anak dengan gangguan spesifik memungkinkan aplikasi dan pemberian edukasi pada keluarga pasien secara lebih optimal.
Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita Soedjatmiko Soedjatmiko
Sari Pediatri Vol 3, No 3 (2001)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.736 KB) | DOI: 10.14238/sp3.3.2001.175-88

Abstract

Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita dapat dilakukan melalui anamnesis,pemeriksaan fisis rutin, skrining perkembangan dan pemeriksaan lanjutan. Keluhanorangtua mengenai penyimpangan perkembangan anaknya perlu ditindaklanjuti karenasebagian terbukti benar. Penting pula menanyakan faktor-faktor risiko di lingkunganmikro (ibu), mini (lingkungan keluarga dan tempat tinggal), meso (lingkungan tetangga,polusi, budaya, pelayanan kesehatan dan pendidikan) dan makro (kebijakan program)yang dapat mengganggu tumbuh kembang balita atau dapat dioptimalkan untukmengatasi gangguan tersebut. Pemeriksaan fisis rutin meliputi pengukuran tinggi danberat badan, bentuk dan ukuran lingkar kepala, kelainan organ-organ lain danpemeriksaan neurologis dasar. Skrining perkembangan dapat menggunakan kuesioneratau melakukan pengamatan langsung pada balita. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan(KPSP) berisi 10 pertanyaan untuk setiap kelompok umur, yang ditanyakan kepadaorangtua oleh paramedis atau dokter. Buku Pedoman Perkembangan Anak di Keluarga(Depkes RI) menilai 4 keterampilan balita untuk setiap kelompok umur, yang dapatdilakukan oleh paramedis atau kader kesehatan. Pediatric Symptom Checklist (PSC) berisi35 perilaku anak yang dapat ditanyakan oleh paramedis atau dokter kepada orangtua.Kuesioner Skrining Perilaku Anak Prasekolah menyerupai PSC tetapi hanya berisi 30pertanyaan. Skrining Perkembangan Denver II mempunyai kepekaan yang cukup baikuntuk deteksi gangguan gerak kasar, gerak halus, berbahasa dan personal sosial. Selainitu secara tidak langsung dapat mendeteksi gangguan penglihatan, koordinasi matatangan,pendengaran, pemahaman, komunikasi verbal - non verbal, pemecahan masalahdan kemandirian, namun kurang peka untuk gangguan emosional. Checklist for Autismin Toddlers (CHAT) adalah salah satu alat skrining untuk deteksi dini gangguan spektrumautistik (austistic spectrum disorder) anak umur 18 bulan sampai 3 tahun. Pemeriksaanlanjutan yang komprehensif sebaiknya melibatkan berbagai profesi dan disiplin keilmuanuntuk memastikan jenis, derajat dan penyebab gangguan, serta merencanakan tindaklanjut yang komprehensif dan terintegrasi agar anak dapat tumbuh kembang optimal.
Gangguan Perilaku Pasien Diabetes Melitus tipe-1 di Poliklinik Endokrinologi Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Lily Rahmawati; Soedjatmiko Soedjatmiko; Hartono Gunardi; Rini Sekartini; Jose RL. Batubara; Aman B. Pulungan
Sari Pediatri Vol 9, No 4 (2007)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.243 KB) | DOI: 10.14238/sp9.4.2007.264-9

Abstract

Latar belakang. Diabetes melitus tipe-1 (DM tipe-1) merupakan penyakit kronis yang dapat mempengaruhiemosi dan perilaku anak dan remaja. Pasien mengalami tekanan yang berhubungan dengan bagaimanamengontrol metabolik dan tumbuh kembang yang sedang berlangsung.Tujuan. Mengetahui gangguan perilaku pasien DM tipe-1 dan faktor-faktor yang berhubungan dengangangguan perilaku.Metode. Penelitian dilakukan secara potong lintang pada bulan Agustus 2006 di poliklinik EndokrinologiDepartemen IKA FKUI RSCM. Subjek penelitian adalah pasien DM tipe-1 umur 4-18 tahun yang diambilsecara purposive sampling. Sumber data diperoleh dari orangtua/ wali responden dengan wawancaraterpimpin, menggunakan Pediatric Symptom Check List-17 (PSC-17) dan Kuesioner Masalah MentalEmosional (KMME).Hasil. Prevalensi gangguan perilaku pasien DM tipe-1 dijumpai kemungkinan gangguan psikososial 45,8%,paling banyak adalah gangguan internalisasi (33,3%). Kemungkinan gangguan mental emosional 41,7%.Lama sakit lebih dari 5 tahun dan pernah mengalami komplikasi memiliki risiko lebih besar mengalamigangguan mental emosional.Kesimpulan. Kemungkinan gangguan perilaku pada diabetes tipe-1 45,8%. Skrining gangguan perilakupada pasien DM tipe-1 perlu dilakukan secara rutin di pusat pelayanan kesehatan sehingga dapat segeradievaluasi lebih lanjut. 
Kualitas Hidup Anak dengan Hemofilia di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Febrini Agasani; Soedjatmiko Soedjatmiko; Endang Windiastuti
Sari Pediatri Vol 21, No 2 (2019)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.2.2019.73-80

Abstract

Latar belakang. Hemofilia merupakan salah satu penyakit kronik yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Tujuan. Mengetahui prevalensi, gangguan kualitas hidup, kesesuaian kualitas hidup berdasarkan laporan anak dan laporan orangtua serta pengaruh faktor medis terhadap kualitas hidup anak hemofilia di RSCM.Metode. Penelitian potong lintang pada pasien hemofilia usia 5-18 tahun di Poliklinik Hematologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM selama September-Desember 2016. Pengisian kuesioner PedsQLTM 4.0 dilakukan dengan wawancara. Faktor risiko dianalisis secara multivariat. Hasil. Gangguan kualitas hidup menurut laporan anak 52,9% (rerata 64,37±11,75) dan menurut orangtua 60,8% (rerata 64,37±13,87) dari total 102 anak hemofilia. Dimensi yang paling terganggu adalah dimensi fisik menurut kelompok 5-7 tahun, sedangkan menurut kelompok 8-18 tahun adalah dimensi fisik dan sekolah. Terdapat ketidaksesuaian antara laporan kualitas hidup anak dan orangtua pada kelompok usia 5-7 tahun. Kekakuan sendi merupakan faktor risiko terjadinya gangguan kualitas hidup menurut laporan anak (p=0,005, RP 4,335, IK 95% 1,550-12,126) dan orangtua (p=0,04, RP 2,902, IK 95% 1,052-8,007).Kesimpulan. Terdapat 52,9% (laporan anak) dan 60,8% (laporan orangtua) anak hemofilia yang kualitas hidupnya terganggu. Kekakuan sendi merupakan faktor yang paling memengaruhi kualitas hidup. Untuk menilai kualitas hidup anak usia 5-7 tahun diperlukan laporan anak dan orangtuanya, sedangkan anak usia 8-18 tahun cukup laporan anak atau orangtua saja.
Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 – 18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020 Soedjatmiko Soedjatmiko; Mei Neni Sitaresmi; Sri Rezeki S. Hadinegoro; Cissy B. Kartasasmita; Ismoedijanto Moedjito; Kusnandi Rusmil; Syawitri P. Siregar; Zakiuddin Munasir; Dwi Prasetyo; Gatot Irawan Sarosa
Sari Pediatri Vol 22, No 4 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.4.2020.252-60

Abstract

Ikatan Dokter Anak Indonesia secara periodik mengkaji rekomendasi jadwal imunisasi untuk menyesuaikan dengan berbagai perkembangan yang terkait dengan jadwal imunisasi di Indonesia. Jadwal imunisasi 2020 ini bertujuan agar dapat digunakan oleh anggota IDAI dalam memenuhi keinginan masyarakat mendapatkan vaksin yang lebih lengkap. Perubahan pada  rekomendasi tahun 2020 adalah pada imunisasi Hepatitis B, IPV, BCG, DTP, Hib, Campak /MR/MMR, JE, Varicella, Hepatitis A dan Dengue.  Jadwal imunisasi lain tidak ada perubahan. Untuk memudahkan dalam melaksanakannya dilampirkan juga tabel jadwal imunisasi tahun 2020. Untuk memahami dasar pertimbangan jadwal imunisasi dan perubahannya perlu mempelajari  uraian di dalam artikel ini dan keterangan dibawah tabel tersebut untuk diterapkan ke dalam layanan imunisasi.
Co-Authors Abdul Latief Abdul Latief Abdullah Reza Afreni Hamidah Agus Aktawan, Agus Agus Firmansyah Agus Firmansyah Agus Firmansyah Agus Ramli Ahmad Rifai Sanuhung Alwi Alwi Alwi Alwi Amal Fatullah Randy Aman B. Pulungan Anastasia Maureen Ari Prayitno Arif Trihandoyo Aris Munandar Aris Munandar Arwin AP Akib Arwin AP Akib Aryono Hendarto Badriul Hegar Bambang Tridjaja AAP, Bambang Tridjaja Bernie Endyarni Medise Budi Setya Wardhana Cissy B Kartasasmita Cissy B. Kartasasmita Cissy B. Kartasasmita Dadi Suyoko Damayanti Rusli Sjarif Darmawan B. Setyanto Desyandri Desyandri Dominicus Husada Dwi Astri Ayu Purnama Dwi Fachri Harahap Dwi Prasetyo Dwi Prasetyo Dwi Putro Widodo Effie Koesnandar Elfan Muhamad Alfarizi Elina Waiman Emerensiana Ngaga Emiliana Metan Meolbatak Endah Yaodah Kodratila Endang Windiastuti Enggar Diah Puspa Arum Evi Adriani Evita Anggereini Fajarna, Farah Fajrul Wahdi Ginting Fajrul Wahdi Ginting Faradhilla Faradhilla Faradhillah Farrah Fadhillah Hanum Febrini Agasani Fitrianingsih Amalo Frans Yosep Sitepu Fransisca Handy Frengky Tedy Frieda Handayani Kawanto Frieda Handayani Kawanto Gatot Irawan Sarosa Gatot Irawan Sarosa Halimatus Sakdiah Hanifah Mutiah Hanifah Oswari Hanifah Oswari Hardiono D Pusponegoro Hartono Gunardi Hartono Gunardi Hartono Gunardi Hartono Gunardi Hartono Gunardi Hartono Gunardi Hartono Gunardi Helmi Purnama Herlina Herlina Hindra Irawan Satari Hindra Irawan Satari Ignatius Pricher Agung Nirwanto Samane Ihat Sugianti Ikhsan Johnson Ikhsan Johnson Ilham Mufandi Imam Mukhlash Imral Chair Indra Permana Intan Dwi Isparulita Intisari Haryati Irawan Mangunatmadja Ismoedijanto Jaenab, Jaenab Jaka Wijaya Ja‟inang Ja‟inang Jeane Roos Ticoalu Jose RL Batubara Julfina Bisanto, Kemas Firman Khusnul Khatimah Kusnandi Rusmil Kusnandi Rusmil Lee Wah Lim Lilis Sugiarti Lily Rahmawati M. Rimawan Maghfirah Zulfa Maha Putra Mardjanis Said Martira Maddeppungeng Martira Maddepunggeng Martomo Setyawan Maryudi Maryudi Maryudi Maryudi Mayke Sugianto Tedjasaputra Megamawarni Megamawarni Mei Neni Sitaremi Mei Neni Sitaresmi Meutia, Firdalena Muhammad Alfian Muhammad Nur Arkham Muhammad Yamin Mulya Rahma Karyanti, Mulya Rahma Mulyanis Nafira Alfi Zaini Amrillah Nafisah Nurul Rahmatia Nafisah Nurulrahmatiah Nanda Novita Nastiti Kaswandani Netty Herawaty Nia Kurniati Nur Aliza Nuraini Fatmi Nurhayati Nurhayati Nurhayati Nurjanah Nurjanah Nurul Huda Piprim B Yanuarso Pramudia Bagus Dewangga Puji Muniarty Pustika Amalia Putri Ulya Ul Ulum Rahayu, Aster Rahmayanti Rahmayanti Raihan Raihan Ratu Meulya Rezeki Ray Wagiu Basrowi Ray Wagiu Basrowi Reka Seprina Rini Purwanti Rini Sekartini Rini Sekartini Rini Sekartini Rini Sekartini Rini Sekartini Riska Utami Melani Putri Riski Hernando Rita Friyani Rizqi, Reza Muhammad Rulina Suradi Safitri Maya Safriana Safriana Sapina Sapina Setyo Handryastuti Sisilia Daeng Bakka Mau Siti Jamilatun Sri Ningsih Sri Rejeki H Hadinegoro. Sri Rezeki Hadinegoro Sri Rezeki Hadinegoro Sri Rezeki S Hadinegoro Sri Rezeki S. Hadinegoro Suhendra Suhendra Syafrizal Idris Syawitri P. Siregar Tania Paramita Teny Tjitra Sari Teny Tjitra Sari Tita Menawati Liansyah Titis Prawitasari, Titis Tjhin Wiguna Toto Wisnu Hendrarto Tri Sunarti Wahyutami Tulus Setiawan Tuty Rahayu Ulys Larasati Waldi Nurhamzah Wan Nedra Widya Widya Winny N Wishwadewa Wulandari Yanti Yudi Wahyudin Yulianti Wibowo Yulianti Wibowo Yunan Surono Zaki Hendra Zeki Y Zakiuddin Munasir Zakiudin Munasir